Anda di halaman 1dari 10

ISSN 1907-7327

Jurnailimiah Teknologi dan Rekayasa

~~:==-- .....-----=~~~~~
Volume 7, Nomor 1

Dinamika Teknologi Hal. 1-42 Surabaya, Oktober 2015 ISSN 1907-7327

Dinamika Teknologi

Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa

Volume 7 Nomor 1, Oktober 2015 ISS N 1907-7327

DAFTAR lSI

1. PENGEMBANGAN APLIKASI VISUALISASI PROPERTI TEMPAT


TINGGAL BERBASIS 3D
Edwin Pramana, Lisana ).
1-6

2. KOMPARASI ALGORITMA UNTUK ANALISA SENTIMEN REVIEW


PRODUK PADA TWITTER
Esther Irawati Setiawan......................................................................................... 7-14

3. PENGHILANGAN AWAN PADA CITRA SATELIT DENGAN CITRA


MULTI-TEMPORAL DAN INPAINTING BERBASIS SELF-ORGANIZING
MAP
Fidi Wincoko Putro, Handayani Tjandrasa 15-21

4. PENERAPAN KINECT BERBASISKAN UNREAL ENGINE PADA GAME


PC
Hendrawan Armanto 22-27

5. PEMODELAN WAJAH BAYI DENGAN MENGGUNAKAN ACTIVE


SHAPE MODEL UNTUK PENDETEKSI KOMPONEN WAJAH
Reddy Alexandro Harianto, Handayani Tjandrasa 28-35

6. PENGENDALIAN SINKRONISASI GENERATOR DENGAN SUMBER


PEMBANGKIT L1STRIK SECARA OTOMATIS BERBASIS
MIKROKONTROLLER
Setya Ardhi 36-42
DINAMIKA TEKNOLOGI Oktober 2015 Vol. 7; No. 1; Hal. 36‐42

PENGENDALIAN SINKRONISASI GENERATOR DENGAN SUMBER


PEMBANGKIT LISTRIK SECARA OTOMATIS BERBASIS
MIKROKONTROLLER

Setya Ardhi
Dosen Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Surabaya
e-mail: setyaardhi@stts.edu

ABSTRAK

Sinkronisasi secara otomatis dua sumber pembangkit listrik dimana dilakukan dengan memparalel antara
sumber listrik PLN dengan sebuah Alternator. Proses ini dilakukan bukan hanya sekedar menghubungkan
kabel tetapi proses ini dilakukan dengan menghubungkan kedua sumber pembangkit listrik harus dalam
kondisi polaritas dan jumlah fase yang sama, tegangan sama, dan frekuensi sama.
Tujuan dari proses sinkronisasi ini untuk menjamin kontinyuitas aliran daya listrik khususnya penyediaan
sumber daya listrik, maka dari itu dibutuhkan waktu dalam proses sinkronisasi tersebut. Proses paralel
antara sumber listrik PLN dengan sebuah Alternator bisa dikendalikan dengan beberapa alat yang
dibutuhkan seperti pendeteksi tegangan, arus dan frekuensi seperti zero crossing detector baik dari
alternator atau sumber listrik PLN, kemudian pengendali alternator dan kontaktor sinkron, serta motor
sebagai fungsi penggerak alternator.
Pada penelitian ini dikembangkanlah sebuah alat sinkronisasi secara otomatis dimana kerja paralel dua
unit pembangkit listrik bolak balik tersebut dibuat dan dikontrol oleh sebuah perangkat PLC dan sebuah
mikrokontroller dimana dan dihubungkan dengan penyediaan sumber daya listrik supaya bisa memenuhi
keuntungan teknis dan ekonomis. Hasil yang didapatkan setelah proses percobaan didapatkan kecepatan
waktu proses sinkronisasi antara sumber listrik PLN dengan Alternator yang dicoba dimana
membutuhkan waktu dibawah dua menit, dimana pada umumnya membutuhkan lebih lama dalam proses
sinkronisasi.

