Naskah Soal
OSN Guru 2013
OLIMPIADE SAINS NASIONAL KHUSUS GURU MATEMATIKA SMA
Rewritten by:
Pak Anang
Halaman 1 dari 3
NASKAH SOAL
OLIMPIADE GURU MATEMATIKA SMA
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
JUNI 2013
By Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
1. Seorang guru Matematika kelas XII sedang merencanakan pembelajaran materi panjang
proyeksi vektor ortogonal. Agar siswa dapat memahami pentingnya materi tersebut, guru
itu memikirkan bagaimana lintasan belajarnya. Tuliskan lintasan belajar (urutan proses
pembelajaran) sebelum menurunkan panjang proyeksi vektor ortogonal.
2. Untuk mencapai tujuan pembelajaran ”Siswa dapat menentukan suku ke-n suatu barisan
aritmetika”, pak Amin menyusun sebuah bahan ajar (LKS) dengan menggunakan
pembelajaran teori konstruktivime. Tuliskan langkah-langkah untuk menentukan suku ke-n
dengan bahan ajar tersebut.
1 1 1 1 1
4. Nilai dari 1 + 1+2 + 1+2+3 + 1+2+3+4 + … + 1+2+3+4+ … +2013 adalah ....
5. Panjang sisi-sisi suatu segitiga siku-siku adalah bilangan asli. Jika panjang salah satu sisi
dari dua sisi yang saling tegak lurus adalah 8, maka luas terbesar yang mungkin dari
segitiga tersebut adalah ....
1 𝑥 𝑘 𝑘
7. Diberikan lim (1 + ) = 𝑒 dan berlaku sifat lim(𝑓(𝑥)) = (lim 𝑓(𝑥)) .
𝑥→∞ 𝑥 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
2𝑥+2
3𝑥 + 1 3𝑥
Nilai dari lim ( ) adalah ….
𝑥→0 𝑥 + 1
sin 75° 1
9. Jika 20° = 𝑝, maka nilai − adalah .... (Nyatakan dalam 𝑝)
sin 75° tan 10°+cos 75° cot 10°+tan 75°
Pembahasan soal OSN Guru Matematika SMA 2013 ini akan segera diunggah!
Untuk download pembahasan soal SNMPTN, UNAS, Olimpiade, dan rangkuman materi pelajaran
serta soal-soal ujian yang lainnya, silahkan kunjungi http://pak-anang.blogspot.com.
Terima kasih.
Pak Anang.
Pembahasan Soal
OSN Guru 2013
OLIMPIADE SAINS NASIONAL KHUSUS GURU MATEMATIKA SMA
Disusun oleh:
Pak Anang
Halaman 2 dari 12
PEMBAHASAN SOAL
OLIMPIADE GURU MATEMATIKA SMA
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
JUNI 2013
By Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
1. Seorang guru Matematika kelas XII sedang merencanakan pembelajaran materi panjang
proyeksi vektor ortogonal. Agar siswa dapat memahami pentingnya materi tersebut, guru
itu memikirkan bagaimana lintasan belajarnya. Tuliskan lintasan belajar (urutan proses
pembelajaran) sebelum menurunkan panjang proyeksi vektor ortogonal.
Pembahasan:
Lintasan belajar menurunkan panjang proyeksi vektor ortogonal:
(1) Mengingatkan kembali panjang proyeksi vektor ortogonal adalah tentang perbandingan
trigonometri dan berkaitan dengan sudut antara dua vektor yang sudah terlebih dahulu
dibahas di bab sebelumnya.
(2) Menggambar dua vektor, misalnya, 𝑢 ⃗ = ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗ , untuk menentukan panjang
𝑃𝑄 dan 𝑣 = 𝑃𝑅
proyeksi vektor ortogonal dari 𝑢
⃗ pada 𝑣 .
𝑄
𝑢
⃗
𝑃 𝑅
𝑣
(3) Mendiskusikan bagaimana menentukan proyeksi vektor ortogonal adalah dengan
menentukan proyeksi sebuah titik pada vektor adalah menentukan proyeksi titik 𝑄
pada vektor 𝑣 , yaitu titik 𝑆, dengan menarik garis yang melalui 𝑄 dan tegak lurus 𝑣
sehingga akan berpotongan di S.
