Anda di halaman 1dari 137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH APBD, ANGKATAN KERJA DAN


INVESTASITERHADAP
TERHADAP TINGKAT PENGANGG
GURAN DI
PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2006 – 2015

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:
MARTINUS PATRIA WANJATU
NIM: 121324012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH APBD, ANGKATAN KERJA DAN


INVESTASITERHADAP
TERHADAP TINGKAT PENGANGG
GURAN DI
PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2006 – 2015

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang
Bidan Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:
MARTINUS PATRIA WANJATU
NIM: 121324012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

KARYA SEDERHANA INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK:

 ALLAH BAPA, YESUS KRISTUS, BUNDA MARIA YANG

SELALU MEMBERI KEKUATAN, RAHMAT YANG

BERLIMPAH.

 ORANG TUA TERCINTA

 ADIK-ADIKKU TERSAYANG

 EKA SAFITRI

 PARA SAHABAT TERKASIH

 ALMAMATER SAYA, UNIVERSITAS SANATA DHARMA

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTO

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan


mendapat; ketoklah maka pintu aka dibukakan bagimu” (Matius 7:7)

“Everybody is a genius. But, if you judge a fish by its ability to climb a tree, it
will spend its whole life believing that is is stupid” (Albert Einstein)

“Apa sesungguhnya kegagalan? Kegagalan adalah ketika Anda berhenti


berjuang untuk apa yang Anda inginkan” (Jack Ma)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 juni 2017


Penulis

Martinus Patria Wanjatu

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma


Nama : Martinus Patria Wanjatu
NIM : 121324012
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharrma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH APBD, ANGKATAN KERJA DAN INVESTASI TERHADAP


TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2006-2015

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Satnata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya daam bentukk pangkalan
data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet
atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya
maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 14 Juni 2017
Yang menyatakan ,

Martinus Patria Wanjatu

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA


DAERAH(APBD), ANGKATAN KERJA DAN INVESTASI
TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2006-2015

Martinus Patria Wanjatu


Universitas Sanata Dharma
2017

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis:1) pengaruh APBD


terhadap pengangguran, 2) pengaruh angkatan kerja terhadap pengangguran, dan
3) pengaruh investasi terhadap pengangguran di Provinsi Lampung Tahun 2006-
2015.
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori yang menguji pengaruh
APBD, angkatan kerja dan investasi terhadap tingkat pengangguran di Provinsi
Lampung.Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi yaitu dengan mencari
data yang didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Pusat Statistik
Lampung.Teknik analisis data yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda.
Analisis data menunjukkan bahwa: 1) Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Lampung
tahun 2006-2015; 2) angkatan kerja berpengaruh negatif terhadap tingkat
pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015; dan 3) investasi
berpengaruh positif terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Lampung tahun
2006-2015.

Kata kunci: pengangguran, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD),


angkatan kerja, dan investasi.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

THE EFFECT OF REGIONAL GOVERNMENT BUDGET


(APBD), LABOR FORCE AND INVESTMENT
ONUNEMPLOYMENTRATE IN LAMPUNG PROVINCE
IN 2006-2015
Martinus Patria Wanjatu
Sanata Dharma University
2017

This study aimed to examine and analyze: 1) the effect of Regional


Government Budget(APBD) on unemployment rate, 2) the effect of labor force on
unemployment rate, and 3) the effect of investment on unemployment rate in
Lampung Province in 2006-2015.
This research is an explanatory study;it examines the influence ofRegional
Government Budget(APBD), labor force, and investment on unemployment rate
in Lampung Province. The data collection method was documentary; the data was
gathered from Central Bureau of Statistics and Central Bureau of Statistics
Lampung. The data analysis techniquewas Multiple Linear Regression.
The result of data analysis showedthat: 1) Regional Government Budget has
a negative effected on unemployment rate; 2) the labor force negatively affected
the unemployment rate; and 3) investment positively affected the unemployment
rate.

Keywords: unemployment, Regional Government Budget, labor force, and


investment.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul
“PENGARUH APBD, ANGKATAN KERJA DAN INVESTASI
TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2006-2015”.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana di Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata

Dharma.Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, dari mulai awal sampai pada penulisan skripsi ini selesai, sangatlah sulit

bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah Bapa disurga, Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria yang memberi

kekuatan dan rahmat yang berlimpah.

2. Bapak Drs. Johanes Eka Priyatna, M.Sc., Ph,D. selaku rektor Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan belajar dan memperoleh

pendidikan yang terbaik di Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing, Bapak

Dr.C. Teguh Dalyono, M.S. dan Ibu Kurnia Martikasari, S.Pd.,M.Sc. selaku

penguji.

5. Segenap dosen Program Pendidikan ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Ekonomi yang telah banyak memberikan pengetahuan, mendidik

dan membimbing saya selama perkuliahan.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Segenap dosen Universitas Sanata Dharma.

7. Orang tua saya: Martinus Wasono dan Bibiana Stya Ningsih, yang telah

memberi dukungan, motivasi, doa dan materi.

8. Kekasih hati: Eka Safitri, yang setia mendukung dan memberi semangat.

9. Keluarga besar Pendidikan Ekonomi angkatan 2012 : Agus, Sisil, Rizky,

Oliv,Cristi, Bima, Adit, Henri, Anggi, Yani, Mitri, Jefri, Putri, Vidia, Bruder

Ivan, Fiber, Tus, Postin, Harini, Aldi, Erlin, Nur, Nina, Made, Cipluk, Sarni,

Hesti, Dika, Daniel yang selalu mendukung, memberi semangat.

10. Erix Soekamti: Terimakasih karena telah menjadi inspirasi saya lewat karya

dan semangat yang ditebarkan.

11. Semua pihak yang tidak dapat saya sebut satu per satu yang telah

memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan dakn kesalahan. Untuk

itu segala kritik dan saran sangat diharapkan untuk memperbaiki sekripsi ini

Yogyakarta, 12 Mei 2017

Martinus Patria Wanjatu

NIM 121324012

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................. ii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

HALAMAN MOTO ..................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................... viii

ABSTRACT ................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 11

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Kajian Teori ........................................................................................... 11

1. Pengangguran.................................................................................. 11

a. Definisi Pengangguran ............................................................. 11

b. Penyebab Pengangguran ........................................................... 15

c. Ciri-Ciri Penggangguran........................................................... 18

d. Faktor yang Mempengaruhi Pengangguran ............................... 21

2. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) ............................... 23

a. Definisi APBD ......................................................................... 23

b. Penyusunan dan penetapan APBD ............................................ 25

c. Struktur APBD ......................................................................... 29

d. Belanja Modal .......................................................................... 32

e. Pengaruh APBD Terhadap Tingkat Pengangguran.................... 33

3. Angkatan kerja ................................................................................ 35

a. Definisi Angkatan Kerja ........................................................... 35

b. Teori Penawaran Tenaga kerja.................................................. 39

c. Pengaruh Angkatan Kerja TerhadapTingkat Pengangguran ...... 39

4. Investasi .......................................................................................... 40

a. Definisi Investasi ...................................................................... 40

b. Jenis-Jenis Investasi ................................................................. 41

c. Sumber Investasi ...................................................................... 44

d. Manfat Investasi ....................................................................... 45

e. Pengaruh Investasi Terhadap Tingkat Pengangguran ................ 46

B. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 46

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Hipotesis dan Kerangka Berpikir............................................................ 49

1. Kerangka Berpikir .................................................................... 49

2. Hipotesis .................................................................................. 51

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 52

A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 52

B. Sumber dan Jenis Data ........................................................................... 52

C. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 53

D. Teknik Analisis Data.............................................................................. 53

E. Uji Prasyarat .......................................................................................... 55

1. Uji Normalitas................................................................................. 55

2. Uji Linearitas .................................................................................. 56

F. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 57

1. Uji Multikolinearitas ....................................................................... 57

2. Uji Heterokedastisitas ..................................................................... 57

3. Uji Autokorelasi .............................................................................. 57

G. Pengujian hipotesis ................................................................................ 58

1. Rumusan Hipotesis ......................................................................... 58

2. Uji F................................................................................................ 59

3. Uji T ............................................................................................... 60

4. Koefesien Determinasi .................................................................... 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 63

A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 63

1. Deskripsi Data ................................................................................. 63

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Analisis Data ................................................................................... 72

a. Uji Prasyarat .............................................................................. 72

1) Uji Norrmalitas .................................................................... 72

2) Uji Linearitas ....................................................................... 73

b. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 74

1) Uji Multikoleniaritas ............................................................ 74

2) Uji Heteroskedatisitas........................................................... 76

3) Uji Autokorelasi ................................................................... 77

c. Pengujian Hopotesis................................................................... 79

1) Uji F..................................................................................... 79

2) Uji T .................................................................................... 81

3) Koefesien Determinasi ......................................................... 84

B. Pembahasan................................................................................. 85

1. Pengaruh APBD terhadap tingkat pengangguran di

Provinsi Lampung tahun 2006-2015 ...................................... 86

2. Pengaruh angkatan kerja terhadap tingkat pengangguran

di Provinsi Lampung tahun 2006-2015 .................................. 90

3. Pengaruh Investasi terhadap tingkat pengangguran di

Provinsi Lampung tahun 2006-2015 ...................................... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 95

A. Kesimpulan ................................................................................. 95

B. Saran ........................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 99

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................... 103

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran.. ................................................................ 49

Gambar 4.1Presentase Tingkat Pengangguran di Provinsi Lampung

Tahun 2006-2015. ................................................................... 65

Gambar 4.2 Tingkat APBD di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015. ............ 67

Gambar 4.3 jumlah Angkatan Kerja di Provinsi lampung Tahun 2006-

2015 ......................................................................................... 69

Gambar 4.4 Tingkat Investasi di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015.......... 71

Gambar 4.5 Uji Heterroskedatistas ................................................................ 76

Gambar 4.6 Uji Autokorelasi ........................................................................ 79

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu .................................................. 46

Tabel 4.1 Tingkat Pengangguran di Lampung Tahun 2006-2015 ................. 65

Table 4.2 Tingkat APBD di Lampung Tahun 2006-2015 ............................. 67

Tabel 4.3 Jumlah Angkatan Kerja di Lampung Tahun 2006-2015 ................ 69

Tabel 4.4 Tingkat Investasi di Lampung Tahun 2006-2015 .......................... 71

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Normalitas ........................................................ 72

Tabel 4.6 Hasil Uji Linearitas ..................................................................... 73

Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas ................................................................... 74

Tabel 4.8 Uji Autokorelasi ......................................................................... 77

Tabel4.9 Statistik Durbin-Watson .............................................................. 78

Tabel 4.10 Hasil Analisis Uji Simultan (Uji F) ........................................... 81

Tabel 4.11 Hasil Analisis Uji T ................................................................. 83

Tabel 4.12 R-Square ................................................................................... 84

Tabel 4.13 Coefficients ............................................................................... 85

Tabel 4.14 Tingkat pengangguran dan APBD .............................................. 88

Tabel 4.15 Tingkat Pengangguran dan Angkatan Kerja ................................ 91

Tabel 4.16 Tingkat Presentasi Pengangguran Nasional ................................ 92

Tabel 4.17 Tingkat pengangguran dan Investasi ........................................... 94

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

Lampiran 1 Tingkat Pengangguran di Provinsi Lampung .............................. 104

Lampiran 2 Tingkat Pengangguran di Provinsi Sumatra Selatan.................... 104

Lampiran 3 Tingkat Pengangguran di Provinsi DKI Jakarta .......................... 105

Lampiran 4 Tingkat APBD di Provinsi Lampung .......................................... 105

Lampiran 5 Tingkat Investasi di Provinsi Lampung ...................................... 106

Lampiran 6 Jumlah Anggkatan Kerja di Provinsi Lampung .......................... 107

Lampiran 7 Tingkat Presentase Pengangguran Nasional................................ 107

Lampiran 8 Uji Normalitas ........................................................................... 108

Lampiran 9 Uji Linearitas ............................................................................. 109

Lampiran 10 Uji Multikolinearitas ................................................................ 110

Lampiran 11 Uji Heteroskedatitas ................................................................. 111

Lampiran 12 Uji Autokorelasi ....................................................................... 112

Lampiran 13 Uji F ........................................................................................ 113

Lampiran 14 Uji T ........................................................................................ 114

Lampiran 15 R-Square .................................................................................. 115

Lmpiran 16 Regression ................................................................................. 116

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengangguran merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi oleh

beberapa negara, khususnya negara yang sedang berkembang, tak terkecuali

Indonesia. Tingginya tingkat penganguran dalam suatu negara dapat

membawa dampak negatif terhadap perekonomian negara

tersebut.Sedangkan, angka pengagguran yang rendah merupakan salah satu

indikator yang mencerminkan pertumbuhan ekonomi di suatu negara baik

serta, mengindikasikan adanya peningkatan kualitas taraf hidup penduduk

dan peningkatan pemerataan pendapatan, oleh sebab itu kesejahteraan

penduduk di suatu negara pun akan meningkat.

Provinsi Lampung merupakan daerah yang berada di ujung selatan

pulau Sumatra. Provinsi ini memiliki luas 35.288,35 Km2, dengan jumlah

pendudukpada tahun 2015 sebanyak 8.026.19 juta jiwa (Badan Pusat

Statistik, Lampung Dalam Angka:2015). Sama halnya dengan beberapa

daerah yang ada di Indonesia, pengangguran juga merupakan faktor yang

menghambat laju pertumbuhan perekonomian yang terdapat di Lampung.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung (Lampung Dalam

Angka: 2015) jumlah pengangguran yang ada di Provinsi Lampung mencapai

5,14 persen pada tahun 2015. Dalam sepuluh tahun terakhir tingkat

penganguraan yang ada di Lampung mengalami penurunan, hal ini dibuktikan

bahwa pada tahun 2006 tingkat pengangguran sebesar 9.13% turun menjadi

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7,58% pada tahun 2007, penurunan terus terjadi hingga tahun 2015 menjadi

5,14%. Akan tetapi pada beberapa periode tingkat pengangguran di Lampung

mengalami peningkatan. Diantaranya pada tahun 2011 yakni 6,38% dari

sebelumnya 5,57% pada tahun 2010. Selain itu peningkatan juga terjadi pada

tahun 2015 sebesar 5,14% dari sebelumnya 4,79% pada tahun 2014.

Selain data tingkat pengangguran di Provinsi Lampung, penulis juga

menyajikan tingkat pengangguran di Provinsi Sumatra Selatan.Provinsi

Sumatra Selatan dipilih karena letaknya yang dekat dengan Provinsi

Lampung. Pada tahun 2006 tingkat pengangguran 9,33% naik menjadi 9,34%

pada tahun 2007, kemudian turun menjadi 8.08% pada tahun 2008 dan terus

turun hingga 4,96% pada tahun 2014. Akan tetapi tingkat pengangguran di

Provinsi Sumatra Selatan naik 6,07% pada tahun 2015.

Selanjutnya disajikan data tingkat pengangguran di DKI Jakarta,

penulis memilih DKI Jakarta karena merupakan pusat ibu kota dan cerminan

kecil dari Indonesia. Pada tahun 2006 tingkat pengangguran 11,40% naik

menjadi 12,57% pada tahun 2007. Tingkat pengangguran terus menurun

hingga pada tahun 2015 sebesar 7,23% tanpa mengalami kenaikan selama

sepuluh tahun dari tahun 2006 sampai 2015.

Dari ketiga fenomena tingkat pengangguran yang terjadi di Provinsi

Lampung, Provinsi Sumatra Selatan dan DKI Jakarta,menunjukan perubahan

tingkat pengangguran yang terjadi pada tiap daerah dalam kurun waktu 10

tahun dimulai dari 2006 sampai 2015. Dari tiga daerah tersebut Provinsi

Lampung mempunyai kondisi yang cukup mengkhawatirkan karena terjadi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kenaikan pengangguran sebanyak dua kali.Selain itu rasio penurunan tingkat

pengangguran di Provinsi Lampung mempunyai tingkat yang tidak signifikan

dibandingkan Provinsi Sumatra Selatan dan DKI Jakarta. Oleh sebab itu

Provinsi Lampung dipilih sebagai lokasi penelitian.

Menurut Mankiw, (2007:154) pengangguran merupakan masalah makro

ekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan

masalah yang paling berat. Bagi kebanyakan orang, kehilangankerjaan berarti

penurunan kehidupan dan tekanan psikologis. Jadi tidaklah mengejutkan jika

pengangguran menjadi topik yang sering dibicarakan dalam perdebatan

politik dan partai politisi sering mengklaim bahwa kebijakan yang mereka

tawarkan akan membantu menciptakan lapangan kerja.

