Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MORTALITAS KEPENDUDUKAN

OLEH:

MUSTIKA (702001180490)

SRI WAHYUNI. H (70200118015)

ANDI AZIZAH ABDILLAH FAIZAL (70200118084)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum   warahmatullahi wabarakatuh.

  Segala puji hanya untuk Allah SWT Tuhan Semesta Alam. Sholawat dan
salam tetap tercurahkan dan dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, serta keluarga, sahabat, dan pengikutnya.
Segala puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan segala
karunianya sehingga saya bisa menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul
“MORTALITAS KEPENDUDUKAN”.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari
segi penyusunan Bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada
saya membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang hendak
membacanya.
Wassalamualaikum   warahmatullahi wabarakatuh.

Samata, 30 April 2019

Kelompok 4

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Mortalitas 3
2.2 Konsep Mati 4
2.3 Faktor-faktor penyebab mortalitas 4
2.4 Indikator mortalitas 5
2.5 Analisis kasus mortalitas (kematian) di kabupaten Kaur 9
BAB III PENUTUP 14
3.1 Kesimpulan 14
3.2 Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga
komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk.
Dua komponen demografi lainnya adalah fertilitas (kelahiran)  dan
migrasi. Informasi tentang kematian penting, tidak saja bagi pemerintah
melainkan juga bagi pihak swasta, yang terutama berkecimpung dalam
bidang ekonomi dan kesehatan.
Data  kematian sangat di perlukan antara lain untuk proyeksi
penduduk guna perencanaan pembangunan.Misalnya, perencanaan
fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan, dan jasa-jasa lainnya untuk
kepentingan masyarakat. Data kematian juga diperlukan untuk
kepentingan evaluasi terhadap programprogram kebijaksanaan penduduk.
Konsep mati perlu diketahui guna mendapatkan data kematian
yang benar. Dengan kemajuan ilmu kedokteran, kadang-kadang sulit untuk
membedakan keadaan mati dan keadaan hidup secara klinik. Apabila
pengertian mati tidak dikonsepkan, dikhawatirkan bisa terjadi perbedaan
penafsiran antara berbagai orang tentang kapan seseorang dikatakan mati.
Menurut konsepnya, terdapat 3 keadaan vital, yang masing-masing saling
bersifat mutually exclusive, artinya keadaan yang satu tidak mungkin
terjadi bersama dengan salah satu keadaan lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian mortalitas?
2. Penjelasan mengenai konsep mati ?
3. Factor-faktor yang mempengaruhi mortalitas ?
4. Penjelasan Indicator mortalitas?
5. Menganalisis salah satu kasus mortalitas yang ada di kabupaten Kaur?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian mortalitas serta mengetahui konsep mati.
2. Mengetahui factor yang mempengaruhi mortalitas dan mengetahui apa
saja indicator mortalitas.
3. Mengetahui penyebab terjadinya kematian ibu dan bayi di Kabupaten
Kaur.

2
3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mortalitas

Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan
dan di mana saja.Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan
dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan
lingkungan.Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja pemerintah
pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.Mortalitas
atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen demografi selain
fertilitas dan migrasi,  yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur
penduduk.
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena
akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per
dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan
kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5
berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas
berbeda dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individual yang
memiliki penyakit selama periode waktu tertentu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefenisikan kematian sebagai
suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara
permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
Mortalitas adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkat kematian suatu
daerah. Dalam hal ini, mortalitas terbagi atas tiga tingkatan antara lain :
tingkat kematian kasar, tingkat kematian khas umur, tingkat kematian bayi.
Mortalitas ( kematian ) ini tidak bisa kita hindari seiring dengan waktu,
semua makhluk hidup akan mati.
2.2 Konsep Mati

