BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan, setiap makhluk hidup pasti melakukan aktivitas.
Aktivitas ini tersusun dari berbagai sistem. Supaya makhluk hidup tersebut
dapat bertahan hidup. Diantara aktivitas makhluk hidup yang dapat
menentukan kehidupan makhluk hidup adalah proses pencernaan dan
pernafasan. Untuk mengatur mekanismeny setiap makhluk hidup
memerlukan oksigen dan zat makan serta mengeluarkan zat sisa
metabolisme menghasilkan sampah (sisa) yang harus dikeluarkan oleh
tubuh. Peredaran materi, baik berupa bahan-bahan yang diperlukan tubuh
seperti halnya oksigen maupun hasil metabolisme dan sisa-sisanya yang
dilakukan oleh sistem peredaran atau sistem sirkulasi. Hasil pencernaan
makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan ke seluruh jaringan tubuh,
sedangkan sisa-sisa metabolisme diangkut dari seluruh jaringan tubuh
menuju organ-organ pembuangan. Jika kita telaah lebih jauh sistem
penceraan ini sangatlah luas. Maka di dalam makalah ini kami akan
memaparkan hal-hal pokok dan inti dari sistem pencernaan. Sehingga
diharapkan paparan yang sederhana ini setidaknya dapat menambah
asupan ilmu pengetahuan kita semua, serta dapat dijadikan modal untuk
menjadi pengajar yang baik dan berwawasan luas.
Kolelitiasis adalah pembentukan batu empedu yang biasanya
terbentuk dalam kandung empedu dari unsur-unsur padat yang membentuk
cairan empedu (Brunner & Suddarth, 2001).Penyakit batu empedu sudah
merupakan masalah kesehatan yang penting di negara barat sedangkan di
Indonesia baru mendapatkan perhatian di klinis, sementara publikasi
penelitian batu empedu masih terbatas.
Insiden batu kandung empedu di Indonesia belum diketahui dengan
pasti, karena belum ada penelitian. Banyak penderita batu kandung
empedu tanpa gejala dan ditemukan secara kebetulan pada waktu
2
dilakukan foto polos abdomen, USG, atau saat operasi untuk tujuan yang
lain
Batu empedu umumnya ditemukan di dalam kandung empedu, tetapi
batu tersebut dapat bermigrasi melalui duktus sistikus ke dalam saluran
empedu menjadi batu saluran empedu dan disebut sebagai batu saluran
empedu sekunder. Pada beberapa keadaan, batu saluran empedu dapat
terbentuk primer di dalam saluran empedu intra-atau ekstra-hepatik tanpa
melibatkan kandung empedu. Pada sekitar 80% dari kasus, kolesterol
merupakan komponen terbesar dari batu empedu. Biasanya batu - batu ini
juga mengandung kalsium karbonat, fosfat atau bilirubinat, tetapi jarang
batu- batu ini murni dari satu komponen saja.
B. Rumusan Masalah
1. Organ apa saja yang berperan pada sistem pencernaan pada manusia ?
2. Apa itu penyakit batu empedu ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui organ yang berperan di sistem pencernaan manusia
2. Untuk mengetahui tentang penyakit batu empedu
D. Sistematika Penulisan
Bab I terdiri dari Pendahuluan : Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan, dan Sistematika Penulisan.
Bab II terdiri dari Pembahasan : Sistem Pencernaan Pada Manusia, Organ
Yang Berperan Dalam Proses Pencernaan Makanan, Penyakit Batu
Empedu.
Bab III terdiri dari Penutup : Kesimpulan dan Saran.
Daftar Pustaka
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Mulut
Proses pencernaan pertama kali terjadi di mulut, di dalam mulut
terdapat berbagai alat yang dapat berfungsi membantu proses
pencernaan diantaranya, gigi, lidah, dan enzim ptialin. Mulut
merupakan tempat pertama terjadinya proses pencernaan baik secara
mekanik yang dilakukan dengan gigi maupun secara kimiawi yang
bekerjasama dengan kelenjar ludah. gigi yang berfungsi sebagai
pencerna mekanik yang dimana gigi tersebut bertugas untuk
memotong, menyobek, dan mengunyah makanan. Sedagkan lidah
berfungsi untuk membantu proses menelan dan pencampuran makanan
dalam mulut. Amati Ilustrasi gambar mulut sebagai sistem pencernaan
pertama kali.
