Anda di halaman 1dari 8

e-ISSN : 2540-961

p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N

SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 10 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

PENGARUH JUS LIDAH BUAYA TERHADAP KADAR GLUKOSA


DARAH PUASA DAN 2 JAM PP(Post Prandial) PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS
Febria Syafyu Sari¹, Ridhyalla Afnuhazi²
Akademi Keperawatan Nabila Padang Panjang
Email : febrina_250288@yahoo.com,ridhyallaafnuhazi@yahoo.co.id ⃰

ABSTRAK

Diabetes Melitus merupakan penyakit yang paling menonjol yang disebabkan oleh gagalnya
pengaturan gula darah. Lidah buaya berkhasiat untuk menurunkan kadar gula dalam darah bagi
penderita diabetes dan dapat mengontrol tekanan darah. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh
jus lidah buaya (AloeBarbadensis Miller) terhadap penurunan glukosa darah puasa GDP) dan 2 Jam
PP (Post Prendial) pada penderita DM (Diabetes Melitus). Desain penelitian merupakan Quasi
Eksperimental dengan pendekatan one group pretest – postest design. Sampel terbagi menjadi 14
responden. Data dianalisis dengan paired t-test. Hasil menunjukan rata-rata penurunan glukosa darah
puasa pada intervensi (28,42 gr/dl) dan glukosa darah 2 jam pp pada intervensi (40,57 gr/dl). Untuk
analisis bivariat terdapat perbedaan antara glukosa puasa dan 2 jam pp dengan glukosa darah puasa
GDP) dan 2 Jam PP (Post Prendial) pada penderita DM (Diabetes Melitus). Kesimpulan
didapatkanlidah buaya dapat menurunkan kadar glukosa darah.Berdasarkan hasil penelitian jus lidah
buaya dapat menjadi salah satu alternatif keperawatan non farmakologi dalam penyakit diabetes
melitus.

Kata Kunci : Lidah Buaya ; Diabetes Mellitus

THE EFFECT OF VEGETABLE VOCATIONAL JUICE ON FAST BLOOD


GLUCOSE LEVELS AND 2 HOURS OF PP (Post Prandial)
IN DIABETES MELLITUS

ABSTRACT

Diabetes mellitus is the most prominent disease caused by the failure of blood sugar
regulation. Aloe vera is efficacious can to reduce blood sugar levels for diabetics and can control
blood pressure. The purpose of this study was to determine the effect of Aloe Barbadensis Miller on
the reduction of fasting blood glucose GDP and 2 hours of PP (post prendial) in patients with
diabetes mellitus. The research design is Experimental Quasi with one group pretest - postest design
approach. The sample is divided into 14 respondents. Data were analyzed by paired t-test. The results
showed an average decrease in fasting blood glucose at intervention (28.42 gr / dl) and 2 hours pp
blood glucose at intervention (40.57 gr / dl). For bivariate analysis there was a difference between
fasting glucose and 2 hours pp with fasting blood glucose GDP) and 2 hours PP (Post Prendial) in
patients with diabetes mellitus. The conclusion is that aloe vera can reduce blood glucose levels.
Based on the results of research on aloe vera juice can be an alternative non-pharmacological
nursing in diabetes mellitus.

77
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N

SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 10 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