Kata kunci: Sinkronisasi, alternator, PLC

ABSTRACT

Automatic synchronization of two sources of power generation is done by paralleingl between the source
of the electricity with an alternator. This process carried out is not just a connecting cable but this
process is done by connecting the two sources of power generation to be in a state of polarity and the
amount of the same phase, same voltage and same frequency.
The goal of this synchronization process is to ensure the continuity of the flow of electric power
resources, especially the provision of electricity, and therefore it takes time in the synchronization
process. Parallel process between the source of the electricity with an alternator can be controlled with a
few tools needed such as detection voltage, current and frequency such as zero crossing detector either
from alternator or the source of the electricity, then controllers and contactors synchronous alternators,
as well as a function of the motor driving the alternator.
In this study, it is developing an automatic synchronization tool in which two parallel working alternating
power generation unit was created and controlled by a PLC device and a microcontroller which is
connected with the supply and power resources in order to meet the technical and economic advantages.
The results obtained after the trial shows speed processing time synchronization between the source of
the electricity to the alternator attempted takes under two minutes, which generally takes longer in the
synchronization process.

Keywords: Synchronization, alternator, PLC.

Dinamika Teknologi
36  Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, ISSN : 1907-7327
DINAMIKA TEKNOLOGI Agustus 2015 Vol. 5; No. 1; Hal. 1‐7 

PENDAHULUAN Syarat-syarat operasi paralel yang dibahas oleh


Michael J. Thompson [4] pada halaman 3 dimana
Guna menjamin kontinyuitas aliran daya listrik berikut ini harus dipenuhi sebelum sebuah “in
khususnya dalam kegiatan dunia induksi; maka coming” alternator dapat dihubungkan secara
penyediaan sumber daya listrik adalah persoalan paralel dengan bus-bar :
utama yang harus direncanakan sejak awal secara 1. Tegangan “in coming” alternator harus
cermat dan teliti sehingga dalam operasionalnya sama dengan tegangan bus-bar (jala-jala).
dapat memberikan keuntungan teknis dan 2. Frekuensi ‘in coming” harus sama dengan
ekonomis atau dengan kata lain penggunaan daya frekuensi bus-bar (jala-jala).
listrik harus memenuhi kriteria efisien dan efektif. 3. Fase (phase) tegangan dari “in coming”
alternator harus sama dengan fase
Pada umumnya untuk suatu aktivitas yang seluruh tegangan bus-bar yang berhubungan.
kegiatannya tergantung kepada sumber listrik 4. Urutan dan jumlah fase tegangan dari “in
(dunia industri), penyediaan sumber daya listrik coming” alternator harus sama dengan
diklasifikasikan sebagai sumber pembangkit utama urutan dan jumlah fase tegangan bus-bar
(main power) sekaligus sumber pembangkit listrik (jala-jala).
cadangan (standby power). Keduanya harus ada,
guna menjamin/ mendukung kontinyuitas aliran Pada pembahasan Theraja, B.L. dalam buku A
listrik yang diperlukan yang dapat dioperasikan Textbook of Electrical Technology dimana [3],
menurut kebutuhan dimana dibahas oleh [5] pada halaman 140-160 Tegangan “in coming”
Nicholas C. Seeley (September-2012), dalam alternator harus sama dengan tegangan bus-bar
prosiding dengan judul Advances in Generator (jala-jala). Jika kedua tegangan sumber listrik pada
Control and Automatic Synchronization . kondisi :
1. E1 = E 2 atau
Dalam pembahasan ini sumber pembangkit listrik ΔE = E1 − E 2 = 0
cadangan dipilih generator sinkron 3 phase yang
digerakkan oleh motor DC (Direct Current) dengan maka proses sinkronisasi/ starting operasi
operasi/ kerja sinkronisasi secara otomatis. paralel berhasil/ berlanjut.
2. E1 ≠ E2 atau
KERJA PARALEL 2 (DUA) UNIT ΔE = E1 − E 2 = 0
PEMBANGKIT LISTRIK ARUS BOLAK- maka proses sinkronisasi/ starting operasi
BALIK parelel akan gagal (tidak berhasil).
Frekuensi ‘in coming” harus sama dengan
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai teori– frekuensi bus-bar (jala-jala).
teori yang menjadi landasan dalam pembuatan
1. f1 = f 2
parallel 2 unit pembangkit listrik arus bolak balik.
Guna menjamin kontinyuitas aliran daya listrik maka proses sinkronisasi/ starting operasi
khususnya dalam kegiatan dunia induksi parelel berhasil dan berlanjut dengan kondisi
diperlukan yang dapat dioperasikan menurut sistem operasi paralel stabil.
kebutuhan : 2. f1 ≠ f 2
maka proses sinkronisasi/ starting operasi
• Dioperasikan secara bergantian; kondisi ini paralel berhasil dan berlanjut dengan kondisi
dilakukan atas pertimbangan ekonomi atau sistem operasi paralel kedua sumber
teknis (perbaikan). pembangkit saling membebani (induksi).
• Dioperasikan bersama-sama; namun dimana :
masing-masing sumber pembangkit listrik f1 = frekuensi pada busbar(Main Power (Hertz))
menanggung beban listrik sendiri-sendiri
f 2 = frekuensi “incoming” alternator (Hertz)
yang saling berbeda baik karakteristiknya
maupun kapasitasnya. Fase (phase) tegangan dari “in coming” alternator
• Kedua sumber pembangkit listrik harus sama dengan fase tegangan bus-bar yang
dioperasikan paralel (sinkron); baik secara berhubungan. Jika kondisi phase tegangan dari 2
manual maupun secara otomatis. (dua) sumber pembangkit yang berbeda pada
posisi:
1. Phase tegangan V J = Phase tegangan V A

