Anda di halaman 1dari 11

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI STRATEGI

KOMUNIKASI BISNIS PERUSAHAAN

Marselinus Nuba Sabini dan Leila Mona Ganiem

Magister Ilmu Komunikasi Komunikasi Universitas Mercu Buana, Jl. Menteng Raya
No.29 Jakarta Pusat, No Telp (021) 3193-5454
Email: mersi.sabini@gmail.com&leilamona@gmail.com

Abstract
This study aims to determine the understanding of the mine repellent group PT.ABC communication
strategy through the CSR program. Research using qualitative descriptive approach with the constructivist
paradigm. Data collection technique used the techniques of interview and literature study. The study design
is done with the design of the case study. The results showed PT.ABC has been running various CSR
programs that include four areas of activity: community development, education, health and infrastructure
improvements. Nevertheless, the rejection of a repellent group remain. Some of the factors, the program is
limited to a certain group, employment is still very limited, and the tendency of corporations to be closed
to some sensitive issues like IUP, illegal miners and environmental damage. Constraints faced by the
corporation less communicate openly with repellent group, the CSR program is also still limited to a few
groups, the limited competence of communicating CSR employee-related mines, as well as the personal
interests of the group repellent utilizing the mine issue.

Keywords: Communication Strategy, CSR, Public, Group repellent, Mine, Resistance, exploitative.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman kelompok penolak tambang
menggunakan strategi komunikasi melalui program Corporat Social Resposibility (CSR) PT.ABC.
Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara dan studi kepustakaan. Desain penelitian dilakukan dengan studi
kasus. Hasil penelitian menunjukkan PT.ABC sudah menjalankan program CSR, melalui program
pemberdayaan masyarakat, pendidikan, kesehatan, dan perbaikan infrastruktur. Kendati demikian,
penolakan masih tetap ada. Beberapa faktor penyebabnya adalah program masih terbatas pada
kelompok tertentu, penyerapan tenaga kerja masih terbatas, kecenderungan korporasi untuk tertutup
terhadap beberapa isu sensitif, seperti perolehan IUP, penambangan liar dan kerusakan lingkungan.
Selain itu, kendala yang dihadapi adalah korporasi kurang berkomunikasi secara terbuka dengan
kelompok penolak, program CSR masih terbatas pada beberapa kelompok, keterbatasan kompetensi
berkomunikasi karyawan CSR terkait tambang, serta adanya kepentingan pribadi dari kelompok
penolak dengan memanfaatkan isu tambang.

Kata kunci: Strategi Komunikasi, CSR, Keterbukaan, Kelompok Penolak, Tambang, Eksploitatif.

Pendahuluan dimiliki sering dimanfaatkan untuk


Usaha di bidang pertambangan kepentingan politik seperti bantuan biaya
sering mengalami penolakan dari untuk Pilkada. Kedua, tidak adanya
komunitas sekitarnya. Masyarakat sangat komunikasi dengan masyarakat di
reaktif terhadap perusahaan tambang sekitar area pertambangan. Pemerintah
yang berinvestasi di daerahnya. Menurut daerah dengan para investor tambang
Prayogo (2004: 47), ada beberapa faktor hanya melakukan lobi politik di tingkat
utama penolakan warga. Pertama, proses elit tanpa melibatkan masyarakat. Ketiga,
pemberian Izin Usaha Pertambangan pihak perusahaan mengabaikan hak-
(IUP) tidak transparan. Sejak diberlaku­ hak masyarakat lokal. Perusahaan tidak
kannya otonomi daerah, IUP menjadi menghargai struktur adat dan sistem
hak Kepala Daerah. Wewenang yang sosial masyarakat setempat. Hak ulayat
Marselinus Nuba dan Leila Mona, Corporate Social Responsibility. . . 347