Menurut Ewards 1974 (dalam Arsyad, 2004:288), untuk

mengelompokkan masing-masing pengangguran perlu diperhatikan dimensi-

dimensi :1) Waktu banyak diantara mereka yang bekerja ingin lebih lama,

misalnya jam kerjanya per hari, per minggu, atau per tahun), 2) Intensitas

pekerjaan (yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi makanan), 3)

Produktivitas (kurangnya produktivitas seringkali disebabkan oleh kurangnya

sumberdaya-sumber daya komplementer untuk melakukan pekerjaan).

Menurut UU Nomor 17 tahun 2003, Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah (APBD) merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang

ditetapkan tiap tahun dengan peraturan daerah.Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah (APBD) terdiri dari anggaran pendapatan, anggaran belanja dan

pembiayaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan Kepmendagri Nmomor 29 Tahun 2009 Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD) adalah semua penerimaan uang melalui

kas umum daerah terdiri dari PAD (Pendapatan Asli Daerah) mencakup pajak

daerah, restribusi derah, hasil pengelolaan kekasaan daerah, Dana

perimbangan mencakup Dana Bagi Hasil (Pajak dan Sumber Daya Alam),

Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan pendapatan

daerah yang sah lainnya mencakup dana hibah dan dana otonomi khusus.

Menurut Sukirno (2002: 151), jumlah pengeluaran pemerintah dalam

suatu periode tertentu tergantung banyak faktor, diantaranya adalah jumlah

penerimaan, tujuan-tujuan kegiatan ekonomi jangka pendek dan

pembangunan ekonomi jangka panjang dan pertimbangan politik dan

keamanan. Pengeluaran pemerintah dapat dibedakan menjadi dua klasifikasi,

yaitu: 1) aparatur daerah yaitu pengeluaran untuk pemeliharaan atau

penyelenggaraan rodapemerintah sehari-hari meliputi belanja pegawai,

belanja barang, berbagai macamsubsidi (subsidi daerah dan subsidi harga),

angsuran dan bunga utang pemerintah,serta jumlah pengeluaran lain.

Anggaran belanja rutin memegang peranan pentinguntuk menunjang

kelancaran mekanisme sistem pemerintahan serta upayapeningkatan efisiensi

dan produktivitas, yang pada gilirannya akan menujangtercapainya sasaran

dan tujuan setiap tahap pembangunan. Penghematan danefisiensi pengeluaran

rutin perlu dilakukan untuk menambah besarnya tabunganpemerintah yang

diperlukan untuk pembiayaan pembangunan nasional.Penghematan dan

efisiensi tersebut antara lain diupayakan melalui penajamanalokasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pengeluaranrutin, pengendalian dan koordinasi pelaksanaan pembelianbarang

dan jasa kebutuhan departemen/lembaga negara non departemen,

danpengurangan berbagai macam subsidi secara bertahap. 2) pelayanan

Publik yaitu pengeluaran yang bersifat menambah modal masyarakatdalam

bentuk pembangunan baik prasarana fisik dan non fisik. Dibedakan

ataspengeluaran pembangunan yang dibiayai dengan dana rupiah dan bantuan

proyek.Pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran yang ditujukan

untukmembiayai program-program pembangunan sehingga anggarannya

selaludisesuaikan dengan dana yang dimobilisasi. Dana kemudian

dialokasikan padaberbagai bidang sesuai dengan prioritas yang telah

direncanakan.Berdasarkan uraian tersebut, maka pengeluaran pemerintah

berpengaruh terhadap tingkat pengangguran.

Menurut Badjeber (1982: 17), angkatan kerja merupakan orang yang

mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja

guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Angkatan kerja merupakan semua orang yang bersedia untuk sanggup

bekerja. Penduduk usia kerja umumnya berusia diatas 10 tahun keatas.

Namun di negara maju batas umur lebih tinggi yakni 15 tahun.

Menurut Sumarsono (2009: 7) angkatan kerja adalah bagian penduduk

yang mampu dan bersedia melakukan pekerjaan.Arti dari mampu adalah

mampu secara fisik dan jasmani, kemauan mental dan secara yuridis mamapu

serta tidak kehilangan kebebasan untuk memilih dan melakukan pekerjaan

serta aktif maupun pasif melakukan dan mencari pekerjaan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Menurut Anggoro (2015: 2) tingginya tingkat pertumbuhan angkatan

kerja yang tidak diimbangi dengan tersedianya lapangan pekerjaan membuat

penciptaan lapangan pekerjaan di suatu daerah sangat minim. Akibatnya

serapan tenaga kerja pun tidak maksimal dan mengakibatkan terjadi

pengangguran.

Menurut Noor, (2015:41) investasi adalah kegiatan mengalokasikan atau

menanamkan sumber daya (resources) saat ini (sekarang), dengan harapan

mendapatkan manfaat dikemudian hari (masa datang). Untuk memudahkan

pengertian dan perhitungan, sumber daya (resources) ini biasanya

diterjemahkan (dikonversi) menjadi satuan moneter atau uang.Dengan

demikian, secara konsep, investasi dapat didefinisikan sebagai menanamkan

uang sekarang untuk mendapatkan manfaat (balas jasa atau keuntungan)

dikemudian hari.Investasi sebagai pengeluaran untuk membeli barang-barang

modal dan peralatan produksi bertujuan untuk mengganti dan menambah

barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk

memproduksi barang dan jasa di masa depan. Pertambahan barang dan modal

ini akan menambah kapasitas produksi dimasa depan dan perkembangan

tersebut akan mendorong pertambahan produksi nasional dan kesempatan

kerja.

Menurut Noor, (2015:47) pada dasarnya, hampir semua bentuk

investasi bermanfaat bagi kepentingan publik atau umum karena investasi

menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Investasi

juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.Contohnya adalah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

investasi dibidang pendidikan dan sumber daya manusia, investasi dibidang

kesehatan, investasi dibidang infrastruktur (jalan, jembatan, pelabuhan, pasar,

dan sebagainya), dan investasi lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan


penelitian dengan judul “Pengaruh APBD, Angkatan Kerja dan Investasi
Terhadap Tingkat Pengangguran di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas dapat dikemukakan

rumusan masalah yang ingin disampaikan, yaitu :

1. Apakah nilai APBD (pengeluaran) berpengaruh terhadap tingkat

pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006 – 20150?

2. Apakah tingkat angkatan kerja berpengaruh terhadap tingkat

pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006 – 2015?

3. Apakah jumlah investasi berpengaruh terhadap tingkat pengangguran di

Provinsi Lampung tahun 2006 – 2015?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini disertai dengan tujuan penelitian, yaitu :

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh nilai APBD (pengeluaran)

terhadap tingkat pengangguran di provinsi Lampung tahun 2006 –

2015.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh jumlah angatan kerja terhadap

tingkat pengangguran di provinsi Lampung tahun 2006 – 2015.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh investasi terhadap tingkat

pengangguran di provinsi Lampung tahun 2006 – 2015.

D. Manfaat Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan teori,

minimal menguji teori-teori ekonomi yang berkaitan dengan APBD,

investasi, dan angkatan kerja terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

pengangguran khususnya yang ada di Provinsi Lampung.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis, manfaat yang diharapkan dapat diperoleh melalui

temuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada pemerintah sebagai pembuat kebijakan

ekonomi.Pemerintah mendapatkan informasi yang memadai dalam

rangka mengurangi tingkat pengangguran, khususnya di provinsi

Lampung.

b. Bagi Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

penulis dan dapat mengimplementasikan pengetahuan-pengetahuan

yang telah didapat dari bangku perkuliahan.

c. Bagi Fakultas

Hasil penelitan dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan

perbandingan bagi pembaca yang sedang mengadakan penelitian.

E. Variabel dan Definisi Operasional

1. Tingkat pengangguran (Y): Prosentase pengangguran yang ada di

Provinsi Lampung tahun 2006-2015 yang dinyatakan dalam satuan

persen

2. APBD (X1): Pengeluaran pemerintah daerah menurut dari angka

APBD, yang dinyatakan dalam miliyard rupiah.

3. Angkatan kerja (X2): Jumlah orang yang berusia di atas usia 15

tahun, baik sedang mencari pekerjaan maupun tidak mempunyai

pekerjaan. Indikator pengukuran yang digunakan adalah jumlah

penduduk yang merupakan angkatan kerja yang berusia di atas 15

tahun. Data diambil dari Lampung Dalam Angka (BPS) dalam

satuan juta orang.

4. Investasi (X3): Jumlah menanaman modal yang dilakukan di

Provinsi Lampung pada tahun 2006-2015. Indikatornya terdiri dari

PMA (Penanaman Modal Asing) dan nilai PMDN (Penanaman


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Modal Dalam Negeri) yang dinyatakan dalam satuan miliyar

rupiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengangguran

a. Definisi Pengangguran

Menurut Mankiw (2006:154), pengangguran adalah masalah

makro ekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan

merupakan masalah yang paling berat. Bagi kebanyakan orang,

kehilangan pekerjaan berarti penurunan standar kehidupan dan

tekanan psikologis.Hal ini yang membuat pengangguran menjadi

topik yang sering dibicarakan dalam perdebatan politik dan para

politisi seiring mengklaim bahwa kebijakan yang mereka tawarkan

akan membantu menciptakan lapangan pekerjaan.

Menurut Sukirno (2004:28), pengangguran adalah seseorang

yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara aktif

sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi

tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkan.

Penganguran adalah angatan kerja yang tidak bekerja tetapi

sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan satu usaha

atau penduduk yang mencari pekerjaan karena merasa tidak

mungkin mendapatkan pekerjaan atau yang sudah mempunyai

pekerjaan tetapi belum memulai bekerja (BPS: 2010).

Pengangguran terbuka adalah yang mencari pekerjaan karena

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

merasa sudah tidak mungkin mendapatkan pekerjaan dan mereka

yang sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja (BPS :

2015).

Menurut Ewards 1974 (dalam Arsyad 2004:288), untuk

mengelompokkan masing-masing pengangguran perlu diperhatiakn

dimensi-dimensi:1) waktu banyak diantara mereka yang bekerja

ingin lebih lama, misalnya jam kerjanya per hari, per minggu, atau

per tahun), 2) intensitas pekerjaan (yang berkaitan dengan

kesehatan dan gizi makanan), 3) produktivitas (kurangnya

produktivitas seringkali disebabkan oleh kurangnya sumberdaya-

sumber daya komplementer untuk melakukan pekerjaan).

Berdasarkan hal-hal tersebut Ewards membedakan 5 bentuk

pengangguran yaitu:

1) Pengangguran terbuka,baik sukarela (mereka yang tidak mau

bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik)

maupun secara terpaksa (mereka yang mau bekerja tetapi tidak

memperoleh pekerjaan).

2) Setengah menganggur (underemployment) yaitu mereka yang

bekerja lamanya (hari, minggu, musiman) kurang dari yang

mereka bisa kerjakan.

3) Tampaknya bekerja tetapi tidak bekerja secara penuh, yaitu

mereka yang tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka

atau setengah menganggur, termasuk disini adalah :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

a) Pengangguran tak kentara, misalnya para petani yang

bekerja diladang selama sehari penuh, padahal kerjaan itu

sebenarnya tidak memerlukan waktu selama sehari penuh.

b) Pengangguran tersembunyi misalnya orang yang bekerja

tidak sesuai dengan tingkat atau jenis pendidikannya.

c) Pensiun lebih awal

Fenomena ini merupakan kenyataan yang terus berkembang

di kalangan pegawai pemerintah. Di beberapa negara, usia

pension dipermudah sebagai alat untuk menciptakan

peluang bagi yang muda-muda untuk menduduk jabatan

diatasnya.

4) Tenaga kerja yang lemah (impaired) yaitu mereka yang

mungkin bekerja full time, tetapi intensitasnya lemah karena

kurang gizi atau penyakitan.

5) Tenaga kerja yang tidak produktif yaitu mereka yang mampu

untuk bekerja secara produktif, tetapi karena sumberdaya-

sumberdaya penolong kurang memadai maka tidak bisa

menghasilkan sesuatu.

Menurut Todaro, 1995 (Kuncoro, 2006:226) sejarah mencatat

bahwa pembangunan ekonomi di Negara-negara Eropa Barat dan

Amerika Utara yang sering dideskripsikan sebagai transfer manusia

dan aktivitas ekonomi secara terus menerus dari daerah perdesaan

ke daerah perkotaan. Hal ini terjadi karena dua factor, yakni : 1)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

ekspansi industri perkotaan yang menimbulkan penciptaan

kesempatan kerja baru, 2) kemajuan teknologi yang bersifat

menghemat tenaga kerja disektor pertanian sehingga mnurunkan

kebutuhan angkatan kerja di daerah perdesaan.

Jumlah orang yang mencari pekerjaan di Negara-negara

berkembang tergantung pada jumlah serta komposisi umur

penduduknya. Menurut Todaro (1989:233), diantara berbagai

proses yang berkaitan dengan kecenderungan pertumbuhan

penduduk terhadap pertumbuhan tenaga kerja, terdapat dua

masalah, yaitu: pertama, Mortalitas dan Fertilitas, tanpa

memandang tingkat pertumbuhan penduduknya. Adanya perbedaan

tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi dan rendah. Penurunan

tingkat kematian akan meningkatkan jumlah tenaga kerja

sedangkan tingkat kelahiran yang tinggi memgakibatkan

ketergantungan (depency ratio) yang tinggi serta tingginya

kenaikan angkatan kerja dimasa mendatang. Kedua, dampak

penurunan fertilitas terhadap jumlah tenaga kerja dan strukur umur

baru terasa dalam jangka waktu panjang walaupun penurunan

tersebut berlangsung cepat.

Menurut Wiguna (2013: 4), tingkat pertumbuhan penduduk

yang tinggi membutuhkan lapangan pekerjaan yang banyak

sehingga akan menyebabkan jumlah lapangan kerja menjadi sempit

atau sedikit. Hal ini dapat menyebabkan masalah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

pengangguran.Tingkat pengangguran yang tinggi di suatu daerah

menunjukkan kurang berhasilnya pembangunan dan menyebabkan

kemiskinan.

b. Penyebab Pengangguran

Menurut Sukirno (2006:328), berdasarkan penyebabnya

pengangguran dapat dibagi menjadi empat kelompok, antara lain:

1) Pengangguran normal atau friksional

Apabila dalam satu ekonomi terdapat pengangguran dua

atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja, maka ekonomi itu

sudah dipandang sebagai kesempatan kerja

penuh.Pengangguran sebanyak dua atau tiga persen tersebut

dinamakan pengangguran normal atau pengangguran friksional.

Para pengangguran ini tidak ada kerjaan bukan karena tidak

dapat memperoleh kerja, tetapi sedang mencari pekerjaan lain

yang lebih baik. Dalam perekonomian yang berkembang pesat,

pengangguran rendah dan pekerjaan mudah diperoleh.

Sebaliknya pengusaha susah memperoleh pekerja, akibatnya

pengusaha menawarkan gaji yang lebih tinggi. Hal ini akan

mendorong pekerja untuk meninggalkan pekerjaan lama dan

mencari pekerjaan yang baru yang lebih tinggi gajinya atau

sesuai dengan keahliannya. Dalam proses mencari kerja baru

ini untuk sementara para pekerja tersebut tergolong sebagai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

penganggur dan mereka inilah yang digolongkan sebagai

pengangguran normal.

2) Pengangguran siklikal

Perekonomian tidak selalu berkembang dengan teguh,

ada kalanya permintaan agregat lebih tinggi, dan ini mendorong

pengusaha menaikan produksi.Lebih banyak pekerjaan baru

berkembang dan pengangguran berkurang.Akn tetapi pada

masa lainnya permintaan agregat menurun dengan

banyaknya.Misalnya, di Negara-negara produsen bahan mentah

pertanian, penurunan ini kemungkinan disebabkan kemerosotan

harga-harga komoditas.Kemudian ini menimbulkan efek

kepada pengusaha-pengusaha lain yang berhubunan, yang uga

akan mengalami kemerosotan dalam permintaan terhadap

produksinya.

Kemnerosotan permintaan agregat ini mengakibatkan

perusahaan-perusahaan mengurangi pekerja dan menutup

perusahaannya, saehingga pengangguran akan bertambah.

Pengangguran dengan wujud tersebut dinamakan

pengangguran siklikal.

3) Pengangguran struktural

Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian

akan terus berkembang maju, sebagian dari mereka akan

mengalami kemunduran. Kemerosotan ini ditimbulkan oleh


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

salah satu atau beberapa factor berikut: wujud barang baru

yang lebih baik, kemajuan teknologi mengurangi permintaan

ke atas barang tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi

dan tidak mampu bersaing, dan ekspor peoduksi itu sudah

sangat menurun oleh karena persaingan yang lebih serius di

negara-negara lain.

Kemerosotan ini akan menyebabkan kegiatan produksi

dalam industi tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa

diberhentikan dan menjadi penganggur.Pengangguran yang

terjadi digolongkan sebagai penganguran struktural.Dinamakan

denikian karena disebabkan oleh perubahan struktur kegiatan

ekonomi.