Dinamika Teknologi
Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, ISSN : 1907-7327 37
DINAMIKA TEKNOLOGI Oktober 2015 Vol. 7; No. 1; Hal. 36‐42

maka proses sinkronisasi/ starting operasi SPESIFIKASI ALAT


parelel berhasil dan berlanjut.
2. Phase tegangan V J ≠ Phase tegangan V A Pada penelitian ini adapun komponen atau
maka proses sinkronisasi/ starting operasi pendukung yang dibutuhkan adalah sumber
paralel tidak berhasil (gagal). pembangkit tenaga utamanya adalah PT PLN. Dan
sebagai sumber pembangkit cadangannya adalah
Urutan dan jumlah fase tegangan yang dibahas alternator/generator sinkron 3 phase yang
oleh Helfrick, Albert D., dan William D. Cooper., digerakkan oleh motor DC, dimana diambil dari
[2] dari “in coming” alternator harus sama dengan Buku Petunjuk Praktikum Lab Mesin Listrik
urutan dan jumlah fase tegangan bus-bar (jala-jala) Politeknik Perkapalan ITS, P.17- 25.
dapat dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu :
Spesifikasi (Data teknik) Sumber Listrik PT PLN
1.Polaritas Meter (Phase Sequence) • Jumlah Phase : 3 Fase
Alat ini dapat mendeteksi arah putaran/ polaritas • Tegangan : 220/380 Volt
daripada urutan phase yang berdasarkan arah • Frekuensi : 50 Hz
putaran dari sebuah motor induksi 3 phase terlihat • Pemutus Utama: 8 A
pada gambar 2
Spesifikasi (Data teknik) Sumber Listrik Dari
Alternator
• Alternator :
• Jenis : 3 Phase Synchronous
Generator
• Tipe : DL 1026
• No : 098809
• Jumlah Phase : 3 Phase
• Kapasitas Daya : 1100 VA
• Tegangan : 380 Volt
• Arus : 1.67A
• Frekuensi : 50 Hz
• Putaran : 3000 Rpm
• Power Factor : 0.8
• Isolasi : F
Gambar 2. Pengukuran Urutan Phase dari sistem 3 • Eksitasi
phase o Tegangan : 200 Volt
o Arus :
2.Lampu Gelap Terang
ƒ 0.173 pada cos Φ = 1
Untuk mengetahui urutan phase dalam sistem 3
ƒ 0.23 pada cos Φ = 0.8
(tiga) phase dalam kaitannya degan operasi paralel
Penggerak Utama : Motor DC
(sinkron) 2 sumber pembangkit dapat juga
digunakan prinsip pengukuran lampu gelap-terang • Jenis : DC Motor Excitation
seperti rangkaian yang terlihat pada gambar 3 Compound
• Kapasitas Daya : 1100 W
• V Supply : 220 Volt
• Arus : 6.9 A
• Putaran : 3000 Rpm
• Eksitasi : 0.67 A
• Isolasi : F