warga sering diabaikan dengan alasan Strategi komunikasi adalah suatu


sudah mendapatkan IUP. Keempat, transaksi, proses simbolik yang meng­
perusahaan kurang responsif terhadap hendaki orang-orang mengatur ling­
kerugian atau penderitaan yang dialami kungannya (Cangara.2005: 57). Stra­ tegi
warga, dan terjadinya kesenjangan sosial komunikasi perusahaan merupa­ k an
antara perusahan dengan masyarakat hal penting dalam mengelola kondisi
sekitar. Kelima, kerugian lain yang lingkungan yang tidak pasti, baik untuk
mengikutinya. Dalam laporan Greenpeace mencegah situasi krisis, maupun ketika
(2014) berjudul “Batubara Melukai perusahaan sedang mengalami situasi
Perekonomian Indonesia,”diungkapkan krisis.
bahwa industri ekstraktif batubara PT. ABC merupakan salah satu
diharapkan dapat menjadi penggerak perusahaan yang bergerak di bidang
utama perekonomian Indonesia, namun pertambangan tembaga di wilayah Jawa
industri ini justru melukai ekonomi Timur bagian utara. Sejak berdiri pada
nasional, memperburuk kemiskinan, dan tahun 2012, PT. ABC sudah menjalankan
mengancam penghidupan masyarakat program Corporate Social Responsibilty
yang tinggal di sekitar operasi (CSR) untuk membangun situasi yang
pertambangan batubara. kondusif di lingkungan sekitar. Program
Industri pertambangan pada Corporate Social Responsibilty (CSR) PT.
dasarnya bermanfaat bagi masyarakat ABC dilandasi kesadaran perusahaan
dan pertumbuhan ekonomi nasional, untuk berkontribusi positif kepada
antara lain ; (1)Menciptakan lapangan lingkungan sekitar juga sebagai langkah
pekerjaan bagi masyarakat, (2)Hasil strategik dalam menghadapi penolakan
produksi tambang dapat digunakan kelompok penolak tambang.
untuk memenuhi permintaan pasar Pada awal kehadirannya, PT. ABC
domestik maupun pasar internasional, mendapat penolakan dari mayoritas
sehingga hasil ekspor tambang tersebut masyarakat sekitar. Masyarakat penolak
dapat meningkatkan pendapatan dan memiliki tuntutan. Tuntutan mereka
pertumbuhan ekonomi negara. Sektor antara lain; (1) Mempertanyakan
pertambangan juga memberikan efek a s p e k le g a lita s p e ru s a h a a n (I U P ) ,
pengganda yang menjadi pemicu (2) Meminta perusahaan agar berlaku adil
pertumbuhan sektor lainnya serta dalam perekrutan tenaga kerja dengan
menyediakan kesempatan kerja bagi mengutamakan masyarakat setempat, (3)
sekitar 34 ribu tenaga kerja langsung Meminta kompensasi uang tunai sebesar
(http://www.esdm.go.id/). 2-3 miliar kepada setiap kepala keluarga
Tantangan umum yang dihadapi (KK), (4)Memberikan lokasi dari IUP
perusahaan tambang saat ini adalah untuk masyarakat yang selama ini sudah
bagaimana mengubah citra tambang melakukan penambangan. (5)Meminta
yang dipersepsikan sebagai kegiatan perusahaan untuk menjaga moralitas
yang merusak lingkungan dan merusak dan menghindari tindakkan asusila di
tatanan sistem dan soliditas sosial lingkungan sekitar.
masyarakat. Salah satu cara yang dapat Kelompok penolak menggulirkan
dilakukan perusahaan untuk membangun beberapa isu. Pertama, PT. ABC
citra positif adalah menerapkan strategi tidak mampu menerapkan teknik pe­
komunikasi yang tepat dan cocok sesuai nambangan yang ramah lingkungan.
dengan karakter lingkungan yang di­ Kedua, isu kesehatan bahwa warga
hadapinya. di sekitar tambang akan mengalami
348 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 346-356

gangguan kesehatan karena polusi komunikasi Departemen Corporate Social


udara dan kebisingan. Ketiga, keber­ Responsibilty (CSR) PT. ABC.
adaan aktivitas pertambangan akan
Metode Penelitian
menyebabkan ketidaknyamanan karena
Penelitian ini menggunakan tipe
lalu lintas alat berat. Keempat, produksi
penelitian deskriptif dengan metode
ikan di lautan sekitar lokasi tambang akan
studi kasus. Tipe penelitian deskriptif
berkurang karena pembuangan limbah
bertujuan untuk menggambarkan secara
ke laut. Kelima, penambangan tersebut
sistematis faktual dan akurat mengenai
dianggap dapat mengancam keselamatan
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi
masyarakat yang bermukim di sekitarnya
tertentu (Husaini dan Purnomo, 2006:4).
karena terpaan angin barat daya pada
Penelitian deskriptif bersifat pemberian,
bulan-bulan tertentu.
artinya mencatat secara teliti segala gejala
Kegiatan komunikasi sosial Depar­
(fenomena) yang dilihat dan didengar
temen CSR PT. ABC dilakukan oleh Divisi
serta dibacanya (melalui wawancara,
Comrel, Govrel, dan Public Relations.
catatan lapangan, foto, video, dokumen
Program sosial dari ketiga divisi ini
pribadi, catatan atau memo, dokumen
dilaksanakan menurut tingkat kebutuhan
resmi, tidak sresmi, dan lain-lain. Peneliti
masyarakat sekitar sesuai dengan peng­
membandingkan, mengombinasikan,
kajian dan pengamatan di lapangan.
mengabstraksikan dan menarik
Departemen Corporate Social Responsibilty
kesimpulan (Burhan Bungin. 2007:
(CSR) PT. ABC memiliki empat sasaran
93). Teknik pengumpulan data primer
utama komunikasi sosial yang dilakukan,
dilakukan dengan cara wawancara yang
yaitu; (1)Menjalin komunikasi yang
dilakukan secara langsung dan mendalam
intens dan berkelanjutan dengan unsur
dengan narasumber penanggungjawab
pemerintah desa dan Kecamatan, (2)
program CSR, Humas PT. ABC, dan
Komunikasi yang intens dan berkelanjutan
masyarakat penolak tambang. Data
dengan para kiai dan tokoh agama, (3)
primer berupa pemahaman masyarakat
Komunikasi dengan masyarakat sekitar
penolak tambang dan perusahaan PT.
area pertambangan terutama di Ring I, (4)
ABC mengenai program CSR yang
Komunikasi dengan kelompok penolak
dilakukan, apakah tepat sasaran atau
tambang.
belum. Penelitian ini menggunakan
Banyak program yang dilakukan CSR
triangulasi sumber untuk memeriksa
PT. ABC untuk membangun citra positif
keabsahan data, yaitu sumber lain dari
namun penolakan terhadap aktivitas
penolak tambang dan pemerintah .
pertambangan tetap ada. Kelompok pe­
nolak masih memiliki kecurigaan yang Hasil Penelitian dan Pembahasan
tinggi terhadap perusahaan. Kelompok Sejak PT. ABC mulai memasuki tahap
penolak menilai ada hubungan ekonomi eksplorasi di Tiwu Tanah Jawa Timur
politik antara pengusaha PT. ABC pada 2009, sudah muncul beragam reaksi
dengan penguasa yang mengakibatkan dari komunitas lokal. Ada kelompok
kerugian ekonomi dan sosial bagi masyarakat yang koperatif, kelompok ini
masyarakat lokal. Program CSR PT. ABC mendukung keberadaan PT. ABC namun
tetap dinilai sebagai kegiatan yang lip dengan beberapa persyaratan, ada yang
service untuk membungkam penolakkan bersikap netral dan ada juga kelompok
warga. Penelitian ini ditujukan untuk yang menolak.
menganalisis pemahaman kelompok Sejauh ini, sikap penolakan masya­
penolak tambang terhadap strategi rakat sangat dinamis, ada beberapa tokoh
Marselinus Nuba dan Leila Mona, Corporate Social Responsibility. . . 349

