1,2
Berkembangnya wacana
mengenai program corporate
social responsibility (CSR) dan
etika bisnis dalam berbisnis
telah
membuat
banyak
perusahaan mulai sadar bahwa
kesuksesan harus dibangun dari
penghargaan dan kepercayaan
masyarakat
(Limberg,
dkk,
2009). Tingkat kesadaran dan
kepedulian masyarakat yang
semakin tinggi menyebabkan
konsep
tanggung
jawab
perusahaan yang hanya untuk
mencari keuntungan semata
menjadi tidak relevan. Seiring
dengan
berkembangnya
industri
manufaktur,
maka
pengaruh industri tersebut juga
semakin
besar.
Besarnya
potensi dampak negatif dari
industri pertambangan yang
ditimbulkan, maka tanggung
jawab perusahaan untuk dapat
meminimalkan dampak negatif
tersebut
dengan
program
kepedulian bagi masyarakat
sekitar (Pulungan, 2010).
Bentuk kepedulian dan
tanggung
jawab
dapat
direalisasikan dengan program
corporate social responsibility
(CSR) yang diharapkan dapat
memberikan manfaat langsung
bagi
masyarakat
untuk
meningkatkan
kualitas
hidupnya dan bermanfaat bagi
citra perusahaan yang telah
mampu berbuat baik terhadap
lingkungan dan masyarakatnya
(Hadi Nor dan Irham, 2014).
Kepedulian
akan
tanggung
jawab perusahaan melalui CSR
didasari oleh tiga prinsip dasar
yang dikenal dengan istilah
triple bottom line, meliputi
profit, people, dan planet.
Ketiganya
harus
berjalan
berkesinambungan
agar
tercipta iklim perusahaan yang
baik
sehingga
eksistensi
perusahaan
juga
terjamin
dengan reputasi dan citra
perusahaan
positif
dari
konsumen
dan
masyarakat
melalui program CSR (Kartini
2009).
Menurut Kotler dan Nancy
Lee
mengatakan
bahwa
hubungan antara
corporate
social
responsibility
(CSR)
dengan
citra
perusahaan
terdapat
pada
pelaksanaan
kegiatan CSR yang dilakukan
secara optimal sehingga target
umum
dari
program
CSR
tersebut
dapat
terpenuhi
kebutuhannya.
Program
corporate social responsibility
(CSR) ini, dapat diterapkan di
beberapa industri, khususnya
industri batu alam yang berada
di daerah Kabupaten Cirebon.
Karena tidak hanya dampak
positif dari banyak berdirinya
industri batu alam di Desa
Bobos Kecamatan Dukupuntang
namun dampak negatif pun
terjadi,
salah
satunya
kerusakan
lingkungan.
Pelaksanaan
CSR
yang
4. Bagaimana
pengaruh
implementasi
corporate
social responsibility (CSR)
yang
dilakukan
perusahaan industri batu
alam
terhadap
citra
perusahaan industri batu
alam di Desa Bobos
Kecamatan Dukupuntang?
METODE PENELITIAN
Objek penelitian dalam
penelitian
ini
adalah
masyarakat yang berada di
Desa
Bobos
Kecamatan
Dukupuntang
Kabupaten
Cirebon yang menerima dan
merasakan manfaat program
CSR
yang
dilakukan
oleh
perusahaan industri batu alam
di Desa Bobos Kecamatan
Dukupuntang
Kabupaten
Cirebon,
sekaligus
terkena
dampak
dari
kerusakan
lingkungan yang berasal dari
operasi perusahaan industri
batu
alam.
Data
primer
diperoleh dari wawancara dan
dari hasil kuisioner masyarakat
Desa
Bobos
Kecamatan
Dukupuntang. Sedangkan data
sekunder pada penelitian ini di
dapat
dari
Badan
Pusat
Statistik, Dinas Pertambangan
Kabupaten Cirebon, dan Kantor
Balai Desa Bobos Kecamatan
Dukupuntang
Kabupaten
Cirebon.
Teknik penarikan sampel
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah teknik
Berdasarkan
wawancara
di
lapangan
diketahui
bahwa
pemilik
PT.
Dua
Saudara
merupakan kakak beradik yang
bernama KH. Hasyim Sujai dan
KH.
Ashari
Sujai,
yang
merupakan pemilik sekaligus
pendiri dua Yayasan Pondok
Pesantren Al-Ishlah dan AlHikmah.