Dalam pembuatan penelitian ini perlu diperhatikan


tentang batasan-batasan tegangan yang dapat
diterima baik oleh motor ataupun oleh generator.
Tegangan maksimum yang dapat diterima oleh
Gambar 3. Diagram Phase tegangan guna motor adalah 220 Volt DC. Tegangan eksitasi
menentukan urutan phase motor adalah 100 Volt, 0,4 Ampere. Untuk arus

Dinamika Teknologi
38  Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, ISSN : 1907-7327
DINAMIKA TEKNOLOGI Agustus 2015 Vol. 5; No. 1; Hal. 1‐7 

motor maksimum adalah hal ini tegangan yang automatic sinkronisasi ini adalah untuk
mampu diterima oleh motor adalah 220 Volt DC. mensinkronkan antara 2 generator (pembangkit
Yang dimaksud Sedangkan tegangan maksimum listrik). Untuk mensinkronkan antar 2 generator,
yang dapat diterima oleh eksitasi generator juga perlu diperhatikan adanya syarat-syarat. Karena di
220 Volt DC. dalam penelitian ini terkendala oleh peralatan,
maka generator yang satu digantikan fungsinya
Dalam pembuatan Alat Automatic Sinkronisasi dengan sumber dari PLN.
Generator dengan menggunakan Programmable
Logic Controller (PLC) ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan. Hal pertama yang perlu
diperhatikan adalah tegangan. Tegangan dalam hal
ini perlu diperhatikan karena ada batas-batas
maksimum tegangan yang masuk pada tegangan
suplai untuk motor juga tegangan maksimum yang
dapat ditanggung oleh eksitasi generator. Tidak
kalah pentingnya juga arus yang mengalir ke suplai
motor dan eksitasi generator, karena motor serta
generator juga mempunyai arus maksimum yang
diperbolehkan. Kemampuan tegangan maksimal
motor adalah 220 Volt serta arus maksimal yang
dapat lewat adalah 6,7 Ampere, informasi ini
diperoleh dari name plate pada motor.
Gambar 4. Blok Diagram Perancangan Alat
Arus pengaman juga sangat penting untuk Tidak hanya pada generator saja, namun pada
diperhatikan untuk mencegah terjadinya kerusakan PLCnya juga terkendala. Dalam hal ini
pada generator karena arus berlebih. Dalam terkendalanya adalah PLC yang digunakan
pengaman arus lebih disini digunakan 2 memiliki output relay, jadi tidak bisa mengatur
pengamanan. Yang pertama pengaman dengan kecepatan motor melalui PWM. Fungsi PLC yang
MCB yang dilengkapi dengan deteksi arus lebih. seharusnya mengatur PWM diambil alih oleh
Arus minimum yang terdeteksi adalah 2,4 A. rangkaian mikrokontroller. IC mikrokontroller
Karena dirasa arus yang mengalir ini terlalu besar yang dipergunakan adalah ATMEGA32.
maka pengamana kedua dilakukan yaitu dengan
menggunakan fuse kaca sebesar 500mA. Untuk menggerakkan sebuah motor DC tentunya
kita memerlukan sebuah sumber tegangan sebagai
Untuk spesifikasi dari motor dan generator telah suplai motor yang mana tegangannya adalah
dijelaskan pada bab sebelumnya. Lebih lanjut tegangan DC. Untuk itu pelu adanya sebuah
motor yang digunakan adalah sebuah motor DC penyearah untuk tegangan tinggi. Penyearah
dengan kapasitas 1,1 KW yang kemudian dikopel tersebut dibuat dari 4 diode atau dikenal dengan
dengan generator yang mempunyai kapasitas 1,1 nama system full brigde atau penyearah penuh.
KVA. Motor diberi tegangan suplai yang diatur Karena sistem yang akan dibuat diatur secara
oleh rangkaian mikrokontroller melalui sebuah otomatis, maka tegangan suplai motor tersebut
MOSFET. diatur secara otomatis pula. Untuk itulah tegangan
motor ini diatur oleh sebuah MOSFET IRFP460
Juga dengan tegangan eksitasi generator, yang tipe N-channel, yang mana dikendalikan oleh
diatur juga oleh sebuah mikrokontroller. Untuk sebuah mikrokontroller ATMEGA32. Untuk
starting awal motor, terutama motor DC, tegangan mendapatkan putaran motor yang tepat dan stabil
suplai tidak boleh langsung tinggi, melainkan sehingga nantinya akan menghasilkan sebuah
diatur secara perlahan-lahan sehingga mencapai sinkronisasi yang bagus, maka perlu adanya
putaran yang diinginkan. feedback untuk membuat putaran motor bisa
mencapai putaran yang diinginkan. Feedback
PERANCANGAN ALAT tersebut diambil dari generator dengan sebuah
Pembuatan alat Automatic Sinkronisasi Generator rangkaian Zero Crossing Detector atau pendeteksi
dengan menggunakan Programmable Logic fase nol yang mana akan memberikan lebar pulsa
Controller (PLC) ini adalah pertama kalinya yang nantinya akan dihitung oleh mikrokontroller.
dibuat. Konsep secara keseluruhan dari alat Rangkaian pendeteksi fase nol ini juga terdapat

