Kerangka konseptual di Indonesia pertama kali dikenal pada September tahun 1994.
Kerangka konseptual akuntansi di Indonesia mengadopsi kerangka konseptual yang
diterbitkan oleh IASB (sebelumnya IASC) (secara harafiah merupakan terjemahan langsung
kerangka konseptual IASB ke dalam Bahasa Indonesia). Sejak 4 September 1988, telah
diterbitkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) yang
merupkan adopsi dari Framework for the Preparation and Presentation of Financial
Statements (1989) yang diterbitkan oleh IASC. KDPPLK telah dua kali mengalami
penyesuaian yaitu pada tahun 1994 dan 2014.
Beberapa alasan DSAK IAI merevisi Kerangka Konseptual adalah Revisi Kerangka
Konseptual merupakan bagian dari wujud komitmen konvergensi IFRS di Indonesia. DSAK
IAI pada tanggal 28 September 2016 telah mengesahkan Kerangka Konseptual Pelaporan
Keuangan (KKPK) yang merupakan adopsi dari the Conceptual Framework for Financial
Reporting per 1 Januari 2016. KKPK ini menggantikan Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) (Penyesuaian 2014) yang berlaku efektif per 1
Januari 2015. KKPK berlaku efektif sejak tanggal pengesahan.
Hal yang dibahas dalam KKPK yang dibagi menjadi 4 bab, adalah sebagai berikut :
Bab 1:Tujuan Pelaporan Keuangan Bertujuan Umum. Tujuan pelaporan keuangan bertujuan
umum adalah untuk menyediakan informasi keuangan tentang entitas pelapor yang berguna
untuk investor saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya dalam
membuat keputusan tentang penyediaan sumber daya kepada entitas.
Bab 2: Entitas Pelapor. Bab ini masih menjadi pembahasan IASB dalam projek Kerangka
Konseptualnya.
Bab 4: KDPPLK (1994): Pengaturan yang Tersisa. Bab ini mencakup pengaturan yang
tersisa dari KDPPLK (1994).