yang sebelumnya menolak, akhirnya agar peduli dan respect dengan warga
mendukung tambang karena aspirasinya sekitar, menghindari tindakan asusila
diakomodasi oleh PT. ABC. Banyak dan mencegah kesenjangan sosial antar
masyarakat yang konsisten untuk tetap karyawan dengan warga sekitar.
menolak karena masih menilai bahwa Dalam penelitian ini ditemukan bahwa
PT. ABC belum memberi banyak manfaat terdapat ketidakseimbangan relasi yang
untuk warga sekitar tambang. terjadi antara PT. ABC dengan kelompok
Kelompok penolak tambang PT. penolak tambang. Dalam hubungan sosial,
ABC adalah warga yang bekerja sebagai ada pola komunikasi yang dominan dari
petani, penambang rakyat, orang yang pihak perusahaan yang menentukan
berkepentingan dengan isu tambang, pola hubungan sosial, ekonomi dengan
dan aktivis lingkungan. Para penolak komunitas sekitar. Ketidakseimbangan
mengharapkan resistensi terhadap aktivitas hubungan tersebut berpengaruh pada cara
pertambangan menjadi gerakan bersama pandang terhadap satu sama lain.
dari semua kelompok yang merasa Kontras dengan itu, masyarakat
dirugikan. setempat dan penambang tradisional tidak
Bentuk penolakan antara lain; (1) memilikimodalyangcukupuntukmengelola
Demonstrasi di lokasi tambang, (2) kekayaan alam di lingkungannya. Mereka
Menyebarkan opini negatif kepada hanya mengandalkan peralatan tradisional
komunitas sekitar,(3) Pemasangan spanduk dengan fasilitas seadanya, dengan teknik
dan menyebarkan selebaran penolakan di penambangan yang sederhana, juga tidak
jalan dan tempat umum, (4) Menuntut ke memiliki rencana penambangan jangka
bupati dan lobi di DPRD kabupaten untuk panjang. Komunitas sekitar dan penambang
mencabut IUP PT. ABC. liar yang kurang berpendidikan, dan
Tuntutan dibuat oleh kelompok tidak memiliki keahlian dalam bidang
penolak dan mengarah pada beberapa isu, pertambangan. Mereka juga tidak dapat
yaitu ; (1) Mempertanyakan aspek legalitas direkrut menjadi karyawan yang ber-skill
perusahan (IUP). Menurut mereka, IUP karena kurang terlatih. Sehingga mereka
yang diberikan oleh bupati tidak melalui hanya berharap untuk direkrut menjadi
prosedur yang jelas dan transparan. Bupati karyawan non-skill dan mendapatkan
memberikan IUP dari perusahaan ITC ke keuntungan ekonomis dari penambangan.
PT. ABC tanpa melalui sosialisasi kepada Sementara keberadaan penambang liar
masyarakat di sekitar Tiwu Tanah, (2) di sekitar daerah penambangan PT. ABC
Perekrutan karyawan dari warg a lokal tidak mendapat izin resmi dari pemerintah
terutama di Ring I tidak sesuai harapan daerah. Petak yang selama ini menjadi
komunitas. Menurut penolak tambang, lahan penambangan warga merupakan
perekrutan tenaga kerja belum mampu bagian dari wilayah IUP PT. ABC. Dengan
menyerap tenaga kerja, masih banyak ketiadaan perlindungan politik dan hukum,
anak muda di Ring I yang menganggur. aktivitas penambangan liar tersebut kapan
Perekrutan warga lokal juga masih saja dapat dihentikan oleh pemerintah.
terbatas pada tenaga non-skill, (3) Meminta
Strategi Komunikasi PT. ABC
ganti rugi uang tunai sebesar 2-3 miliar
Strategi komunikasi PT. ABC adalah
per-Kepala Keluarga. (4) Memberikan
bentuk respon dari perusahaan terhadap
area penambangan untuk penambang
tuntutan warga. Tujuan penolakan dari
tradisional yang selama ini sudah
warga adalah untuk mendapatkan respon
melakukan penambangan, termasuk di area
dari perusahaan. Oleh karena itu, strategi
IUP PT. ABC, (5) Menuntut perusahaan
komunikasi harus memahami kebutuhan
350 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 346-356

