Anda di halaman 1dari 5

Nama: Faidatul Rohmah

Nim : 1150019035
Praktikum Agama ayat ayat tentang bersuci
1. Surat An Nisa’ ayat 43
۟ ُ‫وا ما تَقُولُونَ َواَل جُ نُبًا إاَّل عَابرى َسبي ٍل َحتَّ ٰى تَ ْغت َِسل‬ ۟ ۟ ُ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
۟ ‫وا اَل تَ ْق َرب‬
‫وا ۚ َوإِن ُكنتُم‬ ِ ِ ِ ِ َ ‫صلَ ٰوةَ َوأَنتُ ْم ُس ٰ َك َر ٰى َحتَّ ٰى تَ ْعلَ ُم‬ َّ ‫ُوا ٱل‬ َ
۟
‫ص ِعيدًا طَيِّبًا فَٱ ْم َسحُوا بِ ُوجُو ِه ُك ْم‬ ۟ ۟ ٰ
َ ‫ض ٰ ٓى أَوْ َعلَ ٰى َسفَ ٍر أَوْ َجٓا َء أَ َح ٌد ِّمن ُكم ِّمنَ ْٱلغَٓائِ ِط أَوْ لَ َم ْستُ ُم ٱلنِّ َسٓا َء فَلَ ْم تَ ِجدُوا َمٓا ًء فَتَيَ َّم ُموا‬
َ ْ‫َّمر‬
‫َوأَ ْي ِدي ُك ْم ۗ إِ َّن ٱهَّلل َ َكانَ َعفُ ًّوا َغفُورًا‬

- Terjemah Arti: Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati shalat, ketika kamu
dalam keadaan mabuk, sampai kamu sadar apa yang kamu ucapkan, dan jangan pula (kamu
hampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub kecuali sekedar melewati jalan saja,
sebelum kamu mandi (mandi junub). Adapun jika kamu sakit atau sedang dalam perjalanan
atau sehabis buang air atau kamu telah menyentuh perempuan,-*1* sedangkan kamu tidak
mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu
dan tanganmu dengan (debu) itu. Sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun.

- Intisari Kandungan ayat: 43. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti
rasul-Nya! Janganlah kalian mendirikan salat sementara kalian dalam kondisi mabuk sampai
kalian sadar dan bisa membedakan ucapan kalian. Ini sebelum ada larangan mengonsumsi
khamar secara mutlak. Dan janganlah kalian mendirikan salat ketika kalian dalam kondisi
junub, dan janganlah kalian masuk ke dalam masjid dalam kondisi tersebut kecuali sekedar
melintas dan tidak berdiam diri sampai kalian mandi. Apabila kalian menderita sakit yang
tidak memungkinkan untuk menggunakan air, atau kalian sedang bepergian, atau kalian
berhadas (kecil), atau berhubungan badan dengan istri-istri kalian kemudian kalian tidak
menemukan air, maka carilah debu yang suci, kemudian usaplah wajah dan kedua tangan
kalian dengan debu tersebut. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf atas keteledoran kalian dan
Maha Pengampun bagi kalian.

