Anda di halaman 1dari 8

Hukum Perkawinan

Dalam Pendekatan Multidisipliner

MAKALAH

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah


Kajian Nash Hukum Keluarga Berbasis Pendekatan Lintas Disipliner

Oleh :

Abd. Latif
NIM : 203206050001

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA


PASCASARJANA IAIN JEMBER
SEPTEMBER 2020

1|Page
KATA PENGANTAR

Untuk mengawali tulisan sederhana ini, perlu kiranya mengucap syukur kepada
Allah swt atas seluruh nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita, baik berupa
kesehatan tubuh, ketebalan iman, dan ketenangan hati. Ketiga nikmat inilah yang paling
pantas untuk kita syukuri di setiap saat, namun tak jarang dari kita melupakan ketiga hal
tersebut, karena bagi sebagian orang nikmat akan terasa ketika sudah dicukupkan harta
dan kebutuhan hidupnya, dan baru akan merasakan manisnya ketiga nikmat tersebut
ketika tubuh tidak sehat, hati risau, dan bahkan imanpun kurang. Naudzubillah !
Pencapaian cita-cita yang mulia, dan menjadi insan yang berguna haruslah selalu
tertanam bagi setiap manusia secara umum dan mahasiswa baik yang akademisi
maupun aktivis. Ini menyangkut masalah nasib dan moral bangsa yang akan dipangku
oleh generasi muda sekarang. Banyaknya kasus-kasus kriminal dan musibah yang kian
didengar oleh warga negara Indonesia selama dasawarsa terakhir ini menjadi cambuk
tersendiri bagi warga Indonesia agar tetap terus berbenah diri, mengevaluasi, dan
menciptakan gerakan-gerakan positif bagi moral bangsa dan negara Indonesia untuk
yang lebih baik lagi.
Untuk itu, masa depan bangsa ini secara tidak langsung menjadi amanah yang
berat bagi generasi sekarang. Harus ada penigkatan yang signifikan baik dalam ranah
sosial, politik, sistem pemerintahan, dan rasa spritualitas yang tinggi serta
meminimalisir atau menghapus segala bentuk pelanggaran baik berupa pencurian,
korupsi, pelecehan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga. Inilah yang
menghambat laju roda pemerintahan di Indonesia.
Tulisan ini dimaksudkan untuk mencapai cita-cita mulia tadi, semoga dengan
adanya tulisan ini bisa memberi setetes pengetahuan dan menjadi bekal dalam
memperjuangkan agama, bangsa, dan negara. Segala macam kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan setelah membaca tulisan ini, karena tulisan ini masih
jauh dari titik kesempurnaan. Dan yang terakhir selamat membaca !

2|Page
Jember, 22 September 2020

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang 3
b. Rumusan Masalah 4
c. Tujuan Pembahasan 4
Bab II Pembahasan_ 4
1. Pengertian I’jaz AlQuran 5
2. Tujuan dan Fungsi Mukjizat 5
3. Bahasa Arab merupakan Kemukjizatan AlQuran 6

Daftar Pustaka 9

3|Page
4|Page
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai berbagai macam
kebutuhan dalam hidupnya dan setiap manusia pasti menginginkan pemenuhan
kebutuhannya secara tepat untuk dapat hidup sebagai manusia yang sempurna, baik
secara individu maupun sebagai bagian dari masyarakat. Salah satu kebutuhan dasar
manusia adalah kebutuhan untuk menyalurkan nafsu seksnya yang merupakan
kebutuhan biologi yang di kenal dengan istilah perkawinan (pernikahan), tetapi perlu
diketahui bahwa perkawinan tidak hanya untuk menyalurkan kebutuhan seks semata,
karena perkawinan mempunyai makna atau pengertian yang lebih luas lagi. Melalui
perkawinan orang akan mendapat keturunan, maka perkawinan termasuk juga dalam
kelompok kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang antar manusia.
Pada prinsipnya perkawinan adalah suatu akad untuk menghalalkan hubungan
antara pria dengan wanita yang bukan muhrim.  Apabila di tinjau dari sisi hukum, jelas
bahwa pernikahan adalah suatu  akad yang suci dan luhur antara pria dengan wanita,
yang menjadi sebab  sahnya status sebagai suami istri dan dihalalkan hubungan seksual
dengan  tujuan mencapai keluarga sakinah, mawadah serta saling menyantuni antara 
keduanya.1
Suatu akad perkawinan menurut hukum Islam ada yang sah ada  yang tidak sah,
hal ini dikarenakan, akad yang sah adalah akad yang dilaksanakan dengan syarat-syarat
dan rukun-rukun yang lengkap, sesuai dengan ketentuan agama. Sebaliknya akad yang
tidak sah, adalah akad yang dilaksanakan tidak sesuai dengan syarat-syarat serta rukun-
rukun perkawinan.  Akan tetapi pada kenyataan ada perkawinan-perkawinan yang
dilakukan hanya dengan Hukum Agamanya saja. Perkawinan ini sering disebut nikah
Siri, yaitu perkawinan yang tidak terdapat bukti otentik, sehingga tidak mempunyai
kekuatan hukum. 
Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, merupakan salah satu
wujud aturan tata tertib pernikahan yang dimiliki oleh negara sebagai bangsa yang