𝑄
𝑢
⃗
𝑃 𝑅
𝑝𝑟𝑜𝑦 𝑢
⃗ 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑣
𝑆 𝑣
⃗
𝑎⃗ ∙𝑏
(4) Menghubungkan konsep sudut antara dua vektor, cos 𝜃 = ⃗|
, dan mengingatkan
|𝑎⃗ ||𝑏
kembali bahwa cos 𝜃 juga merupakan perbandingan sisi segitiga siku-siku 𝑃𝑆𝑄, yang
merupakan cikal bakal untuk menentukan panjang proyeksi vektor ortogonal, yaitu
⃗⃗⃗⃗ .
panjang ruas garis 𝑃𝑆
2. Untuk mencapai tujuan pembelajaran ”Siswa dapat menentukan suku ke-n suatu barisan
aritmetika”, pak Amin menyusun sebuah bahan ajar (LKS) dengan menggunakan
pembelajaran teori konstruktivime. Tuliskan langkah-langkah untuk menentukan suku ke-n
dengan bahan ajar tersebut.
Pembahasan:
LEMBAR KERJA SISWA
Barisan Aritmetika
Apabila selisih dari dua suku yang berdekatan ini selalu tetap atau bernilai sama, maka
selisih tetap ini disebut dengan beda barisan bilangan.
Pada barisan bilangan (a) beda = ......
Pada barisan bilangan (b) beda = ......
Pada barisan bilangan (c) beda = ......
Berikut ini kalian akan menurunkan rumus suku ke-n, 𝑈𝑛 adalah barisan aritmetika.
Misalkan 𝑈1 , 𝑈2 , 𝑈3 , 𝑈4 , … , 𝑈𝑛 adalah barisan aritmetika dengan beda 𝑏, maka:
𝑈1 = 𝑎
𝑈2 − 𝑈1 = 𝑏 ⇒ 𝑈2 = 𝑈1 + 𝑏 = 𝑎 + 𝑏
𝑈3 − 𝑈2 = 𝑏 ⇒ 𝑈3 = 𝑈2 + 𝑏 = ...... + ...... + ...... = ..........
𝑈3 − 𝑈2 = 𝑏 ⇒ 𝑈3 = ...... + 𝑏 = ...... + ...... + ...... = ..........
Pembahasan:
= √3 + √(12 + 1) + 2√(12 × 1)
= √3 + √12 + √1 . .…………………………………..(1)
= √4 + √12 . .…………………………………………..(1)
= √4 + 2√3 . .…………………………………………..(1)
= √(3 + 1) + 2√(3 × 1)
= √3 + √1 .……………………………………………….(1)
= √3 + 1 .………………………………..……………….(1)
Pedoman penskoran:
1 1 1 1 1
4. Nilai dari + + + + …+
1 1+2 1+2+3 1+2+3+4 1 + 2 + 3 + 4 + … + 2013
adalah ....
Pembahasan:
Bentuk tersebut bisa dituliskan menjadi:
2013 2013
1 2
∑ = ∑
𝑛(𝑛 + 1) 𝑛(𝑛 + 1)
𝑖=1 𝑖=1
2
2
Perhatikan bentuk 𝑛(𝑛+1) bisa dijabarkan menggunakan pecahan parsial menjadi:
2 𝐴 𝐵
= +
𝑛(𝑛 + 1) 𝑛 (𝑛 + 1)
2 𝐴(𝑛 + 1) + 𝐵𝑛
⇒ =
𝑛(𝑛 + 1) 𝑛(𝑛 + 1)
2 (𝐴 + 𝐵)𝑛 + 𝐴
⇔ =
𝑛(𝑛 + 1) 𝑛(𝑛 + 1)
Sehingga,
2 2 2 1 1
= − = 2( − )
𝑛(𝑛 + 1) 𝑛 (𝑛 + 1) 𝑛 (𝑛 + 1)
Jadi,
2013 2013
2 1 1
∑ = ∑ 2( − )
𝑛(𝑛 + 1) 𝑛 (𝑛 + 1)
𝑖=1 𝑖=1
2013
1 1
=2∙ ∑ ( − )
𝑛 (𝑛 + 1)
𝑖=1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
= 2 ∙ [( − ) + ( − ) + ( − ) + … + ( − )+( − )]
1 2 2 3 3 4 2012 2013 2013 2014
1 1
=2∙( − )
1 2014
2013
=2∙( )
2014
4026
=
2014
Jadi,
1 1 1 1 1 4026
+ + + + …+ =
1 1+2 1+2+3 1+2+3+4 1 + 2 + 3 + 4 + … + 2013 2014
5. Panjang sisi-sisi suatu segitiga siku-siku adalah bilangan asli. Jika panjang salah satu sisi
dari dua sisi yang saling tegak lurus adalah 8, maka luas terbesar yang mungkin dari
segitiga tersebut adalah ....