Dinamika Teknologi
Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, ISSN : 1907-7327 39
DINAMIKA TEKNOLOGI Oktober 2015 Vol. 7; No. 1; Hal. 36‐42

pada sumber listrik dari PLN, yang mana nantinya Setelah frekuensi disamakan, tegangan perlu
akan dibandingkan lebar pulsanya dengan PLN, disamakan juga. Hal ini disensor oleh sebuah trafo
sehingga lebar pulsa atau frekuensi generator sama step-down yang akan disearahkan terlebih dahulu.
dengan frekuensi dari PLN. Dan selanjutnya menunggu syarat ketiga yaitu fase
dari PLN dan dari generator harus sama.
PLC disini digunakan untuk mendeteksi tegangan
dari PLN dan dari generator yang tentunya sudah Setelah hal ini terjadi semua, maka PLC akan
diturunkan dengan menggunakan Step-down memberikan sinyal kepada kontaktor untuk segera
transformer. Tegangan yang dideteksi menyala, dan sinkronisasi berjalan seperti yang
menggunakan modul analog dari PLC. Tegangan diharapkan. Program yang dipergunakan untuk
yang yang telah diturunkan juga akan dideteksi PLC pada pembuatan Penelitian ini adalah dengan
oleh mikrokontroller, hal ini Untuk MOSFET yang menggunakan Cx-Programmer dimana dibahas
kedua adalah mengatur tegangan yang nantinya cara pembuatan perangkat lunak pada Bolton
dihasilkan oleh sebuah generator sehingga William [1], Programmable Logic Controller
tegangan tersebut sama dengan tegangan PLN. (PLC) edisi 3.Jakarta, Erlangga, 2004. Secara
Tegangan yang diatur tersebut adalah tegangan sederhana programmnya dapat ditulis di bawah ini.
eksitasi generator. Sensor agar tegangan sama
adalah dengan menggunakan trafo step-down yang
kemudian disearahkan, sehingga dapat dibaca oleh
ADC dari mikrokontroller tersebut.