Konsep mati perlu di ketahui guna mendapatkan data kematian yang


benar. Dengan kemajuan ilmu dibidang kesehatan, kadang-kadang sulit untuk
membedakan keadaan mati dan keadaan hidup secara klinik.Apabila
pengertian mati tidak dikonsepkan dikawatirkan bisa terjadi perbedaan
penafsiran antara berbagai orang tentang kapan seseorang dikatakan mati.
Menurut konsepnya, terdapat tiga keadaan vital, yang masing-masing
saling bersifat “mutually exclusive”, artinya keadaan yang satu tidal mungkin
terjadi bersamaan dengan salah satu keadaan lainnya. Tiga keadaan vital
tersebut adalah:
1.      Lahir hidup (live birth)
2.      Mati (death)
3.      Lahir mati (fetal death)
Mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan
secara permanent, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
Sedangkan lahir hidup yaitu peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim
seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah
perpisahan tersebut terjadi, hasil konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-
tanda hidup lainnya, seperti denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan-
gerakan otot tanpa memandang apakah tali pusat sudah dipotong atau belum.

2.3 Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas

Kematian dewasa umumnya disebabkan karena penyakit menular,


kecelakaan atau gaya hidup yang beresiko terhadap kematian. Kematian bayi
dan balita umumnya disebabkan oleh penyakit sistem pernapasan bagian atas
(ISPA) dan diare, yang merupakan penyakit karena infeksi kuman. Faktor
gizi buruk juga menyebabkan anak-anak rentan terhadap penyakit menular,
sehingga mudah terinfeksi dan menyebabkan tingginya kematian bayi dan
balita di sesuatu daerah.

4
Di samping itu juga terdapat, faktor sosial ekonomi seperti
pengetahuan tentang kesehatan, gisi dan kesehatan lingkungan, kepercayaan,
nilai-nilai, dan kemiskinan merupakan faktor individu dan keluarga,
mempengaruhi mortalitas dalam masyarakat . Tingginya kematian ibu
merupakan cerminan dari ketidak tahuan masyarakat mengenai pentingnya
perawatan ibu hamil dan pencegahan terjadinya komplikasi kehamilan.

2.4 Indikator Mortalitas


a) Angka Kematian Kasar (AKK) atau Crude Death Rate (CDR)
Konsep Dasar :
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang
menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun
tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Angka ini disebut kasar sebab belum
memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai risiko
kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih
muda.
Kegunaan :
Angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak
memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada
indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan
gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun
yang bersangkutan. Apabila dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar akan
menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah.

Definisi Angka Kematian Kasar :


Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan
banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu,
di suatu wilayah tertentu.

5
b) Angka Kematian Bayi (AKB)
Konsep Dasar :
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah
bayi  lahir sampai bayi belum berusia  tepat satu tahun. Banyak faktor
yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi
penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian
neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah
dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak
sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau
didapat selama kehamilan.
Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah
kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia
satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan
pengaruh lingkungan luar.
Kegunaan:
Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi
masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan Angka
Kematian Bayi untuk pengembangan perencanaan berbeda antara
kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-
natal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan
kehamilan maka program-program untuk mengurangi angka kematian
neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan
Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus.
Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian Anak
serta Kematian Balita dapat berguna untuk mengembangkan program
imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular terutama
pada anak-anak, program penerangan tentang gisi dan pemberian makanan
sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.

6
Definisi:
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi
berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun
tertentu.

c) Angka Kematian Balita (AKBa 0-5 tahun)


Konsep Dasar:
Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi
yang baru lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun,
11 bulan, 29 hari). Pada umumnya ditulis dengan notasi 0-4 tahun.
Definisi:
Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4
tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada
pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi)

d) Angka Kematian Anak (AKA 1-5 tahun)


Konsep Dasar:
Yang dimaksud dengan anak (1-4 tahun) disini adalah penduduk
yang berusia satu sampai menjelang 5 tahun atau tepatnya 1 sampai
dengan 4 tahun 11 bulan 29 hari.
Angka Kematian Anak mencerminkan kondisi kesehatan
lingkungan yang langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak. Angka
Kematian Anak akan tinggi bila terjadi keadaan salah gizi atau gizi buruk,
kebersihan diri dan kebersihan yang buruk, tingginya prevalensi penyakit
menular  pada anak, atau kecelakaan yang terjadi di dalam atau di sekitar
rumah .
Definisi:
Angka Kematian Anak adalah jumlah kematian anak berusia 1-4
tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada
pertengahan tahun itu. Jadi Angka Kematian Anak tidak termasuk
kematian bayi.

