ABSTRAK
Tingginya suhu tubuh menjadi faktor pencetus serangan kejang demam. Kejang demam
merupakan kedarutan medis yang memerlukan pertolongan segera. Penanganan perawat pada
saat kejang dema berlangsung adalah memberikan obat anti kejang dan anti piretik sesuai
intruksi dokter kemudian tindakan keperawatan non-farmakologis. Tujuan penelitian untuk
mengetahui perbandingan pemberian kompres hangat daerah temporalis dan tepidsponge
terhadap penurunan suhu tubuh pada anak dengan kejang demam di RSUD dr. Soedarsono
Pasuruan. Desaian penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental dengan rancangan
penelitian Pre-Test and post-Test Design With Comparison Treatment. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua pasien yang mengalami kejang demam di RSUD dr. Soedarsono
Pasuruan. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kompres hagat dan kelompok
tepidsponge, masing-masing 15 orang, yang diambil dengan teknik purposive sampling.
Analisis menggunakan univariat dan bivariate dengan uji paired t test dan uji independent t
test. Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan penurunan suhu tubuh antara kompres
hangat dengan p value = 0,000.
Kata Kunci : Kompres hangat, tepidsponge, kejang demam
ABSTRACT
The high body temperature becomes the trigger factor of febrile seizures. A febrile seizure is a
medical solubility that requires immediate relief. Handling of nurses at the time of seizure in
progress is to provide anti-seizure and anti-pyretic drugs according to the doctor's instructions
then non-pharmacological nursing actions. The purpose of this study was to find out the
compressive compresses of temporal and tepidsponge to the decrease of body temperature in
children with febrile seizures in RSUD dr. Soedarsono Pasuruan. Design used is Quasy
Experimental with Pre-Test and post-Test Design With Comparison Treatment. Population in
this study are all patients who experienced febrile seizures in dr. Soedarsono Pasuruan.
Samples divided into 2 groups, warm compress group and tepidsponge group, each of 15
people, taken by purposive sampling technique. Analysis used univariate and bivariate with
Paired T Test and Independent T Test. The statistical test results show that there is a
difference in the temperature drop between warm compresses with p value = 0,000.
Keywords: Warm compress, tepidsponge, febrile seizures
128
Rizky Nurlaili, Studi Komparatif Pemberian Kompres Hangat Dan Tepidsponge...
kejang demam yaitu dengan menggunakan sebelum perlakuan (pre test), dan 30 menit
medikamentosa untuk mengurangi gejala. setelah perlakuan (post test).
Setelah anak mendapatkan penanganan Penelitian ini dilaksanakan di
pertama di IGD, kemudian anak Ruang Anak RSUD dr. Soedarsono
dipindahkan ke ruangan. Saat di ruangan Pasuruan mulai tanggal 04 Januari – 01
biasanya kejang tidak lagi muncul, Februari 2018. Populasi adalah semua anak
penanganan biasanya hanya untuk yang mengalami kejang demam berjumlah
menurunkan demam dengan pemberian 30 anak. Pengambilan sampel
antipiretik sesuai dengan advis dokter. Jika menggunakan teknik purposive sampling
terjadi kejang berulang, akan diberikan sebanyak 30 anak terdiri dari 15 anak
obat antikejang diazepam rektal (stesolid) sebagai kelompok kompres hangat daerah
sesuai advis dokter. Tidak ada tindakan temporalis dan 15 anak sebagai kelompok
non farmakologis yang dilakukan untuk tepidsponge.
menurunkan suhu tubuh pasien anak Analisa pada penelitian ini
kejang demam. menggunakan dua uji hipotesa yaitu
Tujuan umum penelitian ini yaitu Paired T Test dan Independent T Test
untuk mengetahui perbandingan pemberian karena data berdistribusi normal setelah
kompres hangat dan tepidsponge terhadap dilakukan uji kenormalan dengan Shapiro
penurunan suhu tubuh pada anak dengan Wilk dengan hasil p value > 0,05.