Keywords: Aloe Vera ; Diabetes Mellitus

PENDAHULUAN Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013


Diabetes melitus (DM) adalah suatu dilaporkan bahwa prevalensi DM sebanyak
penyakit gangguan metabolisme yang (2,1%) lebih tinggi dibandingkan pada tahun
disebabkan oleh kelainan sekresi insulin. 2007 sebanyak (1,1%). Prevalensi DM pada
Menurut American Diabetes Asociation perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki dan
(ADA), DM dapat diklasifikasikan menjadi cenderung lebih banyak pada masyarakat yang
beberapa tipe yakni, DM tipe 1, DM tipe 2, tingkat pendidikannya tinggi dari pada tingkat
DM Gestasional dan DM tipe lain. Beberapa pendidikan rendah, hal ini kemungkinan akibat
tipe yang ada, DM tipe 2 merupakan salah satu pola hidup yang tidak sehat (Kemenkes RI,
jenis yang paling banyak di temukan yaitu 2013).
lebih dari 90-95% (ADA, 2015). Penyakit DM menjadi masalah kesehatan
DM tipe 2 biasanya terjadi pada orang yang utama pada saat ini karena menyebabkan
yang lebih tua dari 40 tahun dengan riwayat komplikasi. Penderita DM menanggung resiko
keluarga DM. Sekitar 90% dari pasien yang untuk menderita penyakit jantung koroner dan
DM telah didiagnosis dalam DM tipe 2 dan hipertensi (tekanan darah tinggi), khususnya
dikaitkan dengan usia yang lebih tua, obesitas, penderita DM tipe II (Savitri, 2006). DM dapat
riwayat keluarga DM, riwayat DM gestasional, juga menyebabkan kebutaan dan mengganggu
gangguan toleransi glukosa (IGT), aktivitas syaraf sehingga tubuh tidak dapat merasakan
fisik, gangguan glukosa puasa (IGF), dan etnis sensasi. Menurut Tjokroprawino (2001),
(WHO, 2004) penderita DM lebih banyak diderita oleh
Menurut World Health Organization wanita daripada penderita laki-laki. Wanita
(WHO) bahwa pada tahun 2000 terdapat 1,0 banyak mengalami gangguan fisik misalnya
juta penduduk mengalami kematian akibat DM gangguan pencernaan, gangguan tidur, dan
dengan prevalensi sekitar 2,0 % dan pada migraine. Penderita DM harus menjalani
tahun 2012 bahwa terdapat 1,5 juta penduduk pengobatan dan perawatan yang ketat seumur
mengalami kematian akibat DM dengan hidup untuk mencegah munculnya komplikasi
prevalensi sekitar 2,7 %. Dari seluruh yang parah. Banyaknya efek samping yang
kematian akibat DM di dunia, 70 % kematian ditimbulkan dari pengobatan farmakologis
terjadi di negara-negara berkembang termasuk menyebabkanpasien berhenti mengkonsumsi
Indonesia (WHO, 2014). obat sehingga terapi menjadi tidak efektif.
Sedangkan menurut data Internasional Efek samping yang ditimbulkan dalam
Diabetes (2015), menunjukan bahwa jumlah mengkonsumsi obat-obatanjangka panjang
populasi Diabetesi di Indonesia mencapai 10 adalah berdampak pada kerusakan ginjal
juta jiwa dan (53%) penderita diabetes tidak (Kartika, 2014).
menyadari bahwa dirinya terkena diabetes. Kecenderungan masyarakat menggunakan
Jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya. pengobatan alternatif untuk mengatasi
Tahun 2013 penderita Diabetes Melitus berbagai penyakit dan gangguan kesehatan
mencapai peringkat ke tujuh (7) dengan semakin tinggi (Palmer& Williams, 2007).
jumlah penderita mencapai 8,5 juta jiwa Data Pengobatan non farmakologis(fito farmaka)
di Indonesia tidak memilahkan antara DM adalah pilihan utama untuk menurunkan kadar
Tipe I dan II. Namun demikian, menurut glukosa pada darah karena selain tidak
Suyono (2013), di Indonesia penyandang DM memiliki efek samping yang membahayakan
Tipe I sangat jarang. Oleh karena itu, bagi kesehatan. Pengobatan jenis ini
penelitian ini akan dilakukan pada pasien DM cenderung tidak memerlukan biaya yang
Tipe II. mahal dan mudah dilakukan Pengobatan non

78
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N

SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 10 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