warga dan kondisi sosial ekonomi yang penolak atau masyarakat yang belum
berkembang di komunitas dengan cara bersikap terbuka terhadap perusahaan
; (1) Merekrut karyawan non skill dari karena tidak mendapat informasi yang
masyarakat setempat. Dalam perekrutan memadai terkait PT. ABC. Dalam setiap
tenaga kerja terutama yang non skill, PT. perjumpaan dengan warga, staf Corporate
ABC memprioritaskan masyarakat lokal Social Responsibilty (CSR) memberikan
di Kecamatan Seredindung yang tersebar penjelasan terkait tambang, kegiatan
di lima desa. Pada saat ini jumlah karyawan sosial yang sudah dilakukan PT. ABC,
yang berkerja di PT. ABC 797 orang. Dari dan sisi manfaat tambang.
jumlah tersebut yang berasal dari warga Departemen Corporate Social
lokal berjumlah 762 orang, dan ada 573 Responsibilty (CSR) PT. ABC merekrut
orang yang berasal dari wilayah Ring I, karyawan perempuan yang memiliki
Kecamatan Seredindung, (2)Memberi kompentensi komunikasi yang bagus
perhatian khusus kepada tokoh penolak. dan pemahaman terhadap dunia
Departemen Corporate Social Responsibilty pertambangan. Ini merupakan bentuk
(CSR) PT. ABC memberi perhatian kepada strategi perusahan untuk menarik simpati
para tokoh penolak dengan berbagai warga yang cenderung bersikap keras
bentuk bantuan dan kerja sama yang terhadap perusahaan. Para karyawati
saling menguntungkan. Setiap program itu melakukan pendekatan komunikasi
sosial Corporate Social Responsibilty interpersonal yang asertif dan persuasif
(CSR) selalu dikomunikasikan dengan dengan tokoh penolak dan warga.
mereka, masukan para tokoh menjadi Mereka mensosialisasikan program
materi pertimbangan dalam perumusan CSR perusahaan, manfaat tambang
kebijakkan dan distribusi program, (3) dan menjawab berbagai pertanyaan
PT. ABC bekerja sama dengan kelompok masyarakat terkait tambang.
penolak dengan menjadikan mereka Pengembangan kegiatan pember­
local supplier. PT. ABC berkomitmen dayaan masyarakat bertujuan untuk
untuk memberdayakan masyarakat lokal meningkatkan kemandirian masyarakat
dengan menjadikan mereka sebagai lokal dalam memanfaatkan potensi
suplier beberapa jenis materil bangunan kekayaan alam di lingkungannya. Pem­
dan makanan. PT. ABC juga menyewa jasa ber­dayaan masyarakat lokal menjadi
kendaraan para pengusaha lokal. Selain sangat penting karena mereka tidak
itu, perumahan warga dijadikan kantor memiliki modal yang cukup, keterampilan
dan camp sejak tahap eksplorasi hingga yang terbatas dan tidak memiliki
tahap konstruksi. Dari 102 mitra kerja,84 kekuatan politik-hukum berhadapan
diantaranya berasal dari Kecamatan dengan perusahaan. PT. ABC telah
Seredindung. Pembelian kepada mitra melakukan program pemberdayaan,
kerja lokal selama bulan Januari-Juni 2015 yaitu; (1) Membantu pengembangan
terus meningkat dengan nilai keseluruhan usaha pertanian, perikanan dan
mencapai Rp 4,378 Milyar. peternakan, (2) PT. ABC memberdayakan
Manajemen PT. ABC merespon kaum ibu melalui pembudidayaan
tuntutan dengan mengalokasi waktu staf tanaman sayuran dan lainnya, (3) PT.
Corporate Social Responsibilty (CSR) untuk ABC membangun kerja sama dengan para
lebih banyak berada di lapangan agar pengusaha lokal agar mampu bersaing
dapat membaur dengan masyarakat. dengan pengusaha dari daerah lainnya.
Tujuannya, untuk menemui dan Mereka menjadi local supplier kebutuhan
menjalin silaturahmi dengan kelompok operasional perusahan dan penyedia jasa
Marselinus Nuba dan Leila Mona, Corporate Social Responsibility. . . 351

penyewaan transportasi dan perumahan. Corporate Social Responsibility (CSR) dengan