kejang demam di RSUD Dr. Soedarsono
Pasuruan. Tujuan khusus penelitian ini HASIL PENELITIAN
antara lain mengidentifikasi rerata suhu Distribusi Frekuensi Karakteristik
tubuh anak sebelum dan sesudah dilakukan Sampel Berdasarkan Usia
pemberian kompres hangat daerah Tabel 1 Tabel Distribusi Frekuensi
temporalis, menganalisis perbedaan suhu Karakteristik Sampel
tubuh sebelum dan sesudah dilakukan Berdasarkan Usia
kompres hangat daerah temporalis,
mengidentifikasi rerata suhu tubuh anak Umur Jumlah Persentase (%)
(n=30)
sebelum dan sesudah dilakukan 1 tahun 9 30.0
tepidsponge, menganalisis perbedaan suhu 2 tahun 20 66.7
tubuh sebelum dan sesudah dilakukan 3 tahun 1 3.3
tepidsponge, dan menganalisis Total 30 100.0
perbandingan pemberian kompres hangat
daerah temporalis dan tepidsponge Tabel 1 menunjukkan bahwa
terhadap penurunan suhu tubuh pada anak distribusi frekuensi karakteristik sampel
yang mengalami kejang demam. berdasarkan usia di Ruang Anak RSUD dr.
Soedarsono Pasuruan tahun 2018, usia
yang paling banyak menjadi sampel yaitu
METODE PENELITIAN pada usia 2 tahun sebanyak 20 orang (66.7
Desaian penelitian ini adalah %) dan pada usia 1 tahun sebanyak 9 orang
Quasi Eksperimental dengan rancangan (30.0 %).
penelitian Pre-test and Post-test Design
With Comparison Treatment. Rancangan Distribusi Frekuensi Karakteristik
penelitian ini, kedua kelompok diberikan Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
perlakuan, kelompok A kompres hangat Tabel 2 Tabel Distibusi Fekuensi
daerah temporalis, kelompok B Karakteristik Sampel
tepidsponge, peneliti mengukur suhu tubuh Berdasakan Jenis Kelamin
Hasil ini sejalan dengan penelitian berbeda antara satu anak dengan anak
yang dilakukan oleh Purwanti (2008) di lainnya (Guyton & Hall, 2007). Pada
RSUD dr. Moewardi Surakarta tentang sebagian besar anak, tinnginya suhu tubuh
pengaruh kompres hangat terhadap lebih dari 38oC, bukan kecepatan kenaikan
perubahan suhu tubuh pada pasien anak suhu tubuh, menjadi faktor pencetus
hipertermia, didapatkan hasil p value = serangan kejang demam (Donna L. Wong,
0,001 yang artinya ada pengaruh kompres 2008).
hangat terhadap perubahan suhu tubuh Suhu tubuh pada anak sangat
pasien anak hipertermi. berfluktuasi, hal ini disebakan thermostat
Berdasarkan analisa penelitian pada anak masih belum matur, sehingga
yang diperkuat oleh penelitian Purwanti mudah berubah dan sensitive terhadap
dapat disimpulkan bahwa pemberian perubahan suhu lingkungan. Thermostat
kompres hangat dapat menurunkan suhu pada anak akan matur saat anak memasuki
tubuh pada anak yang mengalami kejang usia remaja (Potter & Perry, 2005).
demam. Kompres hangat pada daerah
temporalis akan memberikan sinyal ke Perbedaan Suhu Tubuh Anak Sebelum
hipotalamus melalui sumsum tulang dan Sesudah Dilakukan Tepidsponge
belakang. Ketika reseptor yang peka
terhadap panas di hipotalamus dirangsang, Berdasarkan Tabel 8 dapat
system afektor mengeluarkan sinyal untuk diketahui bahwa nilai p value = 0,000 < α
memulai berkeringat dan vasodilatasi = 0,05 maka dapat disimpulkan ada
perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah perbedaan rerata (mean) suhu tubuh
diatur oleh pusat vasomotor pada medulla sebelum dan sesudah tindakan
oblongata dari tangkai otak, di bawah tepidsponge.
pengaruh hipotalamik bagian anterior Pada prinsipnya pemberian
sehingga terjadi vasodilatasi. Vasodilatasi tepidsponge dapat menurunkan suhu tubuh
ini yang menyebabkan pembuangan atau melalui proses penguapan dan dapat
kehilangan panas melalui kulit meningkat memperlancar sirkulasi darah, sehingga
sehingga terjadi penurunan suhu tubuh. darah akan mengalir dari organ dalam ke
permukaan tubuh dengan membawa panas.