farmakologis bagi pasien Diabetes Melitus sehari selama dua (2) bulan bagi para
pada dasarnya adalah dengan pengontrolan penderita diabetes dapat menurunkan glukosa
berat badan, terapkan pola makan yang baik darah puasa, HbA1c, kolesterol total, dan level
dan sehat, perubahan gaya hidup, jaga kondisi kolesterol LDL (kolesterol jahat) secara
fisik, manajemen stress, hindari konsumsi signifikan.Pada penelitian Dewi (2012),
alkohol dan rokok serta mengkonsumsi pemberian jus lidah buaya sebanyak 150 gram
pengobatan selama 14 hari dapat menurunkan kadar
herbal(www.penyakitdiabetesmelitus.com). glukosa darah sebesar 20,38 gr/dl.
Menurut Widharto (2007), pengobatan Adapun tujuan dari penelitian adalah
nonfarmakologis selain menjadi alternatif untuk mengetahui pengaruh jus lidah buaya
pengobatan dapat dijadikan sebagai terapi (AloeBarbadensis Miller) terhadap penurunan
komplementer yaitu pelengkap untuk glukosa darah puasa GDP) dan 2 Jam PP (Post
mempercepat penyembuhan. Terapi jus Lidah Prendial) pada penderita DM (Diabetes
buaya telah diguanakan untuk membantu Melitus)
penyembuhan berbagai penyakit termasuk
diabetes melitus. Zat gizi yang dapat larut BAHAN DAN METODE
dalam ludah buaya paling mudah dicerna juga Jenis penelitian ini adalah penelitian
dicerna oleh tubuh dan merupakan medis Quasi Eksperimental (Notoatmojo, 2010)
sempurnal untuk penyembuhan diabetes dengan metode pendekatan Pretest–Postest
melitus (Jensen, 2003). Riset menunjukan Non Equivalent Control Group untuk melihat
bahwa daun lidah buaya dapat mengatur kadar mengetahui pengaruh jus lidah buaya (Aloe
glukosa darah dan sebagai pengobatan Barbadensis Miller) terhadap penurunan
tradisional dari alam lebih baik dari pada glukosa darah puasa GDP) dan 2 Jam PP (Post
pengobatan kimia terutama oada penderita DM Prendial) pada penderita DM (Diabetes
tipe 2 (Sari, 2010, Vijayakone, 2015). Salah Melitus). Pengumpulan data dilakukan di
satu upaya yang dilakukan dengan pemberian Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Sikolos
jus lidah buaya yang merupakan bagian Padang Panjang yang merupakan wilayah
produk alami yang banyak terdapat cakupan yang luas. Pengumpulan data
masyarakat yang sejak dulu digunakan sebagai dilakukan selama satu bulan dari bulan Juli-
obat tradisional untuk mengatur glukosa Agustus 2018.
darah.(http://id.wikipedia.org/wiki/Lidah_Bua Pengambilan sampel dilakukan merekrut
ya). penderita diabetes melitus yang memenuhi
Menurut Wahyono E & Kusnandar, lidah kriteria inklusi. Kriterianya adalah penderita
buaya berkhasiat sebagai anti inflamasi, anti diabetes melitus, usia responden >40 tahun,
jamur, anti bakteri dan membantu proses bersedia menyetujui inform consent, sedang
regenerasi sel. Di samping menurunkan kadar tidak mengkonsusmsi obat kimia dan penderita
gula dalam darah bagi penderita diabetes, yang tidak merokok. Sampel yang memenuhi
mengontrol tekanan darah, menstimulasi berjumlah 14 orang. Peneliti sebelumnya
kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit melakukan presentasi tentang teori dan jurnal
kanker, serta dapat digunakan sebagai nutrisi manfaat lidah buaya. Selanjutnya menjelaskan
pendukung penyakit kanker, dan penderita tujuan dan manfaat dari penelitian jus lidah
HIV/AIDS(http://www.squidoo.com/manfaat- buaya terhadap glukosa darah puasa dan 2 jam
lidah-buaya). pp. inform consent ditandatangani oleh
Sebuah penelitian mengenai lidah responden yang merupakan penderita diabetes
buaya yang dipublikasikan pada Jurnal melitus. Responden mengikuti sesuai prosedur
Planta Medica Natural (2012), menunjukkan dari peneliti sesuai kriteria.
bahwa konsumsi ekstrak gel lidahbuaya Prosedur pengumpulan data dengan kelompok
(dalam bentuk kapsul) sebanyak dua kali (2x) intervensi Pengukuran kadar glukosa darah 2

79
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N

SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 10 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

jam pp dan puasa pada hari pertama dilakukan Analisis data dengan karateristik usia,
sebelum melakukan pemberian lidah buaya pekerjaan, pendidikan, IMT, penyakit penyerta
pada kelompok perlakuan. Jus lidah buaya dan tekanan darah. Sehingga analisis univariat
diminum rutin setiap hari 1 kali sehari
dan bivariat menggunakan paired t test
sebanyak 150 gr. Kemudian responden di
periksa kembali glukosa darah puasa dan 2 didapatkan p value <0,005 hipotesa terdapat
jam pp pada hari ke 7 dan seterusnya sampai perbedaan yang bermakna antara jus lidah
tiga kali selama 28 hari. buaya terhadap glukosa darah puasa dan 2 jam
Langkah-langkah pembuatan jus lidah buaya pp jika > 0,005 hipotesa tidak terdapat
meliputi lidah buaya segar sebanyak 150 gram perbedaan yang bermakna antara jus lidah
dicuci 5-6 kali , dipotong dadu, ditimbang buaya terhadap glukosa darah.
sebanyak 150 gram, dihaluskan dengan
blender, setiap responden diberikan jus dengan
dosis yang sama.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1 Karakteristik Pada Penderita Diabetes Melitus
Kategori n=14
Usia Modus Persentase (%)
69 tahun 2 14,3%
62 tahun 3 21,4%
Pendidikan Frequensi (f) Persentase (%)
SMP 4 28,6%
SMA 9 64,3%
S1 1 7,1%
Total 14 100,0
Pekerjaan
IRT 13 92,9%
PNS 1 7,1%
Wiraswasta 0 0%
Total 14 100,0
IMT
Obesitas 9 64,3%
Ideal 5 35,7%
Total 14 100,0
Penyakit Penyerta