5
2. Kerongkongan (Esofagus)
Setelah ditelan, makanan akan melewati tenggorokan (faring) dan
kerongkongan (esofagus). Kerongkongan adalah saluran yang
panjangnya sekitar 25 cm, mulai dari faring hingga lambung. Esofagus
(dari bahasa Yunani: οiσω, oeso - "membawa", dan έφαγον, phagus -
"memakan") atau kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada
vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut
ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui esofagus dengan
menggunakan proses peristaltik. Esofagus bertemu dengan faring –
yang menghubungkan esofagus dengan rongga mulut – pada ruas ke-6
tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga
bagian: bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian
tengah (campuran otot rangka dan otot polos), serta bagian inferior
(terutama terdiri dari otot polos). Kerongkongan/esofagus akan
mengantarkan makanan yang sudah ditelan untuk diolah lebih lanjut di
dalam lambung. Di dalam kerongkongan, terdapat katup yang disebut
dengan epiglotis. Bagian ini berfungsi untuk melindungi saluran napas
ketika menelan makanan atau minuman. Jika makanan atau minuman
masuk ke saluran pernapasan, maka Anda bisa mengalami batuk atau
tersedak.
6
3. Lambung (Ventrikulus)
Lambung merupakan oragan dalam yang berbentuk menyerupai
huruf j yang terletak di bagian atas perut. Lambung adalah organ
pencernaan yang bentuknya di penehi dengan otot dan pembuluh
darah. Sedangkan ukuran lambung variatif tergantung postur tubuh
yang memiliki lambung. Tempat bertemunya lambung dan ujung
kerongkongan dijaga oleh otot khusus yang disebut lower esophageal
sphincter. Otot ini berfungsi menjaga agar makanan yang telah masuk
dan diolah di dalam lambung tidak kembali naik ke kerongkongan.
Ketika masuk ke dalam lambung, makanan akan diaduk dan digiling.
Lambung mengeluarkan zat asam dan enzim untuk melanjutkan proses
pemecahan makanan. Selain memecah makanan, lambung dapat
membunuh bakteri yang mungkin ada di makanan yang dikonsumsi. Di
dalam lambung, makanan akan dibuat menjadi cairan pekat atau
berupa pasta, dan selanjutnya akan didorong ke usus halus.
7
a) Kardiak
Kardiak adalah bagian ujung lambung teratas yang
berhubungan langsung dengan esofagus. Kardiak menjadi
tempat pertama masuknya makanan setelah dari
kerongkongan. Pada ujung lambung ini terdapat sfingter
kardiak, cincin otot yang berfungsi sebagai klep untuk
mencegah makanan yang sudah masuk ke lambung kembali
naik ke kerongkongan.
b) Fundus
Setelah memasuki kardiak, makanan kemudian
disalurkan menuju fundus. Fundus adalah area yang
berbentuk lengkungan di bagian atas lambung dan terletak
di bawah diafragma. Bagian lambung yang satu ini menjadi
tempat makanan mulai mengalami proses pencernaan.
8
c) Badan lambung
Badan lambung adalah bagian dari anatomi lambung
yang paling penting. Pasalnya, badan lambung menjadi
tempat makanan dicerna dan diproses menjadi bentuk kecil-
kecil dengan bantuan enzim lambung.
d) Antrum
Antrum adalah bagian terbawah dari lambung,
terkadang disebut juga dengan antrum pilorus. Antrum
memiliki fungsi sebagai tempat menampung makanan yang
sudah dicerna sebelum disalurkan menuju usus halus.
e) Pilorus
Pilorus adalah anatomi lambung paling akhir yang
terhubung langsung dengan usus halus. Pada pilorus
terdapat sfingter pilorus, yaitu cincin otot tebal yang
berfungsi sebagai katup yang mengatur keluarnya makanan
dari lambung menuju duodenum. Sfingter pilorus ini juga
berfungsi untuk mencegah makanan yang sudah tersalurkan
ke duodenum agar tidak kembali ke lambung.
