Anda di halaman 1dari 6

Peluang Riset dan Sub Bidang Akuntansi

Banyak diversifikasi dalam riset akuntansi akan menyebabkan ketidaklayakan suatu


paper (tulisan) untuk memberikan analisis menyeluruh terhadap peluang riset dalam seluruh
bidang. Untuk suatu telaah yang menyeluruh dari topic khusus, suatu artikel harus secara
langsung ditujukan pada telaah yang lebih khusus. Eksistensi yang diberikan dari telaah
spesialisasi, suatu paper harus menggunakan pendekatan yang lebih luas dan mengidentifikasi
peluang riset yang pada umumnya melalui sub bidang seperti peluang untuk mentransfer ide riset
melalui sub bidang. Dengan menelaah riset akuntansi sebelumnya secara khusus dapat
memberikan suatu rerangka terhadap analisis dan diskusi yang dibatasi pada peluang terutama
pada hasil potensi sub bidang, dengan implikasinya untuk sub bidang akuntansi yang lain.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa peluang riset dalam sub bidang akuntansi.
1.Riset Pasar Modal
Riset pada modal merupakan riset yang umumnya banyak dipengaruhi oleh data-data
keuangan. Riset ini cenderung menunjukkan hasil riset-riset yang berkaitan dengan perdagangan
sekuritas di pasar modal dan sering menggunakan data-data sekunder.
2.Riset Akuntansi Keperilakuan
Istilah ilmu keperilakuan adalah penemuan yang relatif baru. Ilmu keperilakuan
mencakup bidang penelitian manapun yang mempelajari, baik melalui metode eksperimen
maupun observasi, perilaku dan manusia dalam lingkungan fisik maupun social. Ilmu
keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keperilakuan manusia.
Sedangkan peran akuntansi dalam hal ini menghubungkan antara keperilakuan manusia dengan
akuntansi. Akuntansi selalu menggunakan konsep, prinsip, dan pendekatan dari disiplin ilmu
lainnya untuk meningkatkan kegunaannya. Sebagai contoh, akuntansi meminjam dengan bebas
dari ilmu ekonomi, matematika, statistika maupun system informasi. Oleh karena itu, tidaklah
mengherankan jika akuntansi juga meminjam dari ilmu keperilakuan.
Akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari akuntansi yang belakangan ini semakin
luas diminati masyarakat akademik. Bidang ini menjadi cukup menarik, hal ini ditandai dengan
banyaknya hasil-hasil riset akuntansi keperilakuan yang telah dilakukan para mahasiswa dan
dosen. Akuntansi keperilakuan sendiri merupakan suatu bidang yang baru, yang secara luas
berhubungan dengan perilaku seseorang, kelompok maupun organisasi, terutama yang
berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan pengauditan.
Ruang lingkup akuntansi keperilakuan sungguh luas, antara lain meliputi:
1) aplikasi dari konsep ilmu keperilakuan terhadap desain dan konstruksi sistem akuntansi
2) studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi
3) cara dengan mana informasi diproses untuk membantu dalam pengambilan keputusan
4) pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan perilaku para pemakai
data
5) pengembangan strategi untuk memotivasi dan memengaruhi perilaku, cita-cita, serta
tujuan dari orang-orang yang menjalankan organisasi. Secara umum, lingkup dari
akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga bidang besar:
1. Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, konstruksi, dan penggunaan system
akuntansi. Bidang ini mempunyai kaitan dengan sikap dan filosofi manajemen yang
mempengaruhi sifat dasar pengendalian akuntansi yang berfungsi dalam organisasi.
2. Pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia. Bidang dari akuntansi
keperilakuan ini berkaitan tentang bagaimana sistem akuntansi memengaruhi
motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja serta kerjasama.
3. Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku manusia. Bidang
ketiga dari akuntansi keperilakuan ini mempunyai hubungan tentang bagaimana cara
system akuntansi dapat digunakan sehingga memengaruhi perilaku.
Perkembangan yang pesat pada riset akuntansi keperilakuan lebih disebabkan karena
akuntansi secara simultan dihadapkan dengan ilmu-ilmu sosial secara menyeluruh. Mengenai
bagaimana perilaku manusia memengaruhi data akuntansi dan keputusan bisnis serta bagaimana
akuntansi memengeruhi keputusan bisnis dan perilaku manusia selalu dicari jawabannya. Dalam
riset akuntansi keperilakuan, ada beberapa pernyataan tentang manfaat dan pentingnya penelitian
dibidang ini, antara lain:
1. Memberikan gambaran state of the art, terhadap minat khusus dalam bidang baru yang
ingin diperkenalkan.
2. Membantu dalam mengidentifikasi gap penelitian.
3. Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan penelitian melalui
sub bidang akuntansi, seperti, akuntansi keuangan, pengauditan, akuntansi manajemen,
sistem informasi akuntansi, pasar modal maupun perpajakan.
3.Riset Pengauditan
Suatu telaah riset akuntansi dari tahun 1990-1991 menunjukkan penekanan kekuatan
dalam pembuatan keputusan yang mempunyai karakteristik pada sebagian besar riset akuntansi
berbasis perilaku. Gambaran dari bagian ini berorientasi pada pembuatan keputusan dalam
pengauditan yang telah memfokuskan riset terakhir pada judgement dan pembuatan keputusan
auditornya, seperti perbedaan penggunaan laporan audit dan meningkatnya perkembangan yang
berorientasi kognitif. Libby dan Frederick (1990) secara persuasif menjelaskan pentingnya
pemahaman tentang bagaimana variable-variabel psikologi secara pembelajaran, faktual dan
pengetahuan prosedural, serta pengaruh memori dalam pembuatan keputusan. Perefleksian dari
riset terakhir dan riset yang akan datang, merupakan fokus terhadap:
1. Karakteristik pengetahuan yang dihubungkan dengan pengalaman (yang meliputi
bagaimana pengetahuan itu diperoleh)
2. Pengujian bagaimana interaksi pengetahuan dengan variabel organisasional atau
lingkungan
3. Pengujian pengaruh kinerja dengan pengetahuan yang berbeda
Riset ini juga diterapkan pada sub bidang akuntansi yang lain. Audit menjadi
pertimbangan ketelitian merupakan persyaratan dalam penginvestigasian terhadap pengaruh
pengalaman. Riset pengauditan menyarakan suatu hubungan yang kompleks antara pengalaman
dan kinerja yang belum dipahami dengan baik. Sementara riset yang dikembangkan dalam
pengauditan. Sebagai contoh, kemampuan dan peran latar belakang merupakan suatu aspek dari
hubungan antara pengalaman dan kinerja, yang mempunyai sedikit perhatian dan diterima dalam
literatur pengauditan, namun riset akuntansi keperilakuan dalam bidang manajerial telah
dipelajari dengan lebih detail.
Riset ini menyarankan bahwa terdapat suatu peluang yang berhubungan dengan
pemahaman dan evaluasi hasil keputusan audit. Satu kesulitan dengan riset beorientasi keputusan
dalam pengauditan adalah kurangnya kriteria variabel yang dapat diamati terhadap penilaian
kinerja auditor dan oleh karenanya peneliti sering melakukan studi konsensus judgement dan
konsistensi. Bedard dan Biggs (1991) secara kreatif mengatasi masalah ini dengan mendesain
bahan kasus eksperimental yang mempunyai suatu keunikan jawaban yang benar, dan McDaniel
(1990) menggunakan suatu pendekatan yang sama. Satu pendekatan alternatif merupakan
penggunaan untuk kepuasan dari standar profesional (GAAP dan GAAS) sebagai suatu variabel