4) Pengangguran teknologi

Pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya

penggantian tenaga manusia dengan mesin-msin dan bahan

kimia. Racun lalang dan rumput, misalnya telah mengurangi

pengangguran tenaga kerja untuk membersihkan perkebunan,

sawah dan lahan pertanian lain. Begitu juga mesin telah

mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk membuat lubang,

memotong tumput, membersihkan kawasan, dan memungut

hasil, dan lain-lain.

Sedangkan di pabrik-pabrik, robot telah menggantikan

kerja-kerja manusia.Pengangguran yang ditimbulkan oleh


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

penggunaan mesin dan kemajuan teknologi lainnya dinamakan

pengangguran teknologi.

c. Ciri-ciri Pengangguran

Menurut Sukirno (2006:330) berdasarkan cirinya,

pengangguran dibagi dalam empat kelompok, antara lain:

1) Pengangguran terbuka

Pengangguran ini terjadi sebagai akibat adanya

pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari

pertambahan tenaga kerja.Akibaynya dalam perekonomian

semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat

memperoleh pekerjaan.Dampak dari keadan ini di dalam

jangka masa yang cukup panjang, mereka tidak melakukan satu

pekerjaan.Jadi mereka menganggur secara nyata dan separuh

waktu, dan oleh karenanya dinamakan pengangguran

terbuka.Pengangguran terbuka dapay pula terjadi sebagai akibat

dari kegiatan ekonomi yang menurun, dari kemajuan teknologi

yang mengurangi pengangguran tenaga kerja, atau sebagai

akibat dari kemunduran perkembangan suatu industri.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

2) Pengangguran Tersembunyi

Pengangguran ini terutama terjadi di sector pertanian

atau jasa.Setiap kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja,

dan jumlah tenaga kerja yang digunakan tergantung pada

banyak faktor. Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besar

kecilnya perusahaan., jenis kegiataan perusahaan, mesin yang

digunakan (apakah intensif buruh atau intensif mdodal) dan

tingkat produksi yang dicapai.

Banyak negara berkembang seringkali didapati bahwa

jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi lebih banyak

dari yang diperlukan sebenarnya supaya mereka dapat

menjalankan kegiatan dengan efesien.Kelebihan tenaga kerja

yang digunakan digolongkan dalam pengangguran

tersembunyi.Contoh-contohnya adalah pelayan restoran yang

lebih banyak dari yang diperlukan dan keluarga petani dengan

anggota keluarga yang besar mengerjakan luas tanah yang

sangat kecil.

3) Pengangguran Musiman

Pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian

dan perikanan.Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan

tidak dapat melakukan pekerjaan dan mereka terpaksa

menganggur.Pada musim kemarau para petani tidak dapat

mengerjakan tanahnya.Di samping itu pada umumnya para


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

petani tidak begitu aktif di antara waktu sesudah menanam dan

sesudah panen. Apabila dalam masa tersebut para penyadap

karet, nelayan dan petani tidak melakukan pekerjaan lain maka

mereka terpaksa menganggur. Pengangguran seperti ini

digolongkan sebagai pengangguran musiman.

4) Setengah Menganggur

Pada negara-negara berkembang migrasi atau

penghijrahan dari desa ke kota sangat pesat. Sebagai akibatnya

tidak semua orang yang pindah ke kota dapat memperoleh

pekerjaan dengan mudah. Sebagiannya terpaksa menjadi

penganggur sepenuh waktu.Di samping itu ada pula yang tidak

menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam

kerja mereka adalah jauh lebih rendah dari yang

normal.Mereka mungkin hanya bekerja satu hingga dua hari

seminggu, atau satu hingga empat jam sehari.Pekerja-pekerja

yang mempunyai masa kerja seperti yang dijelaskan

sebelumnya digolongkan sebagai setengah menganggur

(underemployed).Dan jenis pengangguran tersebut dinamakan

underemployment.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengangguran

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran di

provinsi Lampung, yaitu:

1) Anggaran Pendapatan Blanja Daerah (APBD)

Menurut sukirno (2002: 151), jumlah pengeluaran

pemerintah dalam suatu periode tertentu tergantung banyak

faktor, diantaranya adalah jumlah penerimaan, tujuan-tujuan

kegiatan ekonomi jangka pendek dan pembangunan ekonomi

jangka panjang dan pertimbangan politik dan

keamanan.Pengeluaran pemerintah dapat dibedakan menjadi

dua klasifikasi, yaitu: 1) aparatur daerah yaitu pengeluaran

untuk pemeliharaan atau penyelenggaraan rodapemerintah

sehari-hari meliputi belanja pegawai, belanja barang, berbagai

macamsubsidi (subsidi daerah dan subsidi harga), angsuran dan

bunga utang pemerintah,serta jumlah pengeluaran lain.

Anggaran belanja rutin memegang peranan pentinguntuk

menunjang kelancaran mekanisme sistem pemerintahan serta

upayapeningkatan efisiensi dan produktivitas, yang pada

gilirannya akan menujangtercapainya sasaran dan tujuan setiap

tahap pembangunan. Penghematan danefisiensi pengeluaran

rutin perlu dilakukan untuk menambah besarnya

tabunganpemerintah yang diperlukan untuk pembiayaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

pembangunan nasional.Penghematan dan efisiensi tersebut

antara laindiupayakan melalui penajamanalokasi

pengeluaranrutin, pengendalian dan koordinasi pelaksanaan

pembelianbarang dan jasa kebutuhan departemen/lembaga

negara non departemen, danpengurangan berbagai macam

subsidi secara bertahap. 2) pelayanan Publik yaitu pengeluaran

yang bersifat menambah modal masyarakatdalam bentuk

pembangunan baik prasarana fisik dan non fisik. Dibedakan

ataspengeluaran pembangunan yang dibiayai dengan dana

rupiah dan bantuan proyek.Pengeluaran pembangunan

merupakan pengeluaran yang ditujukan untukmembiayai

program-program pembangunan sehingga anggarannya

selaludisesuaikan dengan dana yang dimobilisasi.

Dana kemudian dialokasikan padaberbagai bidang sesuai

dengan prioritas yang telah direncanakan.Berdasarkan uraian

tersebut, maka pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap

tingkat pengangguran.

2) Angkatan kerja

Menurut Anggoro (2015:2) tingginya tingkat

pertumbuhan angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan

tersedianya lapangan pekerjaan membuat penciptaan lapangan

pekerjaan di suatu daerah minim.Akibatnya serapan tenaga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

kerja pun tidak maksimal dan mengakibatkan terjadinya

pengangguran.

3) Investasi

Menurut Syahnur (2013: 17) investasi memiliki peran

penting sebagai pembentuk lapangan pekerjaan. Dengan

adanya investasi akan menambah persediaan barang modal, hal

itu akan berpengaruh pada meningkatnya kapasitas produksi.

Kapasitas produksi yang semakin tinggi pasti membutuhkan

tenaga kerja baru.Investasi merupakan alat untuk mempercepat

pertumbuhan tingkat produksi di Negara yang sedang

berkembang, dengan demikian investasi berperan sebagai

sarana untuk menciptakan kesempatan kerja dan menyerap

pengangguran.

Dana kemudian dialokasikan padaberbagai bidang sesuai

dengan prioritas yang telah direncanakan.Berdasarkan uraian

tersebut, maka pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap

tingkat pengangguran.

2. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

a. Definisi APBD

Menurut UU Nomor 17 tahun 2003, APBD merupakan wujud

pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan tiap tahun dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

peraturan daerah.APBD terdiri dari anggaran pendapatan, anggaran

belanja dan pembiayaan.

Berdasarkan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2009 APBD

adalah semua penerimaan uang melalui kas umum daerah terdiri

dari PAD (Pendapatan Asli Daerah) mencakup pajak daerah,

restribusi derah, hasil pengelolaan kekasaan daerah, Dana

perimbangan mencakup Dana Bagi Hasil (Pajak dan Sumber Daya

Alam), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus

(DAK), dan pendapatan daerah yang sah lainnya mencakup dana

hibah dan dana otonomi khusus.

Menurut Halim (2004: 15): Anggaran Pendapatan dan


Belanja Daerah (APBD) adalah suatu anggaran daerah yang
memiliki unsur-unsur sebagai berikut: rencana kegiatan suatu
daerah, beserta uraiannya secara rinci; adanya sumber penerimaan
yang merupakan target minimal untuk menutupi biaya-biaya yang
sehubungan dengan aktivitas-aktivitas tersebut, dan adanya biaya-
biaya yang merupakan batas maksimal pengeluaran-pengeluaran
yang akan dilaksanakan; jenis kegiatan dan proyek yang
dituangkan dalam bentuk angka; periode anggaran, yaitu biasanya
1 (satu) tahun.

Menurut Iswanto (2009: 27), Anggaran Pendapatan Blanja

Daerah (APBD) adalah suatu rencana kerja pemerintah daerah

yang mencakup seluruh penerimaan dan belanja (pengeluaran)

pemerintah daerah, baik provinsi ataupun kabupaten dalam rangka

mencapai sasaran pembangunan dalam kurun waktu satu tahun

yang dinyatakan dalam satuan uang dan disetujui oleh DPRD. Pada

dasarnya fungsi dan tujuan penyusunan APBD sama dengan fungsi

dan tujuan APBN, hanya dalam APBD rung lingkupnya yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

berbeda, APBN bersekala nasional sedangkan APBD terbatas pada

wilayah daerah dan pelaksanaannya diserahkan pada kepala daerah

atau gubernur dan bupati/walikota, serta sesuai dengan kebijakan

otonomi derah. Sementara itu, APBD disusun oleh pemerintah

daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) daerah untuk

menjalankan pemerintahan daerahnya masing-masing.

b. Penyusunan dan Penetapan APBD

Menurut UUN No 17 Tahun 2003 BAB IV pasal 16,

penyusunan dan penetapan APBD sebagai berikut:

1) APBD merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah

yang ditetapkan setiap tahun dengan Peraturan Daerah.

2) APBD terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran

belanja, dan anggaran pembiayaan.

3) Pendapatan daerah berasal dari pendapatan asli daerah,

dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah.

4) Belanja daerah dirinci menurut organisasi, fungsi, dan

jenis belanja.

Menurut UUN No 17 Tahun 2003 BAB IV pasal 17,

penyusunan dan penetapan APBD sebagai berikut:

1) APBD disusun sesuai dengan kebutuhan

penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan

pendapatan daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

2) Penyusunan Rancangan APBD sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) berpedoman kepada rencana kerja

Pemerintah Daerah dalam rangka mewujudkan

tercapainya tujuan bernegara.

3) Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan

sumber-sumber pembiayaan untuk menutup defisit

tersebut dalam Peraturan Daerah tentang APBD.

4) Dalam hal anggaran diperkirakan surplus, ditetapkan

penggunaan surplus tersebut dalam Peraturan Daerah

tentang APBD.

Menurut UUN No 17 Tahun 2003 BAB IV pasal 18,

penyusunan dan penetapan APBD sebagai berikut:

1) Pemerintah Daerah menyampaikan kebijakan umum

APBD tahun anggaran berikutnya sejalan dengan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah, sebagai landasan

penyusunan RAPBD kepada DPRD selambat-lambatnya

pertengahan Juni tahun berjalan.

2) DPRD membahas kebijakan umum APBD yang

diajukan olehPemerintah Daerah dalam pembicaraan

pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya.

3) Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah

disepakati dengan DPRD, Pemerintah Daerah bersama

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah membahas prioritas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

dan plafon anggaran sementara untuk dijadikan acuan

bagisetiap Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Menurut UUN No 17 Tahun 2003 BAB IV pasal 19,

penyusunan dan penetapan APBD sebagai berikut:

1) Dalam rangka penyusunan RAPBD, Kepala Satuan

Kerja Perangkat Daerah selaku pengguna anggaran

menyusun rencana kerja dan anggaran Satuan Kerja

Perangkat Daerah tahun berikutnya.

2) Rencana kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah disusun

dengan pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan

dicapai.

3) Rencana kerja dan anggaran dimaksud dalam ayat (1)

disertai dengan prakiraan belanja untuk tahun

berikutnya setelah tahun anggaran yang sudah disusun.

4) Rencana kerja dan anggaran dimaksud dalam ayat (1)

dan (2) disampaikan kepada DPRD untuk dibahas dalam

pembicaraan pendahuluan RAPBD.

5) Hasil pembahasan rencana kerja dan anggaran

disampaikan kepada pejabat pengelola keuangan daerah

sebagai bahan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah

tentang APBD tahun berikutnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan rencana

kerja dan anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah

diatur dengan Peraturan Daerah.

Menurut UUN No 17 Tahun 2003 BAB IV pasal 20,

penyusunan dan penetapan APBD sebagai berikut:

1) Pemerintah Daerah mengajukan Rancangan Peraturan

Daerah tentang APBD, disertai penjelasan dan

dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD pada

minggu pertama bulan Oktober tahun sebelumnya.

2) Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang

APBD dilakukan sesuai dengan undang-undang yang

mengatur susunan dan kedudukan DPRD.

3) DPRD dapat mengajukan usul yang mengakibatkan

perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam

Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD.

4) Pengambilan keputusan oleh DPRD mengenai

Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dilakukan

selambat-lambatnya satu bulansebelum tahun anggaran

yang bersangkutan dilaksanakan.

5) APBD yang disetujui oleh DPRD terinci sampai dengan

unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis

belanja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

6) Apabila DPRD tidak menyetujui Rancangan Peraturan

Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), untuk

membiayai keperluan setiap bulan Pemerintah Daerah

dapat melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya

sebesar angka APBD tahun anggaran sebelumnya.

c. Struktur APBD

Laporan APBD yang memakai format Keputusan Menteri

Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002, terdiri atas 3 bagian, yaitu:

“pendapatan, belanja, dan pembiyaan.” Menurut halim (2004: 18)

pendapatan dibagi menjadi 3 kategori yaitu Pendapatan Asli

Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan lain-lain pendapatan

daerah yang sah. Belanja digolongkan menjadi 4 yakni belanja

aparatur daerah, belanja pelayanan publik, belanja bagi hasil dan

bantuan keuangan, dan belanja tak tersangka. Belanja aparatur

daerah diklasifikasi menjadi 3 kategori yaitu belanja administrasi

umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja modal/

pembangunan.Belanja pelayanan publik dikelompokkan menjadi 3

yakni belanja administrasi umum, belanja operasi dan

pemeliharaan, dan belanja modal.Pembiayaan dikelompokkan

menurut sumber-sumber pembiayaan yaitu sumber penerimaan

daerah dan sumber pengeluaran daerah. Sumber pembiayaan

berupa penerimaan daerah adalah sisa lebih anggaran tahun lalu,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

penerimaan pinjaman dan obligasi hasil penjualan aset daerah yang

dipisahkan dan transfer dari dana cadangan. Sumber pembiayaan

berupa pengeluaran daerah terdiri atas pembayaran utang pokok

yang telah jatuh tempo, penyertaan modal, transfer ke dana

cadangan, dan sisa lebih anggaran tahun sekarang.

Struktur APBD yang terbaru adalah berdasarkan Peraturan

Menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman

pengelolaan keuangan daerah. Bentuk dan susunan APBD yang

didasarkan pada Permendagri No. 13 Tahun 2006 pasal 22 ayat (1)

terdiri atas 3 bagian, yaitu : “pendapatan daerah, belanja daerah,

dan pembiayaan daerah.”

Menurut Permrndagri No. 13 Tahun 2006, Pendapatan dibagi

menjadi 3 kategori yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana

Perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Belanja

daerah dklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu: klasifikasi

belanja menurut urusan pemerintahan terdiri dari belanja urusan

wajib dan belanja urusan pilihan. Klasifikasi belanja menurut

urusan wajib mencakup: pendidikan; kesehatan; pekerjaan umum;

perumahan rakyat; penataan ruang; perencanaan pembangunan;

perhubungan; lingkungan hidup; pertanahan; kependudukan dan

catatan sipil; pemberdayaan perempuan; keluarga berencana dan

keluarga sejahtera; sosial; tenaga kerja; koperasi dan usaha kecil

dan menengah; penanaman modal; kebudayaan; pemuda dan olah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

raga; kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; pemerintahan

umum; kepegawaian; pemberdayaan masyarakat dan desa;

statistik; arsip; dan komunikasi dan informatika.

Sedangkan klasifikasi belanja menurut urusan pilihan

mencakup: pertanian; kehutananl energi dan sumber daya mineral;

pariwisata; kelautan dan perikanan; perdagangan; perindustrian;

dan transmigrasi. Klasifikasi belanja menurut fungsi yang

digunakan untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan pengelolaan

keuangan negara terdiri dari: pelayanan umum; ketertiban dan

ketentraman; ekonomi; lingkungan hidup; perumahan dan fasilitas

umum; kesehatan; pariwisata dan budaya; pendidikan; dan

perlindungan sosial.