2. Surat Al Maidah ayat 6

‫وس ُك ْم َوأَرْ ُجلَ ُك ْم إِلَى ْٱل َك ْعبَي ِْن ۚ َوإِن‬ ِ ‫ُوا بِ ُر ُء‬ ۟ ‫وا ُوجُوهَ ُك ْم َوأَ ْي ِديَ ُك ْم إلَى ْٱلم َرافِق َوٱ ْم َسح‬
ِ َ ِ
۟ ُ‫صلَ ٰو ِة فَٱ ْغ ِسل‬ َّ ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا إِ َذا قُ ْمتُ ْم إِلَى ٱل‬
۟ ‫ُوا مٓا ًء فَتَيَ َّم ُم‬۟ ٰ ۟ ‫ُكنتُ ْم ُجنُبًا فَٱطَّهَّر‬
‫وا‬ َ ‫ض ٰ ٓى أَوْ َعلَ ٰى َسفَ ٍر أَوْ َجٓا َء أَ َح ٌد ِّمن ُكم ِّمنَ ْٱلغَٓائِ ِط أَوْ لَ َم ْستُ ُم ٱلنِّ َسٓا َء فَلَ ْم ت َِجد‬ َ ْ‫ُوا ۚ َوإِن ُكنتُم َّمر‬
‫ج َو ٰلَ ِكن ي ُِري ُد لِيُطَهِّ َر ُك ْم َولِيُتِ َّم نِ ْع َمتَهۥُ َعلَ ْي ُك ْم‬ ۟
ٍ ‫ص ِعيدًا طَيِّبًا فَٱ ْم َسحُوا بِ ُوجُو ِه ُك ْم َوأَ ْي ِدي ُكم ِّم ْنهُ ۚ َما ي ُِري ُد ٱهَّلل ُ لِيَجْ َع َل َعلَ ْي ُكم ِّم ْن َح َر‬ َ
ُ ْ
َ‫ل َعلك ْم تشكرُون‬َ ُ َّ َ
- Terjemah Arti: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,
maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan
jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan
tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak
hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

- Intisari Kandungan Ayat: 6. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah! Apabila kalian
hendak menunaikan salat dan kalian sedang berhadas kecil, maka berwudulah. Yaitu dengan
cara membasuh wajah kalian, membasuh tangan beserta sikunya, mengusap kepala dan
membasuh kaki kalian beserta mata kaki yang menonjol di pergelangan kaki. Tetapi bila
kalian berhadas besar, maka mandilah. Dan jika kalian menderita sakit yang kalian takutkan
akan bertambah parah atau tertunda kesembuhannya (bila terkena air), atau kalian sedang
bepergian dalam keadaan sehat walafiat, atau kalian sedang berhadas kecil karena buang
hajat misalnya, atau berhadas besar karena bersetubuh dengan istri, dan kalian tidak
menemukan air untuk bersuci setelah berusaha mencarinya, maka pergilah menuju
permukaan tanah kemudian tepuklah dengan kedua telapak tangan kalian dan usapkanlah ke
wajah kalian dan usapkanlah ke kedua tangan kalian. Allah tidak ingin menyulitkan kalian
dalam ketentuan hukum-hukum-Nya dengan (tidak) mewajibkan kalian (bersuci dengan)
menggunakan air bila membahayakan kalian. Maka Dia menetapkan syariat baru sebagai
penggantinya ketika ada kesulitan dalam menggunakan air karena sakit atau tidak ada air. Hal
itu dalam rangka menyempurnakan nikmat-Nya kepada kalian, supaya kalian bersyukur atas
nikmat yang telah Allah berikan kepada kalian, dan tidak mengingkarinya.

4. Langkah wudhu praktis dan tayamun untuk orang sakit:

cara bersuci (thoharoh) bagi orang yang sakit?

Pertama; wajib bagi orang yang sakit untuk bersuci dengan air yaitu dia wajib berwudhu
ketika terkena hadats ashgor (hadats kecil). Jika terkena hadats akbar (hadats besar), dia
diwajibkan untuk mandi wajib.
Kedua; jika tidak mampu bersuci dengan air karena tidak mampu atau karena khawatir
sakitnya bertambah parah, atau khawatir sakitnya bisa bertambah lama sembuhnya, maka dia
diharuskan untuk tayamum.

Ketiga; TATA CARA TAYAMUM adalah dengan menepuk kedua telapak tangan ke tanah
yang suci dengan satu kali tepukan, lalu mengusap seluruh wajah dengan kedua telapak
tangan tadi, setelah itu mengusap kedua telapak tangan satu sama lain.[2]

Keempat; jika orang yang sakit tersebut tidak mampu bersuci sendiri,  maka orang lain boleh
membantunya untuk berwudhu atau tayamum. (Misalnya tayamum), orang yang dimintai
tolong tersebut menepuk telapak tangannya ke tanah yang suci, lalu dia mengusap wajah
orang yang sakit tadi, diteruskan dengan mengusap kedua telapak tangannya. Hal ini juga
serupa jika orang yang sakit tersebut tidak mampu berwudhu (namun masih mampu
menggunakan air, pen), maka orang lain pun bisa menolong dia dalam berwudhu (orang lain
yang membasuh anggota tubuhnya  ketika wudhu, pen).

