Anda di halaman 1dari 4

KEJANG DEMAM

No. Dokumen : 440/ /SOP/CBG/


/2018
SOP No. Revisi : -
Tanggal Terbit : -
Halaman : 1/2

UPTD PUSKESMAS dr. Tirama E Silalahi


DTP CIBOGO NIP. 19771010 200604 2 046

1. Pengertian Kejang demam adalah bangkitan kejang yang disebabkan oleh demam di atas
suhu 38 C rectal tanpa disertai infeksi pada system saraf pusat atau gangguan
keseimbangan elektrolit akut pada anak berumur lebih dari 1 bulan dan < 5
tahun tanpa riwayat kejang tanpa demam sebelumnya.

Klasifikasi:

1. Kejang demam sederhana (simple febrile seizure) yaitu kejang demam


berlangsung singkat, < 15 menit dan umumnya akan berhenti sendiri.
Kejang berupa kejang umum tonik atau klonik tanpa gerakan fokal. Kejang
tidak berulang dalam 24 jam
2. Kejang demam kompleks (complex febrile seizure) yaitu kejang dengan
salah satu ciri: kejang lama > 15 menit, kejang fokal atau parsial satu sisi,
atau kejang umum didahului kejang parsial, berulang atau lebih dari satu
kali dalam 24 jam.
Gejala Kinis :

1. Demam dengan suhu di atas 38⁰C rectal


2. Kejang tonik klonik atau kejang fokal, saat kejang anak tidak sadar
3. Setelah kejang anak sadar tanpa kelainan neurologis
4. Tidak ada gejala infeksi pada susunan saraf pusat atau gangguan
elektrolit
Pemeriksaan fisik:

1. Keadaan umum tampak sakit sedang-berat dengan kesadaran compos


mentis GCS 15
2. Tanda vital terdapat suhu diatas 38⁰C rectal dapat disertai dengan
kenaikan frekuensi pernapasan
3. UUB tidak menonjol
4. Conjungtiva anemis dapat pucat
5. Tidakadakelainandalampemeriksaansaraf cranial
6. Tidakadatandarangsang meningeal (kakukuduk, brudzinki I-II)
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam melakukan pemeriksaan dan tatalaksana pasien
kejang demam
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No : 440/ /SK/CBG/ /2018 Tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis

SK Kepala Puskesmas No : 440/ /SK/CBG/ /2018 Tentang Standar


Penanganan Pasien Gawat Darurat
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.514 tahun 2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasyankes Tingkat Pertama
5. Prosedur / 1. Petugas sudah memakai APD (Alat Pelindung Diri)
Langkah-langkah
2. Pasien dimiringkan untuk mencegah aspirasi ludah dan muntahan,
jalan nafas harus bebas, berikan O2 2-3 lt/mnt
3. Suhu tubuh diturunkan dengan kompres air hangat dan pemberian
antipiretik intra rectal bila oral tidak memungkinkan.
4. Kejang dihentikan dengan pemberian diazepam :
-intrarectaldosis 5 mg (BB < 10Kg) atau 10 mg (BB> 10 Kg)
ATAU
-intravena 0,3-0,5 mg/KgBB diberikan perlahan ( dalam waktu 2 menit)
5. Bila kejang tidak berhenti dapat diulang 15 menit kemudian, bila kejang
tidak berhenti juga dalam 2 kali pemberian diazepam segera rujuk
kerumah sakit.
6. Bila kejang tertangani lakukan observasi di puskesmas.
7. Bagi Puskemas yang tidak ada fasilitas perawatan setelah kejang
tertangani, lakukan rujukan ke Rumah Sakit untuk menganti sipasi
kejang berulang dan memperoleh penanganan lebih lanjut.
8. Catat semua hasil pemeriksaan dan tindakan kedalam rekam medis
6. Unit terkait Ruang tindakan

7. Hal-hal yang harus


di perhatikan Perhatikan keadaan umum pasien
8. Dokumen Terkait
Rekam Medis, Register Kunjungan, Suratrujukan
9. Rekaman Historis No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
Perubahan
KEJANG DEMAM

No. Dokumen :

DAFTAR No. Revisi :


TILIK Tgl. Terbit :
Halaman : 1/2

Nama :…………………………………………………………………………………….
Unit kerja : ……………………………………………………………………………………
Tanggal pelaksanaan : ……………………………………………………………………………………

NO KEGIATAN YA TIDAK TIDAK BERLAKU

1 Apaka petugas unit pelayanan memanggil nama pasien


sesuai nomor antrian?
2 Apakah petugas unit pelayanan mencocokkan identitas
pasien dengan Rekam Medis?
3 Apakah jika ada ketidaksesuaian data, petugas unit
pelayanan mengkonfirmasi dengan unit pendaftaran?
4 Apakah petugas unit pelayanan mempersilakan pasien
untuk duduk?
5 Apakah petugas unit pelayanan menanyakan keluhan
utama pasien?
6 Apakah petugas unit pelayanan menanyakan riwayat
penyakit sekarang?
7 Apakah petugas unit pelayanan menanyakan riwayat
penyakit sebelumnya?
8 Apakah petugas unit pelayanan menanyakan hal-hal yang
sesuai dengan jenis penyakit atau keluhan pasien, seperti
makan, aktifitas?
9 Apakah petugas unit pelayanan menanyakan riwayat
penyakit keluarga yang berhubungan dengan jenis
penyakit atau keluhan pasien?
10 Apakah petugas unit pelayanan menanyakan riwayat alergi
obat pasien
11 Apakah petugas unit pelayanan melakukan vital sign
( sesuai indikasi dan kebutuhan pasien )?
12 Apakah petugas unit pelayanan melakukan penimbangan
berat badan, jika diperlukan?
13 Apakah petugas unit pelayanan mencatat hasil anamnesis
dan pemeriksaan vital sign ke Rekam Medis pasien?
14 Apakah petugas unit pelayanan menyerahkan Rekam
Medis ke pemeriksa?

Pelaksana
(..............................)

Anda mungkin juga menyukai