Anda di halaman 1dari 53

Modul Pelatihan Pemberdayaan

Masyarakat Bidang Pekerjaan


Umum

MODUL B
MODUL BIDANG SOSIAL LINGKUNGAN
KE-PU-AN

PENANGANAN JALAN DAN DRAINASE

i
KATA PENGANTAR
Buku panduan umum “Modul Pelatihan Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Pekerjaan Umum” ini merupakan satu
rangkaian dengan materi kegiatan pelatihan “Pengembangan
Peran Masyarakat Bidang Pekerjaan Umum”. Oleh karena itu,
materi pelatihan ini merupakan kelanjutan dan bagian yang tak
terpisahkan dari materi mengenai Pengembangan Peran
Masyarakat. Jika dalam materi sebelumnya lebih menekankan
pada aspek kognitif dan afektif, maka materi kali ini di samping
menekankan aspek sebelumnya, juga menekankan aspek
psikomotorik berupa peningkatan keterampilan secara praktis
untuk pemahaman aplikasi di lapangan. Isi dari pengembangan
peran masyarakat lebih mengarah kepada pengembangan
sosial budaya masyarakat, sedangkan isi buku ini lebih
mengarah kepada ketrampilan mengenai lingkungan perumahan
dan usaha ekonomi yang terkait dengan perumahan.

Seperti halnya materi “Pengembangan Peran Masyarakat”,


materi pelatihan ini juga merupakan pengembangan dari materi
sebelumnya yang disusun oleh Puslitbang Permukiman,
Puslitbang Transportasi, dan Puslitbang Sebranmas,
Departemen Pekerjaan Umum. Namun demikian, mengingat
lokasi dan kondisi kelompok peserta yang berbeda, maka
diadakan penyesuaian seperlunya.

Dasar pemikiran pelatihan diarahkan kepada pemberdayaan


masyarakat yang berkaitan dengan sosial budaya, sosial
lingkungan dan sosial ekonomi, yang mengacu pada konsep
tridaya. Isi materi pelatihan ini memuat buku modul A, B dan C.
Modul A yaitu Modul bidang sosial budaya ke-PU-an yang terdiri
atas (1) Manajeman perubahan, (2) Membangun visi baru, (3)
Penyadaran diri, (4) Ketrampilan dasar fasilitator, (5) Teknik
perencanaan partisipatif, (6) Penyempurnaan hasil SKS).

Modul B yaitu Modul bidang sosial lingkungan ke-PU-an yang


terdiri atas (1) Penataan lahan, (2) Penanganan rumah dan
perumahan, (3) Penanganan jalan dan drainase, (4) Penyediaan

ii
air bersih, (5) Penanganan air limbah, (6) Penanganan sampah
dan (7) Penyediaan sarana lingkungan. Sedangkan Modul C,
sementara ini masih hanya memuat satu buku yaitu mengenai
Pembuatan bahan bangunan.

Isi materi yang disajikan dalam buku pelatihan ini yaitu


mengenai PENANGANAN JALAN DAN DRAINAGE.
Sistimatika penyusunan pada setiap materi buku secara umum
memuat mengenai pengenalan, sistem atau komponen,
penggunaan atau pembuatan, pembangunan atau perbaikan,
pemeliharaan dan pengelolaan.

Disadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna. Oleh


karena itu dengan segala kerendahan hati, kami sangat
mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari
berbagai pihak agar materi yang disusun ini dapat menjadi lebih
lebih baik dan mantap sesuai dengan keadaan, kebutuhan,
perkembangan dan harapan masyarakat. Bagaimanapun modul
ini terbuka untuk perbaikan, penyesuaian, maupun pelengkapan
dan penyempurnaan. Semoga modul pelatihan ini dapat
memberikan sumbangan yang memadai bagi upaya rehabilitasi
dan rekonstruksi kondisi di wilayah NAD dan Nias-Sumatera
Utara.

Kepada pihak pihak yang telah membantu tersusunnya buku


modul ini, kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-
tingginya serta mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya. Semoga buku modul ini dapat dipergunakan oleh
pihak yang memerlukan dan dikembangkan kearah yang lebih
sempurna.

Jakarta, Oktober 2005


Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sosial Ekonomi Budaya dan Peran Masyarakat

Drs. Pardino, MM
NIP 110021094

iii
SUSUNAN PAKET MODUL
PELATIHAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

A. BIDANG SOSIAL BUDAYA KE-PU-AN

No. PAKET MODUL A BUKU INI


1. Manajemen Perubahan
2. Membangun Visi Baru
3. Penyadaran Diri
4. Ketrampilan Dasar Fasilitator
5. Teknik Perencanaan Partisipatif (PRA /
SKS)
6. Penyempurnaan Hasil SKS

B. BIDANG SOSIAL LINGKUNGAN KE-PU-AN

No. PAKET MODUL B BUKU INI


1. Penataan Lahan
2. Rumah dan Perumahan
3. Jalan Lingkungan dan Drainase █
4. Air Bersih
5. Limbah dan Air Kotor
6. Persampahan
7. Sarana Lingkungan

C. BIDANG PENGEMBANGAN USAHA EKONOMI KE-PU-AN

No. PAKET MODUL C BUKU INI


Usaha Pembuatan Bahan Bangunan

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

SUSUNAN PAKET MODUL PELATIHAN iii

DAFTAR ISI iv

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II PENGENALAN 10

BAB III KOMPONEN DAN STRUKTUR 18

BAB IV PEMBANGUNAN 32

BAB V PENDEKATAN PEMBANGUNAN 38

BAB VI PENGELOLAAN 42

DAFTAR KEPUSTAKAAN 47

v
PUSLITBANG
SEBRANMAS

BAB I PENDAHULUAN

1. DASAR PELAKSANAAN PELATIHAN

Gempa bumi dan gelombang tsunami yang melanda


wilayah Nanggroe Aceh Darusaalam (NAD) dan Nias-
Sumatera Utara yang terjadi pada 26 Desember 2004
telah menimbulkan banyak korban dan kerusakan.
Bencana tersebut dinyatakan sebagai bencana nasional,
lebih dari 190.000 orang kehilangan nyawa dan ratusan
ribu orang lainnya yang selamat menderita ”trauma”,
kehilangan tempat tinggal, harta benda dan kekayaan
serta sumber penghidupannya.

Lebih tragis lagi, prasarana dan sarana dasar perumahan


dan permukiman sebagai pendukung kehidupan
masyarakat juga ikut hancur. Kondisi tanah dan lahan
menjadi berantakan tidak jelas batas-batasnya, ratusan
kilometer jalan dan saluran drainase rusak, prasarana air
bersih rusak dan airnya pun tercemar, pusat kegiatan
ekonomi masyarakat rusak. Hal ini makin menambah

Jalan lingkungan dan drainase 1


PUSLITBANG
SEBRANMAS

tingkat kesulitan hidup masyarakat di wilayah NAD dan


Nias-Sumatera Utara.

Salah satu kebutuhan mendasar dan mendesak bagi


masyarakat adalah menyangkut perbaikan prasarana
perhubungan yaitu jalan dengan drainagenya. Pasca
gempa bumi dan gelombang tsunami, sebagian besar
korban yang masih hidup bersama anggota keluarga
lainnya masih tinggal di tenda-tenda atau barak-barak
yang tersebar dimana-mana. Ribuan hektar tanah/lahan
bekas perumahan masih terbuka, yang dahulu ada
jaringan jalan berupa gang atau lorong lorong dan
drainage sebagian besar tidak berbekas atau rusak berat.