Belanja menurut kelompok belanja digolongkan menjadi 2

yakni belanja tidak langsung dan belanja langsung.Kelompok

belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri

dari belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja

bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga.Sedangkan

belanja langsung yang dikelompokkan menurut jenis belanja terdiri

dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja

modal.Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan daerah dan

pengeluaran pembiayaan.Penerimaan daerah mencakup sisa lebih

perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SILPA),

pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali

pemberian pinjaman; dan penerimaan piutang daerah. Sedangkan,

pengeluaran pembiayaan terdiri dari pembentukan dana cadangan,

penanaman modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran

pokok utang, dan pemberian pinjaman daerah.

d. Belanja Modal

Menurut Halim (2004: 73), “Belanja Modal merupakan

belanja pemerintah daerah yang manfaatnya melebihi satu tahun

anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah dan

selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti

biaya pemeliharaan pada Kelompok Belanja Administrasi Umum.”

Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun

2002, belanja modal dibagi menjadi: 1) Belanja Pelayanan Publik,

yaitu belanja yang manfaatnya dapat dinikmati secara langsung

oleh masyarakat umum. 2) Belanja Aparatur Daerah, yaitu belanja

yang manfaatnya tidak secara langsung dinikmati oleh masyarakat,

tetapi dirasakan secara langsung oleh aparatur.

Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006, belanja

menurut kelompok belanja terdiri dari: 1) belanja tidak langsung.

Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak

terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

Kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja

yang terdiri dari belanja pegawai, bunga, subsudi, hibah, bantuan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak

terduga. 2) belanja langsung. Belanja langsung merupakan belanja

yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan

program dan kegiatan Kelompok belanja langsung dibagi menurut

jenis belanja yang terdiri dari belanja pegawai yang dimaksudkan

untuk pengeluaran honorarium/ upah dalam melaksanakan program

dan kegiatan pemerintah daerah; belanja barang dan jasa; dan

belanja modal.

Menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006, “Belanja modal

digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka

pembelian/ pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang

mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan

dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah,

peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan

jaringan, dan aset tetap lainnya.”

e. Pengaruh APBD Terhadap Tingkat Pengangguran

Menurut Sukirno (2002: 151), jumlah pengeluaran

pemerintah dalam suatu periode tertentu tergantung banyak faktor,

diantaranya adalah jumlah penerimaan, tujuan-tujuan kegiatan

ekonomi jangka pendek dan pembangunan ekonomi jangka

panjang dan pertimbangan politik dan keamanan. Pengeluaran

pemerintah dapat dibedakan menjadi dua klasifikasi, yaitu:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

1) Aparatur daerah yaitu pengeluaran untuk pemeliharaan atau

penyelenggaraan rodapemerintah sehari-hari meliputi belanja

pegawai, belanja barang, berbagai macamsubsidi (subsidi

daerah dan subsidi harga), angsuran dan bunga utang

pemerintah,serta jumlah pengeluaran lain. Anggaran belanja

rutin memegang peranan pentinguntuk menunjang kelancaran

mekanisme sistem pemerintahan serta upayapeningkatan

efisiensi dan produktivitas, yang pada gilirannya akan

menujangtercapainya sasaran dan tujuan setiap tahap

pembangunan. Penghematan danefisiensi pengeluaran rutin

perlu dilakukan untuk menambah besarnya

tabunganpemerintah yang diperlukan untuk pembiayaan

pembangunan nasional.Penghematan dan efisiensi tersebut

antara lain diupayakan melalui penajamanalokasi

pengeluaranrutin, pengendalian dan koordinasi pelaksanaan

pembelianbarang dan jasa kebutuhan departemen/lembaga

negara non departemen, danpengurangan berbagai macam

subsidi secara bertahap.

2) Pelayanan Publik yaitu pengeluaran yang bersifat menambah

modal masyarakatdalam bentuk pembangunan baik prasarana

fsiik dan non fisik. Dibedakan ataspengeluaran pembangunan

yang dibiayai dengan dana rupiah dan bantuan

proyek.Pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

yang ditujukan untukmembiayai program-program

pembangunan sehingga anggarannya selaludisesuaikan dengan

dana yang dimobilisasi. Dana kemudian dialokasikan

padaberbagai bidang sesuai dengan prioritas yang telah

direncanakan. Berdasarkan uraian tersebut, maka pengeluaran

pemerintah berpengaruh terhadap tingkat pengangguran.

3. Angkatan Kerja

a. Definisi Angkatan Kerja

Menurut Badjeber, dkk (1982:17) angkatan kerja merupakan

orang yang mamapu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di

luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat. Angkatan kerja merupakan

semua orang yang bersedia untuk sanggup bekerja. Penduduk usia

kerja umumnya berusia diatas 10 tahun keatas. Namun di negara

maju batas umur lebih tinggi yakni 15 tahun.

Menurut Sumarsono (2009:7) angkatan kerja(labor force)

adalah bagian penduduk yang mampu dan bersedia melakukan

pekerjaan. Arti dari mampu adalah mampu secara fisik dan

jasmani, kemauan mental dan secara yuridis mamapu serta tidak

kehilangan kebebasan untuk memilih dan melakukan pekerjaan

serta aktif maupun pasif melakukan dan mencari pekerjaan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Angkatan kerja dapat dibedakan menjadi 2 sub kelompok,

yaitu:

1) Bekerja terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

a. Bekerja penuh, yaitu orang yang memanfaatkan jam

kerja secara penuh dalam pekerjaannya kurang lebih

8-10 jam per hari. Angkatan kerja yang digolongkan

bekerja adalah mereka yang seminggu melakukan

pekerjaan dengan maksud untuk memperoleh

penghasilan atas keuntungan dan lamanya mereka

bekerja paling sedikit 2 hari. Bagi mereka yang

selama seminggu tidak melakukan pekerjaan atau

bekerja kurang dari dua hari, tetapi mereka adalah

orang-orang yang bekerja dibidang keahliannya

seperti dokter serta pegawai pemerintahan atau swasta

yang sedang tidak masuk kerja karena sakit, cuti,

mogok dan sebagainya.

b. Setengah menganggur, yakni mereka yang kurang

dimanfaatkan dalam bekerja dilihat dari segi jam

kerja, produktifitas kerja dan jumlah jam kerja,

produktivitas kerja dan pendapatan dalam 2 kelompok

yaitu setengah menganggur kentara yakini mereka

yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

setengah menganggur kentara, yakni mereka yang

produktifitasnya rendah dan pendapatannya rendah.

2) Pengangguran (unemployment) adalah suatu keadaan

dimana seseorang yang tergolong angkatan kerja tetapi

tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang mencari

pekerjaan.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS: 2009) pada dasarnya

tenaga kerja dibagi kedalam kelompok angkatan kerja (labor force)

dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk dalam angkatan kerja

adalah: 1) golongan yang bekerja dan 2) golongan yang

menganggura dan mencari pekerjaan, angkatan kerja yang

digolongkan bekerja adalah:

1. Angkatan kerja yang digolongkan bekerja:

a. Mereka yang dalam seminggu sebelum pencacahan

melakuikan pekerjaan dengan maksud memperoleh

atau membantu memperoleh penghasilan atau

keuntungan yang lamanya bekerja sedikit selama

satu jam dalam seminggu yang lalu.

b. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan

tidak melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari

satu jam tetapi mereka adalah:

 Pekerja tetap, pegawai pemerintah/ swasta

yang tidak masuk kerja karena cuti, sakit,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

mogok, mangkir ataupun perusahaan

menghantikan kegiatan sementara.

 Petani yang mengusahakan tanah pertanian

yang tidak bekerja karena menunggu hujan

untuk menggarap sawah.

 Orang yang bekerja dibidang keahlian seperti

dokter dan lainnya.

2. Angkatan kerja yang digolongkan menganggur atau

sedang mencari pekerjaan, yaitu:

a. Mereka yang belum pernah bekerja tetapi saat ini

sedang mencari pekerjaan.

b. Mereka yang sudah pernah bekerja, tetapi pada saat

pencacahan menganggur dan berusaha mendapatkan

pekerjaan .

c. Mereka yang dibebas tugaskan dan sedang berusaha

mendapatkan pekerjaaan.

Sedangkan yang termasuk dalam kelompok bukan angkatan

kerja adalah tenaga kerja atau penduduk usia kerja yang tidak

bekerja dan tidak mempunyai pekerjaan, yaitu orang-orang yang

kegiatannya bersekolah (pelajar/ mahasiswa), bukan wanita karier,

serta penerima pendapatan tapi bukan merupakan imbalan langsung

dari jasa kerjanya (pensiunan, penderita cacat) .


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

b. Teori Penawaran Tenaga Kerja

Menurut Sumarsono (2003), penawaran tenaga kerja

merupakan fungsi dari upah, sehingga jumlah tenaga kerja yang

ditawarkan akan dipengaruhi oleh tingkat upah. Penawaran tenaga

kerja dipengaruhi oleh keputusan seseorang apakah ia mau bekerja

atau tidak. Keputusan ini bergantung pada keputusan seseorang

apakah dia mau bekerja atau tidak. Keputusan ini tergantung pula

pada tingkah laku seseorang untuk mengunakan waktunya, apakah

digunakan untuk bekerja, atau digunakan untuk kegiatan lain yang

sifatnya tidak produktif dan konsumtif atau, merupakan kombinasi

keduanya. Apabila dikaitkan dengan tingkat upah, maka keputusan

untuk bekerja seseorang akan dipengaruhi pula dengan tinggi

rendahnya penghasilan seseorang. Maksudnya, apabila penghasilan

tenaga kerjarelatif sudah cukup tinggi, maka tenaga kerja tersebut

cenderung untuk mengurangi waktu yang dialokasikan untuk

bekerja.

c. Pengaruh Angkatan Kerja Terhadap Tingkat Pengangguran

Menurut Anggoro (2015:2) tingginya tingkat pertumbuhan

angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan tersediannya

lapangan pekerjaan membuat penciptaan lapangan pekerjaan di


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

suatu daerah minim.Akibatnya serapan tenaga kerja pun tidak

maksimal dan mengakibatkan terjadi pengangguran.

4. Investasi

a. Definisi Investasi

Menurut Noor, (2015: 41) investasi adalah kegiatan

mengalokasikan atau menanamkan sumber daya (resources) saat

ini (sekarang), dengan harapan mendapatkan manfaat dikemudian

hari (masa datang). Untuk memudahkan pengertian dan

perhitungan, sumber daya (resources) ini biasanya diterjemahkan

(dikonversi) menjadi satuan moneter atau uang.Dengan demikian,

secara konsep, investasi dapat didefinisikan sebagai menanamkan

uang sekarang untuk mendapatkan manfaat (balas jasa atau

keuntungan) dikemudian hari. Investasi sebagai pengeluaran untuk

membeli barang-barang modal dan peralatan produksi bertujuan

untuk mengganti dan menambah barang-barang modal dalam

perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang

dan jasa di masa depan. Pertambahan barang dan modal ini akan

menambah kapasitas produksi dimasa depan dan perkembangan

tersebut akan mendorong pertambahan produksi nasional dan

kesempatan kerja.

Menurut Noor, (2015: 47) pada dasarnya, hampir semua

bentuk investasi bermanfaat bagi kepentingan publik atau umum


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

karena investasi menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan

oleh masyarakat. Investasi juaga membuka lapangan pekerjaan

bagi masyarakat.Contohnya adalah investasi dibidang pendidikan

dan sumber daya manusia, investasi dibidang kesehatan, investasi

dibidang infrastruktur (jalan, jembatan, pelabuhan, pasar, dan

sebagainya), dan investasi lainnya yang bermanfaat bagi

masyarakat luas.

Menurut Suparmoko (2002: 86), investasi merupakan

pengeluaran perusahaan untuk penyelenggaraan kegiatannya, yaitu

menghaslikan barang dan jasa. Dalam prakteknya pengeluaran

perusahaan tersebut digunakaan untuk membeli faktor-faktor

produksi seperti tenaga kerja, tanah dan bangunan.

Menurut Rahardja & Manurung (2005: 65), mempertajam

definisi investasi sebagai pengeluaran-pengeluaran yang

meningkatkan stok barang modal (capital stock). Stok barang

modal (barang modal tersedia) adalah jumlah barang modal dalam

suatu perekonomian, pada satu saat tertentu.Dari kedua pernyataan

diatas maka dapat disimpulkan bahwa investasi adalah pengeluaran

yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor

produksi yang bertujuan untuk memproduksi barang maupun jasa.

b. Jenis-jenis Investasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Menurut Noor (2015: 252), menurut jenisnya investasi dapat

dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :

1) Investasi langsung (direct investment), adalah investasi pada

faktor produksi yang menghasilkan aneka barang dan jasa

untuk keperluan konsumsi masyarakat, atau dikenal juga

dengan investasi pada sektor riil.

2) Investasi tidak langsung (indirect investment), adalah

investasi yang bukan pada faktor produksi, melainkan pada

sektor keuangan (finacial investment), seperti deposito, beli

saham, obligasi, dan sejenisnya, yang mengahasilkan jasa

keuangan, seperti deposito, beli saham, beli obligasi,

reksadana, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Utang

Negara (SUN), dan investasi pada surat berharga lainnya.

Menurut Noor (2015: 42), pada dasarnya menurut dorongan

dan proses yang menimbulkan investasi yang lazim dilakukan oleh

masyarakat, investasi terdiri dari dua jenis, yaitu :

1) Investasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan

barang dan jasa.

Jika diamati, dalam kehiduoan ini kelangsungan kehidupan

individu, kelompok atau bahkan negara memerlukan syarat

yang tidak bisa ditawar, yaitu terpenuhinya kebutuhan

minimal.Berbagai kebutuhan kehidupan yaitu kebutuhan

berbentuk barang (goods), seperti makanan dan minuman,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

pakaian, perumahan, kendaraan, dan sebagainya, serta

kebutuhan berbentuk jasa, seperti perawatan kesehatan,

perlindungan keamanan, dan sebagainya.

Untuk memenuhi berbagai kebutuhan tersebut, diperlukan

beranekaragam barang dan jasa, yang pengadaannya

memerlukan berbagai tahapan dan proses. Proses atau

tahapan awal dari pengadaan barang dan jasa yang

dibutuhkan untuk kelangsungan kehidupan masyarakat

dimasa datang adalah melakukan investasi saat ini. Tanpa ada

investasi saat ini, secara sukarela atau terpaksa, sulit

membayangkan kebutuhan barang dan jasa untuk

kelangsungan kehidupan di masa datang dapat terpenuhi.

Dalam ekonomi makro, investasi jenis ini dikenal dengan

investasi otomatis (autonomous investment), yaitu investasi

yang terjadi secara otomatis sesuai perkembangan kebutuhan

hidup seseorang, sekelompok orang atau suatu organisasi,

bahkan negara.

2) Investasi untuk memenuhi keinginan.

Seiring dengan perkembangan zaman, keinginan manusia

untuk selalu menigkatkan kualitas kehidupan makin banyak,

misalnya keinginan untuk rekreasi, kemudahan dalam

berbagai aktivitas kehidupan, dan sebagainya.Dorongan ini

menghasilakn tuntutan baru selain pemenuhan kebutuhan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

minimal syarat kehidupan, yang disebut dengan keinginan,

yang pemenuhannya juga memerlukan barang dan jasa yang

dihasilkan oleh kegiatan investasi.

Dalam ekonomi makro, jenis investasi yanag terjadi karena

dorongan keinginan dikenal dengan istilah investasi yang

disengaja (induced investment), yaitu investasi yang sengaja

diinginkan oleh seseorang, organisasi karena keinginan masa

depan, atau karena ada harapan yang menjajikan.

c. Sumber Investasi

Menurut Noor (2015: 49), berdasarkan sumber daya investasi

dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1) Investasi publik atau Investasi oleh Negara (PMDN)

Investasi ini adalah investasi yang dilakukan oleh negara, atau

sumber daya investasi tersebut berasal dari milik atau kekayaan

negara.dalam pelaksanaannya, investasi oleh negara ini

dilakukan oleh atau pemerintah untuk membangun prasarana

dan sarana atau infrastruktur guna memenuhi kebutuhan

masyarakat. Investasi dengan karakteristik seperti ini bersifat

nirlama atau non-profit, misalnya pembangunan jalan, dan

jemabatan, irigasim sekolah, taman, pasar, rumah sakit,

pelabuhan, bandara, dana sarana prasarana publik lainnya.