80
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N

SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 10 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

Ada 13 92,9%
Tidak ada 1 7,1%
Total 14 100,0

Tabel 2 Rata-Rata Penurunan Glukosa Darah PuasaPadaPenderita DiabetesMelitus

Variabel Mean N

Rerata penurunan glukosa darah 14


28,4 gr/dl
puasasesudahkonsumsi jus lidah buaya

Tabel 3 Rata-Rata Penurunan Glukosa Darah 2 Jam PPPadaPenderita Diabetes


Melitus

Variabel Mean N

Rerata penurunan glukosa darah 2 jam 14


40,54 gr/dl
ppsesudahkonsumsi jus lidah buaya

Tabel 4 Pengaruh JusLidah Buaya Terhadap Glukosa Darah Puasa PadaPenderita


DiabetesMelitus
Variabel Mean SD SE p-value N

Rerataglukosa darah
puasasebelumdansesudahkonsumsi -.929 .267 .071 0.00 14
lidah buaya

81
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N

SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 10 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

Tabel 5 Pengaruh JusLidah Buaya TerhadapGlukosa Darah 2 Jam PPPada


PenderitaDiabetesMelitus

Variabel Mean SD SE p-Value N

Rerataglukosa darah 2 jam


pp 14
-.500 .519 .139 0.000
sebelumdansesudahkonsumsi
lidah buaya

PEMBAHASAN insulin. Obesitas terdapat lemak visceral yang


Berdasarkan tabel 1 menjelaskan sangat berperan terhadap terjadinya resistensi
karakteristik didapatkan hasil sebagian besar insulin. Walaupun lemak visceral merupakan
responden pekerjaan IRT, pendidikan SMA, prediktor utama terjadinya resistensi insulin,
mengalami obesitas dan mempunyai penyakit tampaknya tidak ditemukan hubungan tersebut
penyerta. pada mereka yang berat badannya normal.
Usia penderita keseluruhan >48 tahun. Semakin besar indeks massa tubuh penderita
Menurut Buletin Penelitian Kesehatan (2010), diabetes melitus semakin tinggi resiko
prevalensi pada perempuan meningkat usia hiperglikemia (Herri, 2003 dalam Wasil,
>35 tahun dan laki-laki > 45 tahun. Sejalan 2013).
dengan penelitian Wahyuni (2010) bahwa usia Hasil penelitian menunjukan bahwa
>35 tahun ada hubungannya dengan kejadian dari 14 responden setelah pemberian jus lidah
diabetes melitus. Pada umumnya perubahan buaya. rata rata penurunan glukosa darah
fisiologis menurun pada usia > 40 tahun. puasa setelah pemberian jus lidah buaya 28,42
Diabetes muncul usia 45 tahun ke atas insulin gr/ dl dan glukosa darah sewaktu 40,54. Hasil
lebih resisten pada usia tersebut ditambah penelitian ini sejalan dengan penelitian
penderita yang mengalami obesitas (Lanny, Kurniasari, (2015) dimana sebanyak5 orang
2006 dalam Wahyuni, 2011) diberikan jus lidah buaya hasilnya didapat
Kurangnya aktivitas pada penderita kadar glukosa 198 gr/dl menjadi 133 gr/dl
DM. Dilihat dari pekerjaan sebagian besar diberikan selama 5 hari hasil dapat
penderita diabetes tidak bekerja atau sebagai menurunkan kadar gula darah pada klien
ibu rumah tangga sehingga indeks massa tubuh diabetes melitus. Dalam hal ini menunjukan
penderita diabetes melitus sebagian besar terjadi rata-rata penurunan glukosa darah
mengalami kelebihan berat badan ideal atau sebanyak 65 gr/dl.
disebut dengan obesitas. Walaupun secara Hampir keseluruhan penderita DM
statistik pekerjaan tidak berhubungan dengan mempunyai penyakit penyerta seperti
hiperglikemia.Menurut Ramaiah (2008) orang hipertensi, penyakit jantung koroner dan pasca
yang memiliki lemak terutama pada organ stroke. Menurut Suastika (2012) bahwa
perut tampak lebih mudah diolah untuk hiperglikemia yang terjadi pada penderita
memperoleh energi, kadar asam lemak diabetes melitus dapat menyebabkan efek
didalam darah meningkatkan resistensi merugikan atau komplikasi pembuluh darah
terhadap insulin melalui aksinya terhadap hati yaitu glikasi non enzimatik perubahan sorbitol,
dan otot-otot tubuh. mioinositol, perubahan potensial redoks, dan
Hampir keseluruhan penderita aktivasi jalur diasilgliserol-kinase protein C.
diabetes dialami oleh obesitas. Obesitas Lidah buaya memiliki kandungan saponin,
disebabkan oleh gaya hidup yang kurang aktif flavonoid, vitamin A, C yang memiliki
yang dapat terjadi memudahkan resitensi aktifitas sebagai anti bakteri, anti inflamasi