Rerata Suhu Tubuh Sebelum dan Kulit memiliki banyak pembuluh darah,
Sesudah Dilakukan Tepidsponge terutama tangan, kaki dan telinga. Aliran
darah melalui kulit dapat mencapai 30%
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui dari darah yang dipompakan ke jantung.
bahwa rerata (mean) suhu tubuh sebelum Kemudian panas berpindah dari darah
diberi tindakan tepidsponge adalah melalui dinding pembuluh darah ke
38.540oC dengan standar deviasi 0,3719 permukaan kulit dan hilang ke lingkungan
dan nilai minimum serta maksimumnya sehingga terjadi penurunan suhu tubuh
adalah 38,0oC dan 39,2oC. Sedangkan (Potter & Perry, 2010).
rerata (mean) suhu tubuh sesudah Hasil penelitian ini sejalan dengan
diberikan tindakan tepidsponge adalah Maling (2012) di RSUD Tugurejo
37.700oC dengan standar deviasi 0,3295 Semarang tentang pengaruh kompres
dan nilai minimum dan maksimum adalah tepidsponge terhadap penurunan suhu
37,2 oC dan 38,5 oC. Sehingga ada tubuh anak umur 1 – 10 tahun dengan
penurunan sebesar 0.84oC. hipertermi, didapatkan hasil p value =
Perbedaan proses penyakit yang 0,001 yang artinya ada pengaruh kompres
terjadi pada masing-masing sampel tepidsponge terhadap penurunan suhu
menyebabkan pematokan suhu tubuh yang tubuh pada pasien hipertermi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Hasil penelitian ini didapatkan hasil
hasil penelitian Malings dimana ada bahwa kompres hangat dan tepidsponge
pengaruh pemberian tepidsponge terhadap sama sama efektif menurunkan suhu tubuh,
penurunan suhu tubuh pada anak yang namun dilihat dari selisih penurunan suhu
mengalami kejang demam. Tepidsponge tubuh, lebih disarankan untuk memilih
dilakukan dengan cara mengelap seluruh tepidsponge . Tepidsponge lebih efektif
tubuh dengan menggunakan waslap menurunkan suhu tubuh anak dengan
lembab hangat selama 15 menit. Efek kejang demam dibandingkan dengan
hangat dari waslap tersebut dapat kompres hangat disebabkan adanya seka
memvasodilatasi pembuluh darah sehingga tubuh pada tepidsponge yang akan
aliran darah lancar. Kulit memiliki banyak mempercepat vasodilatasi pembuluh darah
pembuluh darah, ketika demam panas perifer di seluruh tubuh sehingga evaporasi
kemudian diberikan tindakan tepidsponge, panas dari kulit ke lingkungan sekitar akan
panas dari darah berpindah melalui dinding lebih cepat dibandingkan hasil yang
pembuluh darah ke permukaan kulit dan diberkan kompres hangat yang hanya
hilang ke luar tubuh. mengandalkan dari stimulasi hipotalamus.