Maka tidak bisa dihindarkan bahwa salah satu hal penting


untuk dilakukan dalam rehabilitasi di wilayah NAD dan
Nias adalah melakukan perbaikan jalan dan drainagenya
pada lingkungan perumahan. Perbaikan ini akan
terancang secara tepat bilamana dilakukan pengenalan
atas batas batas lahan, dengan melakukan pengukuran
dan pemetaan seperti apa adanya (seolah-olah peta tata
letak lahan sebelum terjadi bencana), membuat gambar
peta tata letak bersama, terutama yang bisa dilakukan
sendiri oleh masyarakat.

Jalan lingkungan dan drainase 2


PUSLITBANG
SEBRANMAS

Kemudian hasil pemetaan dapat dipertahankan sebagai


dasar pembangunan fisik selanjutnya atau sepakat
dilakukan penataan ulang. Dengan melalui penataan
tersebut akan muncul peta jalan dengan drainagenya.
Oleh karena itu, dalam pelatihan untuk menyiapkan
fasilitator atau tenaga pendamping masyarakat di wilayah
NAD dan Nias, salah satu materi yang penting untuk
dikuasasi oleh para fasilitator atau pendamping adalah
mengenai penanganan jalan dengan drainagenya suatu
lingkungan perumahan. Pemetaan jalan dan drainagenya
secara teknis dapat dilakukan oleh masyarakat atau
berbasis masyarakat, dengan pendampingan.

Selain hal-hal teknis mengenai penanganan jalan dan


drainage, fasilitator atau pendamping harus mampu
memfasilitasi pembentukan lembaga warga yang mampu
mengelola bersama lingkungan perumahan khususnya
yang berkaitan untuk kepentingan bersama seperti
prasarana jalan atau lorong, drainage (saluran air) serta
utilitas dan sarana lingkungannya tersebut.

Jalan lingkungan dan drainase 3


PUSLITBANG
SEBRANMAS

2. MAKSUD DAN TUJUAN PELATIHAN

2.1. Maksud Pelatihan

Maksud pelatihan ini adalah untuk menambah serta


meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis para
fasilitator pendamping masyarakat mengenai penanganan
jalan dengan drainagenya dan pengelolaan dalam
lingkungan perumahan.

2.2. Tujuan Pelatihan

ƒ Mensosialisasikan ”kebijakan pembangunan


prasarana dan sarana ke–PU–an di wilayah NAD
dan Nias melalui keterlibatan aktif masyarakat”
kepada aparat pemerintah daerah, aktivis LSM, dan
anggota masyarakat yang menjadi peserta pelatihan.

ƒ Melakukan transformasi pengetahuan dan


keterampilan teknis mengenai penanganan jalan dan
drainagenya kepada calon pendamping masyarakat.

ƒ Mempersiapkan kemampuan dan kemauan diri para


calon pendamping yang telah dilatih untuk
melakukan pendampingan masyarakat yang
membutuhkannya.

Jalan lingkungan dan drainase 4


PUSLITBANG
SEBRANMAS

3. SIFAT PELATIHAN

Pelatihan ini menitikberatkan pada aspek teknis dalam hal


penanganan jalan dan drainagenya untuk lingkungan
perumahan dan pengelolaannya oleh masyarakat.

4. METODA PROGRAM PELATIHAN

Metode yang digunakan dalam pelatihan ini terdiri dari


beberapa, antara lain ceramah, diskusi, dan praktek
pengukuran jahan dan drainage.

5. SASARAN PESERTA PELATIHAN

Yang menjadi sasaran peserta untuk pelatihan ini dapat


terdiri atas peserta campuran, dapat pula hanya terdiri
atas satu kelompok yang sama. Untuk pelatihan di Aceh
dan Nias, ditawarkan kelompok campuran, yaitu :

ƒ Aparat Pemerintah Daerah Aceh dan Nias, terutama


Pemda Kota/Kabupaten yang wilayahnya terkena
dampak gempa dan tsunami dan pekerjaannya

Jalan lingkungan dan drainase 5


PUSLITBANG
SEBRANMAS

berhubungan langsung dengan masyarakat, serta


lingkungan terkait lainnya (LSM, sukarelawan, dll).
ƒ Anggota masyarakat setempat (para keuchik, tokoh
masyarakat, ulama, tokoh karang taruna, akademisi,
profesi ahli dll) yang berhubungan langsung dengan
pelaksanaan pembangunan sektor ke-PU-an.
ƒ Anggota masyarakat setempat, sekurang kurangnya
mempunyai pendidikan Sekolah Menengah Atas atau
Umum, dengan tambahan terseleksi oleh Panitia.

ƒ Anggota masyarakat yang bersedia mengikuti


pelatihan, dan setelah usai mengikuti pelatihan,
bersedia memanfaatkannya bagi pemberdayaan
masyarakat yang memerlukannya.

6. KRITERIA INSTRUKTUR ATAU PENGAJAR

Kriteria pengajar atau instruktur dalam pelatihan ini


disesuaikan dengan kebutuhan program dan lingkup
bahasan materi pelatihan, yaitu:

ƒ Memiliki pengetahuan yang memadai mengenai


status lahan, dari segi kepemilikan atau tata ruang

Jalan lingkungan dan drainase 6


PUSLITBANG
SEBRANMAS

dengan berbasis pada peraturan perundang-


undangan
ƒ Memiliki pengetahuan yang memadai mengenai
kondisi dan teknik-teknik jalan dengan drainagenya.

ƒ Memiliki wawasan dan pengalaman berkaitan


dengan sistem dan mekanisme penanganan jalan
dengan drainagenya untuk lingkungan perumahan
yang berbasis masyarakat.

ƒ Menguasai metoda pengajaran teknik fasilitasi


belajar partisipatif.

7. LINGKUP MATERI PELATIHAN

ƒ Pengetahuan umum mengenai jalan, jalan lingkungan


perumahan, beserta utilitasnya termasuk saluran
drainase, dll.

ƒ Teknik-teknik penataan jalan lingkungan dan drainase.

ƒ Pola penataan lahan jalan lingkungan dan drainase


yang berbasis masyarakat.

Jalan lingkungan dan drainase 7


PUSLITBANG
SEBRANMAS

8. WAKTU PELATIHAN

Diperhitungkan menurut jam pelajaran (JP), yang diatur,


bahwa setiap jam pelajaran itu sama dengan 45 menit.
Dan untuk modul ini disediakan waktu sekitar 2 JP (90
menit).

Selain waktu untuk belajar, disediakan waktu untuk


istirahat dan untuk keperluan lainnya.

9. KEPUSTAKAAN

Dipergunakan berbagai hasil pelatihan, bahan bacaan dan


ketentuan teknis di lingkungan Departemen Permukiman
dan Prasarana Wilayah, Departemen Pekerjaan Umum
serta dari luar, diantaranya yaitu Pedoman Pemetaan
Tanah Partisipatif dan Penataan Gampong/Desa terbitan
Badan Pelaksana Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Nangroe
Aceh Darussalam – Nias, yang diterbitkan pada tahun
2005. Produk pedoman terakhir ini merupakan hasil
kolektif dari banyak pihak yang membantu pemulihan
pasca bencana alam di wilayah NAD dan Nias.