7
e) Angka Kematian Ibu (AKI)
Konsep Dasar:
Kematian ibu adalahkematian perempuan pada saat hamil atau
kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa
memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian
yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan
karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo.
1985).
Definisi:
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian
perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan
tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain,
per 100.000 kelahiran hidup.
Kegunaan:
Informasi mengenai tingginya MMR akan bermanfaat
untukpengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama
pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko
tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan jumlah kelahiran
yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam
penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga
dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk
mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan
reproduksi.

f) Angka Harapan Hidup (UHH) atau Life Expectancy


Konsep Dasar:
Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial
ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup
penduduk dari suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui
Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses

8
terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan
kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga
memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada
gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
memperpanjang usia harapan hidupnya.
Definisi:
Angka Harapan Hidup pada suatu umur x adalah rata-rata tahun
hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil
mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang
berlaku di lingkungan masyarakatnya.Angka Harapan Hidup Saat Lahir
adalah rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir
pada suatu tahun tertentu.
Kegunaan:
Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya,
dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan
Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program
pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan
lingkungan, kecukupan gisi dan kalori termasuk program pemberantasan
kemiskinan.

2.5 Analisis Kasus Mortalitas (kematian)


Kematian Ibu dan Bayi Di Kabupaten Kaur

Memang sudah seringkali terjadi data calon ibu dan bayi di Kabupaten
Kaur tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Akibatnya terjadi
keterlambatan dalam penanganan terhadap proses persalinan ibu. Sehingga,
akibat data yang tidak akurat kerap ditemukan kematian ibu dan bayi yang
tidak sesuai dengan data.

Saat ini kasus kematian ibu dan bayi di Kabupaten Kaur masih belum
terdata dengan baik.Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi Dinas Kesehatan

9
(Dinkes) Kaur untuk lebih memaksimalkan tenaga kesehatan di Puskesmas
maupun Pustu.
“Kita akui masih belum terdata keseluruhan kasus kematian ibu dan
bayi ini, karena disamping tenaga kesehatan kurang, kemudian kesadaran
warga untuk melaporkan masih minim,” ujar Kadinkes Kaur dr Hj Marlena,
kemarin.
Menurut Marlena, pihaknya hanya menerima data dan laporan yang
diberikan tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas, Pustu dan bidan
desa.Sehingga jika ada kasus kematian bayi dan ibu yang tidak terdata, maka
tentu pihaknya tidak mengetahui.
Berdasarkan data yang diterima, sepanjang tahun 2012 lalu kasus
kematian ibu dan bayi sebanyak 4 kasus kematian ibu dan 1 kasus kematian
bayi.
Kasus kematian ibu, 3 diantaranya diakibatkan oleh pendarahan
sisanya akibat hipertensi ibu selama kehamilan dan saat melahirkan. “Karena
itulah untuk mencegah kematian pada ibu dan bayi, supaya ibu hamil terus
memeriksakan kehamilannya ke dokter, bidan maupun pusat kesehatan,
kemudian jikapun ibu hamil tidak melapor ke Puskesmas maka wajib bidan
desa mendatanya, karena itu tugasnya bidan,” jelasnya.
Disisi lain, Selain kasus kematian dan kelahiran bayi, tambah
Marlena, pihaknya juga mencatat terjadi kasus kekurangan gizi dan gizi
buruk pada anak. pihaknya mengharapkan warga masyarakat yang
mengetahui ada kasus gizi buruk pada anak untuk secepatnya melapor kepada
Puskesmas atau tenaga bidan desa. Sehingga dapat segera ditangani dengan
memberikan makanan tambahan dan asupan gizi yang dibutuhkan.
“Terkadang kami baru mengetahui setelah anak sudah cukup parah,
hal ini diakibatkan masih kurang pengetahuan dari orang tua anak.Maka
warga masyarakat yang mengetahui ada anak didesanya mengalami gizi
10
buruk supaya cepat dilaporkan sehingga petugas kesehatan dapat langsung
menangani,” jelasnya.
Harap Marlena, semua elemen masyarakat untuk bersama-sama untuk
memberikan informasi jika ada ibu hamil. Karena kunci kesehatan terletak
pada setiap manusia, namun jika tidak peduli tentang kesehatan maka jelas
banyak masyarakat Kaur akan mudah sakit. “Jika ada kendala soal kesehatan
segera laporkan, karena kita siap melakukan pelayanan terbaik,” harapnya.
( kasus )