kriteria.
4.Riset Keuangan
Beberapa pubikasi menunjukkan bahwa riset akuntansi dalam bidang akuntansi keuangan
jumlahnya terbatas sehingga kesulitan untuk diidentifikasi. Beberapa bukti menunjukkan bahwa
terbatasnya pemrosesan informasi, tidak mendorong lebih banyak riset akuntansi, merupakan
pertanyaan yang menarik. Pentingnya riset akuntansi keuangan berbasis pasar modal
dibandingkan dengan pengauditan menunjukkan kurang kuatnya permintaan eksternal terhadap
riset akuntansi dalam bidang keuangan yang oleh sebagian besar kantor akuntan publik
merupakan bagian dari alasan diskusi isu lebih lanjut.
Karena pemakai informasi keuangan membuat keputusan secara individual dalam
kelompok-kelompok kecil, riset akuntansi dapat membuat suatu kontribusi penting pada bidang
ini dan beberapa alasan riset akuntansi keuangan mungkin memberikan kontribusi yang lebih
besar di masa yang akan datang:
1. Riset pasar modal saat ini konsisten dengan beberapa komponen dari pasar modal dengan
ekspektasi naif
2. Alasan mengapa riset akuntansi keperilakuan dalam bidang keuangan mempunyai potensi
untuk memberikan kontribusi yang lebih besar yang berhubungan dengan keuntungan
riset akuntansi keperilakuan dalam bidang pengauditan.
Dua alasan riset akuntansi bidang keuangan telah mampu memberikan kontribusi yang
lebih besar dengan keunggulannya melebihi riset akuntansi dalam pengauditan:
1. Terdapat sejumlah tugas dalam informasi akuntansi keuangan yang merupakan input
langsung untuk keputusan pinjaman bank dimana secara historis mayoritas riset telah
disetujui, negosiasi kontrak tenaga kerja, ramalan laba, dan rekomendasi saham, sebagai
contohnya, konsekuensinya akuntansi keuangan mepertimbangkan lingkup pengujian
kemampuan generalisasi dari pengaruh variabel perilaku, seperti variabel psikologi
sebagai struktur kognitif dan kemampuan problem solving, dan variabel lingkungan
seperti insentif dan ketidakpastian melalui konteks keputusan berdasarkan pengetahuan.
2. Keuntungan riset akuntansi dalam bidang keuangan, meliputi beberapa tugas seperti
peramalan laba yang telah didefinisikan dengan baik dan mempunyai sifat berulang. Hal
ini merupakan keuntungan yang relatif dalam pengauditan yang memberikan gambaran
bermacam-macam tugas audit yang jarang dilakukan auditor dapat membuat kesulitan
untuk mempelajari hubungan antara pengalaman audit dan kinerja.
5.Riset Akuntansi Lingkungan
Lingkungan menjadi penting untuk mempertimbangkan riset akuntansi lingkungan dalam
mengungkapkan informasi agar data akuntansi lingkunga yang dibuat dan dipublikasikan sesuai
dengan tingginya tingkat perbandingan. Riset akuntansi lingkungan merupakan sebuah riset yang
digunakan untuk mengidentifikasi dampak-dampak lingkungan yang terjadi dari akibat aktifitas
perusahaan, keutamaan penggunaan konsep akuntansi lingkungan bagi perusahaan adalah
kemampuan untuk meminimalisasi persoalan-persoalan lingkungan yang dihadapinya. Banyak
perusahaan besar industri dan jasa yang kini menerapkan akuntansi lingkungan. Dengan tujuan
untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan lingkungan dengan melakukan penilaian kegiatan
lingkungan dari sudut pandang biaya (environmental costs) dan manfaat atau efek (economic
benefit). Akuntansi lingkungan diterapkan oleh berbagai perusahaan untuk menghasilkan
penilaian kuantitatif tentang biaya dan dampak perlindungan lingkungan (environmental
protection). Ada beberapa perusahaan jasa yang menawarkan jasa mereka untuk menyusun
panduan akuntansi lingkungan bagi perusahaan-perusahaan besar.