Jalan lingkungan dan drainase 8


PUSLITBANG
SEBRANMAS

10. EVALUASI PELATIHAN

ƒ Evaluasi pelatihan akan diadakan dan dilakukan


setelah pelatihan selesai.

ƒ Evaluasi dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk


mengetahui efektivitas pelatihan yang berkaitan
dengan teknik penyampaian materi, bahan bacaan,
alat-alat presentasi guna penyempurnaan lebih lanjut.

ƒ Guna pelaksanaan evaluasi dimaksud, penyelenggara


akan memberikan quisitonnaire (daftar pertanyaan)
yang harus diisi oleh para peserta pelatihan dan
diserahkan kembali.

Jalan lingkungan dan drainase 9


PUSLITBANG
SEBRANMAS

BAB II PENGENALAN

1. UMUM

Jalan merupakan salah satu prasarana lingkungan atau


kawasan yang sangat penting bagi pelayanan umum
didalam maupun antar lingkungan dan kawasan. Jalan
pada dasarnya merupakan salah satu prasarana
perhubungan yang terdiri atas perhubungan darat,
perhubungan laut dan perhubungan udara. Jalan raya,
lingkungan dalam uraian ini adalah termasuk dalam salah
satu jenis perhubungan darat.

Jenis lain dari jalan yaitu dengan rel kereta dan jalan
sungai atau air. Jalan raya atau jalan, sebagai prasarana
untuk pelayanan umum harus menjangkau atau dapat
dijangkau oleh masyarakat umum dan pengguna lainnya.
Jalan sebagai prasarana yang dapat dijangkau, untuk
supaya bersambungan antara ruas yang satu dengan ruas
lainnya, sering melalui sungai atau air atau cekungan
tanah.

Jalan lingkungan dan drainase 10


PUSLITBANG
SEBRANMAS

Untuk keadaan yang demikian itu jalan dilengkapi dengan


jembatan, atau gorong gorong atau duiker. Perlengkapan
jalan lainnya yang sangat penting yaitu drainage jalan, dan
yang lainnya adalah rambu rambu jalan, marka jalan, bahu
jalan, pengaman jalan dan yang paling utama yaitu badan
jalan. Untuk pengamanan jalan secara umum, diatur
ketentuan garis sempadan jalan. Jalan diatur oleh Undang
Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.

Menurut Undang-Undang tersebut di antaranya terdiri atas


3 bagian, yaitu ruang manfaat jalan yang meliputi badan
jalan, saluran tepi jalan dan ambang pengamannya, ruang
milik jalan meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah
tertentu di luar ruang manfaat jalan, dan ruang
pengawasan jalan yang meliputi ruang tertentu di luar
ruang milik jalan yang ada dibawah pengawasan jalan.
Jenis jalan disebutkan sebagai jalan umum, jalan tol dan
jalan khusus.

Khusus mengenai jalan umum, menurut fungsinya


dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan local dan jalan
lingkungan. Jalan umum, berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan cirri perjalanan jarak dekat, dan
kecepatan rendah. Jalan umum menurut statusnya di

Jalan lingkungan dan drainase 11


PUSLITBANG
SEBRANMAS

kelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan propinsi, jalan


kabupaten, jalan kota dan jalan desa. Dalam uraian ini
dijelaskan mengenai bagian jalan dan drainage,
khususnya jalan darat, sebagai berikut ini.

2. PENGERTIAN JALAN DAN DRAINAGE

2.1. Jalan

Jalan adalah jalur yang direncanakan atau digunakan


untuk lalu lintas kendaraan dan orang.

Jalan lingkungan perumahan adalah jalan yang ada


dalam satuan permukiman atau lingkungan perumahan,
atau di dalam lingkungan perumahan yang dipergunakan
untuk segala macam kendaraan roda 4 (empat) termasuk
untuk menampung arus manusia. Dalam lingkungan
perumahan, selain jalan lingkungan menurut penggunanya
terdapat jalan setapak.

Jalan setapak, hanya dipergunakan untuk pejalan kaki


saja atau sekurang kurangnya dapat dilalui oleh gerobak
sampah, gerobak pedagang eceran kelontong, sayur, dan
penjaja makanan. Baik jalan lingkungan maupun jalan

Jalan lingkungan dan drainase 12


PUSLITBANG
SEBRANMAS

setapak yang benar dilengkapi dengan saluran air hujan


(drainage) yang berada disebelah kiri kanan sepanjang
jalan. Drainage jalan setapak terkadang hanya dibuat
sebelah kiri atau kanan jalan. Jalan setapak masih
mungkin untuk dipergunakan kendaraan sepeda atau
sepeda motor.

Jalan secara umum, mempunyai pengaruh ada


pengembangan suatu wilayah, tumbuhnya kegiatan social
budaya masyarakat dan juga tumbuhnya social ekonomi
masyarakat.

2.2. Drainage

Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan


air permukaan ke badan air atau ke bangunan resapan
buatan.

Drainase Perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang


berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan
sehingga tidak menganggu masyarakat dan dapat
memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan manusia.

Jalan lingkungan dan drainase 13


PUSLITBANG
SEBRANMAS

Drainage jalan, berfungsi sebagai penampung air hujan


yang jatuh dipermukaan perkerasan jalan dan bahu jalan
dan menyalurkannya ke drainage induk/utama. Drainage
jalan sangat penting, karena berfungsi untuk melindungi
ruang milik jalan, khususnya perkerasan jalan dari
genangan air. Air yang sempat menggenang di
permukaan jalan secara terus menerus atau berlangsung
lama akan daopat memperlemah struktur jalan atau
menghancurkan konstruksi jalan

Drainage secara umum untuk wilayah “kota” difungsikan


dalam 2 hal, yaitu (1) untuk pematusan air dan (2) untuk
pengendalian banjir. Fungsi pematusan yaitu mengglontor
segala buangan air yang datangnya dari rumah tanga dan
bangunan, dan fungsi pengendalian banjir yaitu untuk
mencegah macet atau tergenangnya air hujan dalam
suatu wilayah tertentu.

Drainage secara umum, mempunyai kaitan erat dengan


perlindungan atas lingkungan alam. Penggunaan daerah
resapan air, daerah rawa, tepian atau bantaran sungai dan
pembabatan hutan atau perubahan fungsi hijau untuk
bangunan perumahan atau permukiman dengan cara
yang merubah peruntukannya banyak menimbulkan

Jalan lingkungan dan drainase 14


PUSLITBANG
SEBRANMAS

kesulitan dalam pengendalian banjir melalui sistem


drainage. Demikian pula dengan budaya membuang
sampah, barang bekas dan juga mempersempit drainage
yang ada, jelas akan menjadikan drainage tidak dapat
berfungsi yang makin lama makin berat keadaannya.
Sebagai unsur utama pengendalian banjir yaitu
masyarakat sendiri.

3. POLA PENANGANAN JALAN DAN DRAINAGE

3.1. Jalan

Sebagai penghubung untuk seluruh kegiatan manusia


dengan kendaraannya dalam suatu wilayah dan antar
wilayah, polanya bervariasi. Pola yang umum merupakan
suatu sistem jaringan yang menjangkau keseluruh tempat
dimana manusia melakukan kegiatan. Pola
penanganannya ditinjau dari segi pengadaan ada dua
pola, yaitu :

Jalan yang telah ada

Penanganan ini, lebih bersifat peningkatan kualitas jalan


baik mengenai struktur dan konstruksinya maupun

Jalan lingkungan dan drainase 15


PUSLITBANG
SEBRANMAS

mengenai kelengkapan jalan lainnya. Dalam peningkatan


ini, dilakukan pelebaran dan perubahan fungsi jalan.