Setelah data diolah sedemikian rupa, maka


mikrokontroller nantinya akan memberi sinyal
kepada PLC untuk menyalakan sebuah kontaktor
sinkron. Dimana sebelum menyalakan kontaktor
tersebut harus memenuhi syarat sinkron terlebih
dahulu yaitu tegangan sama, frekuensi sama dan
sefase. Setelah semua syarat tersebut diatas
terpenuhi, maka kontaktor sinkron akan menyala Gambar 5. Coding PLC
dan akan mensinkronkan antara PLN dan
Program diatas adalah program sederhana dari
generator. Selama tidak terjadi hal yang sangat
PLC. Program diatas dapat diterjemahkan sebagai
riskan, sinkron akan tetap berjalan terus. Sinkron
berikut. Input 0.00 didapat dari input tegangan
akan mati secara otomatis jika batasan-batasan
yang diumpankan oleh mikrokontroller untuk
sinkron sudah terlampaui. Contohnya adalah
menyalakan output 1.00. Lalu input 0.01 untuk
apabila tegangan suplai dari PLN mendadak mati.
mendapatkan sinyal dari mikrokontroller bahwa
Atau dapat kita matikan secara manual melalui
frekuensi sudah sama. Dan diteruskan ke output
tombol stop sinkron.
1.01. Input 0.02 didapat apabila fase sudah sama
dan diteeruskan ke output 1.02.
Prinsip kerja dari alat Automatic Sinkronisasi
Generator dengan menggunakan Programmable
Beberapa informasi ini kemudian diolah oleh PLC.
Logic Controller (PLC) dimulai dengan starting
Output 1.00, 1.01, 1.02 di-AND kan oleh PLC dan
sebuah motor DC yang dikopel dengan generator.
di-OR kan dengan 1.03 setelah itu digabungkan
Dilanjutkan dengan pembacaan sensor yang telah
dengan input 0.03 yang berfungsi sebagai manual
terpasang pada kedua sumber listrik.
stop dan input 0.04 automatic stop apabila terjadi
kegagalan sinkron. Baru setelah ketiga input yang
Sensor tersebut adalah sensor tegangan dan sensor
didapat dari mikrokontroller tersebut bersama-
fase nol. Sensor fase nol dari PLN dibandingkan
sama memberikan sinyal, bahwa sinkron sudah
dengan sensor fase nol dari generator. Hal ini yang
siap dimasukkan, baru menggerakkan kontaktor
nantinya akan menghasilkan sebuah putaran motor
yang terhubung pada 1.03.
sehingga mencapai putaran 3000rpm. Sebab
dengan menghasilkan putaran sebesar 3000rpm,
Pada program diatas selama tidak terjadi
generator mengeluarkan frekuensi 50 Hz. Hal ini
gangguan, maka kalau sudah terjadi sinkron,
didapat dari pembacaan name plate pada generator.
sinkron akan berjalan secara terus menerus sampai
tombol manual stop sinkron ditekan atau terjadi

Dinamika Teknologi
40  Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, ISSN : 1907-7327
DINAMIKA TEKNOLOGI Agustus 2015 Vol. 5; No. 1; Hal. 1‐7 

kegagalan salah satu fase lepas, atau tidak adanya Pada alur program diatas dapat dilihat bahwa
sumber tegangan yang mengalir, maka proses terdapat 2 bagian yang sangat penting yaitu proses
sinkronisasi akan lepas. Informasi ini diperoleh meyamakan periode antara PLN dan generator dan
dari 0.04 yang berfungsi sebagai auto stop. mengubah orientasi fase generator. Pada waktu
motor starting, mikrokontroller akan mengukur
periode dan tegangan dari PLN dan generator. Jika
periode generator berbeda dengan PLN,
mikrokontroller akan terus berusaha untuk
menyesuaikan periode generator terhadap PLN
dengan cara mengatur PWM.

Jika periode generator sama dengan PLN,


mikrokontroller akan mengukur beda waktu atau
selisih fase antara PLN dan generator. Apabila
terdapat perbedaan fase antara generator dan PLN,
mikrokontroller akan mengatur lagi PWM dan
kembali mengukur periode PLN dan generator.
Apabila fase generator sama dengan PLN,
mikrokontroller akan menghitung sebanyak 100
kali periode untuk menentukan bahwa generator
dan PLN telah sinkron. Kondisi sinkron dianggap
gagal jika sebelum 100 kali periode terdapat beda
fase antara PLN dan generator. Apabila hal ini
terjadi, mikrokontroler akan mengukur beda fase
antara PLN dan generator.