Kelima; jika pada sebagian anggota tubuh yang harus disucikan terdapat luka, maka luka
tersebut tetap dibasuh dengan air.  Apabila dibasuh dengan air berdampak sesuatu (membuat
luka bertambah parah, pen), cukup bagian yang terluka tersebut diusap dengan satu kali
usapan. Caranya adalah tangan dibasahi dengan air, lalu luka tadi diusap dengan tangan yang
basah tadi. Jika diusap juga berdampak sesuatu, pada saat ini diperbolehkan untuk
bertayamum.

[Keterangan[3] : membasuh adalah dengan mengalirkan air pada anggota tubuh yang ingin
dibersihkan, sedangkan mengusap adalah cukup dengan membasahi tangan dengan air, lalu
tangan ini saja yang dipakai untuk mengusap, tidak dengan mengalirkan air]

Keenam;  jika sebagian anggota tubuh yang harus dibasuh mengalami patah, lalu dibalut
dengan kain (perban) atau gips, maka cukup anggota tubuh tadi diusap dengan air sebagai
ganti dari membasuh. Pada kondisi luka yang diperban seperti ini tidak perlu beralih ke
tayamum karena mengusap adalah pengganti dari membasuh.

Ketujuh; boleh seseorang bertayamum pada tembok yang suci atau yang lainnya, asalkan
memiliki debu[4]. Namun apabila tembok tersebut dilapisi dengan sesuatu yang bukan tanah
-seperti cat-, maka pada saat ini tidak boleh bertayamum dari tembok tersebut kecuali jika
ada debu.

Kedelapan; jika tidak ditemukan tanah atau tembok yang memiliki debu, maka tidak
mengapa menggunakan debu yang dikumpulkan di suatu wadah atau di sapu tangan,
kemudian setelah itu bertayamum dari debu tadi.

Kesembilan; jika kita telah bertayamum dan kita masih dalam keadaan suci (belum
melakukan pembatal) hingga masuk waktu shalat berikutnya, maka kita cukup mengerjakan
shalat dengan menggunakan tayamum yang pertama tadi, tanpa perlu mengulang tayamum
lagi karena ini masih dalam keadaan thoharoh (suci) selama belum melakukan pembatal.

Kesepuluh; wajib bagi orang yang sakit untuk membersihkan badannya dari setiap najis. Jika
dia tidak mampu untuk menghilangkannya dan dia shalat dalam keadaan seperti ini, shalatnya
tetap sah dan tidak perlu diulangi.

Kesebelas; wajib bagi orang yang sakit mengerjakan shalat dengan pakaian yang suci. Jika
pakaian tersebut terkena najis, maka wajib dicuci atau diganti dengan pakaian yang suci. Jika
dia tidak mampu untuk melakukan hal ini dan shalat dalam keadaan seperti ini, shalatnya
tetap sah dan tidak perlu diulangi.

Keduabelas; wajib bagi orang yang sakit mengerjakan shalat pada tempat yang suci. Apabila
tempat shalatnya (seperti alas tidur atau bantal, pen) terkena najis, wajib najis tersebut dicuci
atau diganti dengan yang suci, atau mungkin diberi alas lain yang suci. Jika tidak mampu
untuk melakukan hal ini dan tetap shalat dalam keadaan seperti ini, shalatnya tetap sah dan
tidak perlu diulangi.

Ketigabelas; tidak boleh bagi orang yang sakit mengakhirkan shalat hingga keluar waktunya
dengan alasan karena tidak mampu untuk bersuci. Bahkan orang yang sakit ini tetap wajib
bersuci sesuai dengan kadar kemampuannya, sehingga dia dapat shalat tepat waktu; walaupun
badan, pakaian, atau tempat shalatnya dalam keadaan najis dan tidak mampu dibersihkan
(disucikan).

Anda mungkin juga menyukai