Jalan yang baru

Penanganan ini, lebih bersifat membuka hubungan antar


satuan permukiman atau membuka wilayah baru guna
merangsang pertumbuhan pusat pusat kegiatan manusia
dan ekonomi wilayah yang bersangkutan.

3.2. Drainage

Sebagai pematusan dan pengendalian banjir dalam suatu


tempat, lingkungan dan kawasan atau yang lebih luas,
penanganan drainage secara umum bervariasi. Pola
penanganan drainage juga harus ditempuh secara sistem,
dan merupakan sistem jaringan drainage. Untuk
bekerjanya fungsi drainage, sistem jaringan harus
menjangkau ke seluruh wilayah dimana manusia tinggal,
melakukan kegiatan dan kawasan yang dapat berakibat
banjir pada kawasan dimana manusia tinggal. Pola
penanganannya ditinjau dari segi engadaan ada dua pola,
yaitu :

Jalan lingkungan dan drainase 16


PUSLITBANG
SEBRANMAS

Drainage yang telah ada

Penanganan ini, lebih bersifat peningkatan kualitas jalan


baik mengenai struktur dan konstruksinya maupun
mengenai kelengkapan jalan lainnya. Dalam peningkatan
ini, dilakukan pelebaran dan perubahan fungsi jalan.

Drainage yang baru

Penanganan ini, lebih bersifat membuka hubungan antar


satuan permukiman atau membuka wilayah baru guna
merangsang pertumbuhan pusat pusat kegiatan manusia
dan ekonomi wilayah yang bersangkutan.

Jalan lingkungan dan drainase 17


PUSLITBANG
SEBRANMAS

BAB III KOMPONEN DASAR

1. UMUM

Jalan dan drainage pada umumnya berada di permukaan


tanah, dalam perkembangannya sekarang ini, jalan
dibangun juga dalam bentuk jalan dan jembatan layang,
yang disangga oleh tiang tiang. Keadaan jalan yang lain,
berada di dalam permukaan tanah, seperti berupa
terowongan bawah tanah atau dikenal dengan sebutan
”sub way”. Drainage juga dapat berupa sama dengan
jalan, yaitu dibangun dalam saluran di atas tanah, di
permukaan tanah dan ada yang dibawah tanah.

2. TANAH/LAHAN

Tanah atau lahan bagi jalan dan drainage merupakan


bagian penting, untuk kepastian letak menetap, tidak
berubah ubah. Jalan dan drainage berkaitan erat dengan
tanah atau lahannya yang menjadikan satu kesatuan fisik,
kepemilikan, dan fungsi serta pengelolaan. Jalan dan

Jalan lingkungan dan drainase 18


PUSLITBANG
SEBRANMAS

drainage yang tidak menyatu dengan tanah dan lahannya


menjadi tidak jelas kepastiannya. Ketidak pastian status
keseluruhan itu akan mudah berubah ubah, dan akan
berpengaruh pada struktur tata ruang serta peruntukan
lainnya. Oleh karena itu sesuai dengan peraturan
perundang-undangan jalan dan drainage mempunyai
status kepemilikan.

Untuk pembangunan jalan dan drainage, pertama-tama


yang dibutuhkan juga tersedia tanah atau lahan yang
sesuai dengan sifatnya. Dan pemilihan alurnya kemudian
dipergunakan untuk pembebasan tanah. Untuk
pembangunan jalan, harus diperhitungkan kontur tanah,
dan prinsipnya jalan harus datar atau relatif datar atau
dengan kemiringan yang dapat ditempuh oleh kendaraan.
Jalan diatur memiliki ruang milik jalan yang mencakup
ukurannya dari pagar ke pagar bangunan yang saling
beseberangan. Lebar penampang itu bervariasi,
tergantung fungsi dan kelas jalan.

Kegunaan kemiringan ini untuk mengalirkan air hujan yang


jatuh dipermukaan jalan langsung mengalir ke drainage
jalan. Sedangkan drainage jalan selain mengikuti jalur
jalan, juga memperhitungkan kontur tanah dengan kaitan

Jalan lingkungan dan drainase 19


PUSLITBANG
SEBRANMAS

lembah atau ”water shed” yang ada. Prinsip drainage


memanfaatkan sungai atau lembah yang telah ada. Untuk
sungai yang difungsikan sebagai drainage, diatur daerah
aliran sungai (DAS). Di daerah ini, yang juga disebut
sebagai bantaran sungai, dilarang untuk didirikan
bangunan gedung atau rumah tinggal. Daerah bantaran
merupakan ”rawan tergenang air sungai.

3. JALAN SETAPAK, TROTOIR DAN UTILITAS UMUM

3.1. Jalan setapak

Jalan setapak, dipergunakan untuk lingkungan perumahan


yang dirancang untuk pencapaian rumah rumah dengan
jalan kaki. Atau di lingkungan yang ada seperti kampung
atau Gampong, berkembang dengan jalan setapak. Jalan
setapak, sekurang kurangnya selebar orang berjalan
dengan berpapasan atau dengan membawa barang
ditangan. Ukurannya sekitar 120 – 180 cm.

Bahan bahan yang dipergunakan seperti bahan tanah


yang dipadatkan, atau pasir kerikil yang dipadatkan, atau
bahan pasangan cor beton, atau pasangan batu bata atau

Jalan lingkungan dan drainase 20


PUSLITBANG
SEBRANMAS

batako atau semacam batako tanpa perekat. Permukaan


jalan setapak dibuat miring untuk mengalirkan air hujan ke
drainage jalan ini. Pada jalan setapak hendaklah dibuat
jalan yang aman juga bagi penderita cacat, seperti kursi
roda, perempuan mengandung, orang buta dan anak anak
atau orang tua atau cacat fisik lainnya. Khususnya berupa
penunjuk (peraba) jalan, kemiringan jalan, dan ketinggian
yang disediakan tangga atau dengan pegangan.

3.2. Trotoir

Trotoir, berada di tepi jalan atau badan jalan untuk


memberikan pelayanan kepada pejalan kaki selain jalan
untuk kendaraan. Letak trotoir berada disepanjang jalan,
hanya sebelah saja atau kiri dan kanan jalan. Lebar
penampang trotoir dapat sama dengan jalan setapak
demikian pula bahan yang dipergunakan untuk
konstruksinya. Untuk beberapa kasus jalan, trotoir
dibangun di atas drainage jalan, hal ini ditempuh karena
keterbatasan lahan jalan. Seperti halnya pada jalan
setapak, untuk trotoir juga memperlakukan hal yang sama
bagi orang cacat, orang tua, anak anak dan perempuan
hamil.