82
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N

SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 10 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

dapat membantu penyembuhan luka sehingga Penelitian yang dilakukan oleh


komplikasi yang berhubungan dengan infeksi Pertiwi, (2012) & (2015), pada pemberian jus
tidak tejadi (Kultum, 2014). lidah buaya pada penderita diabetes sebanyak
Hampir keseluruhan penderita DM 150gr/hari selama 14 hari dapat menurunkan
mempunyai penyakit penyerta seperti 20,38 gr/dl glukosa dalam darah. Lidah buaya
hipertensi, penyakit jantung koroner dan pasca yang di gunakan adalah varietas barbadensis
stroke. Menurut Suastika (2012) bahwa dengan spesifikasi tua 10-12 bulan setelah
hiperglikemia yang terjadi pada penderita pembibitan) . lidah buaya dikupas dicuci 5-6
diabetes melitus dapat menyebabkan efek kali, dipotong dadu, ditimbang sebanyak
merugikan atau komplikasi pembuluh darah 150gram , dihaluskan dengan menggunakan
yaitu glikasi non enzimatik perubahan sorbitol, blender, ditambah air pandan 150cc lalu
mioinositol, perubahan potensial redoks, dan ditambahkan pemanis buatan tanpa kalori
aktivasi jalur diasilgliserol-kinase protein C. sebanyak 2gram/sachet. Jus lidah buaya
Lidah buaya memiliki kandungan saponin, diberikan satu kali sehari diluar jam makan
flavonoid, vitamin A, C yang memiliki selama 14 hari. Hasilnya gula darah puasa
aktifitas sebagai anti bakteri, anti inflamasi menurun sampai 20,38 gr.dl
dapat membantu penyembuhan luka sehingga Penelitian ini menganalisis 14 responden
komplikasi yang berhubungan dengan infeksi dimana hasil analisis bahwa ada pengaruh
tidak tejadi (Kultum, 2014). pemberian jus lidah buaya terhadap penurunan
Lidah buaya merupakan tanaman yang kadar glukosa darah penderita diabetes
berguna menjaga kesehatan, tapi juga melitus. Hasil penelitian ini sama dengan
mengatasi berbagai penyakit. Salah satunya penelitian Pratiwi, (2012) meneliti tentang jus
mampu menurunkan gula darah pada diabetesi lidah buaya terhadap kadar gula darah pada
yang tidak tergantung insulin, dalam waktu wanita prediabetes ternyata ada pengaruh
sepuluh hari gula darah bisa normal (Freddy, antara lidah buaya dengan penurunan kadar
2013). Lebih dari sebagian responden gula darah.
mengalami hipertensi dan asam urat. Pada Jus lidah buaya dapat menurunkan glukosa
penelitian dilakukan pemeriksaan tekanan darah. Penelitian Adella, (2013) yang
darah. Rata-rata tekanan darah diastole >130 dilakukan pada mencit bahwa pemberian lidah
dan sistole >80 sedangkan asam urat tidak buaya dapat menurunkan gula darah pada
dilakukan. Pada penelitian akhir atau post mencit selama 31 hari. Rini, dkk, (2014),
dilakukan kembali pemeriksaan tekanan darah. menyatakan bahwa terdapat perbedaaan
Hanya satu responden yang mengalami sebelum dan sesudah diberikan jus lidah buaya
tekanan darah normal. pada tikus wistas diabetes yang diinduksi
Hasil penelitian menunjukan bahwa aloksan.
dari 14 responden setelah pemberian jus lidah Hampir sama yang dilakukan oleh Sari
buaya. rata rata penurunan glukosa darah (2010) pada penderita DM tipe II bahwa ada
puasa setelah pemberian jus lidah buaya 28,42 perbedaan yang signifikan antara manfaat
gr/ dl dan glukosa darah sewaktu 40,54. Hasil lidah buaya awal dan akhir. Vijayakone,
penelitian ini sejalan dengan penelitian (2013) berpendapat bahwa tanaman herbal
Kurniasari, (2015) dimana sebanyak 5 orang seperti lidah buaya sangat baik untuk
diberikan jus lidah buaya hasilnya didapat mengurangi kadar gula darah. Lidah buaya
kadar glukosa 198 gr/dl menjadi 133 gr/dl tidakmengandung obat sintesis, tidak ada efek
diberikan selama 5 hari hasil dapat samping yang dapat menjejaskan tubuh.
menurunkan kadar gula darah pada klien Harganya yang relatif murah dapat dijangkau
diabetes melitus. Dalam hal ini menunjukan oleh masyarakat serta rasanya tidak pahit.
terjadi rata-rata penurunan glukosa darah Dalam hal ini lidah buaya sangat bermanfaat
sebanyak 65 gr/dl membantu menormalkan gula darah.