Sebagai alat manajemen lingkungan, akuntansi lingkungan digunakan untuk menilai


keefektifan kegiatan konservasi berdasarkan ringkasan dan klasifikasi biaya konservasi
lingkungan. Data akuntansi lingkungan juga digunakan untuk menentukan biaya fasilitas
pengelolaan lingkungan, biaya keseluruhan konservasi lingkungan dan juga investasi yang
diperlukan untuk kegiatan pegelolaan lingkungan. Selain itu, akuntansi lingkungan juga
digunakan untuk meniali tingkat keluaran dan capaian tiap tahun untuk menjamin perbaikan
kinerja lingkungan yang harus berlangsung terus menerus.

6.Riset Akuntansi Sumberdaya Manusia

Akuntansi sumber daya manusia bukanlah merupakan suatu isu baru dalam bidang
ekonomi. Para ekonom mempertimbangkan modal manusia sebagai suatu faktor produksi, dan
mereka mengeksplorasi dengan cara yang berbeda dari pengukuran investasi dalam pendidikan,
kesehatan dan bidang-bidang lain. Para akuntan telah memperkenalkan niali dari aktiva-aktiva
manusia lebih kurang selama 70 tahun.

Akuntansi sumber daya manusia muncul disebabkan kegagalan prinsip-prinsip akuntansi


dalam memberikan informasi yang relevan kepada pihak manajemen dan investor, dimana biaya-
biaya sumber daya manusia diperlakukan sebagai beban (expense) pada saat terjadi. Rensis
Likert (1961) dalam bukunya “New Patterns of Manajement” beserta pelopor lain menunjukkan
bahwa kegagalan akuntansi untuk mengakui sumber daya manusia dengan tepat mengakibatkan
kesimpulan yang diambil salah, berkaitan dengan laba jangka panjang perusahaan, efektivitas
manajemen dan motivasi karyawan.

Riset dalam akuntansi sumber daya manusia yang benar dimulai pada tahun 1960an oleh
Rensis Likert. Likert mempertahankan perencanaan jangka panjang dengan tekanan yang kuat
pada variabel-variabel kualitatif sumberdaya manusia, menghasilkan manfaat-manfaat yang lebih
besar pada jangka panjang.

Ada dua alasan untuk memasukkan riset sumber daya manusia dalam akuntansi.
Pertama, orang-orang merupakan sumber daya yang berharga bagi perusahaan sepanjang mereka
memberikan jasa yang dapat diukur. Perusahaan tidak perlu memiliki seseorang untuk
mempertimbangkan sumberdaya. Kedua, nilai dari seseorang sebagai sumber daya bergantung
pada bagaimana ia dipekerjakan. Jadi, gaya manajemen juga akan memengaruhi nilai sumber
daya manusia.

Di Indonesia, akuntansi sumber daya manusia masih jarang dipergunakan, tetapi


perhatian akan sumber manusia itu sendiri sebenarnya telah cukup besar. Menurutnya hal
tersebut terbukti dengan semakin banyaknya kasus pembajakan tenaga profesional, seperti
pembajakan buku-buku, lagu-lagu dan lain-lain. Kejadian tersebut menunjukkan bahwa kaum
usahawan di Indonesia telah menyadari bahwa sumberdaya manusia yang berkualitas akan
mampu mengelola perusahaan secara efisien sehingga perusahaan tidak segan memberikan nilai
yang tinggi untuk sumberdaya manusia tersebut. Bagi perusahaan, hal tersebut akan memberikan
keuntungan yang lebih besar setiap tahunnya dimana dana yang dikeluarkan untuk sumberdaya
manusia bertujuan untuk memberikan manfaat pada masa yang akan datang yang lebih besar dari
dana yang telah dikeluarkan.