Jalan lingkungan dan drainase 21


PUSLITBANG
SEBRANMAS

3.3. Utilitas umum

Utilitas umum, dimaksudkan sebagai sistem jaringan


perpipaan untuk air bersih, air pemadam kebakaran, kabel
listrik dan kabel telepon umum. Untuk kepraktisan dan
atau kemudahan pelayanan, seluruh atau sebagian sistem
utilitas umum ini ditanam di bawah tanah dan diletakkan
dibawah trotoir atau tepi jalan (pengaman jalan). Pada
tempat tertentu dimunculkan kran pembuang udara pada
pipa air bersih, hidran kebakaran, perangkat listrik seperti
trafo gantung, gardu, tiang listrik serta penerangan jalan
dan perangkat telepon seperti gardu dan tiang tiang.

4. BAHU JALAN

Komponen ini pada umumnya masih merupakan ruang


terbuka hijau dengan rerumputan atau dibuat perkerasan
namun tidak seperti badan jalan. Ukuran lebar bahu jalan
bervariasi, tergantung keadaan, tergantung rancangan
fungsi atau kelas jalan. Letak bahu jalan berada di kiri
kanan badan jalan memanjang sepanjang jalan.

Jalan lingkungan dan drainase 22


PUSLITBANG
SEBRANMAS

5. BADAN JALAN

Badan jalan, merupakan bagian jalan sepanjang jalan


yang menjadi ruang untuk lalu lintas kendaraan maupun
orang dan barang. Karena menerima beban yang
bervariasi, dari yang terberat hingga yang ringan,
konstruksi jalan diperhitungkan sesuai muatan dan gaya
gaya lain. Terlebih buat jalan yang berupa jalan layang.

Jalan lingkungan pada umumnya menggunakan tanah


yang ditumbuk (dipadatkan), bahan pasir batu (sirtu), atau
perkerasan yang dilapis aspal (hot mixed, atau cold
mixed), bahan aspal Buton, atau konstruksi beton
bertulang. Pada jalan lingkungan erumahan terkadang
juga menggunakan bahan semacam batako (paving
block). Ada pengenalan perkerasan yang terdiri atas :

ƒ Perkerasan lentur yaitu perkerasan jalan yang


menggunakan aspal sebagai pelapis permukaannya.

ƒ Perkerasan kaku yaitu perkerasan jalan yang


menggunakan beton bertulang sebagai pelapis
permukaannya

Jalan lingkungan dan drainase 23


PUSLITBANG
SEBRANMAS

Prinsip punggung jalan atau penampang jalan pada


permukaannya haruslah dibuat kemiringan ke arah kiri dan
kanan jalan dengan sudut sekitar 2% mengarah ke
selokan atau saluran air hujan jalan (drainage).

6. RAMBU RAMBU JALAN

Rambu rambu jalan juga merupakan bagian terpenting


bagi pengguna jalan dan juga bagi keberadaan jalan serta
drainage itu sendiri. Rambu rambu jalan memuat tanda
tanda yang berupa petunjuk dan arahan (umumnya
menggunakan warna biru), peringatan atau perhatian
(umumnya menggunakan warna kuning) dan larangan
larangan (umumnya menggunakan warna merah). Untuk
petunjuk jalan digunakan warna hijau. Termasuk dalam
rambu rambu ini yaitu lampu untuk pengatur lalu lintas di
persimpangan jalan. Pada tempat temat tertentu
diletakkan pos polisi sebagai pos penjagaan atau
pengaturan lalu lintas pengguna jalan. Pembuatan dan
pemasangan rambu lalu lintas sesuai kebutuhan.
Sayangnya rambu rambu jalan tidak selalu dipatuhi oleh
pengguna jalan.

Jalan lingkungan dan drainase 24


PUSLITBANG
SEBRANMAS

7. MARKA JALAN

Marka jalan untuk memberikan petunjuk pada pengguna


kendaraan atau pengguna jalan yang sedang
menggunakan jalan. Marka jalan ditandakan pada
permukaan jalan, berupa tanda putih penuh lurus
sepanjang jalan dan garis putih putus putus. Selain itu
termasuk marka jalan juga tempat penyeberangan berupa
garis garis lurus penuh berderet. Untuk kepentingan
tertentu juga dibuat garis garis putih beberapa melintang
jalan dengan ketebalan yang membuat kendaraan
bergetar setiap jalan diatasnya.

8. AMBANG PENGAMAN

Ambang ini terletak pada kedudukan di kiri kanan jalan


sepanjang jalan, berada di paling tepi setelah drainage
jalan. Keberadaan ambang pengaman jalan dengan
ukuannya tergantung pada fungsi dan kelas jalan selain
keterbatasan yang ada.

Jalan lingkungan dan drainase 25


PUSLITBANG
SEBRANMAS

9. DRAINAGE, TAMAN DAN BAK SAMPAH

9.1. Drainage

Drainage jalan pada prinsipnya merupakan satu kesatuan


dengan jalan yang gunanya di antaranya untuk
pengamanan jalan dan sekitarnya terhadap kemungkinan
pelapukan konstruksinya atau terjadi banjir. Drainage jalan
atau pada umumnya, dibuat berdasarkan perhitungan
besarnya curah hujan dan limpahan air dari kawasan
lainnya yang akan melanda jalan tersebut. Besarnya curah
hujan yang datang diterjemahkan ke dalam bentuk
drainage dengan ukuran panampangnya.

Drainage jalan haruslah diperhitungkan dengan sistem


jaringan drainage wilayah kota atau lingkungan
perumahan. Drainage yang hanya diperhitungkan satuan
wilayah, daat terjebak banjir pada saat terjadi hujan terjadi
dari wilayah lain sementara letaknya lebih tingi daripada
kawasan jalan itu berada. Oleh arena itu drainage
kawasan satu dengan yang lainnya selalu terkait. Hal yang
terpenting untuk saluran drainage yaitu kemiringan yang
sesuai dengan ketinggian saluran atau sungai yang akan
menjadi buangannya.

Jalan lingkungan dan drainase 26


PUSLITBANG
SEBRANMAS

Sistem drainase perkotaan dapat ditinjau dari dua aspek,


yaitu :

ƒ Dari segi fisik, sistem drainase perkotaan terdiri atas


saluran primer, sekunder, tersier, kuarter, dan
seterusnya.

ƒ Dari segi fungsi pelayanan, sistem drainase


perkotaan terdiri atas sistem drainase utama dan
lokal.

9.2. Penghijauan

Jalan pada dasarnya juga harus memberikan rasa


keamanan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan
keindahan. Untuk keamanan dan keselamatan, jalan
dibangun dengan perhitungan konstruksi dan geometris
jalan yang memadai, selain kenyamanan pengendaraan.
Dengan penghijauan disepanjang jalan pengguna jalan
akan berasa nyaman, karena terasa teduh dan alami.

Lalu lintas kendaraan membuat suasana udara


sesungguhnya menjadi tidak sehat, keadaan itu dengan
penghijauan dapat diimbangi untuk membantu
mengurangi asap atau gas asam arang (CO2). Selain itu

Jalan lingkungan dan drainase 27


PUSLITBANG
SEBRANMAS

dengan penghijauan jalan jalan menjadi nampak lebih


indah baik bagi pengguna kendaraan maupun pejalan
kaki. Perletakan penghijauan diatur dengan tetap
memperhatikan fungsinya. Jenis tanaman penghijauan
harus memperhitungkan lingkungan alam sekitar, karena
tidak semua tanaman hijau dapat ditanam di sembarang
ketinggian dan tempat.