Hasil Analisis kasus :


Salah satu target pencapaian MDGs (Millennium Development
Goals) di Indonesia adalah penurunan angka kematian ibu dan bayi. Hingga
saat ini, sebenarnya angka kematian ibu dan bayi di kabupaten Kaur masih
tinggi, tetapi karena pendataan yang tidak menyeluruh dan tidak sesuai
dengan kondisi dilapangan, menyebabkan data yang didapatkan oleh petugas
kesehatan setempat tidak valid.Hal ini besar dipengaruhi oleh tenaga
kesehatan yang masih kurang dan masih minimnya kesadaran warga
masyarakat untuk melapor. Jika ditinjau lebih jauh, kasus ini hanya
dipengaruhi oleh satu faktor yaitu pendataan mortalitas yang tidak
menyeluruh. Pendataan mortalitas yang tidak menyeluruh menyebabkan
keterlambatan dalam penanganan proses persalinan ibu serta AKI dan AKB
yang tidak sesuai dengan data dilapangan.
Angka Kematian Ibu ( AKI ) diantaranya disebabkan oleh
pendarahan dan hipertensi. Pendarahan menempati urutan tertinggi penyebab
kematian ibu.Anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil
menjadi penyebabutama terjadinya pendarahan dan infeksi yang merupakan
faktor kematian utamaibu.Di berbagai negara paling sedikit seperempat dari
seluruh kematian ibu disebabkan oleh pendarahan; proporsinya berkisar
antara kurang dari 10 persensampai hampir
11 60 persen. Walaupun seorang
perempuan bertahan hidup setelahmengalami pendarahan pasca persalinan,
namun ia akan menderita akibat kekurangan darah yang berat (anemia berat)
dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan.
Urutan kedua penyebab kematian ibu yang adalah eklamsia
kejang bisa terjadi pada pasien dengan tekanan darah tinggi (hipertensi)yang
tidak terkontrol saat persalinan. Hipertensi dapat terjadi karena kehamilan,
dan akan kembali normal bila kehamilan sudah berakhir. Namun ada juga
yang tidak kembali normal setelah bayi lahir. Kondisi ini akan menjadi lebih
berat bila hipertensi sudah diderita ibu sebelum hamil.
Untuk mencegah kematian pada ibu dan bayi sebaiknya ibu hamil
selalu memeriksakan kehamilannya ke dokter, bidan, maupun pusat kesehatan
kemudian jikalau ibu hamil tidak melapor ke puskesmas maka wajib bidan
desa atau petugas yang berwenang mendatanya sehingga mengurangi resiko
pendataan yang tidak valid. Angka Kematian Bayi ( AKB ) di kabupaten
Kaur terjadi 1 kasus. Angka Kematian Balita / Anak banyak disebabkan oleh
kekurangan gizi dan gizi buruk.Warga masyarakat yang mengetahui adanya
kasus gizi buruk pada anak diharuskan secepatnya untuk melapor kepada
puskesmas atau tenaga bidan desa sehingga dapat segera ditangani dengan
memberikan makanan tambahan dan asupan gizi yang dibutuhkan.Jika
kesadaran warga melapor tinggi nantinya angka mortalitas bisa diturunkan.
Mortalitas yang tinggi menyebabkan angka fertilitas turun, angka
fertilitas turun menyebabkan sumber daya manusia menjadi turun.Jika
sumber daya manusia turun dapat menyebabkan sumber daya manusia rendah
dan pendidikan menjadi rendah.SDM yang turun berpengaruh juga terhadap
jumlah tenaga kesehatan.Semakin sedikitnya SDM yang ada, orang – orang
yang berminat menjadi tenaga kesehatan pun sedikit.Pendidikan yang rendah
dapat menyebabkan kesadaran warga melapor tentang kejadian kematian ibu
dan kematian bayi minim, karena warga masih kurang peduli dan sadar
tentang pentingnya pendataan tersebut.
12
Oleh karena itu agar pendataan mortalitas dapat menyeluruh dan
valid maka perlu adanya penambahan petugas kesehatan yang nantinya akan
khusus bertugas dalam pendataan kasus mortalitas. Selain itu juga perlunya
peningkatan kesadaran dari warga masyarakat akan pentingnya pelaporan dan
pendataan tentang mortalitas.Diharapkan semua elemen masyarakat ikut andil
dan peduli terhadap kesehatan, karena kesehatan itu mahal harganya.
14