4. Usus Halus
Makanan yang sudah menjadi cairan pekat atau semi padat berupa
pasta (disebut juga kimus atau chyme), selanjutnya didorong ke usus
halus. Usus halus terdiri dari tiga bagian, yakni duodenum (usus 12
jari), jejunum (usus kosong), dan ileum (bagian terakhir dari usus
halus), yang memiliki tugas masing-masing. Makanan bergerak dari
satu bagian ke bagian lain dari usus dengan bantuan gerakan peristaltik
usus. Gerakan peristaltik adalah serangkaian gerakan kontraksi dan
relaksasi otot di saluran pencernaan, yang berfungsi untuk mendorong
makanan. Duodenum bertanggung jawab untuk melanjutkan proses
pemecahan makanan, sedangkan jejunum dan ileum bertanggung
jawab untuk proses penyerapan nutrisi ke dalam aliran darah. Usus
halus akan melanjutkan proses pemecahan makanan dengan
9
5. Usus Besar
Usus satu ini merupakan usus yang memiliki bentuk meyerupi
huruf U yang terbali. Yang mana letak dari usus ini adalah berada di
usus halus tepat di atasnya dari mulai bagian kanan bawah tubuh
10
hingga pada bagian kiri. Usus ini memiliki kisaran ukuran sekitar 5 – 6
meter. Selain itu usus besar juga memiliki 3 struktur yakni rektum,
colon dan cecum. Nah bagian sektum inilah yang merupakan kantong
yang berada di ujung awal usus besar. Pada bagian ini makanan akan
melaluinya yakni dari usus halus menuju usus besar.
Colon merupakan tempat cairan dan zat garam di ambil dan
bentuknya memanjang melaui sektum – sektum. Bagian terakhir
adalah rektum yang akan menyumpan kotoran sebelum sampai di
anus.Fungsi dari usus besar ini tentunya sebagai salah satu wadah
untuk pembuangan air dan garam yakni dari bahan yang tidak mudah
untuk di cerna sehingga nantinya akan membentu limbah padat.
Adapun di dalam usus besar ini terdapat bakteri yang di gunakan
untuk mencerna bahan yang susah untuk di cerna.Setelah melewati
usus halus,sisa makanan masuk ke usus besar (kolon).
Kolon terdiri dari tiga bagian yaitu kolon naik, kolon datar dan
kolon turun. Kolon memiliki tambahan usus yang disebut umbai cacing
atau apendiks.
Di dalam usus besar, sisa makan mengalami pembusukan.
Pembusukan ini di bantu oleh bakteri Escherichia coli. Air dan garam
mineral dari sisa makanan tersebut, akan diserap oleh usus kambali.
Setelah itu sisa makanan dikeluarkan melalui anus dalam bentuk tinja
(fases).
11
6. Anus
Bagian yang terakhir dari saluran pencernaan merupakan bagian
yang menggelembung disebut rektum. Rektum dan anus merupakan
lubang tepat pembuangan fases dari tubuh. Anus manusia terletak di
bagian tengah bokong, bagian posterior dari peritoneum.
Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter.
Terdapat dua otot sphinkter anal (di sebelah dalam dan luar). Otot ini
membantu menahan feses saat defekasi.
Salah satu dari otot sphinkter merupakan otot polos yang bekerja
tanpa perintah, sedangkan lainnya merupakan otot rangka. Feses
dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar) yang
merupakan fungsi utama anus.
12
a) Asimtomatik
b) Obstruksi duktus sistikus
c) Kolik bilier
d) Kolesistitis akut
e) Perikolesistitis
f) Peradangan pankreas (pankreatitis)
g) Perforasi
h) Kolesistitis kronis
i) Hidrop kandung empedu
j) Empiema kandung empedu
k) Fistel kolesistoenterik
l) Batu empedu sekunder (Pada 2-6% penderita, saluran
menciut kembali dan batu empedu muncul lagi)
m) Ileus batu empedu (gallstone ileus)
Kolesistokinin yang disekresi oleh duodenum karena adanya
makanan menghasilkan kontraksi kandung empedu, sehingga batu
yang tadi ada dalam kandung empedu terdorong dan dapat menutupi
duktus sistikus, batu dapat menetap ataupun dapat terlepas lagi.
Apabila batu menutupi duktus sistikus secara menetap maka mungkin
akan dapat terjadi mukokel, bila terjadi infeksi maka mukokel dapat
menjadi suatu empiema, biasanya kandung empedu dikelilingi dan
ditutupi oleh alat-alat perut (kolon, omentum), dan dapat juga
membentuk suatu fistel kolesistoduodenal. Penyumbatan duktus
sistikus dapat juga berakibat terjadinya kolesistitis akut yang dapat
sembuh atau dapat mengakibatkan nekrosis sebagian dinding (dapat
ditutupi alat sekiatrnya) dan dapat membentuk suatu fistel
kolesistoduodenal ataupun dapat terjadi perforasi kandung empedu
yang berakibat terjadinya peritonitis generalisata.
Batu kandung empedu dapat maju masuk ke dalam duktus sistikus
pada saat kontraksi dari kandung empedu. Batu ini dapat terus maju
sampai duktus koledokus kemudian menetap asimtomatis atau kadang
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
24