9.3. Bak sampah

Untuk jalan jalan dalam kota atau lingkungan perumahan,


khususnya lingkungan padat orang, jalan ditempat tertentu
disediakan temapt sampah. Tempat sampah dapat dari
bahan seng, atau plastik atau gelas berserat, atau lainnya.
Letak temnpat sampah sebaiknya tidak mengganggu
pejalan kaki.

10. JEMBATAN, GORONG GORONG DAN DUIKER

10.1. Jembatan

Jembatan diperlukan, bilamana jalan harus melalui sungai


atau lembah atau penghubung antar pula yang relatif
pendek. Untuk kemudahan dan penghematan, pada

Jalan lingkungan dan drainase 28


PUSLITBANG
SEBRANMAS

umumnya perletakan jembatan pada kedudukan yang


terdekat. Konstruksi jembatan harus diperhitungkan
terhadap beban sendiri, beban muatan, kemungkinan
gaya air dan alam lainnya seperti gempa. Bahan jembatan
tergantung dari fungsi jalan dan jembatan yang
bersangkutan.

Untuk pengguna orang atau sepeda, dan jaraknya dekat,


dan tingkat lalu lintasnya rendah, bahan dari kayu dapat
digunakan. Untuk jarak jauh sudah dicampur dengan
penggunaan bahan besi baja berupa rangka baja. Bahan
lainnya yaitu beton bertulang. Perhitungannya semakin
berat yang harus dipikul jembatan, dan semakin sering
beban yang melalui dan juga gangguan lainnya, perlu
semakin kuat konstruksi yang harus dibuat. Untuk
perhitungan danpembuatan jembatan seperti itu
memerlukan keahlian dan alat berat yang memadai.

10.2. Jembatan penyeberangan

Untuk kota besar, jembatan yang dibangun termasuk


jembatan penyeberangan. Penggunaan penyeberangan
melalui jalan dengan rambu rambu jalan (”zebra cross”)
sudah tidak nyaman dan tidak aman lagi bagi
penyeberang karena terlalu banyaknya kendaraan

Jalan lingkungan dan drainase 29


PUSLITBANG
SEBRANMAS

berjalan cepat. Selain itu penyeberang seringkali


berjumlah banyak, dan ada yang membawa kendaraan
atau ”pikulan”. Keadaan itu juga berbahaya bagi pengguna
jalan raya kalau penyeberang disediakan dengan zebra
cross, mengganggu kelancaran kendaraan.

10.3. Gorong-gorong

Gorong-gorong, sesungguhnya juga semacam jembatan,


dibuat ketika jalan melalui sungai kecil atau bentangan
kecil. Bentuk bulat mirip pipa dengan jari jari yang besar.
Gorong gorong bahannya dapat dibuat dari bahan baja
kemudian ditutup dengan beton bertulang, atau
keseluruhannya dari beton bertulang. Berbeda dengan
jembatan, gorong gorong, konstruksinya menyatu dan
utuh, tanpa tiang.

10.4. Duiker

Duiker merupakan gorong gorong yang kecil dan terbuat


dari bahan beton bertulang. Duiker, konstruksinya juga
sepanjang penampang jalan. Penutup atas yang dilalui
kendaraan terpisah dengan bagian alas dan dinding.

Jalan lingkungan dan drainase 30


PUSLITBANG
SEBRANMAS

11. Halte (tempat pemberhentian kendaraan umum)

Dalam lingkungan perumahan yang dilayani


transportasinya dengan kendaraan umum seperti bus atau
jenis minibus, ditempat tertentu ditepi jalan sebaiknya
disediakan tempat pemberhentian kendaraan. Tempat ini
beratap tetapi tanpa dinding. Pembuatan tempat ini juga
harus memperhatikan bagi calon penumpang orang cacat,
orang tua, anak anak dan perempuan hamil.

Jalan lingkungan dan drainase 31


PUSLITBANG
SEBRANMAS

BAB IV PEMBANGUNAN

1. UMUM

Pembangunan disini diartikan sebagai kegiatan dalam


menyediakan komponen untuk pembangunan jalan
termasuk jembatan dan drainage serta kelengkapannya,
kemudian merakitnya sehingga menjadi satu kesatuan
yang dapat berfungsi. Dapat dipilih rencana yang besar
atau rencana keseluruhan, mulai dari rancangan
bangunan jalan termasuk jembatan dan drainage serta
kelengkapannya, dengan kebutuhan tanahnya.

Terdapat komponen yang langsung dapat dipesan atau


membeli yang dijual, misalnya batu batako, paving block,
pipa atau bis beton serta komponen lainnya yang tinggal
dipasang. Tanah/lahan yang diperlukan untuk bangunan
jalan termasuk jembatan dan drainage serta
kelengkapannya, luasnya harus mencukupi.

Aturan bagian bagian jalan termasuk jembatan dan


drainage serta kelengkapannya harus dirancang setelah

Jalan lingkungan dan drainase 32


PUSLITBANG
SEBRANMAS

diperoleh kepastian luas tanah yang dapat dan atau perlu


dibebaskan. Luas tanah yang mencukupi akan
memberikan tempat pada bangunan komponen jalan
termasuk jembatan dan drainage serta kelengkapannya
dengan semestinya. Pembangunan baru untuk kawasan
baru nampaknya lebih sederhana dibandingkan upaya
perbaikan dengan perubahan pada lingkungan
perumahan.

Skala bangunan jalan termasuk jembatan dan drainage


serta kelengkapannya tergantung jenis, fungsi dan
kelasnya jalan, semakin besar jenis, fungsi dan kelasnya
akan memerlukan tanah/lahan yang lebih besar, karena
menampung banyak pengguna jalan dengan tingkat
keseringan, beban dan juga jenis yang bermacam-macam.
Untuk proses lanjut pembangunan jalan termasuk
jembatan dan drainage serta kelengkapannya pada
lingkungan perumahan dapat diuraikan dibawah ini.

2. PERSIAPAN

Pada tahap ini, menetapkan ide jaringan jalan yang akan


dibangun atau diperbaiki, baik berkaitan dengan jenis,

Jalan lingkungan dan drainase 33


PUSLITBANG
SEBRANMAS

fungsi dan kelas jalan. Melakukan penelitian dan studi


kelayakannya, melakukan pilihan lahan yang diperlukan
dan melakukan koordinasi dengan lembaga yang
berwenang bersama masyarakat. Perhitungan kebutuhan
lahan termasuk drainage jalan dan kelengkapan lainnya.

Persiapan untuk kegiatan ini juga mencakup proses


perijinan, penyiapan organisasi pelaksana. Kompleksitas
permasalahan, memerlukan penanganan yang
profesional, misalnya penunjukan pelaku perencanaan
dan pengawasan serta penyiapan lainnya. Pembangunan
baru atau perbaikan jalan akan lebih bermanfaat banyak
bilamana masyarakat diikut sertakan dalam proses
pembangunan.

3. PERENCANAAN

Pada tahap ini, menyusun rencana pembuatan rencana


gambar teknis, pembuatan rencana anggaran,
penyelesaian perijinan, rencana pelaksanaan dan
pengawasan, serta rencana pengujian kelayakan pakai.
Gambar teknis, mencakup gambar lokasi, gambar denah,
gambar tampak dan potongan, gambar konstruksi, gambar

Jalan lingkungan dan drainase 34


PUSLITBANG
SEBRANMAS

detail, termasuk uraian teknis pekerjaan dan penjadualan.


Penyusunan seluruh dokumen dapat dilakukan oleh ahli
profesional dengan cara pemberian tugas melalui
kontraktual.