2) Investasi asing (PMA)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Investasi swasta adalah investasi yang dilakukan oleh

masyarakat, khususnya para pengusaha, dengan tujuan

mendapat manfaat berupa laba.Investasi jenis ini disebut juga

dengan istilah investasi profit motive.investasi seperti ini dapat

dilakukan oleh : a) usaha mikro atau rumah tangga, b) Usaha

Kecil Menengah (UKM), c) Usaha besar seperti PMDN

maupun PMA, dan sebagainya.

d. Manfaat Investasi

Menurut Noor (2015: 47), manfaat investasi yaitu:

1) Investasi yang bermanfaat untuk umum (publik)

Pada dasarnya, hampir semua bentuk investasi bermanfaat bagi

kepentingan publik atau umum karena investasi menghasilkan

barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.Investasi juaga

mmbuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.Contohnya adalah

investasi dibidang pendidikan dan sumber daya manusia, investasi

dibidang kesehatan, investasi dibidang infrastruktur (jalan,

jembatan, pelabuhan, pasar, dan sebagainya), dan investasi

lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

2) Investasi yang bermanfaat untuk kelompok tertentu pribadi atau

rumah tangga.

Investasi yang bermanfaat untuk kelompok seperti investasi

dibidang olahraga, sedangkan investasi yang bermanfaat untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

rumah tangga seperti investasi untuk usaha (mendapat

penghasilan), investasi untuk pendidikan, investasi untuk

perumahan, dan investasi lain yang bermanfaat untuk pribadi atau

keluarga.

e. Pengaruh Investasi Terhadap Tingkat Pengangguran

Menurut teori Harrod Domar (Mulyadi, 2003), dalam

teorinya berpendapat bahwa investasi tidak hanya menciptakan

permintaan, tetapi juga memperbesar kapasitas produksi. Artinya

dengan semakin besar kapasitas produksi maka akan membutuhkan

tenaga kerja yang semakin besar pula. Dengan asumsi

fullemployment.Ini karena investasi merupakan penambahan

faktor-faktor produksi, yang mana salah satu dari faktor produksi

adalah tenaga kerja. Dengan begitu perekonomian secara

keseluruhan dapat menyerap tenaga kerja yang sebanyak-

banyaknya, sehingga partisipasi angkatan kerja akan semakin

meningkat pula.

B. Penelitian Terdahulu

Tabel2.1 : Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Variabel Metode Hasil Penelitian


1 Nirmala Analisis Upah  Upah Regresi  Terdapat
Mansur, Terhadap  Pengangguran /OLS pengaruh yang
dkk Pengangguran di  Tenaga kerja negatif antara
(2014) Kota manado Tahun upah terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

2003-2012 pengangguran di
kota Manado
 Upah
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
pengangguran di
Kota Manado
2 Kristiyana Pengaruh Upah  Upah Regresi  Secara parsial
(2011) Minimum minimum /OLS ada pengaruh
Kabupaten/Kota kabupaten/ko positif dan
(UMK), ta (UMK) signifikan antara
Pertumbuhan  Pertumbuhan upah minimum
Ekonomi dan Inflasi Ekonomi Kabupaten/Kota
Terhadap  Inflasi  Secara parsial ada
Pengangguran  Penganggura pengaruh positif
Terbuka di Jawa n terbuka dan signifikan
Tengah Tahun antara
2004-2009. pertumbuhan
ekonomi terhadap
pengangguran
terbuka
 Secara parsial ada
pengaruh negatif
dan signifikan
antara inflasi
terhadap
pengangguran
terbuka
 Ada pengaruh
yang signifikan
antara upah
minimum
Kabupaten/ Kota
(UMK),
pertumbuhan
ekonomi dan
inflasi terhadap
pengangguran
terbuka di Jawa
Tengah tahun
2004-2009
3 Aditya Analisis pengaruh  Jumlah Regresi  Ketiga variabel
Barry Pertumbuhan penganggura /OLS bebas
Kurniawa Ekonomi, Upah n berpengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

n Minimum, dan  Pertumbuhan signifikan secara


(2014) Investasi Terhadap Ekonomi parsial
Jumlah  Upah dansimultan
Pengangguran di Minimum terhadap variabel
Kabupaten Gersik  investasi pengangguran
 Pertumbuhan
ekonomi dan
investasi
berpengaruh
negatif terhadap
pengangguran
 Upah minimum
berpengaruh
positif terhadap
pengangguran
4 Seri Jefry Analisis Pengaruh  Pertumbuhan Regresi  Variabel
Adil Pertumbuhan Ekonomi /OLS pertumbuhan
Waruwu Ekonomi,  Pengangguran ekonomi
(2015) Pengangguran,  Belanja mempunyai
belanja Pemerintah, pemerintah pengaruh negatif
dan Investasi  Investasi dan signifikan
Terhadap Tingkat  Tingkat terhadap tingkat
Kemiskinan di kemiskinan kemiskinan di
Indonesia Tahhun Indonesia pada
1995-2004 tahun 1995
sampai dengan
tahun 2014
 Variabel
pengangguran
mempunyai
pengaruh positif
dan signifikan
mempengaruhi
tingkat
kemiskinan di
Indonesia pada
tahun 1995
sampai dengan
tahun 2014
 Variabel belanja
pemerintah
mempunyai
pengaruh
negative
signifikan
terhadap tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

kemiskinan di
Indonesia pada
tahun 1995
sampai dengan
tahun 2014.
 Variabel investasi
tidak berpengaruh
terhadap tingkat
kemiskinan di
Indonesia pada
tahun 1995-2014

C. Hipotesisi dan Kerangka Berpikir

1. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel bebas yakni, APBD,

Angkatan kerja, dan investasi yang mempengaruhi tingkat

pengangguran yang ada di Provinsi Lampung. Untuk memmudahkan

kegiatan penelitian yang akan dilakukan serta untuk memperjelas alur

pemikiran dalam penelitian yang akan dilakukan serta untuk

memperjelas alur pemikiran dalam penelitian ini, adalah:

APBD

Angkatan Kerja Tingkat Pengangguran

Investasi

Gambar 2.1: Kerangka Pemikiran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

APBD, khususnya dalam hal pengeluaran atau belanja

pemerintah daerah memiliki beberapa fungsi, salah satunya untuk

meningkatkan pembangunan di bidang infrastruktur. Dengan

demikian secara tidak langsung akan menyerap tenaga kerja yang

ada di daerah tersebut. Semakin tinggi APBD, dalam hal ini

pengeluaran atau belanja pemerintah daerah maka tingkat

pengangguran semakin menurun.

Angkatan kerja merupakan golongan masyarakat yang

sedang mencari pekerjaan maupun tidak bekerja yang berada di

usia 10 sampai 64 tahun. Semakin tinggi angkatan kerja maka

tingkat pengangguran semakin menurun, namun jika jumlah

angkatan kerja yang banyak ini tidak diimbangi dengan perluasan

laangan pekerjaan maka akan menyebabkan pengangguran karena

ketidak tersedian lapangan pekerjaan yang menampung jumlah

angkatan kerja yang kian meningkat.

Investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi juga

memperbesar kapasitas produksi. Artinya dengan semakin besar

kapasitas produksi maka akan membutuhkan tenaga kerja yang

semakin besar pula. semakin tinggi investasi di suatu daerah, maka

tingkat pengangguran menurun. Dengan adanya investasi ini


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

terbukanya lowongan pekerjaan semakin luas dan menyerap

banyak tenaga kerja pada daerah tersebut.

2. Hipotesis

a) Ada pengaruh signifikan antara APBD terhadap tingkat

pengangguran di Provinsi Lampung.

b) Ada pengaruh signifikan antara in angkatan kerja terhadap tingkat

pengangguran di Provinsi Lampung.

c) Ada pengaruh signifikan antara investasi terhadap tingkat

pengangguran di Provinsi Lampung.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian ex post facto. Menurut Nazir

(2014:60), penelitian ex post facto adalah penyelidikan secara empiris

yang sistematik, dimana peneliti, tidak mempunyai kontrol langsung

terhadap variabel-variabel bebas (independent variabels) karena

manifestasi fenomena telah terjadi atau karena fenomena sukar

dimanipulasikan. Inferensi tentang hubungan antarvariabel dibuat tanpa

intervensi langsung tetapi dari variasi yang seiring (concomitant variation)

dari variabel bebas dengan variabel dependen (Kerlinger, 1973 dalam

Kuncoro 2014:60).Secara explanasinya, penelitian ini termasuk penelitian

asosiatif, karena studi ini menguraikan pengaruh tingkat pertumbuhan

ekonomi, pengangguran, dan investasi terhadap tingkat kemiskinan di

Indonesia.

Menurut Arikanto (2010:17), penelitian ex post facto atau penelitian

variabel masa lalu adalah penelitian tentang variable yang kejadiannya

sudah terjadi sebelum penelitian dilaksanakan.

B. Sumber dan Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,

yaitu data yang tidak dihimpun secara langsung, tetapi diperoleh dari pihak

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

kedua (Riduan:2004, dalam Barika:2013). Penelitian ini menggunakan

data sekunder dari publiksi Badan Pusat Statistik (BPS), yang

dikumpulkan adalah meliputi data investasi, APBD (pengeluaran) dan

Angkatan kerja.Rentang waktu data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 10 tahun mulai dari tahun 2006 sampai 2015.

Jenis data adalah data time series (runtun waktu). Data Time Series

merupakan data yang menggambarkan suatu perkembangan dari waktu ke

waktu atau periode secara historis.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder

dari Badan Pusat Statistik (BPS), instasi, lembaga, atau sumber-sumber

lain yang relevan.Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis

secara kuantitatif regresi berganda.

D. Teknik Analisis Data

Penelitian ini mengunakan teknin analisis kuantitatif, yaikni analisis

regresi berganda (multiple regression analisys).Dimana analisis data

dilakukan dengan cara menguji secara statistic variabel-variabel dengan

mengunakan bantuan perangkat lunak. Hasil dari analisis ini kemudian

diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel yang terkait dengan variable bebas. Menurut Gujarati, 1999

(dalam Noor (2014:62), analisis regresi berkenaan dengan studi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

ketergantungan satu variable, variabel tak bebas pada satu atau lebih

variable lain, variable yang menjelaskan (explanatory variabels), dengan

maskud menaksir dan atau meramalkan nilai rata-rata hitung (mean)atau

rata-rata (populasi) variabel tak bebas, dipandang dari segi nilai yang

diketahui atau tetap.

Menurut Sugiyono (2012:275), analisis regresi ganda digunakan oleh

peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik

turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel

independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (naik turunkan nilainya).

Menurut Noor (2014), analisis regresi bertujuan untuk mengetahui

besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan nilai X terhadap

perubahan nilai Y. Dengan kata lain, nilai variabel X dapat

memperkirakan/memprediksi nilai variabel Y.

Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel

independennya minimal 2. Jadi, model regresi pada penelitian ini adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

keterangan:

a = Konstanta

Y = Tingkat Pengangguran

X1 = APBD

X2 = Angkatan Kerja

X3 = Investasi

e = Standar error
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Teknik analisis data regresi linier berganda dapat dilakukan

dengan melakukan uji prasyarat dan uji asumsi klasik, serta pengujian

hipotesis.

E. Uji Prasyarat

Dalam analisis regresi linear berganda perlu dilakukan uji prasyarat,

hal ini dilakukan untuk mengetahui persamaan regresi yang diperoleh

benar-benar dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen.

1. Uji Normalitas

Menurut santoso (2002:34), tujuan uji normalitas adalah ingin

mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati

distribusi normal, yaitu distribusi data bentuk lonceng (bell

shaped).Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti

distribusi normal, yakni data tersebut tidak menceng kiri atau meceng

kanan.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam

sebuah model regresi, nilai residu dari regresi mepunyai distribusi

yang normal (Santoso, 2010:210).Salah Satu asumsi untuk

menganalisis statistika adalah residual yang terdistribusi

normal.Penggunaan uji normalitas bertujuan untuk melihat

kenormalan distribusi residual dalam model regresi.Pengujian

normalitasyang umum digunakan adalah uji Kolmogrov Smirnov.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui data yang digunakan

tersebut normal atau tidak, adalah: 1) apabila perhitungan klomogrov

Smirnov lebih besar dari probabilitas (0,05), maka data berdistribusi

normal. 2) apabila Klomogrov Smirnov lebih kecil dari probabilitas

(0,05), maka data tidak berdistribusi normal.

2. Uji Linearitas

Menurut Santoso (2002:43), linearitas adalah keadaan dimana

hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen

bersifat linier (garis lurus) dalam range variabel independen tertentu.

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel

mempunyai hubungan yang linear atau tidak.Uji tersebut digunakan

sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear (Kasmadi

dan Sunariah. 2013).

Kriteria penerimaan data variabel mempunyai hubungan linier

atau tidak adalah :

 apabila probabilitas Fh lebih kecil dari tingkat signifikasi 0,05 maka

hubungan data linier. Sedangkan apabila nilai probabilitas Fh lebih

besar dari tingkat signifikasi 0,05 maka hubungan tidak linier.

 Apabila nilai Fh > Ft maka hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat linier, sedangkan apabila nilai Fh <Ft maka

hubungan anatara variabel bebas dan variabel terikat tidak linier.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

F. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendapatkan model regresi yang dapat digunakan, maka

dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya

penyimpangan terhadap ui asumsi klasik. Adapun uji asumsi klasik

sebagai berikut:

1. Uji Multikoliniaritas

Menurut Noor (2014:63), uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam regresi ditemukan korelasi antara variable bebas

yang kuat/tinggi. Untuk menguji adanya kolinearitas ganda digunakan

uji VIF dan Tolarence.

Kriteria untuk mengetahui apakah terjadi tidaknya

multikolinearitas adalah: Jika VIF lebih besar dari 5, maka terjadi

multikolinearitas.

2. Uji Heterokedastisitas

Menurut Noor (2014:64), tujuan uji ini adalah untuk mengetahui

apakah dalam model regresi terdapat kesamaan varians dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara mendeteksi ada atau

tidaknya heteroskedasitas adalah melihat grafik plot antara nilai

prediksi variable terikat (Zpred) dengan residualnya (SRESID).

3. Uji Autokorelasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Menurut Noor (2014:63), uji Autokorelasi dilakukan untuk

menguji apakah dalam sebuah regresi linier ada korelasi pada periode

saat ini dengan periode sebelumnya. Prasyarat analisis auto korelasi

artinya prasyarat ini menginginkan model yang digunakan secara tepat

mengambarkan rata-rata variable terikat dalam setiap observasi.Uji

Auto korelasi dapat dilihat dengan nilai DW (Durbin-Watson).

G. Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara yang dibuat

berdasarkan teori-teori yang ada mengenai adanya hubungan antara

variabel bebas dan variabel terkait.Hipotesis yang dirumuskan merupakan

hipotesis nol (H0) dan hipotesis aliternatif (Ha).Pengujian hipotesis dalam

penelitian ini mengunakan Uji F dan Uji T yang bertujuan untuk menguji

signifikasi pengaruh variabel bebas (investasi, APBD, angkatan kerja, dan

UMP) terhadap variabel terkait (tingkat pengangguran).

1. Rumusan Hipotesis

a. Pengaruh APBD terhadap tingkat pengangguran di Provinsi

Lampung tahun 2006-2015

H0: APBD tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015.

Ha: APBD berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pengangguran di Provinsi Lampunga tahun 2006-2015.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

b. Pengaruh angkatan kerja terhadap tingkat pengangguran di

Provinsi Lampung tahun 2006-2015.

H0: Angkatan kerja tidak berpengaruh signifikan tingkat

pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015.

Ha: Angkatan kerja berpengaruh signifikan tingkat pengangguran

di Provinsi Lampung tahun 2006-2015.

c. Pengaruh investasi kerja terhadap tingkat pengangguran di

Provinsi Lampung tahun 2006-2015.

H0: Investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015.

Ha: Investasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015.

2. Uji Keterandalan Model (uji F)

Uji keterandalan modal atau uji kelayakan model (Uji F)

merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang

diestimasi layak atau tidak.Layak (andal) merupakan model yang

diestimasi laying digunakan guna menjalankan pengaruh variabel-

variabel bebas terhadap variabel terkait.Nama uji ini disebut Uji F,

dikarenakan mengikuti distribusi F yang kriteria pengujiannya seperti

One Way Anova. Uji F digunakan dengan membandingkan antara F

table dan F hitung, dengan taraf signifikasi 5%.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara APBD,angkatan

kerja dan investasi, terhadap tingkat pengangguran di Provinsi

Lampung tahun 2006-2015.

Ha: terdapat pengaruh signifikan antara APBD, angkatan kerja dan

investasiterhadap tingkat pengangguran di Provinsi Lampung

tahun 2006-2015.