Program Corporate Social Responsibilty mengunjungi rumah para tokoh untuk
(CSR) juga ditujukan untuk perbaikan dan berdiskusi dan melakukan sosialisasi
penyediaan infrastruktur di lingkungan program perusahaan. Dalam beberapa
sekitar area tambang. Program-program kesempatan, para tokoh diundang ke
itu meliputi proyek saluran irigasi, camp pertambangan untuk silahturahmi.
gedung Taman Pengajian, bedah rumah Diharapkan dengan kegiatan tersebut
warga dan pembangunan jogging track terbangun opini yang positif kepada
lapangan olah raga. perusahan. Kedua, dilakukan komunikasi
Perbaikkan sarana infrastruktur juga dengan kelompok penolak tambang. Staf
dilakukan dalam bidang pendidikan. Corporate Social Responsibility (CSR) secara
Antara lain, perbaikan gedung intens bertemu dengan kelompok penolak
sekolah, penyediaan perpustakaan dan tambang untuk beramah tamah sehingga
penambahan ruang kelas di Kecamatan pihak perusahaan tahu apa yang menjadi
Seredindung. Program di bidang keinginan mereka. Ketiga, media gathering.
kesehatan yang sudah dijalankan antara Peranan media massa sangat penting
lain, program Bakti Sosial Kesehatan, dalam menyampaikan informasi yang
Pengobatan Gratis. benar dan objektif kepada masyarakat,
Komunikasi dengan tokoh oleh karena itu diperlukan media agar
masyarakat dilakukan staf Corporate Social bisa menyampaikan informasi mengenai
Responsibilty (CSR) dengan menerapkan apa yang telah dilakukan oleh PT. ABC
model komunikasi interpersonal dengan dalam memenuhi tuntutan masyarakat.
para tokoh, baik tokoh adat maupun Seperti yang terjadi di daerah
tokoh agama. lainnya, penolakan warga terhadap
Model komunikasi interpersonal tambang didasari sikap kecurigaan atau
PT. ABC menjelaskan kegiatan yang prasangka terhadap perusahaan karena
dilakukan karyawan dalam melakukan merasa keuntungan ekonomis dari hasil

Gambar 1. Model Komunikasi Interpersonal PT. ABC


352 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 346-356

sumber daya alam di lingkungan mereka tokoh penolak, peneliti menilai bahwa
tidak memiliki trickle-down effect kepada isu penolakan tambang dari kelompok
masyarakat. Dalam rentang waktu 3 tahun penolak tidak berdiri sendiri dengan
terakhir, kelompok penolak tambang isu lainnya. Isu tambang dijadikan
yang terdiri LSM dan beberapa tokoh medium untuk mendapatkan dan
masyarakat setempat terus melakukan memperjuangkan sesuatu yang lain dari
aksi penolakan terhadap perusahaan. kelompok penolak. Artinya, kelompok
Disisi lain hal positif datang dari kerja penolak tambang memiliki misi pribadi
sama antara pemerintah kecamatan, desa terkait isu tambang, tidak murni untuk
dengan PT. ABC. Hal ini tercermin dari memperjuangkan warga.
adanya beberapa kebijakan dan program Kerusakan lingkungan menjadi
pemerintah yang merupakan hasil salah satu isu yang berkembang saat
rumusan bersama dengan pihak PT. ABC. ini. Gugusan di wilayah tersebut
Penolakan tambang karena adanya berfungsi untuk menghadang terpaan
program Corporate Social Responcibility angin pada bulan tertentu. Masyarakat
(CSR) hanya dinikmati segelintir orang. mencemaskan apabila nanti pegunungan
Keuntungan PT. ABC tidak ada untuk Tiwu Tanahdigusur, maka akan
warga setempat. Beberapa Lembaga membahayakan keselamatan mereka
Swadaya Masyarakat (LSM) yang ada terutama bagi yang berada di sekitar
di sekitar perusahaan menyayangkan lokasi tambang.
sikap perusahaan yang dinilainya tidak Illegal mining merupakan salah
adil dalam merekrut tenaga kerja. Bagi satu isu penting terkait pengelolahan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), aset Tiwu Tanah. Para penambang
perusahaan gagal menekan angka tradisional berjumlah sekitar 1000 orang.
pengangguran di wilayah tersebut. Dengan dimulainya eksplorasi PT. ABC
Keuntungan yang didapat oleh sangat potensial untuk menghentikan
PT. ABC sangat besar sementara yang aktivitas para penambang liar. Padahal,
diterima masyarakat hanya sebagian penambangan rakyat yang sudah mereka
kecil saja. Kami melakukan demonstrasi lakukan selama ini sudah menjadi
atas dasar tersebut. LSM dan warga pekerjaan pokok.
penolak lainnya menuntut agar mendapat Penolakan terhadap tambang Tiwu
uang kompensasi per-kepala keluarga Tanah tidak terlepas dari kepentingan
dipandang layak. Pihak yang dirugikan politik. Pada pemilu legislative tahun 2014
atas berdirinya perusahaan perusak lalu, banyak caleg yang menggunakan isu
lingkungan, tidak mendapat kerugian tambang untuk menggalang dukungan
yang kedua kalinya, (wawancara dengan warga. Para caleg berjanji akan berjuang
Rosid, salah satu anggota dari Lembaga untuk menghentikan aktivitas tambang
Swadaya Masyarakat (LSM)). di Tiwu Tanah apabila terpilih. Pada saat
Salah seorang warga setempat itu, isu tambang kembali menghangat
mengatakan bahwa program CSR PT. dan mendapat dukungan penuh dari
ABC terlalu monoton kepada orang kelompok penolak.
kelompok penolak tambang, sehingga Kelompok penolak tambang
kelihatannya program CSR hanya untuk memiliki misi pribadi dalam memainkan
membujuk para tokoh agar mengubah isu tambang. Antara lain dari sisi sosial
sikap dan berpihak pada perusahaan. mereka mau diakui sebagai tokoh yang
Berdasarkan pengamatan di memperjuangkan nasib warga sekitar.
lapangan dan wawancara dengan para Dari sisi ekonomi, kelompok penolak
Marselinus Nuba dan Leila Mona, Corporate Social Responsibility. . . 353