Dalam hal kegiatannya merupakan hal yang besar, luas


serta kompleks, diperlukan suatu organisasi yang
menyertakan pihak pihak yang terkait. Seluruh proses
perencanaan dan hasilnya ditetapkan sebagai dokumen
yang layak untuk dilaksanakan. Aspek aspek perencanaan
untuk drainage yang penting untuk diperhatikan yaitu
aspek hidrologi, aspek hidrolik dan aspek struktur, dan tipe
penampang drainage yang umumnya dipergunakan yaitu
segi tiga, trapesium, segi empat, dan setengah lingkaran.

4. PELAKSANAAN

Pada tahap ini, merupakan pelaksanaan dari perencanaan


yang telah ditetapkan. Mulai dengan pengadaan lahan,
pembebasan tanah, penelitian dan kelayakan, penugasan
kepada pelaku pelaksana lapangan dengan mandor dan
para tukang, pengukuran lapangan, kemudian dilanjutkan
dengan pembangunan fisik.

Jalan lingkungan dan drainase 35


PUSLITBANG
SEBRANMAS

Dalam pelaksanaan fisik, perlu dilakukan pengawasan,


untuk memastikan kegiatan pelaksanaan sesuai dengan
rencana, dan bilamana terjadi perbedaan, perubahan atau
penyimpangan dapat dilakukan tindak turun tangan
penyelesaiannya. Pekerjaan pelaksanaan yang sudah
selesai, perlu diuji kelayakan teknisnya baik mengenai
mutu maupun fungsionalnya.

5. PENGAWASAN DAN EVALUASI

Tahap pengawasan dilakukan bersamaan waktunya


dengan waktu pelaksanaan, namun untuk pekerjaan yang
besar dapat dilakukan pengawasan sejak perancangan
teknisnya. Pengawasan mencakup kelancaran
pelaksanaan, ketepatan waktu, mutu bahan dan pekerjaan
yang sesuai, pembayaran serta berfungsinya hasil
pengadaan dan pembangunan, termasuk kelancaran uji
pakai. Dalam hal diperlukan, dapat pula kegiatan
pengawasan dilakukan oleh ahli melalui penugasan.

Masyarakat umum juga mempunyai kesempatan dalam


melakukan pengawasan yang bersifat “berakibat
merugikan masyarakat” atau yang kemungkinan tidak

Jalan lingkungan dan drainase 36


PUSLITBANG
SEBRANMAS

dapat berfunsi semestinya. Sebaliknya kelancaran


kegiatan pembangunan memerlukan peran masyarakat
misalnya sejak pembebasan dimulai.

Tahap evaluasi dilakukan untuk menguji dan menganalisis


mengenai kesesuaian keseluruhan kegiatan baik
pengadaan bahan, penugasan kepada pelaku pelaksana
lapangan dengan mandor dan tukang, proses
pembangunan maupun pendekatan pembangunan dan
pengelolaannya. Hasil evaluasi akan dipergunakan untuk
memperbaiki sebagian sistem atau keseluruhan sistem
ataupun komponen dari sistem.

Jalan lingkungan dan drainase 37


PUSLITBANG
SEBRANMAS

BAB V PENDEKATAN PEMBANGUNAN

1. BUKAN PARTISIPATIF

Pendekatan ini, pada prinsipnya tidak mempunyai ciri atau


sifat yang memberdayakan masyarakat. Mayarakat tidak
diperankan sebagai pelaku utama pengambil keputusan
dan tidak berperan dalam seluruh proses pembangunan.
Selain itu pendekatan ini tidak diperlukan seorang
pendamping masyarakat. Walaupun demikian,
pengertiannya tidak berarti mengabaikan sama sekali
pelaku masyarakat atau “mutlak” tidak ada, jadi
kemungkinan sebagian kecil dalam proses masih
ditempuh dengan pendekatan partisipatif.

Pada umumnya hal ini ditempuh dalam hal tidak banyak


terkait dengan umum, masyarakat banyak yang luas atau
perlu penanganan yang kompleks dan canggih, sehingga
tidak atau sedikit sekali pendekatan partisipatif digunakan.
Contoh pendekatan ini yaitu model pendekatan dari atas
atau atas dasar perintah.

Jalan lingkungan dan drainase 38


PUSLITBANG
SEBRANMAS

2. PARTISIPATIF

Pendekatan ini prinsipnya memberdayakan masyarakat,


sehingga mempunyai penyadaran diri dan mengalami
proses pembelajaran pemampuan. Ciri partisipatif, yaitu
untuk memberdayakan masyarakat yang kurang mampu,
bepenghasilan rendah dan atau miskin. Kegiatan
pemberdayaan didampingi oleh seorang pemampu
dengan dukungan para pihak petaruh (stakeholder). Pada
umumnya memberikan peran masyarakat sebagai pelaku
utama dalam seluruh proses dan pengambilan keputusan
dalam pembangunan. Contoh pendekatan ini yaitu model
pendekatan dari bawah, atau aspirasi dari bawah.

3. KOMBINASI

Dalam pendekatan kombinasi, seluruh proses prinsipnya


ada sebagian proses dilakukan secara partisipatif, ada
sebagian dilakukan bukan cara partisipatif. Pada bagian
kecil, sederhana serta skala kecil dalam suatu proses
pembangunan dapat dilakukan dengan cara partisipatif,
khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu Pada
bagian yang besar, kompleks, dan mempunyai cakupan

Jalan lingkungan dan drainase 39


PUSLITBANG
SEBRANMAS

luas, dan berdampak besar dilakukan pendekatan yang


bukan partisipatif.

Dalam penanganan jalan dan drainage di tingkat RT, RW


atau Gampong, berupa penggunaan bak sampah, gerobak
sampah, dan TPS, keputusannya dapat ditempuh secara
partisipatif. Sedangkan pembuatan fisik bak sampah,
pembelian atau pengadaan gerobak sampah dan TPS,
sudah memerlukan keahlian tersendiri. Pelaksanaannya
perlu rencana dan pelaksanaan yang dilakukan oleh
tenaga ahli dan tukang. Jadi sebagian proses dialkukan
secara partisipatif, sebagian dilakukan bukan secara
partisipatif.

4. PILIHAN

Untuk skala kecil, seperti tingkatan jalan lingkungan untuk


pelayanan langsung ke rumah tangga atau bangunan,
pelibatan masyarakat dapat dilakukan dengan pendekatan
partisipatif akan relatif mudah. Misalnya ketika perbaikan
jalan dan drainage lingkunan. Pelibatan dapat dimulai dari
perancangan, termasuk penempatan komponen,
pelaksanaan dan pengawasannya dapat dilakukan.

Jalan lingkungan dan drainase 40


PUSLITBANG
SEBRANMAS

Demikian pula untuk pembangunan jalan dan drainage


perumahan. Namun untuk hal itu akan membutuhkan
waktu yang relatif lama, karena pengambilan
keputusannya dilakukan secara berjenjang, mulai
kelompok, RT, RW atau Gampong dan kembali lagi ke
masyarakat berturut-turut. Penanganan pembangunan
fisik yang canggih dan besar, memerlukan penggunaan
peralatan besar dan berat, sehingga memerlukan “tingkat
keahlian” tertentu, dapat melakukan dengan pendekatan
bukan partisipatif.