Kriteria pengujian hipotesis dengan mengunakan uji F adalah:

 Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

 Jika Fhitung < F table, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

3. Uji Koefesien Regresi (Uji T)

Uji T dalam regresi linear berganda dimaksudkan untuk menguji

apakah parameter (keofesien regresi dan konstanta) yang digunakan

untuk mengestimasi persamaan/model regresi linear berganda sudah

merupakan parameter yang tepat atau belum.Makna tepat dalam hal

ini adalah apakah parameter tersebut mampu menjelaskan prilaku

variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikatnya. Parameter

yang diestimasi dalam regresi linear meliputi intersep (konstanta) dan

slope (koefesien dalam persamaan linear). Pada bagian ini, uji t

dofokuskan pada parameter slope (koefesien regresi) saja.Jadi uji t

yang dimaksud adalah uji koefesien regresi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antaraAPBD, angkatan kerja

dan investasiterhadap tingkat pengangguran di Provinsi

Lampung tahun 2006-2015.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara APBD, angkatan kerja

dan investasiterhadap tingkat pengangguran di Provinsi

Lampung tahun 2006-2015.

Kriteria pengujian hipotesis dengan mengunakan uji t adalah:

1. Dengan membandingakan nilai T hitung dan T table:

 Jika thitung>ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

 Jika thitung<ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

2. Dengan membandingkan angka probabilitas signifikan:

 Jika angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima

dan Ha ditolak.

 Jika angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak

dan Ha diterima.

4. Koefisien Determinasi

Menurut Algifari (2011:45), koefesien determinasi merupakan

salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui

apakah ada hubungan pengaruh antara dua variabel. Nilai koefisien

determinasi menunjukan presentase variasi nilai variabel dependen

yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dapat dijelaskan

oleh persamaan regresi yang dihasilkan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Koefisien determinasi menjelaskan bagaimana variasi pengaruh

variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya, atau dapat

dimaksudkan sebagai proporsi pengaruh seluruh variabel bebas

terhadap variabel terikat. Dalam hal ini nilai koefisien determinasi

dapat diukur oleh R-Square.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV akan dibahas mengenai hasil penelitian yang meliputi

deskripsi data, pembahasan hasil penelitian, dan akan dibahas mengenai analisis

data setelah diolah menggunakan software SPSS 16.0 dengan model regresi

berganda.

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data

Pertumbuhan penduduk di provinsi Lampung tiap tahunnya selalu

mengalami peningkatan. Jumlah penduduk Provinsi Lampung pada tahun

2015 mencapai 8.026.19 juta jiwa (BPS, Lampung Dalam Angka: 2015)

akan menjadi penghambat bagi pembangunan serta meningkatnya

pengangguran. Sehingga perlu penanganan dari berbagai pihak terutama

pemerintah untuk menanggulangi lonjakan laju pertumbuhan dan

pengentasan kemiskinan.

Data penelitian seluruhnya merupakan data sekunder yang

diperoleh melalui proses pencatatan dari instansi yang terkait dengan

penelitian ini. Data yang diperoleh publikasi data BPS (Badan Pusat

Statistik).

Untuk mendeskripsikan dan menguji data variabel bebas dan

variabel terikat digunakan data tingkat pengangguran, Anggaran

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Pendapatan Belanja Daerah (APBD), angkatan kerja dan tingkat

investasi, di Indonesai periode tahun 2006-2015. Pada bagian ini akan

disajikan deskripsi data dari tiap- tiap variabel yang diperoleh. berikut

disajikan data secara rinci dari setiap variabel.

a. Deskripsi Pengangguran

Pengangguran dalam penelitianini dilihat dari presentase penduduk

di Provinsi Lampung tahun 2006-2015. Pada gambar 4.1, secara

umum presentase tingkat pengangguran di Indonesia cenderung

mengalami penurunan tiap tahunnya, walaupun pada beberapa tahun

tertentu mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2011, 2013 dan

2015.Peningkatan presentase jumlah pengangguran pada tahun 2011

terjadi karena beberapa pemutusan hubunan kerja oleh beberapa

perusahaan di Lampung, terbatasnya lapangan kerja, penyebaran

lapangan pekerjaan yang belum merata dan perubahan musim yang

ekstrem.Dengan keadaan tersebut banyak penduduk yang mengalami

pemutusan hubungan kerja.Sementara pada tahun 2013dan 2015

peningkatan kembali terjadi, hal inidikarenakan jumlah angkatan

kerja mengalami peningkatan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Tabel 4.1: Tingkat Pengangguran di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015

Tahun Pengangguran (%)


2006 9.13
2007 7.58
2008 7.15
2009 6.62
2010 5.57
2011 6.38
2012 5.20
2013 5.69
2014 4.79
2015 5.14
Sumber: Statistik Indonesia, BPS Lampung

Presentase Tingkat Pengangguran di


Provinsi Lampung 2006-2015
12
10 9.13
7.58 7.15
8 6.62 6.38
5.57 5.2 5.69 5.14
6 4.79
4
2
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Gambar 4.1: Presentase Tingkat Pengangguran di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015

Tingkat pengangguran di Provinsi Lampung dari tahun 2006

hingga tahun 2010 terus mengalami penurunan. Penurunan paling

signifikan dari tahun 2008 sampai 2010 dan pada tahun 2011 tingkat

pengangguran meningkat kembali, setelah sebelumnya mengalami


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

penurunan dari tahun 2006 sampai tahun 2010. Penurunan kembali

terjadi di tahun 2012, kemudian mengalami kenaikan di tahun 2013,

penurunan di tahun 2014 dan naik kembali di tahun 2015.Meskipun

demikian, hal ini tidak terlepas dari berbagai upaya dan kebijakan

pemerintah untuk meminimalisir tingkat pengangguran di Provinsi

Lampung melalui program-programnya.

b. Deskripsi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) adalah suatu

rencana kerja pemerintah daerah yang mencakup seluruh

penerimaan dan belanja (pengeluaran) pemerintah daerah, baik

provinsi ataupun kabupaten dalam rangka mencapai sasaran

pembangunan dalam kurun waktu satu tahun yang dinyatakan

dalam satuan uang dan disetujui oleh DPRD. Pada dasarnya fungsi

dan tujuan penyusunan APBD sama dengan fungsi dan tujuan

APBN, hanya dalam APBD rung lingkupnya yang berbeda, APBN

bersekala nasional sedangkan APBD terbatas pada wilayah daerah

dan pelaksanaannya diserahkan pada kepala daerah atau gubernur

dan bupati/walikota, serta sesuai dengan kebijakan otonomi derah.

Sementara itu, APBD disusun oleh pemerintah daerah bersama

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) daerah untuk menjalankan

pemerintahan daerahnya masing-masing (Iswanto 2009: 27).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Tabel 4.2: Tingkat APBD di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015

APBD_Pengeluaran
Tahun (miliar rupiah)

2006 1,294,948,833.00

2007 1,532,401,692.00

2008 1,711,015,164.00

2009 1,847,107,847.00

2010 2,004,899,187.00

2011 2,566,078,806.00

2012 3,835,996,351.00

2013 3,884,534,953.00

2014 4,454,187,317.00

2015 4,781,202,049.00
Sumber: Statistik Indonesia, BPS Lampung

Tingkat APBD di Provinsi Lampung Tahun


2006-2015
(Dalam Rp)
Rp5,000,000,000.00

Rp4,000,000,000.00

Rp3,000,000,000.00

Rp2,000,000,000.00

Rp1,000,000,000.00
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Gambar 4.2: Tingkat APBD di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Tingkat APBD di Provinsi Lampung dari tahun 2006-2015

cenderung mangalami peningkatan.Penurunan APBD sepanjang

tahun 2006-2016 tidak terjadi.Hal ini tidak lepas dari peran

pemerintah dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur dan

juga kebijakan yang diterapkan.

c. Deskripsi Angkatan Kerja

Angkatan kerja merupakan orang yang mamapu melakukan

pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna

menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat.Angkatan kerja merupakan semua orang yang bersedia

untuk sanggup bekerja. Penduduk usia kerja umumnya berusia diatas

10 tahun keatas. Namun di negara maju batas umur lebih tinggi

yakni 15 tahun (Badjeber, dkk 1982: 17).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Tabel 4.3: Jumlah Angkatan Kerja di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015

Jumlah Angkatan Kerja (juta orang)


Tahun
2006 3,064,139
2007 3,550,483
2008 3,568,770
2009 3,627,155
2010 3,957,697
2011 3,598,090
2012 3,709,599
2013 3,681,084
2014 3,857,936
2015 3,832,108
Sumber: Statistik Indonesia, BPS Lampung

Jumlah Angkatan Kerja di Provinsi


Lampung Tahun 2006-2015 (Dalam Juta
orang)
4200000

3900000

3600000

3300000

3000000

2700000

2400000
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Gambar 4.3: jumlah Angkatan Kerja di Provinsi Lampung Tahun 2006-

2015

Jumlah angkatan kerja di Provinsi Lampung tahun 2006-2015

cenderung mengalami peningkatan.Sedangkan penurunan terjadi pada

tahun 2011, 2013, dan 2015.Hal ini tidak lepas dari ketersediaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

lapangan pekerjaan dan juga kebijakan yang diterapkan oleh

pemerintah.

d. Deskripsi Investasi

Investasi adalah kegiatan mengalokasikan atau menanamkan

sumber daya (resources) saat ini (sekarang), dengan harapan

mendapatkan manfaat dikemudian hari (masa datang). Untuk

memudahkan pengertian dan perhitungan, sumber daya (resources)

ini biasanya diterjemahkan (dikonversi) menjadi satuan moneter atau

uang.Dengan demikian, secara konsep, investasi dapat didefinisikan

sebagai menanamkan uang sekarang untuk mendapatkan manfaat

(balas jasa atau keuntungan) dikemudian hari. Investasi sebagai

pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan

produksi bertujuan untuk mengganti dan menambah barang-barang

modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk

memproduksi barang dan jasa di masa depan. Pertambahan barang

dan modal ini akan menambah kapasitas produksi dimasa depan dan

perkembangan tersebut akan mendorong pertambahan produksi

nasional dan kesempatan kerja (Noor 2015: 41).

Investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi juga

memperbesar kapasitas produksi. Artinya dengan semakin besar

kapasitas produksi maka akan membutuhkan tenaga kerja yang

semakin besar pula. semakin tinggi investasi di suatu daerah, maka

tingkat pengangguran menurun. Dengan adanya investasi ini


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

terbukanya lowongan pekerjaan semakin luas dan menyerap

banyak tenaga kerja pada daerah tersebut.

Tabel 4.4: Tingkat Investasi di Provinsi Lampung 2006-2015

Tahun Investasi Gabungan


(Rp) (000,00)
2006 1,654,222,000.
2007 1,336,465,500.
2008 1,468,850,000.
2009 857,280,000.
2010 548,423,700.
2011 1,545,306,000.
2012 1,409,481,000.
2013 1,895,745,200.
2014 5,452,263,000.
2015 8,900,510,000.
Sumber: Statistik Indonesia, BPS Lampung

Investasi di Provinsi lampung tahun 2006-2015


(dalam Rp)
Rp10,000,000,000,000.00
Rp9,000,000,000,000.00
Rp8,000,000,000,000.00
Rp7,000,000,000,000.00
Rp6,000,000,000,000.00
Rp5,000,000,000,000.00
Rp4,000,000,000,000.00
Rp3,000,000,000,000.00
Rp2,000,000,000,000.00
Rp1,000,000,000,000.00
Rp-
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Gambar 4.4: Tingkat Investasi di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015

Kondisi tingkat investasi di Provinsi Lampung dari tahun

2006-2015 cenderung mengalami peningkatan.Namun pada

beberapa periode tingkat investasi mengalami penurunan, diantara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

tahun 2007, 2009, 2010 dan 2012.Kenaikan cukup signifikan

terjadi pada tahun 2014 dan 2015 dengan investasi tertinggi terjadi

pada tahun 2015.Hal ini terjadi karena meningkatnya PMDN

(Penanaman Modal Dalam Negeri) dan PMA (Penanaman Modal

Asing).

2. Analisis Data

a. Uji Presyarat

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah nilai residual

terdistribusi normal atau tidak. Untuk menentukan data

berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat

pada output (SPSS 16.00) dibawah ini :

Tabel 4.5
Hasil Pengujian Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 10
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .15172982
Most Extreme Differences Absolute .246
Positive .246
Negative -.155
Kolmogorov-Smirnov Z .779
Asymp. Sig. (2-tailed) .579
a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan output (SPSS 16.0) diatas, diketahui bahwa

nilai Asymp Sig. (2-tailed) adalah 0,579, sehingga nilai Asymp sig
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

(2-tailed) lebih besar dari nilai signifikasi (0,05), maka dapat

disimpulkan bahwa data dan residu berdistribusi normal.

2) Uji Linearitas

Uji lineartitas digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel

bebas dan terikat mempunyai hubungan linear atau tidak. Hasil

pengujian linearitas dapat dilihat pada output (SPSS 16.00)

dibawah ini :

Table 4.6
Uji Linearitas
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 16.006 3 5.335 154.499 .000a
1
Residual .207 6 .035
Total 16.213 9
a. Predictors: (Constant), Investasi, Angkatan_Kerja, APBD

b. Dependent Variable: Pengangguran

Berdasarkan output diatas, diperoleh F hitung sebesar 154,335

dengan probabilitas sebesar 0,000. Hasil F hitung tersebut

kemudian dibandingkan dengan F tabel dengan mengunakan taraf

signifikasi 0,05, sehingga diperoleh F tabel sebesar 3.33. jadi, F

hitung (154,335)> F tabel (3,33) sehingga dapat disimpulkan

bahwa variable investasi, angkatan kerja, APBD, dan UMP

memiliki hubungan yang linear dengan variable tingkat

pengangguran.

Nilai prob F hitung (signifikansi) pada tabel diatas nilainya 0,000

lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 (5 persen) sehingga dapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

disimpulkan bahwa model regresi linear yang diestimasi layak

digunakan untuk menjelaskan investasi, Anggaran Pendapatan

Belanja daerah (APBD), anggkatan kerja dan invetasi terhadap

tingkat kemiskinan di Indoenesia tahun 1995-2014.

b. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Mulitikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi atau hubungan antar variabel

bebas (independen).Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada

tabel Coefficients.

Table 4.7
Uji Multikoleniaritas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Correlations Statistics
Zero-
Model B Std. Error Beta t Sig. order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 20.206 1.062 19.031 .000
APBD -6.412E-10 .000 -.628 -7.704 .000 -.828 -.953 -.356 .320 3.122
Angkatan_
-3.394E-6 .000 -.618 -10.685 .000 -.914 -.975 -.493 .636 1.573
Kerja
Investasi 1.110E-13 .000 .217 3.092 .021 -.450 .784 .143 .433 2.308

a. Dependent Variable: Pengangguran

Pengujian multikolinearitas untuk data variabel bebas adalah,

sebabai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

a. Anggaran Pendapatan Blanja Daerah (X1)

Dari hasil output di atas (collinearity Statistic) variable APBD

deperoleh Nilai VIF Variance Inflation Faktor) sebesar 3,122,

yang berarti VIF < 5. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa variabel APBD tidak mempunyai korelasi

dengan variabel lainnya. Dengan kata lain pada variabel

investasi tidak terjadi multikoliniaritas.

b. Angkatan Kerja (X2)

Dari hasil output di atas (collinearity Statistic) variable

Angkatan kerja diperoleh Nilai VIF Variance Inflation Faktor)

sebesar 1,573 yang berarti VIF < 5. Berdasarkan hasil tersebut,

maka dapat disimpulkan bahwa variabel angkatan kerja tidak

mempunyai korelasi dengan variabel lainnya. Dengan kata lain

pada variabel angkatan kerja tidak terjadi multikoliniaritas.

c. Investasi (X3)

Dari hasil output di atas (collinearity Statistic) variabel

investasi diperoleh Nilai VIF Variance Inflation Faktor)

sebesar 2,308, yang berarti VIF < 5. Berdasarkan hasil tersebut,

maka dapat disimpulkan bahwa variabel investasitidak

mempunyai korelasi dengan variable lainnya. Dengan kata lain

pada variabel investasi tidak terjadi multikoliniaritas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

2) Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedatistas bertujuan untuk meguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian

heteroskedastisitas dilakukan dengan membuat scatterplot (alur

sebaran) antara residual dan nilai prediksi dari variabel terikat yang

telah distandarlisasi. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada

gambar scatterplot, seperti pada gambar berikut :

Gambar 4.5 Uji Hekteroskedatisitas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Dari gambar di atas terlihat bahwa sebaran titik tidak

membentuk tidak membentuk suatu pola/alur tertentu, sehingga

dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas atau dengan

kata lain terjadi homoskedastisitas. Asumsi klasik tentang

heteroskedastisitas dalam model ini terpenuhi, yaitu bebas dari

heteroskedastisitas.