Pembahasan:
B
Perhatikan sketsa segitiga siku-siku di samping!
𝑐 Pada segitiga siku-siku berlaku:
𝑎 𝑎2 + 𝑏 2 = 𝑐 2
𝑎+𝑏 > 𝑐
A 𝑐 > 𝑎 dan 𝑐 > 𝑏
C 𝑏
Panjang salah satu sisi tegak lurus ∆𝐴𝐵𝐶 adalah 8. Misal 𝑎 = 8, maka pada segitiga berlaku:
𝑎 + 𝑏 > 𝑐 ⇒ (𝑐 − 𝑏) < 8
𝑎2 + 𝑏 2 = 𝑐 2 ⇒ (𝑐 2 − 𝑏 2 ) = 64 dan } 0 < (𝑐 − 𝑏) < 8
𝑐>𝑏 ⇒ (𝑐 − 𝑏) > 0
Akibatnya
0 < (𝑐 − 𝑏) < 8 ⇒ 0 < (𝑐 − 𝑏)(𝑐 + 𝑏) < 8(𝑐 + 𝑏)
⇔ 0 < 𝑐 2 − 𝑏 2 < 8(𝑐 + 𝑏)
⇔ 0 < 64 < 8(𝑐 + 𝑏)
⇔ 0 < 8 < (𝑐 + 𝑏)
Sehingga diperoleh (𝑐 + 𝑏) > 8
Pembahasan:
𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + 4, sehingga diperoleh
dengan,
𝑥1 + 𝑥2 + … + 𝑥𝑛 𝑛
𝐴𝑀 = ; 𝐺𝑀 = 𝑛√𝑥1 ∙ 𝑥2 ∙ … ∙ 𝑥𝑛 ; 𝐻𝑀 =
𝑛 1 1 1
𝑥1 + 𝑥2 + … + 𝑥𝑛
1 𝑥 𝑘 𝑘
7. Diberikan lim (1 + ) = 𝑒 dan berlaku sifat lim(𝑓(𝑥)) = (lim 𝑓(𝑥)) .
𝑥→∞ 𝑥 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
2𝑥+2
3𝑥 + 1 3𝑥
Nilai dari lim ( ) adalah ….
𝑥→0 𝑥 + 1
Pembahasan:
2𝑥+2 2𝑥+2
3𝑥 + 1 3𝑥 (𝑥 + 1) + 2𝑥 3𝑥
lim ( ) = lim ( )
𝑥→0 𝑥 + 1 𝑥→0 𝑥+1
2𝑥+2
𝑥+1 2𝑥 3𝑥
= lim ( + )
𝑥→0 𝑥 + 1 𝑥+1
4 𝑥+1
2𝑥 3( 2𝑥 )
= lim (1 + )
𝑥→0 𝑥+1
4 1
2𝑥 3( 2𝑥 )
= lim (1 + ) 𝑥+1
𝑥→0 𝑥+1
2𝑥 2𝑥
Tinjau nilai untuk 𝑥 → 0, maka → 0.
𝑥+1 𝑥+1
2𝑥
Sehingga, misal 𝑦 = , maka 𝑦 → 0
𝑥+1
Sehingga,
2𝑥+2 4 1
3𝑥 + 1 3𝑥 2𝑥 3( 2𝑥 )
lim ( ) = lim (1 + ) 𝑥+1
𝑥→0 𝑥 + 1 𝑥→0 𝑥+1
4 1
2𝑥 3( 2𝑥 )
= lim (1 + ) 𝑥+1
2𝑥
→0 𝑥+1
𝑥+1
4 1
( )
3 𝑦
= lim (1 + 𝑦)
𝑦→0
4
1 3
𝑦
= lim ((1 + 𝑦) )
𝑦→0
4
1
𝑦
3 1 𝑥 1
= (lim (1 + 𝑦) ) (Ingat lim (1 + ) = lim (1 + 𝑥)𝑥 = 𝑒)
𝑦→0 𝑥→∞ 𝑥 𝑥→0
4
3
=𝑒
2𝑥+2
3𝑥 + 1 3𝑥 4
Jadi nilai dari lim ( ) adalah 𝑒 3 .
𝑥→0 𝑥 + 1
Pembahasan:
Misal 𝑣 adalah kecepatan makan kacang dengan satuan bungkus per menit.