Jalan lingkungan dan drainase 41


PUSLITBANG
SEBRANMAS

BAB VI PENGELOLAAN

1. PENGOPERASIAN

Pengoperasian penanganan jalan dan drainage


lingkungan perumahan masih relatif sederhana, karena
penggunaan jalan tidak menggunakan kendaraan atau
alat berat. Pengoperasi ini dimaksudkan merupakan
kegiatan untuk melakukan pemanfaatan seluruh
komponen jalan dan drainage. Pengoperasiannya
mencakup kelancaran para pengguna dan memanfaatkan
fungsinya secara layak, aman dan nyaman tanpa
menimbulkan kerusakan komponen dan atau merugikan
pengguna lain bahkan juga hal yang membahayakan.

Dalam lingkup yang lebih luas, pengoperasian ini


merupakan bagian dari sistem perhubungan secara
keseluruhan wilayah perumahan antar perumahan dan
bukan perumahan hingga wilayah kota. Dalam hal melalui
jalan dan dainage jaringan kota, pengoperasian termasuk
mengoperasikan para petugas dan peralatannya seperti

Jalan lingkungan dan drainase 42


PUSLITBANG
SEBRANMAS

peralatan untuk memeriksa kelayakan jalan dan drainage


dengan kelengkapannya, hingga wilayah kota.

Pengoperasian yang tidak tepat yaitu, jalan atau trotoir


dipergunakan untuk berdagang lapak, dan drainage
digunakan membuang sampah.

2. PEMELIHARAAN

Pemeliharaan, dimaksudkan kegiatan untuk menjaga


kelayakan teknis serta kemungkinan kerusakan pada
setiap bagian komponen jalan dan drainage, sehingga
dapat berfungsi dengan aman dan nyaman. Pemeliharaan
juga selalu melakukan pembersihan. Pemeliharaan
dilanjutkan untuk perbaiakn berkala, termasuk perbaikan
alat, bilamana ada kerusakan kecil dan juga pengecatan
ulang.

Prinsip pemeliharaan yaitu melakukan kegiatan agar


komponen komponen dapat berfungsi sebagaimana
mestinya dan untuk maksud penghematan atas bangunan
dan peralatan yang dipergunakan, sedemikian rupa
sehingga usia pakai menjadi lebih lama dibandingkan

Jalan lingkungan dan drainase 43


PUSLITBANG
SEBRANMAS

tanpa pemeliharaan. Secara umum, pemeliharaan


“mutlak” diperlukan juga untuk mengganti komponen yang
sudah tidak layak atau tidak berfungsi.

Contoh yang agak rinci mengenai jalan sebagai berikut ini:

ƒ Memelihara drainase di sisi jalan lingkungan dari


sampah yang menyumbat aliran air konstruksi
saluran itu sendiri

ƒ Tidak membuang sampah sepanjang badan jalan

ƒ Tidak mendirikan bangunan di sisi jalan (semi


permanen dan atau permanen)

ƒ Tidak memperbolehkan kendaraan yang over load


untuk lewat

ƒ Membatasi kecepatan kendaraan yang lewat

ƒ Mencabut/memangkas tanaman-tanaman di sela-


sela paving block

ƒ Meratakan bahu jalan agar air langsung mengalir ke


drainase

ƒ Melakukan inspeksi jalan secara rutin

ƒ Memasang rambu lalu-lintas atau portal

Jalan lingkungan dan drainase 44


PUSLITBANG
SEBRANMAS

Contoh yang agak rinci mengenai drainage yaitu sebagai


berikut :

ƒ Drainase perkotaan agar dipelihara dengan


membersihkan saluran dan merawat bangunan
pelengkapnya secara berkala sesuai dengan
peraturan pemeliharaan yang lazim dipakai

ƒ Pembersihan saluran drainase dengan cara


penggelontoran agar diperhitungkan sejak tahap
awal perencanaan, dan debit minimum untuk
penggelontoran agar diusahakan dari saluran yang
ada di dalam atau di daerah perkotaan

ƒ Drainase perkotaan agar dilindungi dengan garis


sempadan yang batasnya ditetapkan sesuai dengan
macam saluran

ƒ Drainase perkotaan agar dilengkapi dengan jalan


inspeksi untuk keperluan pemeliharaan dan dapat
berfungsi ganda, yaitu di samping berfungsi sebagai
jalan inspeksi juga dapat pula berfungsi sebagai jalan
akses, jalan lokal, jalan kolektor, atau jalan arteri
yang merupakan bagian dari jaringan jalan dalam
kota.

Jalan lingkungan dan drainase 45


PUSLITBANG
SEBRANMAS

3. PENGEMBANGAN

Pengembangan ini dilakukan ketika diperlukan perluasan


atau peningkatan kualitas jalan dan drainage karena
bertambahnya beban fungsi, termasuk melakukan
peremajaan atas peralatan yang sudah tidak dapat
dipertahankan pemakaiannya lebih lama. Dalam hal
terdapat komponen yang rusak dan tidak berfungsi, ia
akan menjadi beban dan mengganggu yang lain.
Bilamana ada komponen yang tidak berfungsi tidak
diperbaiki atau diganti akan mengganggu kelancaran
fungsi komponen lainnya dan juga penggunanya.

Dalam hal perluasan, mencari lokasi baru seringkali terjadi


perselisihan pendapat, karena perluasan jalan dan
drainage walaupun dibutuhkan oleh setiap perumahan dan
permukiman, khususnya kota atau perkotaan, namun juga
tidak banyak yang berminat melepas lahannya, karena
perumahan menjadi bising. Termasuk pengembangan
juga, yaitu bilamana diperlukan pengembangan
pengorganisasian dalam pengelolaan jalan dan drainage.

Jalan lingkungan dan drainase 46


PUSLITBANG
SEBRANMAS

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Keputusan Direktur Jenderal Cipta karya Nomor


44/KPTS/CK/1999 Tentang Petunjuk Teknis
Pembangunan Prasarana Jalan Perumahan Sistem
Jaringan dan Geometri Jalan, Dep.PU, 1999

2. Pengaruh Drainase Jalan (Saluran Samping)


Terhadap Tingkat Getaran Lalu Lintas”, dalam
Jurnal Litbang Jalan. Volume 21 No.2 Juli 2004
Puslitbang Prasarana Transportasi, Sailendra, Agus
Bari, 2004.

3. Sistem Penyediaan Prasarana Air Limbah


Persampahan dan Drainase di Pondok Pesantren,
dalam Jurnal Litbang Permukiman, Aryenti dan
Hartati, Volume 19 No.1 2004 Puslitbang
Permukiman, 2003.

4. Tata Cara Perencanaan Perumahan Kawasan


Perumahan Kota, dalam NSPM Kimpraswil Metode,
Spesifikasi dan Tata Cara Bagian 10 Rumah dan
Gedung, Perumahan, Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan
Pengembangan, 2002

5. Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan,


dalam NSPM Kimpraswil Metode, Spesifikasi dan
Tata Cara Bagian 10 Rumah dan Gedung,
Perumahan, Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan
Pengembangan, 2002.

Jalan lingkungan dan drainase 47


PUSLITBANG
SEBRANMAS

6. Undang Undang Nomor 18 Tahun 2002 Tentang


Sumber Daya Air.

7. Undang Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang


Jalan.

Jalan lingkungan dan drainase 48

Anda mungkin juga menyukai