7.Riset Sistem Informasi Akuntansi

Keterbatasan riset akuntansi dalam bidang sistem informasi akuntansi adalah kesulitan
untuk membuat generalisasi, meskipun berdasarkan pada studi sistem akuntansi yang lebih awal.
Hal ini jelas bahwa desain sistem memengaruhi penggunaan informasi. Informasi akan
mendorong penggunaan keunggulan teknologi saat ini, seperti data imaging, networks, akses
data dinamik melalui sistem pengoperasion, menyarankan pertimbangan peluang untuk riset
akuntansi dalam bidang sistem akuntansi. Riset ini akan lebih berhasil jika fokusnya pada
domain spesifik variabel-variabel yang unik terhadap sistem akuntansi dan kontek keputusan
akuntansi seperti standar profesi dan analisis pengecualian.

Dengan semakin luasnya penggunaan jaringan komputer untuk komunikasi interpersonal,


interaksi kelompok dan pengiriman informasi disarankan bahwa dua bidang riset akuntansi
dalam sistem akuntansi yang relevan terhadap sub bidang akuntansi yang lain. Analisis alternatif
dari bentuk-bentuk presentasi informasi adalah untuk komunikasi yang efektif da efisien. Studi
Davis (1989) mendukung bukti awal bahwa format presentasi seperti tabel, bar-charts yang
diberlakukan secara berbeda, sementara format presentasi telah dipelajari dalam hubungannya
dengan variabel persepsi dan personalitas, variabel psikologi dan khususnya pengalaman dan
pengetahuan, menunjukkan peluang riset saat ini. Automatisasi informasi tidak hanya
meningkatkan pilihan format, namun juga mungkin akan lebih penting bagi peran aktif pemakai
dalam keputusan ini. Pilihan pemakai dari format sistem informasi yang lebih umum,
menunjukkan hasil bidang ini untuk riset akuntansi. Potensi riset lainnya adalah peran dari sistem
dukungan kelompok (group support systems) dalam memfasilitasi proses kelompok. Sebagai
contoh adalah kemungkinan yang paling signifikan dari perubahan teknologi untuk kantor
akuntan pada beberapa tahun mendatang akan menguntungkan kecanggihan komunikasi
networks.

8.Riset Perpajakan

Riset akuntansi dalam bidang perpajakan telah memfokuskan diri pada tax compliance
dengan melakukan pengujian variabel psikologi dan lingkungan. Bermacam-macam variabel
yang diuji, sering dengan hasil campuran menyarankan bahwa perilaku tax compliance adalah
hasil yang kompleks. Alma (1991) menyebutkan pengujian teori alternatif dari perilaku tax
compliance yang memberikan kegagalan ekspektasi teori utilitas untuk penjelasan secara lengkap
terhadap keputusan compliance. Riset akuntansi dalam bidang perpajakan saat ini telah
membentuk bermacam-macam perilaku pengetahuan dari riset akuntansi dalam bidang
pengauditan.

Interdependensi hubungan antara autoritas perpajakan dan kontribusi wajib pajak pada
kompleksitas perilaku digambarkan Colins dan Plumlee (1991). Pada bagian lain, dengan
mendasarkan pada teori agensi, riset menemukan bahwa subjek memilih sendiri kontrak
pekerjaan menurut faktor yang sesuai dengan kompensasi yang diharapkan. Wajib pajak dapat
secara efektif memengaruhi kemungkinan audit melalui keputusan pelaporannya. Potensi lain
untuk riset akuntansi dalam bidang perpajakan dan pengauditan merupakan studi perilaku yang
jarang dilakukan. Pengauditan oleh kantor pajak jarang dilakukan untuk wajib pajak seperti
kesalahan pelaporan keuangan bagi auditor. Konsekuensinya, banyak literatur psikologi
mempunyai implikasi terhadap perilaku berdasarkan pada kejadian umum yang tidak dapat
diaplikasikan dalam konteks pengauditan dan perpajakan (Ashton, 1991). Oleh karenanya,
dengan pengecualian bahwa berbagai literatur psikologi tersebut tidak ditujukan untuk riset
akuntansi khusus pada bidang perpajakan atau pengauditan (Nelson, 1992).

Anda mungkin juga menyukai