Uji ini (scatterplot) rentan kesalahan dalam penarikan

kesimpulannya.Hal ini dikarenakan penentuan ada tidaknya

pola/alur atas titik yang ada digambar sangat bersifat subjektif.

3) Uji Autokorelasi

Data yang digunakan untuk mengistemasi model regresi linear

merupakan data time series maka diperlukan adanya uji asumsi

bebas dari autokorelasi. Hasil uji korelasi, dapat dilihat pada tabel

Model Summary kolom terakhir yaitu Durbin-Watson.

Tabel 4.8
Uji Autokorelasi
Model Summaryb

R Adjusted R Std. Error of the Durbin-


Model R Square Square Estimate Watson
1 .994a .987 .981 .18583 2.459

a. Predictors: (Constant), Investasi, Angkatan_Kerja, APBD

b. Dependent Variable: Pengangguran


Nilai durbin-Watson yang tertera pada output SPSS disebut

dengan DW Hitung. Angka ini aka dibandingkan dengan kirteria

penerimaan atau penolakan yang akan dibuat dengan nilai dL dan du


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

ditentukan berdasarkan jumlah variabel bebas dalam model regresi

(k) dan jumlah sampelnya (n). Nilai dL dan du dapat dilihat pada

tabel DW dengan tingkat signifikasi (error) 5 % (α = 0,05).

Jumlah Variabel bebas: k = 3

Jumlah sampel: n = 10

Tabel Durbin-Watson menunjukkan bahwa nilai dl = 0,5253

dan nilai du = 2,0163 sehingga dapat ditentukan kirteria terjadi

tidaknya autokorelasi seperti yang telihat pada gambar dibawah ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Autokorelasi Ragu- Tidak ada Ragu- Autokorelasi


Postif ragu autokorelasi ragu negatif

0 4

dl= 0,5253 du = 2,0163 4- du= 1,9837 4-dl = 3,4747

Gambar 4.6: Uji Auto Korelasi

Nilai Dubin-Watson hitung sebesar 2,459 lebih besar dari

2,0163 dan 1,9837yang artinya berada pada daerah ragu-ragu dan

tidak ada autokorelasi. Sehingga disimpulkan bahwa dalam model

regresi tidak terjadi auto korelasi.

c. Uji Kelayakan Model

Uji Kelayakan moel atau uji statistik dalam penelitian ini meliputi Uji

Keterandalan Model (Uji F), Uji koefisien Regresi (Uji T), dan

Koefisien Determinasi (R2).

1) Uji Kelayakan Model (Uji F)

Pengujian terhadap variabel independen di dalam model dapat

dilakukan dengan uji simultan (Uji F).Uji F statistik pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan

dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Dari regresi investasi, APBD, angkatan kerja dan UMP terhadap

tingkat pengangguran di Provinsi lampung tahun 2006-2015 yang

mengunakan taraf keyakinan 95 persen (α = 5 persen).

Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara APBD,Angkatan

kerja dan Investasi terhadap tingkat pengangguran di Provinsi

Lampung tahun 2006-2015.

Ha: Terdapat pegaruh yang signifikan antara APBD, Angkatan

kerja dan Investasi terhadap tingkat pengangguran di Provinsi

Lampung tahun 2006-2015.

Kriteria pengujian hipotesis dengan mengunakan uji F adalah:

 Jika Fhitung> Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap

variable terikat.

 Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya

semua variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap

variable terikat.

Hasil uji F dapat dilihat pada table ANOVA pada hasil output

SPSS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Table 4.10
Hasil analisis Uji Simultan (uji F)

ANOVAb
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
Regression 16.006 3 5.335 154.499 .000a
1
Residual .207 6 .035
Total 16.213 9
a. Predictors: (Constant), Investasi,
Angkatan_Kerja, APBD

b. Dependent Variable: Pengangguran

Berdasarkan output di atas, diperoleh F hitung sebesar

154,499 dengan probibilitas sebesar 0,000. Hasil F hitung tersebut

kemudian dibandingkan dengan F tabel dengan mengunakan taraf f

signifikasi 0,05, sehingga diperoleh F table sebesar 3,33. Jadi, F

hitung lebih besar dari F tabel (154,499 > 3,33), sehingga dapat

disimpulkan bahwa semua variabel bebas (APBD, angkatan kerja

dan investasi) secara simultan memiliki hubungan yang signifikan

dengan variabel tingkat kemiskinan.

2) Uji Koefisien Regresi (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Dalam regresi APBD,

Investasi, angkatan kerja, dan UMP terhadap tingkat

Pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015, dengan α =


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

0,05 (5 persen) dan degree of freedom (df) = 7 (n-k=10-3), maka

diperoleh nilai t-tabel sebesar 1,895.

Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara APBD, Angkatan

kerja dan Investasi terhadap tingkat pengangguran di Provinsi

Lampung tahun 2006-2015.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara APBD, Angkatan

kerja dan Investasi terhadap tingkat pengangguran di Provinsi

Lampung tahun 2006-2015.

Kriteria pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t adalah :

Dengan membandingkan nilai T hitung dan T tabel :

 Jika thitung>ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

variabel bebas secara individual berpengaruh siginifikan

terhadap variabel terikat.

 Jika thitung<ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya

variabel bebas secara individual tidak berpengaruh siginifikan

terhadap variabel terikat.

Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel Coefficients.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Tabel 4.11
Hasil analisis Uji T

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 20.206 1.062 19.031 .000
APBD -6.412E-10 .000 -.628 -7.704 .000
Angkatan_Kerja -3.394E-6 .000 -.618 -10.685 .000
Investasi 1.110E-13 .000 .217 3.092 .021

a. Dependent Variable: Pengangguran

Berdasarkan uji T pada output SPSS (Versi 16.00) diatas, maka hasil

uji analisis uji T akan dijelaskan sebabagi berikut :

1. Variable APBD mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap

tingkat pengangguran di Provinsi Lampung pada periode 2006-

2015 dengan memiliki hubungan yang sangat negatif. Hal ini

didasarkan pada koefisien regresi variabel APBD dengan

koefesien negatif sebesar-6.412E-10 dan t hitung sebesar -7.704<

(T table) 1,895, terhadap tingkat pengangguran di Provinsi

Lampung tahun 2006-2015, yang berarti koefesien regresi

signifikan dan bernilai negatif.

2. Angkatan Kerja

Hasil analisis Uji T untuk variabel angkatan kerja diperoleh nilai t

hitung sebesar -10.685<(T table)1,895dengan signifikan sebesar

0,000 < 0,05. Maka H0 ditolak.Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa angkatan kerja berpengaruh secara signifikan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Lampung periode

2006-2015.

3. Investasi

Hasil analisis Uji T untuk variabel investasi diperoleh nilai t

hitung sebesar 1.110E-13<(T table) 1,895dengan signifikan

sebesar 0.021> 0,05. Maka H0 diterima.Hal ini berarti bahwa

variabelinvestasi tidak mempunyai pengaruh dantidak signifikan

terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Lampung pada periode

2006-2015 dengan memiliki hubungan yang positif.

3) Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi menjelaskan variasi pengaruh variabel-

variabel bebas terhadap variabel terikatnya.Atau dapat pula

dikatakan sebagai proporsi pengaruh seluruh variabel bebas

terhadap variabel terikat.Nilai koefisien determinasi dapat diukur

oleh R-Square.

Table 4.12
r-square
Model Summaryb

R Adjusted R Std. Error of the


Model R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .994 .987 .981 .18583 2.459

a. Predictors: (Constant), Investasi, Angkatan_Kerja, APBD

b. Dependent Variable: Pengangguran

Nilai R-Squaresebesar 0,987menunjukkan bahwa proporsi

pengaruh variabel APBD, angkatan kerja dan invetasi terhadap


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

pengangguran di Provinsi Lampung periode 2006-2015 sebesar

98,7 persen. Artinya variabel APBD, angkatan kerja dan investasi

mempunyai pengaruh terhadap kemiskinan sebesar 99 persen,

sedangkan sisanya 1 persen dipengaruhi oleh variabel yang lain.

B. Pembahasan

Table Coefficients pada hasil olahan data output SPSS.

Table 4.13
Coefficients
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics
Std. Zero-
Model B Error Beta T Sig. order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 20.206 1.062 19.031 .000
APBD -6.412E-10 .000 -.628 -7.704 .000 -.828 -.953 -.356 .320 3.122
Angkatan_K
-3.394E-6 .000 -.618 -10.685 .000 -.914 -.975 -.493 .636 1.573
erja
Investasi 1.110E-13 .000 .217 3.092 .021 -.450 .784 .143 .433 2.308

a. Dependent Variable: Pengangguran

Model regresi linear berganda:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Y = 20,206 + (-6.412E-10) + (-3.394E-6)+1.110E-13+ e

Koefisien regresi untuk variabel APBD sebesar -6.412E-10, variabel

angkatan kerja -3.394E-6, dan variabel investasi sebesar 1.110E-13.

Interpretasi hasil regresi APBD, angkatan kerja, dan investasi terhadap

tingkat pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015 , sebagai

berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

1. Pengaruh APBD Terhadap Tingkat Pengangguran di Provinsi


Lampung Tahun 2006-2015

Pada hipotesis pertamamengatakan bahwa ada pengaruh signifikan

antara pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat penganggura di Provinsi

Lampung tahun 2006-2015. Dari hasil olahan data (SPSS 16.00),

koevesien regresi variable APBD berpengaruh negatif dan signifikan

dengan koefesien negatif sebesar -6.412E-10 dan t hitung sebesar -

7.704terhadap tingkat pengangguran di Provinsi lampung tahun 2006-

2015. Tanda negatif menandakan hubungan yang negatif antara APBD

dengan tingkat pengangguran di Lampung, artinya ketika APBD

mengalami peningkatan, maka penganguran akan mengalami penurunan.

Menurut Sukirno (2002: 151), jumlah pengeluaran pemerintah

dalam suatu periode tertentu tergantung banyak faktor, diantaranya adalah

jumlah penerimaan, tujuan-tujuan kegiatan ekonomi jangka pendek dan

pembangunan ekonomi jangka panjang dan pertimbangan politik dan

keamanan. Pengeluaran pemerintah dapat dibedakan menjadi dua

klasifikasi, yaitu:

1) Aparatur daerah yaitu pengeluaran untuk pemeliharaan atau

penyelenggaraan rodapemerintah sehari-hari meliputi belanja

pegawai, belanja barang, berbagai macamsubsidi (subsidi daerah

dan subsidi harga), angsuran dan bunga utang pemerintah,serta

jumlah pengeluaran lain. Anggaran belanja rutin memegang

peranan pentinguntuk menunjang kelancaran mekanisme sistem

pemerintahan serta upayapeningkatan efisiensi dan produktivitas,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

yang pada gilirannya akan menunjangtercapainya sasaran dan

tujuan setiap tahap pembangunan. Penghematan danefisiensi

pengeluaran rutin perlu dilakukan untuk menambah besarnya

tabunganpemerintah yang diperlukan untuk pembiayaan

pembangunan nasional.Penghematan dan efisiensi tersebut antara

lain diupayakan melalui penajamanalokasi pengeluaranrutin,

pengendalian dan koordinasi pelaksanaan pembelianbarang dan

jasa kebutuhan departemen/lembaga negara non departemen,

danpengurangan berbagai macam subsidi secara bertahap.

2) Pelayanan publik yaitu pengeluaran yang bersifat menambah

modal masyarakatdalam bentuk pembangunan baik prasarana fsiik

dan non fisik. Dibedakan ataspengeluaran pembangunan yang

dibiayai dengan dana rupiah dan bantuan proyek.Pengeluaran

pembangunan merupakan pengeluaran yang ditujukan

untukmembiayai program-program pembangunan sehingga

anggarannya selaludisesuaikan dengan dana yang dimobilisasi.

Dana kemudian dialokasikan padaberbagai bidang sesuai dengan

prioritas yang telah direncanakan. Berdasarkan uraian tersebut,

maka pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap tingkat

pengangguran.

Pembangunan infrastruktur tersebut akan berdampak pada

penyerapan tenaga kerja masyarakat sekitar. Penyerapan ini


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

akanmenimbulakan multiplier effect dimana para angkatan kerja yang

terserap lewat pembangunan infrastruktur ini akan mendapatkan upah,

upah yang mereka dapat kemudian digunakan untuk membeli kebutuhan

dari pabrik. Kenaikan daya beli ini akan berdampak pada peningkatan

produksi pabrik yang berimbas pada penambahan tenaga kerja.

Tabel 4.14: Tingkat Pengangguran dan APBD

APBD Pengeluaran
Pengangguran (dalam miliyar rupiah)
Tahun (%)
9.13
2006 1,294,948,833.00
7.58
2007 1,532,401,692.00
7.15
2008 1,711,015,164.00
6.62
2009 1,847,107,847.00
5.57
2010 2,004,899,187.00
6.38
2011 2,566,078,806.00
5.20
2012 3,835,996,351.00
5.69
2013 3,884,534,953.00
4.79
2014 4,454,187,317.00
5.14
2015 4,781,202,049.00
Sumber: BPS (data diolah)

Tingkat pengangguran di Provinsi Lampung dalam rentan 2006-

2015 mengalami pergerakan dominan naik.Tingkat pengangguran

tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 6,38%. Hal ini terjadi karena

pemutusan hubungan kerja oleh beberapa perusahaan di Lampung,

terbatasnya lapangan kerja, penyebaran lapangan pekerjaan yang belum


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

merata dan perubahan musim yang ekstrem.Akibatnya banyak angkatan

kerja yang susah dalam mencari kerja serta munculnya pengangguran

akibat PHK.Meski begitu APBD pada tahun tersebut mencapai

Rp2,566,078,806.00. Hal ini dikarenakan pembangunan masih terpusat

pada beberapa daerah saja.

Pada tahun 2013 tingkat pengangguran sebesar 5,69 persen dengan

APBD Rp3,884,534,953.00. Tingkat pengangguran sebesar 5,69 persen

pada tahun 2013 mengalami kenaikan dari tahun 2012 sebesar 5,20

persen. Peningkatan pengangguran juga terjadi di tahun 2015 sebesar 5,14

persen yang sebelumnya pada tahun 2014 sebesar 4,79.

Hasil dari olahan data dari penelitian ini, sesuai dengan hipotesis

penelitian yang menyatakan ada pengaruh dan siginifikan APBD terhadap

tingkat pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015.Hal ini

berarti, apabila terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen

maka terjadi penurunan tingkat kemiskinan sebesar 0,527 persen.Hasil ini

sesuai dengan hipotesis yang ada, menyatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengangguran.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi

mempunyai pengaruh siginifikan terhadap tingkat kemiskinan di

Indonesia.Hal ini sesuai dengan teori yang ada. Apabila pertumbuhan

ekonomi meningkat maka pendapatan masyarakat meningkat sehingga

akan berdampak pada kemiskinan yang menurun.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

2. Pengaruh Angkatan Kerja Terhadap Pengangguran di Provinsi


Lampung Tahun 2006-2015.

Koefisien regresi varabel angkatan kerja berniali negatif dan

signifikan dengan nilai koefesien sebesar -3.394E-6terhadap tingkat

pengangguran di Provinsi lampung tahun 2006-2015.Hal ini menunjukan

bahwa apabila terjadi peningkatan angkatan kerja sebesar 1 persen maka

terjadi peningkatan pengangguran sebesar -3.394E-6 persenterhadap

tingkat pengangguran di Provinsi Lampung periode 2006-2015.Maka dari

itu dapat disimpulkan bahwa angkatan kerja berpengaruh negatif terhadap

tingkat pengangguran di Provinsi Lampung periode 2006-2015.Tanda

negatif menandakan hubungan yang negatif, artinya ketika angkatan kerja

mengalami peningkatan, maka penganguran akan mengalami penurunan.

Menurut Anggoro (2015: 2) tingginya tingkat pertumbuhan

angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan tersedianya lapangan

pekerjaan membuat penciptaan lapangan pekerjaan di suatu daerah

minim.Akibatnya serapan tenaga kerja pun tidak maksimal dan

mengakibatkan terjadi pengangguran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Table 4.15: Tingkat Pengangguran dan Angkatan Kerja

Angkatan Kerja
Pengangguran
(juta orang)
Tahun (%)
9.13
2006 3,064,139
7.58
2007 3,550,483
7.15
2008 3,568,770
6.62
2009 3,627,155
5.57
2010 3,957,697
6.38
2011 3,598,090
5.20
2012 3,709,599
5.69
2013 3,681,084
4.79
2014 3,857,936
5.14
2015 3,832,108
Sumber: BPS (data diolah)

Berdasarkan hasil penelitian ini, sesuai dengan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh dan signifikan angkatan kerja terhadap

tingkat pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015, artinya

semakin tinggi jumlah angkatan kerja maka tingkat penggangguran turun.