Sehingga
dengan
berdirinya PT. Dua Saudara
memberikan
kontribusi
dan
bantuan langsung bagi kedua
Yayasan Pondok Pesantren AlIshlah dan Al-Hikmah di Desa
Bobos.
Masyarakat
berjenis
kelamin laki-laki (53%) lebih
banyak
menerima
dan
merasakan
program
CSR
perusahaan industri batu alam
dan rata-rata usianya adalah
41-50 tahun (40%).
Masyarakat
penerima
program
CSR
perusahaan
industri batu alam di Desa
Bobos rata-rata hanya lulusan
SMP/MTS
(35%),
hal
ini
membuktikan
bahwa
pendidikan masyarakat masih
belum sesuai dengan peraturan
pemerintah
tentang
wajib
belajar 12 tahun. Rata-rata
pekerjaan
dari
masyarakat
penerima
program
CSR
perusahaan industri batu alam
adalah seorang wiraswasta atau
pedagang (42%). Salah satu
wujud
dari
kebaikan
perusahaan industri batu alam
adalah mengenai kesempatan
untuk
berwirausaha
yang
dependen
citra
perusahaan
industri
batu
alam
dan
menjawab apa yang telah
dihipotesiskan.
Model
PLS
tersebut
dapat
dijelaskan
dengan
nilai
koefisien
parameter yang dapat dilihat
pada nilai (original sample) dan
nilai signifikan p-value. Dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Nilai
Koefisien
(Original Sample), Sample
Mean, Standard Error, TStatistics dan P Value
Tabel
Implementasi
corporate
social responsibility (CSR) yang
dilakukan perusahaan industri
batu alam dapat dikatakan baik
apabila
telah
mencapai
optimasi pada delapan dimensi
utama
yaitu
leadership,
proporsi bantuan, transparansi
dan akuntabilitas, cangkupan
wilayah,
perencanaan
dan
mekanisme
monitoring,
keterlibatan
stakeholder,
CSR ->
Citra
Perusaha
an
Ori
Sa
mpl
e
(O)
Sa
mpl
e
Mea
n
(M)
Std
Devia
tion
(STDE
V)
T
Statis
tics (|
O/STD
EV|)
P
Val
ues
0.59
6
0.61
4
0.060
10.013
0.00
0
industri
batu
alam.
Serta
konsistensi dalam menjalankan
program CSR masih kurang,
karena program CSR yang
dilakukan perusahaan industri
batu alam di Desa Bobos
Kecamatan
Dukupuntang
Kabupaten
Cirebon
masih
bersifat
tradisional
atau
insidensial,
artinya
ketika
masyarakat
membutuhkan
bantuan
barulah
kemudian
perusahaan
memberikan
bantuannya.
Tidak
sematamata kesadaran penuh dari
pihak perusahaan. Kesadaran
yang masih kurang juga terjadi
pada
perhatian
terhadap
lingkungan sekitar perusahaan,
karena
keadaan
lingkungan
perusahaan
masih
belum
diperhatikan
secara
baik.
Terbukti
dengan
kondisi
lingkungan yang mengalami
kerusakan
contohnya
pada
kondisi air sungai.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Bedasarkan hasil penelitian
maka dapat disimpulkan: Pertama,
menjadi
penyebab
belum
optimalnya citra perusahaan
industri batu alam di mata
masyarakat Desa Bobos Kec.
Dukupuntang
Kab.
Cirebon
yaitu: kurangnya konsistensi
dari pihak perusahaan industri
batu alam di Desa Bobos dalam
pelaksanaan program kebaikan
terhadap
lingkungan
dan
masyarakatnya.
Sehingga
masyarakat
tidak
perlu
meminta
bantuan,
namun
seharusnya
perusahaan
memiliki
kesadaran
sendiri
untuk memberikan bantuan
tersebut.
Sedangkan
untuk
pemerintah diharapkan dapat
bertindak tegas memberikan
aturan dan sanksi yang sesuai
dengan peraturan yang berlaku,
bagi
seluruh
perusahaan
industri batu alam di Desa
Bobos.
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi
Irham. Etika
Bisnis Teori, Kasus, dan
Solusi. 2014. Bandung:
Alfabeta.
Ghozali,
Imam.
Aplikasi
Analisis
Multivariate
dengan
Program
IBM
SPSS
20,
Universitas
Diponegoro,
Semarang,
2012.
Hadi Nor. Corporate Social
Responsibility.
2014.
Yogjakarta: Graha Ilmu