Buletin Arbain Hadits 01 Masalah Niat
Buletin Arbain Hadits 01 Masalah Niat
* Peringatan: Harap buletin ini disimpan di tempat yang layak karena berisi ayat Al-Quran dan Hadits Nabi g
samar) di mana seseorang shalat lalu
amalan. Sedangkan kalimat “Setiap 18:262) itu enggan untuk menikah dengan ia perbagus shalatnya agar dilihat
orang akan mendapatkan apa yang ia 4. Niat ada dua macam: (1) niat pria tersebut, sampai laki-laki itu orang lain.” (HR. Ibnu Majah,
niatkan”, ini dilihat dari sudut pandang pada siapakah ditujukan amalan berhijrah dan akhirnya menikahi no. 4204. Al-Hafiz Abu Thahir
al-manwi lahu, yaitu kepada siapakah tersebut (al-ma’mul lahu), (2) niat Ummu Qais. Maka orang-orang mengatakan bahwa hadits ini
amalan tersebut ditujukan, ikhlas lillah amalan. pun menyebutnya Muhajir hasan.)
ataukah ditujukan kepada selainnya. Niat jenis pertama adalah niat Ummu Qais. Lantas Ibnu Mas’ud 7. Manusia diganjar bertingkat-
mengatakan, “Siapa yang berhijrah
Faedah Hadits yang ditujukan untuk mengharap tingkat sesuai dengan tingkatan
wajah Allah dan kehidupan karena sesuatu, fahuwa lahu (maka niatnya. Ada yang sama-sama
1. Dalam Jami ’ Al-‘Ulum wa akhirat. Inilah yang dimaksud ia akan mendapatkannya, pen.).” shalat, namun ganjarannya jauh
Al-Hikam (1:61) Hadits ini dengan niat yang ikhlas. ( Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, berbeda. Ada yang sama-sama
dikatakan oleh Imam Ahmad 1:74-75). Namun tentu hijrah sedekah, namun pahalanya jauh
Sedangkan niat amalan itu ada dua bukan karena lillah, cari ridha-Nya,
sebagai salah satu hadits pokok berbeda karena dilihat dari niatnya.
fungsi: (1) untuk membedakan maka tidak dibalas oleh Allah.
dalam agama kita (disebut ushul
manakah adat (kebiasaan), Sebagian ulama menyatakan, “Niat
al-islam). Imam Ibnu Daqiq Al-
manakah ibadah, (2) untuk Anas bin Malik h berkata,
‘Ied dalam syarhnya (hlm. 27) “Barangsiapa menuntut ilmu itu bertingkat-tingkat. Bertingkat-
membedakan satu ibadah dan tingkatnya ganjaran dilihat dari
menyatakan bahwa Imam Syafi’i hanya ingin digelari ulama, untuk
ibadah lainnya. niatnya, bukan dilihat dari puasa
mengatakan kalau hadits ini bisa berdebat dengan orang bodoh, supaya
masuk dalam 70 bab fikih. Ulama 5. Hijrah itu berarti meninggalkan. dipandang manusia, Allah akan atau shalatnya.” (Jami’ Al-‘Ulum wa
lainnya menyatakan bahwa Secara istilah, hijrah adalah memasukkannya dalam neraka.” Al-Hikam, 1:72)
hadits ini sebagai tsulutsul Islam berpindah dari negeri kafir ke hal hal
(HR. Tirmidzi, no. 2654 dan 8. Orang yang berniat melakukan
(sepertiganya Islam). negeri Islam. Hijrah itu hukumnya 2 3
Ibnu Majah, no. 253. Syaikh Al- amalan shalih namun terhalang
wajib bagi muslim ketika ia tidak Albani mengatakan bahwa hadits melakukannya bisa dibagi menjadi
2. “Setiap orang akan mendapatkan
mampu menampakkan lagi syiar ini hasan.) dua:
apa yang ia niatkan”, maksud
agamanya di negeri kafir. Hijrah
hadits ini adalah setiap orang
juga bisa berarti berpindah dari Dari Abu Sa’id Al-Khudri h, a. Amalan yang dilakukan
akan memperoleh pahala yang ia di mana ia berkata, “Rasulullah sudah menjadi kebiasaan atau
maksiat kepada ketaatan.
niatkan. g pernah keluar menemui kami rutinitas (rajin untuk dijaga).
6. Dalam beramal butuh niat ikhlas. dan kami sedang mengingatkan
3. Niat itu berarti bermaksud dan Lalu amalan ini ditinggalkan
Karena dalam hadits disebutkan akan (bahaya) Al-Masih Ad
berkehendak. Letak niat adalah karena ada uzur, maka orang
amalan hijrah yang ikhlas dan Dajjal. Lantas beliau bersabda,
di dalam hati. Ibnu Taimiyah seperti ini dicatat mendapat
amalan hijrah yang tujuannya “Maukah kukabarkan pada kalian
rahimahullah mengatakan, “Niat pahala amalan tersebut secara
untuk mengejar dunia. Hijrah apa yang lebih samar bagi kalian
itu letaknya di hati berdasarkan sempurna. Sebagaimana Nabi
pertama terpuji, hijrah kedua menurutku dibanding dari fitnah
kesepakatan ulama. Jika seseorang
tercela. g bersabda, “Jika salah seorang
berniat di hatinya tanpa ia Al-Masih Ad-Dajjal?” “Iya”, para sakit atau bersafar, maka ia
lafazhkan dengan lisannya, maka I bnu Mas’ud menceritakan sahabat berujar demikian kata dicatat mendapat pahala seperti
niatnya sudah dianggap sah bahwa ada seseorang yang ingin Abu Sa’id l- Khudri. Beliau pun ketika ia dalam keadaan mukim
berdasarkan kesepakatan para melamar seorang wanita. Wanita bersabda, “Syirik khafi (syirik yang (tidak bersafar) atau ketika