83
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N

SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 10 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

Kurniasari, I. S. (2009). Manfaat Lidag


KESIMPULAN DAN SARAN Buaya (Aloe vera) Sebagai Penurun
Berdasarkan analisis data tentang Kadar Glukosa Darah Pada Penderita
pengaruh jus lidah buaya terhadap glukosa Diabetes Mellitus. Jurnal AKP, 6(1),
darah puasa dan 2 jam pp pada penderita 63–72.
diabetes melitus dapat ditarik kesimpulan PENGARUH JUS LIDAH BUAYA ( Aloe
analisis univarat terdapat penurunan glukosa chinensis Linn .) TERHADAP
darah puasa sebanyak 28,42 gr/dl dan glukosa
PENURUNAN KADAR GULA
darah 2 jam pp sebanyak 40,57 gr/dl. Analisis
bivariat terdapat perbedaan jus lidah buaya DARAH PADA TIKUS PUTIH (
terhadap glukosa darah puasa (0,00<0,05) dan Rattus novergicus ) STRAIN WISTAR.
2 jam pp (0,03 <0,05). (2007). 1330161.
Petugas kesehatan lebih sering Simamora, A. (2018). KADAR GULA
mengadakan penyuluhan tentang pencegahan DARAH PADA PENDERITA
peningkatan glukosa darah dan pengobatan DIABETES MELLITUS treatment of
alami seperti lidah buaya karena sangat baik diabetes mellitus is usually with
untuk penderita DM. Responden disarankan weight control , diet , exercise , and
untuk membudidaya lidah buaya dan pharmacologis treatment with the
diharapkan mengurangi berat badan serta drug . One treatment in an alternative
mengubah gaya hidup seperti olahraga,
way , namely with aloe vera juice can
makanan diet DM dan aktifitas fisik.
lower blo. 1(1), 1–6.
Sugiyono.(2014). Metode Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Kuantitatif Kualitatif. Bandung :
Adella Anfidina Putri. (2013). Pengaruh Alfbeta
maserat lidah buaya (Aloe vera) Vera, A., Kadar, T., & Darah, G. (2014).
terhadap kadar gula darah mencit Pengaruh pemberian rebusan lidah
(Mus musculus L.) jantan buaya (.
hiperglikemi dengan induksi aloksan. Yulika Sianipar, Muflihah Isnawati.
1–5. (2012). Low, K., Lipoprotein, D.,
Agatha, R., & Aveonita, R. (2015). Effect Dan, L. D. L., & Density, H , 1, 241–
of Aloe vera in lowering blood 248.
glucose levels on Diabetes Melitus. J
Majority |, 4, 104.
Hasdianah. (2012).Mengenal Diabetes
Mellitus. Jilid 1. Kediri: Nuha Medik
Notoadmojo. (2010). Metode Penelitian.
Jakarta : PT.Renika Cipta
Kedokteran, F., Kedokteran, F., Airlangga,
U., Surabaya, U. A., Kedokteran, F.,
& Airlangga, U. (2018). PENGARUH
EKSTRAK ETANOL LIDAH BUAYA
( ALOE VERA ) TERHADAP
GLUKOSA DARAH TIKUS
HIPERGLIKEMIA- TERINDUKSI.
20(1).

84

Anda mungkin juga menyukai