sebenarnya mendapatkan perhatian bertujuan untuk mendapatkan reaksi dari


khusus dari PT. ABC dengan menjadikan pihak yang dilawan. Penolakan dapat
mereka local supllier bahan makanan, dilihat sebagai upaya untuk membangun
materil bangunan dan berbagai bentuk keseimbangan dan kesetaraan dari situasi
kerja sama lainnya. Mereka memainkan yang menghimpit kelompok lemah akibat
isu tambang dengan tujuan agar tindakan atau kebijakkan kelompok yang
perusahan memberikan respon dengan lebih kuat. Sehingga pada hakikatnya,
melakukan pendekatan pribadi kepada resistensi muncul sebagai usaha untuk
kelompok penolak. mencapai demokrasi yang secara nyata
Penolakan merupakan sebuah memberikan kebebasan dan kesetaraan
fenomena sosial dari pihak yang (Hardt & Negri. 2000: 223).
dirugikan oleh kelompok dominan yang Dalam banyak kasus, penyebab
mendominasi aset strategis di lingkungan konflik pertambangan di Indonesia adalah
sekitarnya. Sikap ini sebagai konsekuensi faktor politik, hukum, sosial dan ekonomi.
dari relasi yang tidak seimbang antara Pertama, penguasaan lahan tanah ulayat
perusahan yang didukung oleh kekuatan oleh perusahaan tambang dengan
politik-hukum dari pemerintah daerah payung IUP oleh Pemda. Sepanjang
dengan komunitas sekitar yang tidak 2013, KPA mencatat 369 konflik agraria
mampu mengimbangi dominasi tersebut. dimana kasus pertambangan sebesar
Sebagaimana yang dikatakan oleh Gallie 38 (10,3%). Kondisi ini sejalan dengan
dan Paugam dalam Silver (2007: 12), teori kelangkaan yang dikemukakan
bahwa eksklusi sosial merujuk pada suatu oleh Michael Harner (1970), Morton
situasi di mana orang-orang menderita Fried (1967) dan Lesser Blumberg (1978)
sebagai akibat dari ketidak-beruntungan dalam (Ansori. 2013: 69), bahwa tekanan
secara kumulatif dari marjinalisasi di penduduk dan kelangkaan lahan untuk
pasar kerja, kemiskinan, dan isolasi produksi akan menyebabkan konflik,
sosial. Aspek yang saling terkait ini yang karena tekanan penduduk menyebabkan
menyebabkan individu tidak memiliki perbedaan akses terhadap sumber daya
sumber daya ekonomi dan sosial untuk ekonomi. Konflik penguasaan lahan ini
berpartisipasi di kehidupan sosial. disebabkan oleh tidak adanya pengakuan
James Scott, (2000: 321), kuat tentang hak-hak masyarakat adat
mendefinisikan resistensi atau penolakan terhadap tanah, wilayah dan sumber
sebagai semua tindakan dari anggota daya pertambangan.
masyarakat kelas bawah dengan maksud Pada dasarnya strategi komunikasi
untuk mempertahankan kelangsungan adalah penentuan pendekatan yang
hidupnya. Setiap tindakan anggota digunakan oleh suatu perusahaan atau
kelas masyarakat yang rendah dengan organisasi terhadap harapan komunitas
maksud melunakkan atau menolak sekitar dan bagaimana melaksanakan
tuntutan-tuntutan yang dikenakan pada pendekatan tersebut dengan
kelas itu oleh kelas-kelas yang lebih atas memanfaatkan sumber daya yang ada
(misalnya tuan tanah, negara, pemilik sesuai dengan kondisi lingkungannya.
mesin, pemberi pinjaman uang) atau Dengan terciptanya dominasi PT. ABC
untuk mengajukan tuntutan-tuntutannya atas komunitas lokal, PT. ABC perlu
sendiri (misalnya pekerjaan, lahan, menerapkan strategi komunikasi agar
kemurahan hati, penghargaan) terhadap kesenjangan itu tidak berlangsung terus
kelas-kelas atas. menerus dan mengakibatkan konflik
Penolakan dalam konsep James Scott sosial, namun mengharapkan terjadinya
354 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 346-356