𝑡 adalah waktu yang dibutuhkan dan 𝑛 menyatakan jumlah bungkus kacang yang
dihabiskan, maka hubungan antara 𝑣, 𝑡, dan 𝑛 bisa dinyatakan dalam persamaan:
𝑛
𝑣 = ⇒ 𝑣𝑡 = 𝑛
𝑡
Aang dan Katara memerlukan waktu 15 menit untuk menghabiskan sebungkus kacang, bisa
ditulis dalam model matematika sebagai berikut:
(𝑣𝐴 + 𝑣𝐾 )15′ = 1
Katara dan Saka memerlukan waktu 12 menit untuk menghabiskan sebungkus kacang, bisa
ditulis dalam model matematika sebagai berikut:
(𝑣𝐾 + 𝑣𝑆 )12′ = 1
Aang dan Saka memerlukan waktu 15 menit untuk menghabiskan sebungkus kacang, bisa
ditulis dalam model matematika sebagai berikut:
(𝑣𝐴 + 𝑣𝑆 )20′ = 1
Ketiga persamaan membentuk sistem persamaan linear tiga variabel (SPLTV) yaitu:
(𝑣𝐴 + 𝑣𝐾 )15′ = 1 ⇒ 15′ 𝑣𝐴 + 15′ 𝑣𝐾 = 1 15′ 15′ 0 𝑣𝐴 1
(𝑣𝐾 + 𝑣𝑆 )12 = 1 ⇒ 12 𝑣𝐾 + 12 𝑣𝑆 = 1 } ⇒ ( 0 12 12 ) (𝑣𝐾 ) = (1)
′ ′ ′ ′ ′
sin 75° 1
9. Jika 20° = 𝑝, maka nilai − adalah ….
sin 75° tan 10° + cos 75° cot 10° + tan 75°
(Nyatakan dalam 𝑝)
Pembahasan:
𝑎
Ingat! Bentuk 𝑎 sin 𝑥 + 𝑏 cos 𝑥 = 𝑘 cos(𝑥 − 𝜃) dengan, 𝑘 = √𝑎2 + 𝑏 2 dan tan 𝜃 =
𝑏
Perhatikan bentuk sin 75° tan 10° + cos 75° bisa diubah menjadi 𝑘 cos(𝑥 − 𝜃),
dengan, 𝑘 = √𝑎2 + 𝑏 2 = √tan2 10° + 1 = √sec 2 10° = sec 10°
tan 10°
dan tan 𝜃 = ⇒ 𝜃 = 10°
1
Sehingga, sin 75° tan 10° + cos 75° = sec 10° cos(75° − 10°) = sec 10° cos 65°
⇔ tan 65°
1
⇔ tan (90° + 40°)
2
1 − cos(90° + 40°)
⇔√
1 + cos(90° + 40°)
1 + sin 40°
⇔√
1 − sin 40°
(1 + sin 40°)2
⇔√
1 − sin2 40°
(1 + sin 40°)2
⇔√
cos2 40°
1 + sin 40°
⇔
cos 40°
1 + sin 2𝑝
⇔
cos 2𝑝
Pembahasan:
𝑥 + 𝑥 + 𝑦 = 10, untuk 𝑥 ≥ 0
|𝑥| + 𝑥 + 𝑦 = 10 {
−𝑥 + 𝑥 + 𝑦 = 10, untuk 𝑥 < 0
Sehingga dari persamaan |𝑥| + 𝑥 + 𝑦 = 10 akan diperoleh persamaan sebagai berikut:
(1) 2𝑥 + 𝑦 = 10, untuk 𝑥 ≥ 0
(2) 𝑦 = 10, untuk 𝑥 < 0
𝑥 + 𝑦 − 𝑦 = 12, untuk 𝑦 ≥ 0
𝑥 + |𝑦| − 𝑦 = 12 {
𝑥 − 𝑦 − 𝑦 = 12, untuk 𝑦 < 0
Sehingga dari persamaan 𝑥 + |𝑦| − 𝑦 = 12 akan diperoleh persamaan sebagai berikut:
(3) 𝑥 = 12, untuk 𝑦 ≥ 0
(4) 𝑥 − 2𝑦 = 12, untuk 𝑦 < 0
32 14 18
Jadi nilai 𝑥 + 𝑦 = 5
+ (− 5
) = 5
Pembahasan soal OSN Guru Matematika SMA 2013 ini sangat mungkin jauh dari sempurna
mengingat keterbatasan penulis. Saran, koreksi dan tanggapan sangat diharapkan demi perbaikan
pembahasan soal OSN ini.
Untuk download pembahasan soal SNMPTN, UNAS, Olimpiade, dan rangkuman materi pelajaran
serta soal-soal ujian yang lainnya, silahkan kunjungi http://pak-anang.blogspot.com.
Terima kasih.
Pak Anang.