Hal ini terjadi karena presentasi pengangguran berada dibawah prosentase

pengangguran nasional.Berikut tabel presentase pengangguran tingkat

nasional, sebagai pembanding.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Table 4.16: Tingkat Presentase Pengangguran Nasional

Tahun Pengangguran (dalam %)

2006 10,93

2007 10,01

2008 9,39

2009 8,96

2010 8,32

2011 7,70

2012 7,24

2013 7,39

2014 7,45

2015 6,18

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

Hal ini terjadi karena tenaga kerja Lampung memiliki daya serap

yang tinggi. Lampung sendiri banyak mensuplay tenaga kerjanya ke

beberapa daerah yang berdekatan dengan Lampung seperti Jakarta, Bekasi,

Bandung, dan Bogor. Hal ini menyebabkan ketika angkatan kerja di

Lampung naik, maka pengangguran turun.

Jumlah angkatan kerja di Provinsi Lampung periode 2006-2015

cenderung mengalami kenaikan, meski pada beberapa tahun mengalami

penurunan.Penurunan ini terjadi pada tahun 2011, 2013, dan 2015.

Angkatan kerja merupakan golongan masyarakat yang sedang mencari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

pekerjaan maupun tidak bekerja yang berada di usia 10 sampai 64 tahun.

Semakin tinggi angkatan kerja maka tingkat pengangguran semakin

menurun, namun jika jumlah angkatan kerja yang banyak ini tidak

diimbangi dengan perluasan laangan pekerjaan maka akan menyebabkan

pengangguran karena tidak tersedia lapangan pekerjaan yang menampung

jumlah angkatan kerja yang kian meningkat.

3. Pengaruh Investasi Terhadap Tingkat Pengangguran di Provinsi


Lampung Tahun 2006-2015.

Koefesien regresi variable investasi bernilai positif dan tidak

signifikan dengan nilai koefesien sebesar 1.110E-13terhadap tingkat

pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015.Hal ini berarti

bahwa variable investasi mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap

tingkat pengangguran di Provinsi Lampung pada periode 2006-2015

dengan memiliki hubungan yang positif.Artinya ketika investasi naik,

maka tingat pengangguran akan turun.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Table 4.17: Tingkat Pengangguran dan Investasi

Investasi (Rp)
Pengangguran (000,00)
Tahun (%)
9.13 1,654,222,000.
2006
7.58 1,336,465,500.
2007
1,468,850,000.
2008 7.15

6.62 857,280,000.
2009
5.57 548,423,700.
2010
6.38 1,545,306,000.
2011
5.20 1,409,481,000.
2012
1,895,745,200.
2013 5.69

4.79 5,452,263,000.
2014
5.14 8,900,510,000.
2015
Sumber: BPS (data diolah)

Menurut Harrod Domar (Mulyadi, 2003), dalam teorinya

berpendapat bahwa investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi

juga memperbesar kapasitas produksi. Artinya dengan semakin besar

kapasitas produksi maka akan membutuhkan tenaga kerja yang semakin

besar pula. Dengan asumsi fullemployment.Ini karena investasi

merupakan penambahan faktor-faktor produksi, yang mana salah satu dari

faktor produksi adalah tenaga kerja. Dengan begitu perekonomian secara

keseluruhan dapat menyerap tenaga kerja yang sebanyak-banyaknya,

sehingga partisipasi angkatan kerja akan semakin meningkat pula.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Dari hasil yang diperoleh, investasi yang ada di lampung lebih

condong pada investasi padat modal.Artinya investasi yang terjadi tidak

banyak menyerap tenaga kerja. Hal ini terjadi pada beberapa pabrik, salah

satunya pabrik gula yang pemotongan tebu atau saat panen tebu

mengunakan tenaga mesin.

.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variable APBD,

angkatan kerja, UMP dan investasi terhadap tingkat pengangguran di

Provinsi Lampung tahun 2006-2015.Berdasarkan hasil analisis data

yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Variabel APBD mempunyai pengaruh negatif dan signifikan

terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Lampung pada periode

2006-2015. Hal ini didasarkan pada koefesien regresi variable

APBD dengan koefesien negatif sebesar-6.412E-10dant hitung

sebesar -7.704< (T table) 1,895terhadap tingkat pengangguran di

Provinsi Lampung tahun 2006-2015, yang berarti koefisien regresi

signifikan dan bernilai negatif.

2. Variabel angkatan kerja mempunyai pengaruh negatif dan

signifikan terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Lampung

periode 2006-2015. Hal ini didasarkan pada koefesien regresi

variable angkatan kerja dengan koefesien negatif sebesar -3.394E-

6dan t hitung sebesar -10.685< (T table) 1,895terhadap tingkat

pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015, yang berarti

koefisien regresi signifikan dan bernilai negatif.

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

3. Variable investasi mempunyai pengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Lampung

pada periode 2006-2015. Hal ini didasaran pada koefesien regresi

variabel investasi dengan koefesien negatif sebesar 1.110E-13dan t

hitung sebesar 3.092< (T table) 1,943 943 terhadap tingkat

pengangguran di Provinsi lampung tahun 2006-2015, yang berarti

koefisien regresi tidak signifikan dan bernilai positif.

B. Saran

Tingkat pengangguran di Provinsi Lampung memerlukan kebijakan

yang tepat khususnya kebijakan mengenai ekonomi makro, sehingga

tingkat pngangguran di Provinsi Lampung bisa berkurang. Maka dari itu

pemerintah beserta lembaga –lembaga daerah lainnya harus bisa membuat

kebijakan yang tepat sehingga kebijakan tersebut dapat dirasakan oleh

masyarakat usia kerja. Dengan demikian ada beberapa saran dari penulis,

yaitu:

1. Pemerintah secara berkala perlu untuk meningkatkan APBD,

tujuannya adalah meningkatkan daya serap angkatan kerja yang

ada di Provinsi Lampung. Sehingga pengangguran yang ada di

Provinsi Lampung dapat ditekan.

2. Sebaiknya pemerintah Lampung memprioritaskan kepada para

penanam saham untuk melakukan investasi yang condong pada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

investasi padat karya. Sehingga penyerapan tenaga kerja yang

ada dapat terjadi.

3. Pemerintah perlu meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini

penting dan harus dilaukan karena angkatan kerja yang ada di

Provinsi Lampung besar, sehigga terjadi persaingan. Dengan

meningkatnya pendidikan tersebut maka kualitas angkatan kerja

ini akan membaik sehingga menjadi lebih layak untuk

disalurkan ke daerah sekitar.

4. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah perlu memasukkan

variabellain, seperti tingkat pendidikan, inflasi, pertumbuhan

penduduk, dan lain-lain.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Alghofari. 2010. “AnalisisTtingkat Pengangguran di IindonesiaTtahun


1980-2007”. Skripsi.

Algifari. 2011. Analisis Regresi: Teori, Kasus, dan Solusi. Edisi Dua.
Yogyakarta: BPFE.

Anggoro. 2015. “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan


Angkatan Kerja Terhadap Tingkat Pengangguran di Kota Surabaya”.
Skripsi.

Arsyad L. 2004. Ekonomi Pembangunan Edisi Ke-4. Yogyakrta: Aditya


Media.

Asyhadie, Zaeni. 2007. Hukum Kerja: Hukum Ketenagakerjaan Bidang


Hubungan Kerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Badan Pusat Statistik Lampung. 2015: Lampung Dalam Angka

_________________________. 2006. Lampung Dalam Angka

_________________________. 2007. Lampung Dalam Angka

_________________________. 2008. Lampung Dalam Angka

_________________________. 2009. Lampung Dalam Angka

_________________________. 2010. Lampung Dalam Angka

_________________________. 2011. Lampung Dalam Angka

_________________________. 2012. Lampung Dalam Angka

_________________________. 2013. Lampung Dalam Angka

_________________________. 2014. Lampung Dalam Angka

_________________________. 2015. Lampung Dalam Angka

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba


Empat.

Ismawanto. (2009). Ekonomi 3: Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta:


Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Kristyana. 2011. “Pengaruh Upah Minimum Kabupaten/Kota (Umk),


Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Terhadap Pengangguran Terbuka
di Jawa Tengah Tahun 2004-2009”.Skripsi.

Kurniawan. 2014. “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah


Minimum, dan Investasi Terhadap Pengangguran di Kabupaten
Gersik”. Skripsi.

Larengkum, dkk.“Pengaruh Anggaran Pendapatan Belanja Derah


Terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Kabupaten Kepulauan
Talud”.Skripsi

Mankiw G. 2007. Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Mulyadi. 2003.“Ekonomi Sumber Daya Manusa Dalam Perspektif


Pembangunan”. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mustika. 2010. “Analisis Tingkakat Pengangguran dan Faktor-Faktor


Yang Mempengaruhinya di Kota Sematrang”. Skripsi.

Nazir, M. 2014. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Noor, Juliansyah. 2014. Analisis Data Penelitian Ekonomi & Manajemen.


Jakarta: PT. Grasindo.

Noor, H.F. 2015.Ekonomi Publik: Ekonomi untuk Kesejahteraan Rakyat.


Jakarta: PT. Indeks.

Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan.


Diakses dari: http://peraturan.go.id/pp/nomor-78-tahun-2010-
11e44c4f57f56cd093f0313232303338.html. Tanggal 9 November
2016.

Rudiningtyas. 2010. “Pengaruh Pendapatan Blanja Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Pengangguran”.Skripsi.

Santoso, Singgih. 2002. StatistikMultivariant :Buku Latiahn SPSS. Jakarta:


Elex Media Komputindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Santoso, Singgih. 2010. Statistik Parametrik:Konsep Dan Aplikasi Dengan


SPSS. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Siregar, dkk. 2012. “Analisis Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja


Derah Aceh Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan
Kemiskinan”.Skripsi.

Sugiyono. 2012. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Persada.


Jakarta.

Sukirno, Sadono. 1981. Ekonomi Pembangunan : Proses Masalah dan


Dasar Kebijakan. Medan: Borta Gorat.

Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Sukirno, Sadono. 2002. Teori Mikro Ekonomi. Cetakan Keempat Belas.


Jakarta: Rajawali Press.

Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: PT. Raja


Garifindo.

Sumarsono, Sonny. 2003. Ekonomi manajemen Sumber Daya Manusia


dan Ketenagakerjaan. Jakarta:FE UI.

Tirta. 2013. “Analisis Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan


Investasi Terhadap Pengangguran di Provinsi Jawa Tengah”.Skripsi.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2013 Tentang


Ketenagakerjaan. Diakses dari:
http://www.kemenperin.go.id/kompetensi/UU_13_2003.pdf. Tanggal
12 Oktober 2016.

Undang-Undang No 17 tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Diakses


dari:
http://www.bpk.go.id/assets/files/storage/2013/12/file_storage_13861
52419.pdf. Tanggal 12 Oktober

Yanti. 2014. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat


Pengangguran di Jawa Tengah Tahun 1991 Sampai 2011”. Skripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Yeny D. 2011. “Analisis Pengaruh PDRB, Upah dan Inflasi Terhadap


Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Tengah Tahun 1991-2009”.
Skripsi.

Website:

https://www.bps.go.id/

https://jakarta.bps.go.id/

http://lampung.bps.go.id/

https://sumsel.bps.go.id/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN-LAMPIRAN

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

Lampiran 1: Tingkat pengangguran di Provinsi Lampung Tahun 2006-


2015.

Tahun Pengangguran (%)

2006 9.13
2007 7.58
2008 7.15
2009 6.62
2010 5.57
2011 6.38
2012 5.20
2013 5.69
2014 4.79
2015 5.14
Sumber: Statistik Indonesia, BPS Lampung

Lampiran 2: Tingkat pengangguran di Provinsi Sumatra Selatan Tahun


2006-2015.
Tahun Pengangguran(%)
2006 11.40
2007 12.57
2008 12.16
2009 12.15
2010 11.05
2011 11.69
2012 9.67
2013 8.63
2014 8.47
2015 7.23
Sumber: Statistik Indonesia, BPS Sumatra Selatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Lampiran 3: Tingkat pengangguran di Provinsi DKI Jakarta Tahun


2006-2015.
Tahun Pengangguran(%)
2006 11.40
2007 12.57
2008 12.16
2009 12.15
2010 11.05
2011 11.69
2012 9.67
2013 8.63
2014 8.47
2015 7.23
Sumber: Statistik Indonesia, BPS DKI Jakarta

Lampiran 4: Tingkat APBD di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015

APBD_Pengeluaran (miliar rupiah)


Tahun
2006 1,294,948,833.00
2007 1,532,401,692.00
2008 1,711,015,164.00
2009 1,847,107,847.00
2010 2,004,899,187.00
2011 2,566,078,806.00
2012 3,835,996,351.00
2013 3,884,534,953.00
2014 4,454,187,317.00
2015 4,781,202,049.00
Sumber: Statistik Indonesia, BPS Lampung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Lampiran 5: Tingkat Investasi di Provinsi Lampung 2006-2015

Tahun Investasi Gabungan


(Rp) (000,00)
2006 1,654,222,000.
2007 1,336,465,500.
2008 1,468,850,000.
2009 857,280,000.
2010 548,423,700.
2011 1,545,306,000.
2012 1,409,481,000.
2013 1,895,745,200.
2014 5,452,263,000.
2015 8,900,510,000.
Sumber: Statistik Indonesia, BPS Lampung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Lampiran 6: Jumlah Angkatan Kerja di Provinsi Lampung Tahun

2006-2015

Jumlah Angkatan Kerja (juta


Tahun orang)
2006 3,064,139
2007 3,550,483
2008 3,568,770
2009 3,627,155
2010 3,957,697
2011 3,598,090
2012 3,709,599
2013 3,681,084
2014 3,857,936
2015 3,832,108
Sumber: Statistik Indonesia, BPS Lampung

Lampiran 7: Tingkat Presentase Pengangguran Nasional

Pengangguran
Tahun (dalam %)
2006 10,93
2007 10,01
2008 9,39
2009 8,96
2010 8,32
2011 7,70
2012 7,24
2013 7,39
2014 7,45
2015 6,18
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Lampiran 8: Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 10
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .15172982
Most Extreme Absolute .246
Differences Positive .246
Negative -.155
Kolmogorov-Smirnov Z .779
Asymp. Sig. (2-tailed) .579
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Lampiran 9: Uji Linearitas

ANOVAb
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 154.49
16.006 3 5.335 .000a
9
Residual .207 6 .035
Total 16.213 9
a. Predictors: (Constant), Investasi, Angkatan_Kerja,
APBD
b. Dependent Variable: Pengangguran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Lampiran 10: Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Correlations Statistics
Zero-
Model B Std. Error Beta t Sig. order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 20.206 1.062 19.031 .000
APBD -6.412E-10 .000 -.628 -7.704 .000 -.828 -.953 -.356 .320 3.122
Angkatan_
-3.394E-6 .000 -.618 -10.685 .000 -.914 -.975 -.493 .636 1.573
Kerja
Investasi 1.110E-13 .000 .217 3.092 .021 -.450 .784 .143 .433 2.308

a. Dependent Variable: Pengangguran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

Lampiran 11: Uji Heteroskedatisitas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Lampiran12: Uji Autukorelasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .994 .987 .981 .18583 2.459
a. Predictors: (Constant), Investasi, Angkatan_Kerja,
APBD
b. Dependent Variable: Pengangguran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Lampiran 13: Hasil Analisis Uji Simultan (Uji F)

ANOVAb
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 16.006 3 5.335 154.499 .000a
Residual .207 6 .035
Total 16.213 9
a. Predictors: (Constant), Investasi,
Angkatan_Kerja, APBD
b. Dependent Variable: Pengangguran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Lampiran 14 : Hasil Analisis Uji T

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 20.206 1.062 19.031 .000
APBD -6.412E-10 .000 -.628 -7.704 .000
Angkatan_
-3.394E-6 .000 -.618 -10.685 .000
Kerja
Investasi 1.110E-13 .000 .217 3.092 .021
a. Dependent Variable:
Pengangguran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Lampiran 15 : R-Square

Model Summaryb
R Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R Square Square Estimate Watson
1 .994a .987 .981 .18583 2.459
a. Predictors: (Constant), Investasi,
Angkatan_Kerja, APBD
b. Dependent Variable: Pengangguran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Lampiran 16 : Regression

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics
Std. Zero-
Model B Error Beta T Sig. order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 20.206 1.062 19.031 .000
APBD -6.412E-10 .000 -.628 -7.704 .000 -.828 -.953 -.356 .320 3.122
Angkatan_
-3.394E-6 .000 -.618 -10.685 .000 -.914 -.975 -.493 .636 1.573
Kerja
Investasi 1.110E-13 .000 .217 3.092 .021 -.450 .784 .143 .433 2.308

a. Dependent Variable: Pengangguran

Anda mungkin juga menyukai