perubahan persepsi terhadap PT. ABC untuk mendominasi lingkungan sekitar.


sehingga terbangunnya kerja sama yang Komunikasi merupakan hal yang
baik atas dasar saling pengertian dan sangat penting bagi suatu perusahaan
menguntungkan. dalam mengelolah lingkungan yang
Ketika sebuah organisasi berpikir tidak pasti. Tantangan dunia usaha
tentang strategi, dapat diartikan bahwa pertambangan dari waktu ke waktu
organisasi tersebut mempunyai visi semakin besar dan sering terjadi
masa depan, membangun kekuatan dan tanpa dapat diprediksi sebelumnya.
melakukan pendekatan-pendekatan yang Bagi perusahaan yang tidak memiliki
berorientasi pada tujuan dan aksi. Untuk itu kemampuan manajemen komunikasi
organisasi akan menentukan skala prioritas, strategik akan mengalami kesulitan
dan mengelola aktivitas, anggaran dan untuk menentukan solusi terbaik untuk
sumberdaya manusianya secara sistematis, mengelola situasi kritis tersebut.
agar tujuan organisasi tercapai. Dalam banyak kasus, masalah
Kesepahaman antara kedua pihak sosial terjadi karena perusahaan sering
pada hakikatnya dapat terwujud bila kedua mengabaikan komunikasi perusahaan
kelompok saling membuka diri untuk dengan lingkungan sekitar. Kecendrungan
berdialog dan komunikasi. Kalau terbangun umum yang terjadi adalah korporasi kurang
kesamaan persepsi dan kesepahaman maka terbuka dan tidak transparan dengan
akan menentukan sikap dari satu kelompok masyarakat. Padahal, komunikasi yang
terhadap kelompok lainnya. Pihak terbuka merupakan langkah awal untuk
korporasi sebagai pendatang seharusnya membangun kesepahaman dan rasa saling
melakukan komunikasi yang terbuka percaya. Dengan komunikasi perusahaan
dan berkelanjutan kepada masyarakat akan didapat dengan langsung apa yang
sekitar baik yang pro dengan korporasi menjadi harapan, keluhan dan masukan
maupun yang kontra. Komunikasi dari komunitas dan masyarakat sekitar.
korporasi dilandasi suatu keyakinan Implikasi hasil studi ini menjelaskan
bahwa masyarakat pada dasarnya bersifat bahwa program Corporate Social
terbuka dan ingin berdialog secara terbuka responsibility (CSR) merupakan salah
baik dengan perusahan maupun dengan satu pilihan alternatif bagi perusahaan
pemerintah. Prinsip kesetaraan dan tambang dalam menghadapi lingkungan
keadilan harus menjadi landasan bersama yang tidak pasti, terutama penolakan
agar tercipta hubungan yang seimbang, warga sekitar tambang. Program Corporate
tidak ada kelompok yang bertindak Social responsibility (CSR) merupakan
dominan. bentuk strategi komunikasi perusahaan
Lingkungan sekitar harus merasakan yang berakar pada adanya kesadaran
adanya niat baik dari perusahan untuk dari pihak manajemen perusahan
saling menghormati dan saling mendengar bahwa lingkungan yang kondusif dapat
satu sama lain. Program-program Corporate tercipta melalui kerelaan korporasi untuk
Social responsibility (CSR) sebagai strategi melibatkan diri dan berbuat sesuatu bagi
komunikasi perusahaan harus diterapkan masyarakat lokal. Setiap perusahaan
dalam kerangka kerja sama yang saling membutuhkan strategi komunikasi yang
mendukung dan berbagi agar semuanya baik agar bisa mencapai tujuannya.
mendapatkan manfaat tidak hanya untuk
Simpulan
jangka menengah tetapi juga untuk jangka
Komunikasi yang dilakukan oleh
panjang. Dengan demikian, korporasi
PT. ABC pada tahap awal operasi dan
dapat menjauhkan diri dari kecendrungan
proses pengalihan IUP dari perusahaan
Marselinus Nuba dan Leila Mona, Corporate Social Responsibility. . . 355