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara komponen


demografis yang mempengaruhi perubahan penduduk.Mortalitas adalah
ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada
skala besar suatu populasi.

Dalam kasus ini kematian ibu biasanya disebabkan karena pendarahan


dan hipertensi yang dialami ibu saat hamil dan melahirkan.Angka kematian
ibu merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan
perempuan.Sementara itu, dalam kasus ini kematian yang dialami oleh bayi
karena kasus gizi buruk yang terlambat ditangani.Angka kematian bayi
merupakan salah satu indikator penting untuk menentukan kondisi sosial dan
kesehatan masyarakat dalam suatu kelompok masyarakat yang berhubungan
dengan faktor penyebab kematian bayi.

Pada dasarnya kematian yang terjadi dalam kasus ini pada ibu dan
bayi karena keterlambatan dirujuk ke rumah sakit.Saat keadaan ibu dan bayi
telah terlanjur parah barulah dibawa ke rumah sakit.Sementara itu kasus
kematian yang terjadi kurang terdata dengan akurat karena pendataan yang
seharusnya dilakukan dengan segera dan sadar diri oleh masyarakat tidak
ditanggapi dengan baik.Selain itu data yang diperoleh tidak sesuai dengan
fakta lapangan yang ada, terjadi karena pelayanan kesehatan yang tidak
mencukupi di daerah Kabupaten Kaur.

Salah satu target pencapaian MDGs (Millennium Development Goals)


di Indonesia adalah penurunan angka kematian ibu dan bayi. Hingga saat ini,
sebenarnya angka kematian ibu dan bayi di kabupaten Kaur masih tinggi,
tetapi karena pendataan yang tidak menyeluruh dan tidak sesuai dengan
kondisi di lapangan, menyebabkan data yang didapatkan oleh petugas
kesehatan setempat tidak valid.Hal ini besar dipengaruhi oleh tenaga
kesehatan yang masih kurang dan masih minimnya kesadaran warga
masyarakat untuk melapor.

3.2 Saran

a. Karena AKB dan AKI dalam kasus ini disebabkan oleh keterlambatan
merujuk ibu hamil ke rumah sakit maka dari itu sebaiknya proses rujukan
ke rumah sakit jangan sampai terlambat atau ditunda serta kasus gizi buruk
pada bayi pun harus ditanggulangi dengan segera dan profesional.

b. Tenaga kesehatan seharusnya dilatih dan dididik agar menjadi tenaga


kesehatan yang professional.

c. Masyarakat diberikan penyuluhan atau informasi akan pentingnya


melaporkan data kematian keluarga/kerabatnya.
16

Daftar Pustaka
15

Budi Utomo, 1985.Mortalitas:Pengertian dan Contoh kasus di Indonesia. Proyek


Penelitian Morbiditas dan Mortalitas Universitas Indonesia, Jakarta, 1985

Departemen Kesehatan RI, 2004. “Kajian Kematian Ibu dan Anak di Indonesia”
Depkes,Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2004.

http://balatbangbengkulu.files.wordpress.com/2010/06/mortalitas_bkkbn07.pdf

Tri Purnami, Cahya, SKM, MKes. 2012. Buku Ajar Ilmu Kependudukan. UPT
UNDIP Press : Semarang.

Anda mungkin juga menyukai