Perbedaan luas rasio body surface area
Perbandingan Pemberian Kompres dengan jumlah luas waslap yang kontak
Hangat Daerah Temporalis dan dengan pembuluh darah perifer yang
Tepidsponge terhadap Penurunan Suhu berbeda antara teknik kompres hangat dan
Tubuh pada Anak yang Mengalami tepidsponge akan turut memberikan
Kejang Demam perbedaan hasil terhadap percepatan
penurunan suhu anak pada kedua
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui kelompok perlakuan tersebut.
bahwa rerata penurunan suhu tubuh setelah Berdasarkan prosedur tindakan,
pemberian kompres hangat sebesar terdapat keunggulan yang dimiliki teknik
0.347oC sedangkan rerata penurunan suhu kompres hangat dibandingkan teknik
tubuh setelah tepidsponge sebesar 0.84 oC. tepidsponge yaitu kecilnya waslap kontak
Hasil uji statistik independen sample t tes dengan tubuh memberkan kenyamanan
didapatkan p value = ,000 < α = 0,05maka yang lebih dibandingkan dengan teknik
dapat disimpulkan ada perbedaan tepidspoge. Ketidaknyamanan ini dapat
efektivitas penurunan suhu tubuh pada dilihat dari kegelisahan anak, dan
kompres hangat dan tepidsponge. menangis. Hal ini sejalan dengan
Tepidsponge merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh Thomas,
prsedur yang diberikan kepada pasien Vijaykumar, Naik, Moses dan Antonisamy
dengan tujuan untuk menurunkan atau (2009) yang mengatakan tindakan
mengurangi suhu tubuh dengan tepidsponge memiliki tingkat
menggunakan air hangat (Dagoon et all, ketidaknyamanan lebih tinggi.
2007). Seperti pada kompres hangat, Ketidaknyamanan dapat terjadi
tepidsponge bekerja dengan cara karena penularan dari orang tua terhadap
mengirimkan impuls ke hipotalamus anaknya. Bentuk penularan
bahwa lingkungan sekitar sedang dalam ketidaknyamanan tersebut berupa cemas
keadaan panas. Keadaan ini akan sebagai respon melihat anaknya yang
mengakibatkan hipotalamus berespon mengalami demam. Hal lain yang data
dengan mematok suhu tubuh yang lebih menyebabkan ketidaknyamanan pada anak
tinggi dengan cara menurunkan produksi adalah penatalaksanaannya, dimana anak
dan konservasi panas tubuh (Guyton & diberi tindakan dengan mengelap seluruh
Hall, 2007). bagian tubuh sehingga anak akan merasa
135 pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873
JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN, VOLUME 4, NO. 2, SEPTEMBER 2018: 128 - 137
gelisah (Setiawati, 2009). Namun seperti tubuh pada anak demam sehingga dapat
yang dijelaskan paragraf sebelumnya, mengurangi resiko kejang demam
kombinasi cara kerja tepidsponge lebih berulang.
unggul menurunkan suhu tubuh pada anak 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
yang mengalami kejang demam Diharapkan hasil penelitian ini sebagai
dibandingkan dengan teknik kompres bahan kajian, dan rujukan dalam
hangat. melakukan penelitian sejenis. Penelitian
ini hanya membandingkan kompres
KESIMPULAN hangat dan tepisdponge terhadap
penurunan suhu tubuh terhadap anak
Hasil penelitian ini menunjukkan ada kejang demam. Penelitian selanjutnya
perbedaan efektifitas pemberian kompres mungkin dapat menggunakan teknik
hangat dan tepidsponge terhadap kompres yang berbeda.
penurunan suhu tubuh pada anak dengan
kejang demam (p value < α, 0,000 < 0,05). DAFTAR PUSTAKA
Diharapkan hasil penelitian ini, perawat
dapat melakukan dan mengajarkan Guyton, A. C., & John E. Hall. (2007).
penggunaan tepidsponge yang benar pada Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
pasien dan juga diharakan hasil penelitian EGC, Jakarta.
ini dapat digunakan untuk masukan SOP
dalam menurunkan suhu tubuh anak yang Hidayat, A. Aziz. (2008). Pengantar Ilmu
mengalami demam secara non farmakologi Kesehatan Anak untuk Kebidanan.
di RSUD dr. Soedarsono Pasuruan. Salemba Medika, Jakarta.
2017, dari
https://www.scribd.com/73195543/all
-ok.