PENGUJIAN ALAT

Tegangan supply yang diberikan untuk pengujian


Gambar 6. Alur Program diatas yaitu untuk motor DC diberi batas tegangan
Program untuk mikrokontroller ini mencakup 200 Volt sampai dengan 300 Volt DC untuk dapat
pengaturan motor pada waktu starting sampai mencapai putaran 3000 RPM.
dengan fase tegangan PLN dan generator sama.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan Tegangan tersebut diberikan untuk menghindari
proses sinkronisasi tegangan PLN dengan apabila terjadi kegagalan, MOSFET rusak tidak
generator dapat digambarkan dalam alur program sampai merusak motor DC. Berikut ini tabel dari
pada gambar 6. alat pada table uji coba alat yang telah diujikan
serta grafik hasil uji coba pada gambar 7

Dinamika Teknologi
Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, ISSN : 1907-7327 41
DINAMIKA TEKNOLOGI Oktober 2015 Vol. 7; No. 1; Hal. 36‐42

Tabel Uji Coba Alat KESIMPULAN


Waktu  Adapun beberapa kesimpulan yang didapatkan
Arus Sesaat  Arus setelah  untuk 
pada waktu  sinkron berhasil  mencapai  antara lain:
No  sinkron (mA)  (mA)  sinkron (det)  1. Sinkronsisi secara otomatis berhasil
1  1000  600  70  memerintahkan Genset untuk starting dan
memindahkan posisi suplai ke Genset ketika
2  1000  500  50 
suplai PLN diputus dengan jeda waktu kurang
3  800  500  32  dari 75 detik. Kemudian berhasil menstop
4  500  300  71  genset secara otomatis dan kembali
5  700  500  54  memindahkan posisi suplai ke PLN ketika
6  300  200  36 
tegangan PLN kembali dimasukkan. Dimana
waktu jeda antara suplai PLN kembali normal
7  600  500  38 
sampai dan suplai kembali diambil alih oleh
8  1400  1200  40  PLN adalah selama 10 detik.
9  1000  500  39  2. Sinkronisasi secara otomatis berhasil
10  220  200  51  memerintahkan Genset untuk starting secara
otomatis ketika Tegangan suplai utama sebesar
11  1600  1500  59 
200 VAC – 300 VAC dengan frekuensi
12  1100  1300  60  sebesar 46,23 Hz. Dimana nilai referensi yang
13  800  500  80  ditetapkan pada program adalah berdasarkan
14  1600  1500  75  SPLN yaitu, 198 VAC - 280 VAC untuk
15  700  400  58 
tegangan dan 49.5 Hz- 50.5 Hz untuk frekuensi
dan kecepatan 3000 RPM.
16  370  270  50 
3. Karena keterbatasan PLC yang dipakai, ada
17  1000  800  57  fungsi lain yang diambil alih oleh
18  200  100  45  mikrokontroller ATMEGA32, dimana fungsi
19  70  40  55 
itu adalah untuk membangkitkan sinyal PWM
yang masuk ke MOSFET untuk mengatur
20  80  50  43 
kecepatan. Keterbatasan itu adalah PLC yang
dipakai hanya mempunyai output relay.
Berikut ini gambaran dari hasil pengujian yang
dilakukan pada saat kondisi suplai PLN normal. DAFTAR PUSTAKA
Hal ini bisa dilihat dari data tegangan dan
frekuensi PLN pada LCD, pada gambar 8 dalam 1. Bolton William, Programmable Logic
waktu kurang lebih dibawah 2 menit. Controller (PLC) edisi 3.Jakarta, Erlangga,
2004
2. Helfrick, Albert D., dan William D. Cooper.,
Modern Electronic Instrumentation And
Measurement Techniques, Englewood Ciffs:
Prentice Hall, 2010.
3. Theraja, B.L. A Textbook of Electrical
Technology. New delhi, S,Chand & Company,
VOL –II, 2005
4. Michael J. Thompson (March 2012),
Fundamentals and Advancements in Generator
Synchronizing Systems, SEL Journal of
Reliable Power, Volume 3, Number 1.
5. Nicholas C. Seeley (September-2012),
Advances in Generator Control and Automatic
Synchronization – Eliminating the Need for
Standalone Synchronization Systems, 59th
Annual Petroleum and Chemical Industry
Gambar 8. Tegangan Output Dan Uji Coba Resistif Technical Conference.

Dinamika Teknologi
42  Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, ISSN : 1907-7327
Dinamika Teknologi

ISSN : 1907-7327

Penerbit:
Sekolah Tinggi Teknik Surabaya
JI. Ngagel Jaya Tengah 73-77 Surabaya

Telp. 031-5027920 Fax. 031-5041509

1907 7321

Anda mungkin juga menyukai