1
 Slamet Abidin, Aminuddin, Maman Abd. Djaliel, Fiqih Munakahat Bandung: CV Pustaka Setia, 1999
hlm. 121

5|Page
berdaulat dan Negara hukum di samping aturan-aturan tata tertib pernikahan yang lain
yaitu Hukum Adat dan Hukum Agama.2
Agar terjaminnya ketertiban pranata pernikahan dalam masyarakat, maka
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, menentukan bahwa setiap perkawinan harus
dicatat oleh petugas yang berwenang. Namun kenyataan memperlihatkan fenomena
yang berbeda. Hal ini bisa dilihat dari maraknya pernikahan siri atau pernikahan di
bawah tangan yang terjadi di tengah masyarakat.3

b. Rumusan Masalah
1. Apa pengerian umum perkawinan menurut UU No. 1 Tahun 1974 ?
2. Bagaimana Islam memandang hukum perkawinan ?
3. Bagaimana korelasi hukum perkawinan menurut Islam dan undang-
undang ?

c. Tujuan Pembahasan
Setelah membaca dan memahami makalah ini, diharapkan pembaca mampu
mengetahui :
1. Pengertian umum perkawinan menurut UU No. 1 tahun 1974
2. Memahami ayat-ayat al-Quran tentang hukum perkawinan
3. Memahami korelasi hukum perkawinan dalam islam dengan undang-
undang

2
Rusli, SH. An R. Tama, SH. Perkawinan atar agama dan masalahnya, Shantika Dharma. Bandung, hlm
10.
3
Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional, PT Rineke cipta. Jakarta, 1991, hlm 5

6|Page
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Perkawinan
Perkawinan pada hakikatnya adalah satu jalan yang dilaksanakan antatra laki-
laki dan perempuan yang bertujuan untuk membangun satu rumah tangga yang sakinah
mawaddah dan warahmah dan juga sebagai salah satu aktivitas antara sesama manusia
yang bertujuan untuk menyempurnakan ibadah kepada Allah SWT.
Perkawinan berasal dari bahasa arab yakni ‫ نكاح‬yang merupakan masdar dari
kata kerja ‫ نكح‬merupakan sinonim dari ‫ تزوج‬kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
indonesia sebagai perkawinan. Kata nikah masih sering digunakan karena telah masuk
ke bahasa indonesia.4
Secara bahasa, kata nikah berarti adh-dhammu wattadaakhul (bertindih dan
memasukkan). Dalam kitab lain, kata nikah diartikan dengan adh-dhammu waljam’u
(bertindih dan berkumpul).5
Adapun secara fiqh, nikah berarti suatu akad (perjanjian) yang mengandung
kebolehan melakukan hubungan seksual dengan memakai kata-kata (lafadh) nikah atau
tazwij.

4
H. Muhammad Yunus, Kamus Bahasa Arab-Indonesia (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1989)
5
Rahmat Hakim, Hukum Perkawinan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2000)

7|Page
DAFTAR PUSTAKA

1. Baihaqi, Yusuf.”Aspek Bahasa sebagai pembeda kemukjizatan AlQuran”.


Artikel Ilmiah. IAIN Lampung. 2010
2. Manna, Al Qattan. “Mabahis fii Ulumil Quran”. Beirut. 1990
3. Baidan, Nasrudin, “Wawasan Baru Ilmu Tafsir”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2005.
4. http://islam-mu’jizatalquran/bahasadanbudaya.blogspot.co.id/

8|Page

Anda mungkin juga menyukai