sebelumnya ke PT. ABC kurang melibatkan ABC harus meningkatkan kegiatan


masyarakat luas terutama kelompok Program Corporate Social responsibility
aktivis dan tokoh yang berkepentingan (CSR) yang melibatkan banyak orang
dengan Tiwu Tanah. Masyarakat kurang seperti olahraga bersama dan kegiatan
memahami program PT ABC karena yang sifatnya mengumpulkan massa
belum diberi penjelasan secara utuh terkait dalam jumlah besar, seperti olahraga
dengan penambangan seperti teknik bersama, rekreasi bersama warga dan
penambangan, pengelolahan limbah, dan megambil prakarsa dalam acara besar
pengelolahan lingkungan. seperti acara agustusan. Program
PT. ABC menyadari perlunya pemberdayaan perlu diperluas lagi dan
kontribusi positif bagi komunitas meningkatkan pendampingan yang lebih
lokal, sesuai dengan misinya yaitu ikut solid, sehingga memudahkan kontrol dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pencapaian target baik jangka pendek
sekitar melalui pelaksanaan program- maupun jangka panjang. PT. ABC perlu
program Corporate Social responsibility menjembatani dominasi perusahan atas
(CSR) yang terdiri dari 4 pilar (pendidikan, warga lokal dengan membina hubungan
kesehatan, pemberdayaan ekonomi dan sosial yang lebih solid untuk mengurangi
infrastruktur). kesenjangan sosial. Pelaksanaan program
Kelompok penolak tambang Corporate Social responsibility (CSR) PT.
memiliki motivasi pribadi atau bersikap ABC perlu didukung oleh kemampuan
ganda dalam perjuangan menolak komunikasi yang partisipatif, edukatif,
keberadaan tambang di Tiwu Tanah. dengan berprinsip pada kesetaraan,
Hal ini dibuktikan dengan karakteristik kebersamaan dan saling berlajar. PT. ABC
penolak tambang: (a)Penolak tambang meningkatkan kapasitas dan kompetensi
tetapi mau menjalin kerja sama dengan komunikasi para karyawan Program
PT. ABC sebagai local suplier, misalnya Corporate Social responsibility (CSR) untuk
menjadi penyedia gorong-gorong, merespon aspirasi masyarakat dan
batu bata dan bahan makanan, (b) menjelaskan hal-hal teknis berkaitan
Penolak tambang mengajukan proposal dengan pertambangan.
permohonan bantuan kepada perusahaan Bagi perusahan tambang di tempat
dengan jumlah besar, (c)Kelompok lain agar membangun komunikasi
penolak tambang mengharapkan terbuka dan sosialisasi terutama terkait
kompromi dan dialog dengan PT. ABC perizinan dan aspek teknik sampai ke
dalam memperjuangkan kepentingannya level masyarakat sejak awal kegiatan
baik untuk keuntungan ekonomi maupun penambangan. Sosialisasi yang baik dari
pengakuan sosial. awal memudahkan langkah perusahan
Isu penolakan terhadap tambang di dalam tahapan proses penambangan
Tiwu Tanah tidak murni berjuang untuk selanjutnya. Keterbukaan dengan
kepentingan pihak yang dirugikan namun masyarakat merupakan hal yang sangat
berhubungan dengan kepentingan penting untuk meminimalisir penolakan
politik. Terbukti, isu tambang semakin warga karena kurangnya pemahaman
kuat pada masa menjelang pilkada, pileg terhadap profil dan kegiatan perusahaan.
dan pilkades. Pada pemilu 2014, banyak Korporasi tidak boleh mengabaikan atau
caleg asal Seredindung menjadikan isu membiarkan terjadinya situasi sosial
tambang Tiwu Tanah sebagai jualan yang kurang kondusif walaupun itu
politik. masih dalam skala kecil, karena konflik
Implikasi penelitian ini bahwa PT. sosial bermula dari hal-hal kecil yang
356 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 346-356

selanjutnya bergerak secara terpola yang Prayogo, D.2004. Konflik Antara Kor­
pada akhirnya menjadi konflik sosial. porasi dan Komunitas: Pengalaman
Beberapa Industri. Tambang
Daftar Pustaka
dan Minyak di Indonesia. Jurnal
Ansori, Mohammad Hasan. 2013.
Masyarakat No 13. Jakarta: Fisip UI.
Desentralisasi Korupsi, dan
Kemunculan IUP di Indonesia. http://www.greenpeace.org/seasia/
Jurnal Demokrasi dan HAM Vol. 10, id/press/releases/Laporan-
2013 The Habibie Center.Jakarta: UNJ. Greenpeace-Selain-Merusak-
Lingkungan-Industri-Batubara-
Cangara, H. 2005. Pengantar Ilmu Komu­
Melukai-Perekonomian-Indonesia/
nikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada Scott, James. 2000. “ Weapons of The Weak ;
Everyday Forms of Peasant Resistance.
Hardt, Michael dan A. Negri. 2000.
Chicago: Yale University Press.
Biopolitical Production dalam Empire.
Cambridge: Harvard University Tambang dan Minyak di Indonesia. Jurnal
Press. Masyarakat No 13. Jakarta: Fisip UI.

Husaini Usman dan Purnomo Setiadi


Akbar. 2006. Metodologi Penelitan
Sosial, Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai