Anda di halaman 1dari 93

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT IGD RSUD DR

SOETOMO TAHUN 2019 TERHADAP TRIASE

(Penelitian Deskriptif Kualitatif)

SKRIPSI

Oleh:

FARIZA NUR AINI WIDYANI

NIM: 011611133205

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2019
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT IGD RSUD DR

SOETOMO TAHUN 2019 TERHADAP TRIASE

(Penelitian Deskriptif Kualitatif)

SKRIPSI

Oleh:

FARIZA NUR AINI WIDYANI

NIM: 011611133205

Pembimbing:

Dr. April Poerwanto Basoeki, dr., Sp.An, KIC

dr. Djohar Nuswantoro, MPH, AKK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2019
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Yang saya cintai, orang tua, adik serta keluarga yang telah memberikan do’a, semangat,

dan dukungan yang tiada henti.

2. Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Airlangga yang telah memberi kesempatan untuk menempuh pendidikan di Fakultas

Kedokteran Universitas Airlangga.

3. Dr. Maftuchah Rochmanti, dr., M.Kes. selaku Koordinator Program Studi Kedokteran

yang telah memberikan izin dalam pembuatan skripsi.

4. Dr. Pudji Lestari, dr., M.Kes. selaku Penanggung Jawab Blok Penelitian 1 dan 2 yang

telah memberikan fasilitas dalam pembuatan skripsi.

5. Dr. April Poerwanto Basoeki, dr., Sp.An KIC selaku dosen pembimbing utama yang

selalu memberikan bimbingan, masukan, arahan, serta meluangkan waktu selama

penyusunan skripsi.

6. dr. Djohar Nuswantoro, MPH selaku pembimbing serta yang turut memberikan

masukan, evaluasi, koreksi, serta meluangkan waktu selama penyusunan skripsi.

7. Dr. Urip Moertedjo Sp.B-KL, PGD Pal.Med.ECU selaku dosen penguji yang telah

membantu melalui kritik dan saran serta berbagi ilmu yang berguna dalam penyusunan

skripsi ini.

8. Atika, S.Si., M.Kes selaku pembimbing metodologi dan statistik yang telah

memberikan arahan dan bantuan selama pengerjaan skripsi.

vi
9. Seluruh tenaga kependidikan dan staff Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

10. Kabag Litbang RSUD dr Soetomo yang telah memberikan izin melakukan penelitian.

11. IGB Adria Hariastawa dr., Sp.B., Sp.BA. Kepala IGD RSUD dr Soetomo Kota

Surabaya yang telah memberikan izin melakukan penelitian di IGD RSUD dr Soetomo.

12. Ibu Kurniawati, Ibu Dessy, dan seluruh perawat IGD RSUD dr Soetomo yang telah

banyak membantu dalam pelaksanaan pengambilan data penelitian saya yang ikut

berpartisipasi dalam penelitian ini.

13. Keluarga besar Kelompok Pengkaji Lingkungan Aesculap (KPLA) yang senantiasa

memberikan dukungan, doa dan pengalaman dalam pengerjaan karya tulis ini

14. Teman teman Keluarga Samawa yang juga turut memberikan support dalam kehidupan

sehari hari dan khususnya pengerjaan karya tulis ini.

15. Ibu Sapto Moeladi dan rekan-rekan di Fotocopy Perpustakaan yang memudahkan

proses pencetakan karya tulis ilmiah ini.

16. Teman-teman Pendidikan Dokter FK UNAIR 2016 SINOATRIAL yang telah

memberikan banyak pelajaran berharga selama 3 tahun ini

17. Segala pihak yang telah membantu menyukseskan proses penelitian dan penulisan

karya tulis ilmiah ini.

Peneliti menyadari masih terdapat kekurangan dalm penulisan karya tulis ilmiah

ini. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.

Besar harapan kami agar penelitian ini dapat bermanfaat untuk ilmu pengetahuan..

Surabaya, 11 Juni 2019

Penulis

vii
GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT IGD RSUD DR SOETOMO

TAHUN 2019 TERHADAP TRIASE

(Penelitian Deskriptif Kualitatif)

Triase adalah sistem pemilahan kondisi pasien pada keadaan gawat darurat
(Permenkes,2009). Selain dapat menentukan tingkat kegawatan pasien dengan
penggunaan waktu seefisien mungkin, triase juga memiliki peran penting dalam
mengurangi insiden terjadinya overcrowding pasien di IGD rumah sakit (Khankeh,
2013). Menurut American College of Surgeons (Resources of Optimal Care for Injures
Patient 2014), kesalahan triase yang umum dilakukan di IGD rumah sakit yaitu
overtriage, persentasenya tidak boleh melebihi dari 35% total pasien yang ditriase dan
kesalahan undertriage, persentasenya tidak boleh melebihi dari 5% total pasien yang
ditriase.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo sebagai rumah sakit tipe A serta
rumah sakit rujukan utama memiliki kerentanan tinggi untuk mengalami overcrowding
pasien. Banyaknya pasien dan tingginya tuntutan mutu sebagai rumah sakit rujukan
utama menuntut kualifikasi tenaga medis yang tinggi baik dari aspek kognitif,afektif,
maupun psikomotorik.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif menggunakan
instrumen kuisioner yang dibuat untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan
perawat Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2019 terhadap
triase.
Hasil dari penelitian ini didapatkan dari total 32 perawat IGD RSUD dr
Soetomo tahun 2019 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian
mayoritas berjenis kelamin perempuan (52%). Perawat IGD RSUD dr Soetomo
mayoritas berusia 26-35 tahun( 46%) dan didominasi oleh lulusan D3 (61%).
Mayoritas perawat telah bekerja >15 tahun (46%) di IGD RSUD dr Soetomo. Pelatihan
terbanyak yang diikuti oleh subjek penelitian adalah pelatihan PPGD (33%). Hasil
penilaian pengetahuan perawat IGD RSUD dr Soetomo terhadap triase mayoritas
masuk kedalam kategori cukup (61%).
Kata kunci: Triase, Perawat, Kegawatdaruratan, IGD.

viii
OVERVIEW OF THE NURSE'S KNOWLEDGE OF THE GENERAL HOSPITAL

OF DR. SOETOMO YEAR 2019 TOWARDS TRIAGE

(Qualitative Descriptive Research)

Triage is a sorting system used for assessing patients in emergency situation


(Permenkes,2009). Besides determining patient’s severity with the most efficient use of
time, it also has an important role in reducing the line of patients in the emergency
room (Khankeh, 2013). According to American College of Surgeons (Resources of
Optimal Care for Injures Patient 2014), common triage error made in hospital
emergency room such as overtriage or undertriage must not exceed the limit of 35%
and 5% of total numbers of patients consecutively.
Dr. Soetomo Regional Hospital of Surabaya as a type A hospital that also holds
the title of main reference hospital has a high vulnerability to patients overcrowding.
The high number of patients and high quality demands as a main reference hospital
needs to be balanced with a high qualification of health care proffesionals in cognitive,
affective, and psychomotoric aspect.
This is a descriptive qualitative research using questionnaire as an instrument
to know the overview of 2019th nurses at regional hospital dr Soetomo Surabaya’s
emergency room’s knowledge in triage.
The results of this research is obtained from 32 nurses that met inclusion and
exclusion criteria. The majority of nurses are female (52%), in the range of age 26 –
35 years old ( 46%). Subjects are dominated by nurses with diploma degree
(61%).Majority of the nurses have worked in this field for >15 years (46%).The most
attended training by nurses in regional hospital dr Soetomo Surabaya’s emergency
room is Basic Life Support Training (33%). The results of nurse’s triage knowledge
assessment mostly falls into ‘moderate’ category (61%).
Keywords: Triage, Nursing, Emergency, Emergency Department

ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... iii
LEMBAR KEPUTUSAN TIM PENGUJI ................................................ iv
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS ................................................ v
UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................... vi
RINGKASAN………………………………………………………......viii
ABSTRAK…………………………………………………………...…..ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………...x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv
BAB I ......................................................................................................... 1
1.1. Latar belakang .................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................ 4
1.3.1. Tujuan Umum .......................................................................... 4
1.3.2. Tujuan Khusus ......................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian.............................................................................. 5
1.4.1. Manfaat Teoritis ....................................................................... 5
1.4.2. Manfaat Praktis ........................................................................ 5
BAB II ........................................................................................................ 6
2.1. Triase .................................................................................................. 6
2.1.1. Pengertian Triase ......................................................................... 6
2.1.2. Prinsip Triase............................................................................... 6
2.1.3. Jenis Triase ................................................................................... 7
2.1.4 Tagging Warna Triase .................................................................. 9
2.1.5. Pedoman Penilaian Triase ...................................................... 10
2.2. Algoritma Triage Internasional ........................................................ 11
2.2.1. Australasian Triage Scale (ATS) ........................................... 11
2.2.2. Emergency Severity Index (ESI)............................................. 14
2.2.3. Manchester Triage Scale (MTS) ........................................... 15

x
2.2.4. Canadian Triage and Acuity Scale ......................................... 16
2.3. Triase di IGD RSUD dr Soetomo ................................................... 167
2.3.1. Kriteria Triase RSUD dr Soetomo untuk Pasien Umum ........ 17
2.3.2. Kriteria Triase RSUD dr Soetomo untuk Pasien Pediatri ..... 20
2.3.3. Kriteria Triase RSUD dr Soetomo untuk Pasien Obgyn ........ 21
2.3.4. Petugas Triase di IGD RSUD dr Soetomo ............................. 23
BAB III ..................................................................................................... 24
3.1. Kerangka Konsep ............................................................................. 24
3.2. Penjelasan Kerangka Konsep ........................................................... 24
BAB IV .................................................................................................. 265
4.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................... 265
4.2. Populasi Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ....................... 265
4.2.1. Populasi Penelitian ............................................................... 265
4.2.2. Sampel Penelitian................................................................. 265
4.2.3. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ................................ 27
4.3. Kriteria Sampel ................................................................................ 27
4.3.1. Kriteria Inklusi ....................................................................... 27
4.3.2. Kriteria Eksklusi .................................................................... 27
4.4. Bahan Penelitian ............................................................................... 27
4.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................. 27
4.5.1. Variabel Penelitian ................................................................. 27
4.5.2. Definisi Operasional Penelitian ............................................. 28
4.6. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 30
4.6.1. Tempat Penelitian .................................................................. 30
4.6.2. Waktu Penelitian .................................................................... 30
4.7. Prosedur Pengambilan Data ............................................................. 30
4.8. Analisis Data .................................................................................... 31
BAB V ...................................................................................................... 32
5.1 Jenis Kelamin Perawat ....................................................................... 32
5.2. Usia Perawat ...................................................................................... 33
5.3. Pendidikan Terakhir Perawat ............................................................ 34

xi
5.4. Lama Kerja Perawat .......................................................................... 35
5.5. Pelatihan Perawat .............................................................................. 36
5.6. Pengetahuan Perawat terhadap Triase ............................................... 39
BAB VI .................................................................................................... 42
6.1. Jenis Kelamin Perawat IGD RSUD dr Soetomo .............................. 42
6.2. Usia Perawat IGD RSUD dr Soetomo ............................................. 43
6.3. Pendidikan Perawat IGD RSUD dr Soetomo ................................... 45
6.4. Lama Kerja Perawat IGD RSUD dr Soetomo .................................. 47
6.5. Pelatihan Perawat IGD RSUD dr Soetomo ...................................... 48
6.6. Pengetahuan Perawat IGD RSUD dr Soetomo terhadap Triase ...... 49
6.7. Analisis Statistika Hubungan Karakteristik Perawat terhadap
Pengetahuan Triase Perawat IGD RSUD dr Soetomo ............................. 50
BAB VII ................................................................................................... 53
7.1. Kesimpulan........................................................................................ 53
7.2. Saran .................................................................................................. 53
LAMPIRAN I ......................................................................................... 625
LAMPIRAN II ......................................................................................... 56
LAMPIRAN III ........................................................................................ 57
LAMPIRAN IV ........................................................................................ 59
LAMPIRAN V ....................................................................................... 670
LAMPIRAN VI ........................................................................................ 64
LAMPIRAN VII ...................................................................................... 66
LAMPIRAN VIII ................................................................................... 675
LAMPIRAN IX ........................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 792

xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Algoritma ESI…………………………..…………………… 15
Gambar 3.1 Kerangka Konsep……………………………………………. 24
Gambar 4.1 Alur penelitian……………………………………………….. 30
Gambar 5.1 Distribusi Jenis Kelamin Perawat IGD RSUD Dr. Soetomo…. 32
Gambar 5.2 Distribusi Usia Perawat IGD RSUD Dr. Soetomo…………… 33
Distribusi Pendidikan Terakhir Perawat IGD RSUD Dr.
Gambar 5.3 35
Soetomo……………………………………………………...
Gambar 5.4 Distribusi Lama Kerja Perawat IGD RSUD Dr. Soetomo…… 36
Gambar 5.5.1 Distribusi Jenis Pelatihan Perawat IGD RSUD Dr. Soetomo... 37
Distribusi Frekuensi Pelatihan Perawat IGD RSUD Dr.
Gambar 5.5.2 39
Soetomo……………………………………………………...
Gambar 5.6.1 Distribusi Pengetahuan Perawat IGD RSUD Dr. Soetomo…... 40
Distribusi Ketepatan Penilaian Triase Perawat IGD RSUD
Gambar 5.6.2 41
Dr. Soetomo………………………………………………….

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh Aplikasi Triase dalam ATS………………………….. 11

Tabel 2.2 Kategori Triase MTS………………………………………… 15

Tabel 2.4 Kategori Triase CTAS……………………………………….. 16

Tabel 2.2 Kategori Triase RSUD dr Soetomo untuk Pasien Umum……. 17

Tabel 2.3 Kategori Triase RSUD dr Soetomo untuk Pasien Pediatri…… 23

Tabel 2.4 Kategori Triase RSUD dr Soetomo untuk Pasien Obgyn…….. 26

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel……………………………….. 31

Tabel Frekuensi Jenis Kelamin Perawat IGD RSUD dr


Tabel 5.1 32
Soetomo……………………………………………………...

Tabel 5.2 Tabel Frekuensi Usia Perawat IGD RSUD dr Soetomo…… 33

Tabel Frekuensi Pendidikan Terakhir Perawat IGD RSUD dr


Tabel 5.3 34
Soetomo……………………………………………………...

Tabel 5.4 Tabel Frekuensi Lama Kerja Perawat IGD RSUD dr Soetomo 35

Tabel Frekuensi Jenis Pelatihan Perawat IGD RSUD dr


Tabel 5.5.1 37
Soetomo……………………………………………………...

Tabel Frekuensi Jenis Pelatihan Perawat IGD RSUD dr


Tabel 5.5.2 38
Soetomo

Tabel Frekuensi Pengetahuan Perawat IGD RSUD dr


Tabel 5.6.1 39
Soetomo………………………………………………….......

Tabel Frekuensi Ketepatan Penilaian Triase Perawat IGD RSUD


Tabel 5.6.2 40
dr Soetomo……………………………………………………...

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kegawatdaruratan adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan

medis segera untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan (Kemenkes,

2016). Kegawatdaruratan dapat terjadi dimana, kapan dan kepada siapa saja.

Kegawatdaruratan dapat terjadi baik di rumah, sekolah, maupun fasilitas umum lainnya

tak terkecuali fasilitas kesehatan. Oleh karena fungsi utamanya sebagai tempat

perawatan bagi banyak pasien yang membutuhkan penanganan medis tentu fasilitas

kesehatan merupakan tempat paling sering dimana kasus kasus kegawatdaruratan

terjadi.

Setiap fasilitas kesehatan, baik faskes kelas D seperti puskesmas hingga rumah

sakit kelas A dengan fasilitas lengkap diharuskan untuk memiliki sebuah Unit/Instalasi

Gawat Darurat untuk menangani kasus kasus kegawatdaruratan yang terjadi setiap

waktu. Unit IGD ini dipimpin oleh seorang dokter jaga dengan tenaga dokter ahli dan

berpengalaman dalam melayani kasus gawat darurat, yang kemudian bila dibutuhkan

akan merujuk pasien kepada dokter spesialis tertentu (Hidayati,2014).Posisi IGD

rumah sakit yang seringkali dianggap sebagai barikade terdepan bagi pasien selain unit

pelayanan lainnya seperti poliklinik dan Instalasi Rawat Jalan (IRJ) kemudian

menimbulkan masalah berupa banyaknya pasien yang datang dan mungkin menumpuk

di IGD setiap hari. Dari semua pasien yang datang itu tentu tidak semuanya berstatus

1
2

gawat darurat, sehingga diperlukan suatu system untuk memilah pasien menurut

tingkat kegawatannya untuk menanggulangi terjadinya kegawatan yang lebih tinggi.

Triase merupakan suatu system yang memberikan solusi untuk mencegah

terjaidnya penumpukan pasien baik dalam kasus kegawatdaruratan sehari hari maupun

di kondisi ekstrim seperti pada bencana dan musibah massal. Triase adalah system

pemilahan kondisi Korban/Pasien Gawat Darurat.Selain untuk mendeteksi tingkat

kegawatan pasien, triase juga memiliki peranan penting dalam mengurangi wasting

time dan overcrowding pasien di IGD (Khankeh, 2013). Oleh karena pentingnya peran

triase tersebut, maka akan didapati konsekuensi yang fatal apabila terjadi kesalahan

dalam melakukan triase kepada pasien.

Kesalahan dalam penilaian triase menurut ketepatannya dapat diigolongkan

menjadi dua yakni undertriage dan overtriage. Undertriage adalah penempatan triase

yang tidak memadai (dibawah tingkatan kegawatan yang seharusnya), sehingga

meningkatkan resiko penurunan status kegawatan pasien selama menunggu

(Grossman,2014). Overtriage adalah kesalahan triase dimana pasien yang seharusnya

tingkat kegawatannya rendah dianggap tingkat kegawatannya tinggi (American

College of Surgeons,2014). Menurut American College of Surgeons (Resources of

Optimal Care for Injures Patient 2014) kesalahan dalam triase seperti overtriage

persentasenya tidak boleh lebih dari 35% total pasien yang ditriase dan kesalahan

undertriage persentasenya tidak boleh lebih dari 5% total pasien yang ditriase.

Kesalahan dalam triase tentu akan sangat erat kaitannya dengan prognosis dan lama

berobat pasien. Sedikitnya data yang mendokumentasikan kesalahan kesalahan ini juga
3

menjadi masalah karena selama tidak adanya penelitian atau bukti yang

mendokumentasikan kesalahan undertriage atau overtriage tersebut maka kesalahan

ini akan terus dipandang sebelah mata dan tidak akan terselesaikan. Dalam sebuah

penelitian yang dilakukan Yogyakarta, ternyata masih terjadi kesalahan dalam triase

setidaknya 20% (Prasetyantoro,2013). Kesalahan ini kemudian dikaitkan dengan

prognosis dan lama dirawatnya pasien di RS yang bersangkutan. Angka yang cukup

tinggi tersebut tentu memunculkan masalah mengenai bagaimana cara mengantisipasi

hal tersebut supaya tidak terjadi di rumah sakit lain.

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo dengan predikatnya sebagai salah

satu rumah sakit tipe A yang memiliki fasilitas, sarana, dan prasarana lengkap serta

merupakan rumah sakit rujukan utama dari faskes tingkat satu maupun dua. Sebagai

rumah sakit rujukan tersier dari berbagai daerah maka tentu diperlukan kualifikasi dan

tingkat kesiapan yang lebih tinggi bagi perawat RSUD dr. Soetomo dalam menangani

pasien gawat darurat yang masuk ke IGD sehingga muncul pertanyaan bagaimana

pengetahuan tenaga medis, khususnya perawat IGD RSUD Dr. Soetomo mengenai

triase, sudah cukupkah sehingga akan terhindar dari kesalahan fatal seperti undertriage

ataupun overtriage.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian dengan judul “Gambaran

Tingkat Pengetahuan Perawat IGD RSUD Dr. Soetomo tahun 2019 terhadap Triase”

ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat di

Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Soetomo Surabaya terhadap triase.


4

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, rumusan masalah

yang dapat diambil adalah “Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan perawat

Instalasi Gawat Darurat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2019 terhadap triase?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat Instalasi Gawat Darurat

RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2019 terhadap triase.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi data tentang karakteristik dasar perawat RSUD Dr.

Soetomo periode 2019: usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, lama masa

kerja, dan pelatihan yang pernah diikuti .

2. Menyajikan data mengenai tingkat pengetahuan perawat Instalasi Gawat

Darurat mengenai triase di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

3. Menentukan hubungan antara usia dengan pengetahuan perawat Instalasi

Gawat Darurat mengenai triase.

4. Menentukan hubungan antara jenis kelamin dengan pengetahuan perawat

Instalasi Gawat Darurat mengenai triase.

5. Menentukan hubungan antara pendidikan terakhir dengan pengetahuan

perawat Instalasi Gawat Darurat mengenai triase.


5

6. Menentukan hubungan antara lama masa kerja dengan pengetahuan

perawat Instalasi Gawat Darurat mengenai triase.

7. Menentukan hubungan antara frekuensi pelatihan dengan pengetahuan

perawat Instalasi Gawat Darurat mengenai triase.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Menyediakan informasi berupa tingkat pengetahuan perawat jaga Instalasi

Gawat Darurat RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2019 mengenai triase.

1.4.2. Manfaat Praktis

Mendapatkan data berupa tingkat pengetahuan perawat jaga Instalasi Gawat

Darurat RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2019 mengenai triase sebagai

pertimbangan untuk dilaksanakan evaluasi maupun pelatihan triase secara terstruktur

oleh instansi apabila diperlukan


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Triase

2.1.1. Pengertian Triase

Triase atau yang dalam bahasa Inggris adalah Triage berasal dari bahasa prancis

Trier yang arti dasarnya mengelompokkan atau memilih (Ignatavicius, 2006 dalam

Krisanty, 2009). Proses pemilahan di dunia medis pertama kali dilaksanakan sekitar

tahun 1792 oleh Baron Dominique Jean Larrey, seorang dokter kepala di Angkatan

perang Napoleon. Pemilahan pada serdadu yang terluka dilakukan agar mereka yang

masih bisa ditolong mendapatkan prioritas penanganan. (Steel, 2006). Dalam

Permenkes (2009), triase adalah pemilahan kondisi Korban/Pasien Gawat Darurat.

Dari pengertian tersebut maka triase dapat didefinisikan sebagai upaya

pengelompokan pasien secara cepat dengan memperhatikan gejala berupa berat ringan

cedera yang dialami pasien dan peluang hidup pasien melalui waktu intervensi medis

yang cepat. Oleh karena itu perlu ditekankan pula bahwa triase bukanlah suatu proses

untuk mendiagnosis pasien, namun lebih condong kepada suatu proses screening

keadaan pasien.

2.1.2. Prinsip Triase

Triase pada awalnya dibentuk oleh Baron dan Jean Larrey, seorang dokter di

masa peperangan yang dipimpin oleh Napoleon, untuk menyesuaikan sumber daya

660
7

yang terbatas dalam menyelamatkan korban perang (Frykberg,2005).Akibat sumber

daya yang terbatas itu pula, maka tidak mungkin semua korban dapat ditangani dengan

segera secara tuntas. Pada titik ini lah dunia tenaga medis mulai memikirkan suatu

peristiwa secara global(populasi), dan bukan hanya merujuk pada keadaan kesehatan

seseorang atau per individu saja. Pada mass casualties inilah konsep prioritas

penanganan sedikit berubah, dimana tenaga medis tidak memulai penanganan dari

korban dengan cedera terparah, namun diutamakan korban dengan survival rate yang

tinggi dan menghabiskan paling sedikit sumber daya. Maka dapat disimpulkan bahwa

prinsip triase adalah menyelamatkan sebanyak banyaknya pasien dengan sumber daya

yang terbatas.(Brooker,2008).

2.1.3. Jenis Triase

Jenis triase dapat digolongkan menjadi berbagai jenis tergantung cara

penggolongannya. Apabila Triase dibedakan berdasarkan tempat maka dapat

dibedakan menjadi 3 jenis triase yaitu (Pakaya,2007) :

a. Triase di Tempat

Triase di tempat dilakukan di “tempat korban ditemukan” atau padatempat

penampungan yang dilakukan oleh tim Pertolongan Pertama atau

TenagaMedis Gawat Darurat.

b. Triase Rumah Sakit

Triase ini dilakukan saat korban memasuki pos medis lanjutan oleh tenaga

medis yang berpengalaman (sebaiknya dipilih dari dokter yang bekerja di


8

Unit Gawat Darurat, kemudian ahli anestesi dan terakhir oleh dokter

bedah).

c. Triase Evakuasi

Triase ini ditujukan pada korban yang dapat dipindahkan ke Rumah Sakit

yang telah siap menerima korban bencana massal.

Ada pula jenis jenis triase yang digolongkan berdasar situasinya seperti yang

dikemukakan oleh Iserson dan Moskop (2007) sebagai berikut:

a. Triase IGD (ED Triage)

Triase ini dilakukan di IGD, dimana IGD memiliki perbandingan sumber

daya dan pasien lebih besar dari ruangan atau situasi lainnya. Sehingga di

IGD pasien akan terjamin tertangani, namun tidak akan ditangani

semuanya secara bersamaan. Di IGD semua pasien akan dicatat dan

ditriase sebelum ditangani, namun urutan penanganan akan diurutkan dari

korban yang paling parah cederanya terlebih dahulu, sehingga korban

dengan cedera yang ringan akan menunggu.

b. Triase ICU

Triase ICU dilakukan pada pasien yang akan atau sudah masuk rumah

sakit. Triase ini tidak menentukan siapa yang perlu pendahuluan

penanganan lebih cepat, namun triase ini dapat menentukan pasien mana

yang harus segera ditransfer ke ICU untuk perawatan lebih lanjut.

c. Triase Insiden (Multi casualty)


9

Triase Insiden biasanya dilakukan pada keadaan dengan banyak korban

namun kemungkinan tertolong dengan sumber daya terbatas masih bias

terjadi. Contoh insiden yang akan dilakukan triage ini yaitu kecelakaan

kendaraan bermotor, kebakaran kecil di pemukiman, dll.

d. Triase Medan Perang

Triase Medan Perang dilakukan sesuai namanya, di medan perang. Tidak

banyak hal yang berbeda dari triase ini dan triase ekstra hospital yang lain,

hanya saja yang melakukan triase adalah dokter tentara yang bertugas

disana.

e. Triase Bencana

Triase bencana dilakukan di setting bencana, baik alamiah maupun man-

made disaster. Contohnya : Gempa bumi, kebakaran, longsor,dll. Triase

bencana ini berbeda dari triase insiden, karena pada triase insiden, korban

tidak sebanyak saat bencana, sumber daya lebih banyak dari saat bencana,

dan situasi insiden dapat diprediksi/dicegah sedangkan pada situasi

bencana tidak dapat diprediksi/dicegah.

2.1.4 Tagging Warna Triase

Triase umumnya menggunakan warna dalam membedakan kondisi pasien.

Warna yang umum digunakan yaitu Merah, Kuning, Hijau, dan Hitam. Berikut adalah

penjabaran dari arti keempat warna yang umum digunakan dalam triase (Pakaya,

2007):

a. Merah, sebagai penanda korban yang perlu stabilisasi segera.


10

b. Kuning, sebagai penanda korban yang memerlukan pengawasan ketat,

tetapi perawatan dapat ditunda sementara.

c. Hijau, sebagai penanda kelompok korban yang tidak memerlukan

pengobatan atau pemberian pengobatan dapat ditunda

d. Hitam, sebagai penanda korban yang telah meninggal dunia.

Selain empat warna yang telah disebutkan, terdapat beberapa guideline triase

seperti pada Australasian Triage Scale (ATS), Canadian Triage and Acuity Scale

(CTAS), Emergency Severity Index (ESI) yang menggunakan warna tambahan seperti

putih dan biru.

2.1.5. Pedoman Penilaian Triase

Dalam menilai prioritas triase, diperlukan indikator penilaian yang terstandar. Poin
poin penilaian triase dapat dijabarkan sebagai berikut (Rahardjo et Al, 2009) :

1. Primary Survey (A,B,C)


Merupakan proses deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi fungsi
organ vital yang terancam. Primary Survey dilakukan dengan mengecek
kesadaran korban dilanjutkan dengan memeriksa fungsi vital dengan
sistematika A,B<C secara cepat.
2. Secondary Survey (Head to Toe)
Didefinisikan sebagai proses pencarian perubahan perubahan fisik anatomis
yang dapat berkembang menjadi lebih gawat dan dapat mengancam jiwa
apabila tidak segera diatasi. Secondary Survey dilakukan setelah survey primer
tuntas.
3. Pementauan korban/pasien akan kemungkinan terjadinya perubahan perubahan
kondisi :
a. Fungsi jalan nafas, fungsi pernafasan dan fungsi sirkulasi
11

b. Derajat kesadaran
c. Tanda tanda vital yang lain
4. Perubahan prioritas yang dikarenakan berubahnya kondisi korban / pasien

2.2. Algoritma Triage Internasional

Triase yang dilakukan di setiap rumah sakit tentu akan berbeda dengan rumah

sakit lain.Meski demikian, terdapat beberapa pedoman triase yang dikenal secara

Internasional dan banyak dirujuk oleh rumah sakit di seluruh dunia dalam menentukan

algoritma triase dalam rumah sakit.

2.2.1. Australasian Triage Scale (ATS)


ATS adalah pedoman triase yang dilakukan di Australia dan Selandia Baru,

menggunakan lima kategori dari Kategori 1 - kondisi yang segera mengancam jiwa

yang membutuhkan penilaian dan pengobatan simultan segera - untuk Kategori 5 -

kondisi kronis atau minor yang dapat dinilai dan diobati dalam waktu dua jam

(Australasian College For Emergency Medicine, 2016).

Tabel 2.1 Contoh Aplikasi Triase dalam ATS


Sumber : Guidelines ACEM on the Implementation of the ATS in ED
Respon Deskripsi Kategori Deskripsi Klinis
Kategori
ATS
Segera, penilaian Kondisi yang mengancam nyawa - Henti Jantung /Henti nafas
Kategori
dan tatalaksana atau berisiiko mengancam - Sumbatan jalan nafas mendadak yang
I
diberikan secara nyawa bila tidak segera di berisiko menimbulkan henti jan-tung.
simultan intervensi - Pernafasan <10x/menit
- Distress pernafasan berat
- Tekanan darah systole <80 (dewasa)
atau anak dengan klinis syok berat
12

- Kesadaran tidak ada respon/hanya


merespon dengan nyeri
- Kejang berkelanjutan
- Gangguan perilaku berat yang
mengancam diri pasien dan orang lain.

Penilaian dan Risiko mengancam nyawa, - Stridor dan distress nafas berat
Kategori
tatalaksana dimana kondisi pasien dapat - Gangguan Sirkulasi (akral dingin, HR
2
diberikan secara memburuk dengan cepat, dapat <50x per menit atau HR>150x/menit
simultan dalam segera menimbulkan gagal organ pada dewasa, Hipotensi dengan
waktu 10 menit bila tidak diberikan tatalaksana gangguan hemodinamik lain, Banyak
dalam waktu 10 menit setelah kehilangan darah)
datang / pasien memiliki kondisi - Nyeri dada tipikal/Nyeri hebat apapun
yang memiliki periode-terapi pe-nyebabnya
efektif seperti trombolitik pasa - Delirium atau gaduh gelisah
STEMI, stroke iskemik baru, - Defisit neurologis akut
dan antidotum pada kasus (hemiparesis,disfagia)
keracunan/ Nyeri hebat (VAS 7- - Demam dengan letargi
10) maka nyeri harus diatasi - Mata terpercik zat asam / basa
dalam waktu 10 menit setelah - Trauma multipel yang membutuhkan
pasien datang respon tim
- Trauma lokal namun berat (traumatic
amputation, fraktur terbuka dengan
perdarahan)
- Riwayat medis berisiko (Riwayat
tertelan bahan beracun dan berbahaya,
Riwayat tersengat racun binatang
tertentu, Nyeri yang diduga berasal
dari emboli paru, diseksi aorta,
kehamilan ektopik)
- Gangguan perilaku (Peri- laku agresif
dan kasar atau perilaku yang memba-
hayakan diri sendiri dan orang lain dan
memb-utuhkan tindakan restraint)
13

Penilaian dan Kondisi potensi berbahaya, - Hipertensi berat


Kategori
tatalaksana dapat mengancam nyawa/dapat - Kehilangan darah moderat
3
dilakukan dalam menambah keparahan bila - Sesak nafas
waktu 30 menit penilaian dan tatalaksana tidak - Saturasi O2 90-95%
dilaksanakan dalam waktu 30 - Paska Kejang
menit/Kondisi segera, dimana - Demam pada pasien
Penilaian dan ada pengobatan yang harus immunecompromised (AIDS, pasien
tatalaksana dapat segera diberikan dalam waktu 30 onkologi dengan terapi steroid)
Kategori
dilakukan dalam menit untuk mencegah risiko - Muntah menetap dengan tanda
3
waktu 30 menit per-burukan kondisi dehidrasi
pasien/Nyeri sedang yang harus - Nyeri kepala dengan ri-wayat pingsan,
diatasi dalam 30 menit saat ini sudah sadar
- Nyeri sedang apapun pe-nyebabnya
- Nyeri dada atipikal
- Nyeri perut tanpa tanda akut abdomen
- Pasien dengan usia >65 tahun
- Trauma ekstremitas mo-derat
(deformitas, laserasi, sensasi perabaan
menurun, pulsasi ekstremitas me-
nurun mendadak, meka-nisme trauma
memiliki risiko tinggi)
- Neonatus dengan kondisi stabil
- Gangguan perilaku yang sangat
tertekan, menarik diri, agitasi,
gangguan isi dan bentuk pikiran akut,
potensi menyakiti diri sendiri

Penilaian dan Kondisi berpotensi jatuh menjadi - Perdarahan ringan


Kategori
tatalaksana dapat lebih berat apabila penilaian dan - Terhirup benda asing tanpa ada
4
dimulai dalam tatalaksana tidak segera sumbatan jalan nafas dan sesak nafas
waktu 60 menit dilaksanakan dalam waktu 60 - Cedera kepala ringan tanpa riwayat
menit / Kondisi segera, dimana pingsan
ada pengobatan yang harus - Nyeri ringan-sedang
segera diberikan dalam waktu 60 - Muntah/diare tanpa de-hidrasi
menit untuk mencegah risiko - Radang atau benda asing di mata,
per-burukan kondisi pasien / penglihatan normal
14

Kondisi medis kompleks pasien - Trauma ekstremitas minor (keseleo,


membutuhkan pemeriksaan yang curiga fraktur, luka robek sederhana,
banyak, konsultasi dengan tidak ada gangguan neurovascular
berbagai spesialis dan ekstremitas) sendi bengkak
tatalaksana diruang rawat inap / - Nyeri perut non spesifik
Kategori Penilaian dan Nyeri ringan - Gangguanperilaku
4 tatalaksana dapat - Pasien riwayat gangguan yang
dimulai dalam merusak diri dan mengganggu orang
waktu 60 menit lain, saat ini dalam observasi

Penilaian dan Kondisi tidak segera, yaitu - Nyeri ringan


Kategori
tatalaksana dapat kondisi kronik atau minor - Riwayat penyakit tidak berisiko dan
5
dimulai dalam dimana gejala tidak berisiko saat ini tidak bergejala
waktu 120 menit memberat bila pengobatan tidak - Keluhan minor yang saat berkunjung
segera diberikan / Masalah klinis masih di-rasakan
admninistratif / Mengambil hasil - Luka kecil (Luka lecet, luka robek
lab dan meminta kecil)
penjelasan/Meminta serti-fikat - Kunjungan ulang untuk ganti verban,
kesehatan/Meminta evaluasi ja-hitan
perpanjangan resep - Kunjungan imunisasi

2.2.2. Emergency Severity Index (ESI)


ESI adalah pedoman triase yang dipakai di berbagai rumah sakit di Amerika

Serikat sebagai acuan dalam IGD/ER (Emergency Room). ESI mengelompokkan

pasien ke dalam 5 level yang berbeda. Kategori 1 dinilai sebagai pasien yang paling

mendesak dan kategori 5 dinilai sebagai pasien yang paling tidak mendesak untuk

dilakukan penanganan.
15

Gambar 2.1 Algoritma ESI

Sumber : ESI Implementation Handbook 2012 Edition

2.2.3. Manchester Triage Scale (MTS)


Manchester Triage Scale merupakan algoritma triase oleh Manchester Triage

Group yang dipublikasikan dalam bentuk handbook berjudul Emergency Triage. MTS

membagi kategori triasenya ke dalam 5 tag warna dari kategori pertama yang paling

mendesak hingga kategori kelima.

Tabel 2.2 Kategori Triase MTS

Sumber : Emergency Triage Handbook by Manchester Triage Group

Level Status Warna Assessment time

1 Immediate Merah 0 menit


16

2 Very Urgent Orange 10 menit

3 Urgent Kuning 60 menit

4 Standard Hijau 120 menit

5 Non-Urgent Biru 240 menit

2.2.4. Canadian Triage and Acuity Scale


CTAS merupakan model triase yang digunakan sebagai system triase nasional

di Kanada. CTAS pertama kali diperkenalkan oleh CAEP (Canadian Association of

Emergency Physicians) pada tahun 1997.

Tabel 2.3 Kategori Triase CTAS

Sumber : Analysis of Triage Worldwide (Lahdet et Al, 2009)

Assessment and
Level Kausa Frequency
treatment time

1 Rescucitative Segera Penanganan kontinyu

2 Emergent Dalam 15 menit Setiap 15 menit

3 Urgent Dalam 30 menit Setiap 30 menit

4 Less Urgent Dalam 60 ment Setiap 60 menit

5 Non-Urgent Dalam 120 menit Setiap 120 menit

2.3. Triase di IGD RSUD dr Soetomo

Triase yang dilakukan di IGD RSUD dr Soetomo per tahun 2019 merupakan

modifikasi dari CTAS (Canadian Triage and Acuity Scale), setelah sebelumnya

menggunakan modifikasi dari ATS (Australasian Triage Scale) pada tahun 2018.

Adapun kategori triase yang digunakan kini ada 5 kategori yaitu :


17

a. Kategori I : Biru

b. Kategori II : Merah

c. Kategori III : Kuning

d. Kategori IV : Hijau

e. Kategori V : Putih

Selain pembagian menjadi 5 kategori tersebut, triase yang dilakukan di RSUD dr

Soetomo kini juga dibedakan berdasar subjeknya. Ada 3 skala triase yang dimiliki yaitu

skala untuk pasien umum, pediatri, dan Obgyn.

2.3.1. Kriteria Triase RSUD dr Soetomo untuk Pasien Umum

Tabel 2.4 Kategori Triase RSUD dr Soetomo untuk Pasien Umum


Sumber : Buku Panduan IGD RSUD dr Soetomo (2018)

Kategori
Presentasi Klinis Umum Differential Diagnosis
Triase
Level 1 Code Arrest Traumatic Shock

Rescucitation Major Shock Pneumothorax (traumatic/tension)

Immediate Shock States Facial burns with airway


Near-fatal Asthma compromise
Severe Respiratory Distress Severe burns > 30% BSA
Altered mental state Overdose with hypotension or
(unconscious/delirious) unconsciousness
AMI with complications (CHF or
hypotension)
Status Asthmaticus
Head Injury (major/unconscious)
Status epilepticus
Level II Head injury (risk features with/without Head injury
altered mental state) Trauma involving multiple sites
18

Emergent Severe trauma Multiple rib fractures


<= 15 Min Altered mental state (lethargic, drowsy, Neck/spinal cord injury
agitated) Anaphylaxis
Signs of serious infection (purpuric rash, Alkaline/caustic ocular burns
toxic) AMI, unstable angina or CHF
Allergic reaction (severe) Chest pain NOS
Chemical exposure (eyes) GER
Non traumatic visceral chest pain Unspecified drug/medicinal
(with/without associated symptoms) overdose
Vomiting/diarrhea, suspicion of Abdominal aortic aneurysms
dehydration Appendicitis,cholecystitis
Overdose (but conscious) / drug GI bleeding with hypotension
withdrawal CVA
Abdominal pain (age>50yr) with visceral Severe asthma/COPD
symptoms Croup
Sexual assault Spontaneous abortion
GI bleeding with abnormal vital signs Ectopic pregnancy/rupture
CVA with major deficit Epiglotitis,meningitis. Sepsis
Severe asthma (peak expiratory flow rate Acute psychotic episode,agitation or
<40%) DTs
Moderate or severe dyspnea Diabetic ketoacidosis
Acute vaginal bleeding (pain scale>5 Hypoglycemia,hyperglycemia,
with/without abnormal vital signs) migraine
Neonate (age=7 days) Fever (age=3 mo), Renal colic
with rectal temp >38.0 Celcius Keratitis
Acute psychotic episode/extreme agitation
Diabetic hypoglycaemia
Diabetic hyperglycemia
Headache, with pain scale 8-10/10
Chemotherapy or immunocompromised
Pain scale 8-10/10 (abdominal,
costovertebreal angle, back, eye)
Level III Head injury:alert with vomiting Head injury
Urgent Moderate trauma Anterior shoulder dislocation

<= 30 Min Abuse, neglector assault Tibia/fibula fracture


19

Signs of infection Pyelonephritis/sepsis


Mild/moderate asthma (peak expiratory Asthma without status/COPD
flow rate=40%) Bronchiolitis/croup
Mild/moderate dyspnea Pneumonia
Chest pain with no visceral symptoms Unspecified chest pain
(sharp/MSK, no previous heart disease) NOS (MSK, GI, respiratory)
GI bleeding with normal vital signs Uncomplicated GI Bleeding
Acute vaginal bleeding with normal vital Spontaneous abortion
signs Seizure
Seizures (alert on arrival) Acute psychosis with/without
Acute psychosis with/without suicidal suicidal ideation
ideation Low back pain strain (disc
Pain scale 8-10/10 with headache, migraine)
costovertebral angle or back pain
Vomiting and diarrhea (age=2 yr) without
dehydration
Dialysis problems
Level IV Head injury : alert with no vomiting Head injury:alert with no vomiting

Less urgent Minor trauma Colles’ fracture

<= 1 h Acute abdominal pain Ankle sprain


Vomiting and diarrhea (age>2 yr) without Appendicitis
dehydration Cholecystitis
Headache:not migraine, not sudden URI
Earache Otitis media/otitis externa
Chest pain, minor trauma or MSK Chest pain NOS (MSK, GI,
injury:no distress respiratory)
Suicidal ideation/depression GER
Corneal foreign body Suicidal ideation/depression
Minor allergic reaction Urticaria
Chronic back pain Corneal foreign body
URI symptoms Low back pain/strain
Pain scale 4-7/10
Level V Minor trauma: not necessarily acute Low back pain/ strain
Non Urgent Sore throat without respiratory symptoms URI

<= 2 h Diarrhea alone without dehydration Gastroenteritis


20

Vomiting alone, with normal mental status Vomiting


and no dehydration Disorders of menstruation
Menses Dressing changes/cast changes
Minor symptoms Constipation
Chronic abdominal pain Neurotic, personality and non
Psychiatric complaints psychotic mental disorders
Pain scale <4/10 Unspecified superficial laceration(s)

2.3.2. Kriteria Triase RSUD dr Soetomo untuk Pasien Pediatri

Tabel 2.5 Kategori Triase RSUD dr Soetomo untuk Pasien Pediatri

Sumber : Buku Panduan IGD RSUD dr Soetomo (2018)

Kategori
Presentasi Klinis Umum Differential Diagnosis
Triase
Level 1 Child/infant in respiratory failure shock, Coma-Seizures,
Rescucitation coma or cardiopulmonary arrest. Moderate to severe respiratory
Immediate Any child/infant who requires continuous distress,
assessment and intervention to maintain Unconscious, major burns, trauma,
physiological stability Significant bleeding and
cardiopulmonary arrest
Level II Any physiologically unstable child with Sepsis
Emergent moderate to severe respiratory distress, Altered level of conscioussness
<= 15 Min altered level of conscioussness Toxic ingestion
Dehydration that is difficult to accurately Asthma
assess Seizure (postictal), DKA
Fever on age <3mo >38.0 Celcius (but Child Abuse
temperature should not be the fixed Purpuric rash
indicator of severity) Fever
Open fractures
Ingestion/overdose
Violent patients
Testicular pain
21

Lacerations/orthopaedic injuries with


neurovascular compromise
Dental injury with avulsed permanent
tooth
Level III Child /infant who is alert, oriented, well Simple burns, fractures
Urgent hydrated, minor alterations in vital signs. Dental injuries
<= 30 Min Interventions include assessment and Pneumonia without distress
simple procedures. History of seizure,
Febrile child>3mo with temperature Suicide ideation
>38,5 Celcius Ingestion requiring observation only
Mild respiratory distress infant<1mo Head trauma – alert/vomiting
Level IV Patient with vomiting/diarrhea and no
Less urgent dehydration age>2yr
<= 1 h Simple lacerations /sprains /strains
Alert child with fever and simple
complaints such as ear pain, sore throat
or nasal congestion
Head trauma – no symptoms
Level V Child/infant who is afebrile, alert
Non Urgent oriented, well hydrated with normal vital
<= 2 h signs. Only requires assessment or
discharge instructions.
Vomitiing alone or diarrhea alone with no
suspicion or signs of dehydration.

2.3.3. Kriteria Triase RSUD dr Soetomo untuk Pasien Obgyn

Tabel 2.6 Kategori Triase RSUD dr Soetomo untuk Pasien Obgyn

Sumber : Buku Panduan IGD RSUD dr Soetomo (2018)

Kategori
Obstetri Komplikasi Medis
Triase
22

Level 1 Tanda inpartu atau pecah ketuban : Trauma abdomen : Trauma tusuk mayor
Rescucitation Segera akan partus, prolapse tali Tanda infeksi : Demam, menggigil, nyeri
Immediate pusat.. Rahim bukan kontraksi, mual muntah diare
Asesmen Janin : Tidak ada gerakan dengan tanda dehidrasi sedang
janin Pernapadan : Distress nafas hebat
Gejala hipertensi dan gangguan
saraf :kejang berulang, perubahan
kesadaran
Level II Tanda inpartu/pecah ketuban : Nyeri: Nyeri akut abdomen/pelvik yang
Emergent UK>37mg,kontraksi uterus <5menit hebat, nyeri dada
<= 15 Min sekali UK>37 mg, ketuban telah Trauma abdomen : trauma tumpul mayor
pecah;Partus yang tidak Tanda infeksi : mual/muntah/diare yang
direncanakan dan tidak ada berpotensi dehidrasi sedang
pendamping Pernapasan : Distress nafas sedang
Perdarahan antenatal: Perdarahan Pernapasan : Distres napas sedang
aktif Penggunaan obat/kesehatan jiwa:resiko
Asesmen janin : Gerak janin tinggi (atau tidak diketahui) yang beresiko
menurun, Doppler yang abnormal terhadap keselamatan atau menimbulkan
Gejala hipertensi dan gangguan depresi dan keinginan untuk bunuh diri.
saraf:nyeri kepala hebat mendadak;
Nyeri uluhati; gejala mirip CVA
Level III Tanda inpartu/pecah ketuban: UK > Nyeri : Nyeri abdomen ringan/sedang; Nyeri
Urgent 37 mg, kontraksi setiap 2-4 menit punggung; Nyeri pinggang
<= 30 Min sekali. Trauma abdomen : Trauma minor
Perdarahan antenatal : Riwayat Tanda infeksi:mual/ muntah/ diare yang
adanya perdarahan sebelumnya berpotensi dehidrasi sedang
Gejala hipertensi dan gangguan saraf Pernapasan : Distress nafas ringan
: Nyeri kepala subakut ringan/ Penggunaan obat/kesehatan jiwa : Krisis
sedang; Edema (non- dependen) situasional sampai timbulnya efek
withdrawal hingga timbul depresi dan ide
untuk bunuh diri
Level IV Tanda inpartu/pecah ketuban : Trauma abdomen: Jatuh, tanpa trauma
Less urgent Kontraksi > 5 menit sekali; UK >= langsung pada abdomen
<= 1 h 37 mg dan ketuban telah pecah
23

Perdarahan antenatal : Perdarahan Tanda infeksi: keluhan infeksi saluran


bercak kemih; hematuri; demam; batuk; atau adanya
Gejala hipertensi dan gangguan saraf obstruksi
: Follow up hipertensi (poliklinis) Penggunaan obat / kesehatan jiwa: Adanya
temasuk pemeriksaan lab/darah depresi tanpa disertai ide untuk bunuh diri
Level V Tanda inpartu/pecah ketuban : Nyeri : Rasa tidak nyaman terkait kehamilan
Non Urgent Pematangan serviks, Kunjungan Tanda infeksi : bercak merah pada kulit
<= 2 h antenatal.
Asesmen janin : Pemeriksaan NST
(terdaftar); Versi luar pada kelainan
letak.
Gejala hipertensi dan gangguan sraaf
: Nyeri kepala kronis.

2.3.4. Petugas Triase di IGD RSUD dr Soetomo

Petugas triase RSUD Dr. Soetomo terdiri atas 3 komponen, yaitu :

1. Perawat yang mendapatkan rotasi jaga triase berjaga 24 jam setiap harinya.

2. Dokter jaga tetap triase yang berjaga pada pagi – siang setiap hari kerja.

3. PPDS jaga triase yang berjaga pada sore-malam dan di hari libur
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1.Kerangka Konsep

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Keterangan :

: yang diteliti

: yang tidak diteliti

3.2.Penjelasan Kerangka Konsep

Triase merupakan usaha untuk memilah pasien berdasarkan tingkat keparahan

cedera/penyakitnya untuk menyelamatkan sebanyak banyaknya pasien dengan sumber

daya yang tersedia. Triase di IGD RS Dr. Soetomo dapat dilakukan oleh 3 komponen

24
30
60
25

tenaga medis yakni perawat jaga ruang triase IGD, dokter jaga tetap IGD, dan PPDS

jaga IGD sesuai shiftnya. Ketiga komponen tenaga medis tersebut haruslah memiliki

pengetahuan, sikap, dan penerapan yang baik dalam triase untuk menyegerakan

treatment yang dibutuhkan oleh pasien. Dalam penelitian ini yang akan diteliti

hanyalah tingkat pengetahuan triase dari perawat jaga IGD RS Dr. Soetomo untuk

mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr.

Soetomo Surabaya tahun 2019 terhadap triase.


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1.Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk

mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr.

Soetomo Surabaya tahun 2019 terhadap triase.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang meneliti satu atau lebih variabel

mandiri tanpa dihubungkan atau dibandingkan dengan variabel lainnya

(Sugiyono,2015). Fokus utama penelitian ini adalah menyajikan data variabel

penelitian dengan tambahan pengolahan data berupa analisis hubungan antar variabel

secara statistik. Hasil penelitian kuantitatif memiliki karakteristik yaitu hasilnya

disajikan dalam skema,gambar, atau dinarasikan menjadi kata kata (Sugiyono,2003).

Hasil penelitian ini nantinya akan disajikan dengan tabel frekuensi dibantu visualisasi

menggunakan diagram pie dan narasi penjelasan.

4.2.Populasi Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel


4.2.1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh perawat IGD RSUD Dr. Soetomo

Surabaya pada periode 2019.

4.2.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah seluruh perawat IGD di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

pada periode 2019 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

32
26
60
27

4.2.3. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian

Sampel diambil secara total sampling yang memenuhi kriteria penerimaan

sampel.

4.3.Kriteria Sampel
4.3.1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi penelitian ini adalah perawat tetap yang lingkup kerjanya

berada di Lt. 1 IGD RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada periode 2019 berdasarkan data

karyawan sampai dengan per tanggal Januari 2019 dan menyetujui menjadi subjek

penelitian dengan mengisi informed consent.

4.3.2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi penelitian ini adalah perawat tetap yang lingkup kerjanya

berada di Lt. I IGD RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada periode 2019 berdasarkan data

karyawan yang diambil pada Januari 2019 yang melakukan resign selama periode

dibuatnya penelitian.

4.4.Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diambil

langsung dari perawat IGD RSUD dr Soetomo tahun 2019 menggunakan instrument

penelitian berupa kuisioner tervalidasi.

4.5.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


4.5.1. Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini secara keseluruhan masuk dalam

klasifikasi variabel mandiri yang dapat berdiri sendiri, yaitu sebagai berikut:
28

1. Jenis kelamin Perawat

2. Usia Perawat

3. Pendidikan Terakhir Perawat

4. Lama kerja Perawat di RSUD Dr. Soetomo

5. Pelatihan yang pernah diikuti Perawat

6. Pengetahuan terhadap Triase

4.5.2. Definisi Operasional Penelitian


Tabel 4.1. Definisi Operasional Variabel
Definisi Alat Kriteria
Variabel Skala
Operasional Ukur Hasil

Jenis Jenis kelamin - Laki Laki


Kuisioner Nominal
Kelamin perawat. - Perempuan

- Kurang dari
26 tahun

- 26 sampai
Usia perawat jaga
dengan 35
IGD pada saat
Usia Kuisioner tahun Ordinal
pengambilan data
- 36 sampai
penelitian.
dengan 45
tahun
- Lebih dari
45 tahun

Tingkat pendidikan - D3
Pendidikan
terakhir yang Kuisioner - D4 Ordinal
Terakhir
ditempuh perawat. - S1
29

- Kurang dari
5 tahun

- 6 sampai
Lamanya masa dengan 10
Lama Masa perawat bekerja di tahun
Kuisioner Ordinal
Kerja RSUD Dr. - 10 sampai
Soetomo. dengan 15
tahun
- Lebih dari
15 tahun

Pelatihan yang
pernah diikuti oleh
perawat dalam - BLS
menunjang
keterampilan
Pelatihan maupun menambah Kuisioner Nominal
wawasan yang - ATLS
dibutuhkan dalam - EKG
keseharian kerja
- ACLS
sehari hari di IGD
- PPGD
RSUD Dr. Soetomo
- Code Blue
- BTCLS
30

Dikategorikan
Hasil penilaian
menjadi :
pengetahuan
perawat terhadap
triase yang diukur
dengan kuisioner 1. Baik jika
Pengetahuan Kuisioner Ordinal
penelitian yang skor benar 7-
valid berisi 8
pertanyaan seputar 2. Cukup jika
materi triase rumah skor benar 4-
sakit. 6
3. Kurang
jika skor
benar 1-3

4.6.Tempat dan Waktu Penelitian


4.6.1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

4.6.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan November 2018 hingga Juli 2019.

4.7.Prosedur Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer

langsung dari subjek penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan instrumen

berupa kuisioner berisi pengetahuan seputar triase yang sudah tervalidasi diuji

validitas dan reliabilitasnya oleh software SPSS dan pengambilan data


31

dilakukan oleh peneliti langsung di IGD RSUD dr Soetomo pada waktu di luar

jam kerja.

Penyusunan Proposal Penelitian

Pengujian Proposal Penelitian

Administrasi Etik Penelitian

Pengumpulan Data (Sampling)

Penyusunan dan Analisis Data Hasil Penelitian

Penyusunan Skripsi

Gambar 4.1 Alur penelitian

4.8.Analisis Data

Data yang diperoleh akan dikelompokkan sesuai definisi operasional

variabel penelitian yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan, dan pengetahuan

terhadap triase. Selanjutnya, data yang telah tersusun disajikan dalam tabel

frekuensi dan diagram pie chart agar lebih jelas terlihat persentasenya dengan

diberikan narasi deskriptif sebagai penjelasan. Selain penyajian data juga

dilakukan analisis hubungan terhadap beberapa variabel menggunakan

software Microsoft Excel dan SPSS. Uji hubungan yang dilakukan ada dua

macam yaitu dengan uji Spearman untuk uji data ordinal-ordinal dan uji Mann-

Whitney untuk uji data nominal-ordinal.


32

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Jenis Kelamin Perawat

Berdasarkan data hasil kuisioner profil pengetahuan perawat IGD RSUD dr

Soetomo tahun 2019 didapatkan perawat berjenis kelamin laki-laki berjumlah

sebanyak 16 orang dengan persentase 48% sedangkan perawat berjenis kelamin

perempuan berjumlah sebanyak 17 orang dengan persentase 52% dari total 33 perawat.

Tabel 5.1. Tabel Frekuensi Jenis Kelamin Perawat IGD RSUD dr Soetomo

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


Perawat
1 Laki Laki 16 48%

2 Perempuan 17 52%

Total 33 100%

Jenis Kelamin Perawat IGD RSUD dr Soetomo

Perempuan
48% 52%
Laki Laki

Gambar 5.1. Distribusi Jenis Kelamin Perawat IGD RSUD Dr. Soetomo.
38
32
33

5.2. Usia Perawat

Pengelompokkan usia ini berdasarkan pada pembagian kelompok usia pada

lembar kuesioner penelitian ini dibagi menjadi 4 kelompok usia yaitu kurang dari 26

tahun, 26-35 tahun, 36-41 tahun dan diatas 41 tahun.

Tabel 5.2. Tabel Frekuensi Usia Perawat IGD RSUD dr Soetomo

No Usia Perawat Frekuensi Persentase


1 <26 tahun 1 3%

2 26-35 tahun 15 24%

3 36-41 tahun 9 27%

4 >41 tahun 8 46%

Total 33 100%

Gambar 5.2. Distribusi usia Perawat IGD RSUD Dr. Soetomo.


34

Pada hasil penelitian ini kelompok usia terbanyak perawat IGD RSUD dr

Soetomo adalah kelompok usia 26 - 35 tahun berjumlah 15 orang dengan persentase

sebesar 46% diikuti dengan kelompok usia 36 – 41 tahun berjumlah 9 orang dengan

persentase sebesar 27%, kelompok usia >41 tahun berjumlah 8 orang dengan

persentase sebesar 24%, dan terakhir <26 tahun berjumlah 1 orang dengan persentase

sebesar 3%.

Peneliti merasa pengelompokkan usia berdasarkan kuesioner penelitian ini

kurang tepat karena range yang lebar dan tidak sama besarnya, sehingga peneliti

mencoba menggolongkan kembali usia perawat sesuai kelompok usia menurut

DEPKES (2009) yaitu anak-anak (5-11 tahun), remaja awal (12-16 tahun), remaja akhir

(17-25 tahun), dewasa awal (26-35 tahun), dewasa akhir (36-45 tahun), lansia awal (46-

55 tahun), lansia akhir (56-65 tahun) dan manula (>65 tahun).

5.3. Pendidikan Terakhir Perawat


Pendidikan Terakhir yang dienyam perawat IGD RSUD dr Soetomo

dikelompokkan menjadi 4 golongan yakni D4,D3,S1, dan terakhir S2.

Tabel 5.3. Tabel Frekuensi Pendidikan Terakhir Perawat IGD RSUD dr Soetomo

No Pendidikan Frekuensi Persentase


Terakhir Perawat
1 D4 1 9%
2 D3 15 61%
3 S1 9 30%
4 S2 0 0%
Total 33 100%
35

Gambar 5.3. Distribusi Pendidikan Terakhir Perawat IGD RSUD Dr. Soetomo.

Pada hasil penelitian ini pendidikan terakhir yang terbanyak dienyam oleh

perawat IGD RSUD dr Soetomo adalah setingkat D3 sebanyak 20 perawat dengan

persentase 61%, diikuti oleh setingkat S1 dengan jumlah 10 perawat dan persentase

sebanyak 30%, setingkat D4 dengan jumlah 3 orang dan persentase sebanyak 9% dan

terakhir setingkat S2 dengan persentase 0%.

5.4. Lama Kerja Perawat

Pengelompokkan usia ini berdasarkan pada pembagian kelompok usia pada

lembar kuesioner penelitian ini dibagi menjadi 4 kelompok usia yaitu kurang dari 5

tahun, 6 – 10 tahun, 11 - 15 tahun dan diatas lebih dari 15 tahun.

Tabel 5.4. Tabel Frekuensi Lama Kerja Perawat IGD RSUD dr Soetomo

No Lama Kerja Frekuensi Persentase


Perawat
1 <5 tahun 2 6%
36

2 6-10 tahun 9 27%


3 11-15 tahun 7 21%
4 >15 tahun 15 46%
Total 33 100%

Gambar 5.4. Distribusi Lama Kerja Perawat IGD RSUD Dr. Soetomo

Pada hasil penelitian ini lama kerja perawat terbanyak di IGD RSUD dr

Soetomo adalah lebih dari 15 tahun sejumlah 15 orang dengan persentase sebanyak

46%, diikuti oleh 6 – 10 tahun sejumlah 9 orang dengan persentase sebanyak 27%, 11

– 15 tahun sejumlah 7 orang dengan persentase sebanyak 21% dan terakhir kurang dari

5 tahun sejumlah 2 orang dengan persentase sebanyak 6%.

5.5. Pelatihan Perawat

Pengelompokkan variabel pelatihan perawat ini dibagi menjadi 7 pelatihan

yaitu BLS,ATLS,EKG,ACLS,PPGD,Code Blue, dan terakhir BTCLS.


37

Tabel 5.5.1 Tabel Frekuensi Jenis Pelatihan Perawat IGD RSUD dr Soetomo

No Pelatihan Perawat Frekuensi Persentase


1 BLS 25 35%
2 ATLS 6 8%
3 EKG 4 6%
4 ACLS 3 4%
5 PPGD 24 33%
6 Code Blue 7 10%
7 BTCLS 3 4%
Total 72 100%

Gambar 5.5.1 Distribusi Jenis Pelatihan Perawat IGD RSUD Dr. Soetomo

Pada hasil penelitian ini pelatihan terbanyak yang pernah diikuti oleh perawat

IGD RSUD dr Soetomo adalah BLS sebanyak 35%, diikuti dengan PPGD sebanyak

33% perawat, Code Blue oleh 10% perawat, ACLS oleh 8% perawat, EKG oleh 6%

perawat, ACLS dan BTCLS oleh 4% perawat.


38

Selain jenis pelatihan yang diikuti oleh perawat, peneliti juga menyajikan data

berupa frekuensi pelatihan perawat IGD RSUD dr Soetomo dengan data dari kuisioner

yang sama. Pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa perawat yang hanya mengikuti

1 pelatihan saja mencakup 30% dari total keseluruhan perawat, perawat yang

mengikuti 2 pelatihan mencakup 33% perawat, perawat yang mengikuti 3 pelatihan

mencakup 15% perawat, dan perawat yang mengikuti 5 dan 6 pelatihan memiliki

persentase yang sama yakni 6% dari total keseluruhan perawat.

Tabel 5.5.2 Tabel Frekuensi Jenis Pelatihan Perawat IGD RSUD dr Soetomo

No Pelatihan Perawat Frekuensi Persentase


1 1 pelatihan 13 40%
2 2 pelatihan 11 33%
3 3 pelatihan 5 15%
4 4 pelatihan 0 0%
5 5 pelatihan 2 6%
6 6 pelatihan 2 6%
7 7 pelatihan 0 0%
8 Diatas 7 pelatihan 0 0%
Total 33 100%
39

Gambar 5.5.2 Distribusi Frekuensi Pelatihan Perawat IGD RSUD Dr. Soetomo

5.6. Pengetahuan Perawat terhadap Triase

Kategori variable Pengetahuan Perawat terhadap Triase ini dibagi menjadi 3

kategori yakni Baik, Cukup, dan Kurang. Pada kategori Baik perawat dapat menjawab

lebih dari 75% pertanyaan secara tepat. Untuk kategori Sedang perawat dapat

menjawab sedikitnya 50% pertanyaan secara tepat. Terakhir pada kategori Kurang

perawat menjawab kurang dari 50% pertanyaan secara tepat.

Tabel 5.6.1 Tabel Frekuensi Pengetahuan Perawat IGD RSUD dr Soetomo

No Pengetahuan Frekuensi Persentase


1 Baik 9 27%
2 Cukup 20 61%
3 Kurang 4 12%
Total 33 100%
40

Pengetahuan Perawat IGD RSUD


terhadap Triase

12%
27% Baik (>6 benar)
Cukup (4-6 benar)
Kurang (<4 benar)
61%

Gambar 5.6.1 Distribusi Pengetahuan Perawat IGD RSUD Dr. Soetomo

Pada hasil penelitian ini kategori pengetahuan perawat terbanyak di IGD RSUD

dr Soetomo adalah kategori cukup dengan jumlah 20 perawat dan persentase sebanyak

61%, lalu baik sejumlah 9 perawat dengan persentase sebanyak 27% dan terakhir

kategori kurang sejumlah 4 perawat dengan persentase sebanyak 12%.

Selain pengetahuan perawat secara umum mengenai triase, peneliti juga

menyajikan data berupa frekuensi kesalahan perawat IGD RSUD dr Soetomo dalam

menilai triase dengan data yang dikumpulkan dari kuisioner yang sama. Ketepatan

penilaian triase ini digolongkan menjadi tiga kategori yaitu undertriage,overtriage,

dan penilaian tepat.

Tabel 5.6.2 Tabel Frekuensi Ketepatan Penilaian Triase Perawat IGD RSUD dr Soetomo

No Pengetahuan Frekuensi Persentase


1 Undertriage 13 27%
41

2 Overtriage 68 61%
3 Tepat 183 12%
Total 33 100%

Dari total 264 pertanyaan mengenai penilaian triase yang dijawab oleh 33

perawat IGD RSUD dr Soetomo, didapatkan data sebagai berikut: 13 jawaban perawat

masuk kedalam kategori kesalahan undertriage, 68 jawaban perawat masuk kedalam

kategori kesalahan overtriage, dan 183 jawaban sisanya merupakan jawaban tepat.

Gambar 5.6.2 Distribusi Ketepatan Penilaian Triase Perawat IGD RSUD Dr. Soetomo
42

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1. Jenis Kelamin Perawat IGD RSUD dr Soetomo

Data dalam penelitian ini menggunakan data primer hasil pengisian kuisioner

yang sudah tervalidasi kepada perawat yang bertugas di lantai 1 Instalasi Gawat

Darurat RSUD Dr. Soetomo periode 1 Februari 2019 – 15 Maret 2019. Dari 33 sampel

yang diteliti, ditemukan perawat IGD berjenis kelamin laki-laki sebanyak 15 orang

(75%), sedangkan jenis kelamin perempuan sebanyak 5 orang (25%).

Penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Maslita (2017) di

Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, dimana dalam penelitian tersebut

didapatkan perawat didominasi oleh perempuan sebanyak 51 orang (76,1%), dibanding

dengan laki-laki sebanyak 16 orang (23,9%) (Maslita, 2017).

Hasil penelitian diatas juga sebanding dengan penelitian yang dilakukan oleh

Soeprodjo (2016) di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Provinsi

Sulawesi Utara pada September – Oktober tahun 2016 yang menyatakan distribusi

perawat berdasarkan jenis kelamin terbanyak pada wanita yaitu 34 orang (85%) dan

pada laki-laki hanya 6 orang (15%) (Soeprodjo et al., 2016). Hasil distribusi jenis

kelamin ini juga dikemukakan studi lain oleh Meadus dan Twomey (2011) mengenai

fenomena sedikitnya perawat berjenis kelamin laki laki di Kanada dan Amerika,

dimana hanya mencapai 5% dari total perawat aktif.

42
43

Banyak faktor yang telah terbukti melalui penelitian memengaruhi besarnya

perbedaan antara jumlah perawat laki laki dan perempuan ini, seperti perawat laki laki

dianggap lebih sering melakukan pekerjaan berat dan kasar seperti mengangkat barang

barang berat (Fisher, 2009), isolasi dari perawat lain yang mayoritas peremupuan, dan

pengalaman tidak enak dari kolega perempuan seperti permusuhan (Stott, 2007).

Dominasi perempuan dalam dunia keperawatan dipengaruhi juga oleh sisi

feminine perempuan yang memunculkan perilaku caring yang lebih baik daripada sisi

maskulin yang dimiliki oleh laki laki (Evans,1997). Hal ini sesuai dengan pernyataan

Papathanassoglou et Al (2005) bahwa wanita lebih baik dalam hal memberikan

perawatan holistik sedangkan pria lebih baik dalam hal pengambilan keputusan dan

melakukan advance practice.

6.2.Usia Perawat IGD RSUD dr Soetomo

Pada hasil penelitian ini kelompok usia terbanyak perawat IGD RSUD dr

Soetomo adalah kelompok usia 26 - 35 tahun yaitu sebesar 46% kemudian diikuti

dengan kelompok usia 36 – 41 tahun yaitu sebesar 27%, kelompok usia >41 tahun yaitu

sebesar 24%, dan terakhir <26 tahun yaitu sebesar 3%.

Hasil penelitian ini serupa dengan apa yang ditemukan oleh Majore, Kalalo,

dan Bidjuni di Manado (2018). Perawat terbanyak berusia 26-35 tahun sebanyak

56.8%, diikuti dengan dibawah 26 tahun sebanyak 34.1%, dan terakhir diatas usia 35

tahun sebanyak 9.1%.


44

Hasil yang serupa juga ditemukan dalam penelitian Kurniawan (2014) dimana

47% dari perawat berusia 21-30 tahun. Diikuti dengan 23% perawat pada rentang usia

31 – 40 tahun, 22% perawat pada rentang usia 41 – 50 tahun, dan terakhir 8% sisanya

pada rentang 51-60 tahun.

Namun terdapat perbedaan yang ditemukan pada penelitian yang dilakukan

oleh Hidayat (2010) dimana perawat di IGD RS Premiere Surabaya justru jauh lebih

banyak yang mencakup usia kurang dari 26 tahun yaitu sebanyak 44,6% dari total

keseluruhan jumlah perawat.

Rentang umur 25-45 tahun merupakan tahap perkembangan generativitas vs

stagnasi, dimana seseorang memperhatikan ide-ide, keinginan untuk berbagi

pengetahuan, dan meningkatkan kreativitas (Sunaryo, 2004). Pada rentang usia

tersebut seseorang dapat dikatakan sedang melalui masa masa produktifnya. Pada usia

pertengahan 40-an (sekitar usia 45 tahun), secara fisiologis memang terjadi penurunan

kemampuan sensoris yang biasanya diawali dengan penurunan ketajaman penglihatan

yang dapat diikuti juga dengan penurunan fungsi pendengaran (Uthaman,2015).

Overworking pada usia senja juga sangat erat terkait dengan chronic pain seperti neck

pain,back pain, maupun nyeri terkait proses inflamasi seperti arthritis dan kelainan

penyakit musculoskeletal lainnya (Stichler,2013). Perawat yang masih bekerja hingga

usia senja (diluar masa produktifnya) dengan pekerjaan yang berat terbukti

memperparah kondisi chronic pain yang dimilikinya (Gabriella,2008).


45

Terlepas dari keterbatasan fisik di usia senja, sebuah studi mengenai perawat di

Australia meneliti tentang alasan perawat dengan usia lanjut tetap bekerja. Studi oleh

Warburton (2014) itu memaparkan beberapa alasan perawat tetap bekerja dapat

didasari oleh kepuasan yang mereka dapatkan dari hubungan intrapersonal dan

komunikasi mereka dengan pasien dalam tugas keperawatannya sehari hari.

6.3.Pendidikan Perawat IGD RSUD dr Soetomo

Pada hasil penelitian ini pendidikan terakhir yang terbanyak dienyam oleh

perawat IGD RSUD dr Soetomo adalah setingkat D3 sebanyak 61%, diikuti oleh

setingkat S1 sebanyak 30%, setingkat D4 sebanyak 9% dan terakhir setingkat S2

sebanyak 0%.

Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian oleh Yanti dan Warsito (2013)

dimana proporsi responden berdasarkan pendidikan terakhirnya adalah DIII

Keperawatan sebesar 68,9%, mayoritas daripada S1 keperawatan.

Hal ini serupa dengan penelitian oleh Maslita (2017) dengan Pendidikan

terakhir perawat terbanyak yaitu DIII sebanyak 82,1% keseluruhan perawat diikuti

dengan S1 sebanyak 14,9% keseluruhan perawat dan terakhir pendidikan NERS

sebanyak 3% dari keseluruhan perawat.

Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Majore, Kalalo, dan

Bidjuni(2018). Perawat D3 terbanyak dengan persentase sebesar 77.3% diikuti dengan

S1 15.9% dan terakhir Ners sebesar 6.8%. Hal serupa juga didapatkan pada Kurniawan
46

dan Prasetyo (2014) dimana persentase terbesar didapatkan pada pendidikan terakhir

setingkat DIII sebesar 74% dan dilanjut dengan S1 sebesar 13% dan SPK sebesar 13%.

Hal serupa ditemukan Sutria (2017) pada dimana mayoritas responden

memiliki pendidikan terakhir D3 yaitu sebanyak 19 (61%) responden, sedangkan hanya

3 (10%) responden yang memiliki pendidikan terakhir S1, dan responden yang

memiliki pendidikan terakhir Ners yaitu sebanyak 9 (29%).

Menurut Siagian (1999) tenaga keperawatan yang berpendidikan tinggi

kinerjanya akan lebih baik karena telah memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih

luas. Selain itu, tingkat pendidikan diploma lebih mengedepankan praktek kerja

disbanding teori apabila dibandingkan dengan tingkat pendidikan sarjana. Tentu hal ini

relevan dengan pekerjaan perawat yang membutuhkan banyak praktek kerja dalam

memberikan pelayanan yang prima dan membentuk perilaku caring yang baik terhadap

pasien. Tingkat pendidikan formal yang semakin tinggi, berakibat pada peningkatan

harapan dalam hal karier dan perolehan pekerjaan dan penghasilan. Akan tetapi di sisi

lain, lapangan kerja yang tersedia tidak selalu sesuai dengan tingkat dan jenis

pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki oleh para pencari kerja tesebut (Ellitan,

2003). Perawat dengan pendidikan DIII keperawatan mempunyai efisiensi kerja dan

penampilan kerja yang lebih baik dari pada perawat dengan pendidikan SPK (Prima,

2010).
47

6.4.Lama Kerja Perawat IGD RSUD dr Soetomo

Pada hasil penelitian ini lama kerja perawat terbanyak di IGD RSUD dr

Soetomo adalah lebih dari 15 tahun sebanyak 46%, diikuti oleh 6 - 10 tahun sebanyak

27%, 11 – 15 tahun sebanyak 21% dan terakhir kurang dari 5 tahun sebanyak 6%.

Hal ini selaras dengan penelitian oleh Kumajas (2014) dimana proporsi

terbanyak sebesar 60 % perawat dengan lama kerja lebih dari 3 tahun dan 40% perawat

dengan lama kerja kurang dari 3 tahun.

Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian oleh Pratiwi (2013) dimana

proporsi terbanyak sebesar 78,8% perawat dengan lama kerja lebih dari 5 tahun dan

21,2% perawat dengan lama kerja kurang dari 5 tahun.

Hal ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maslita (2017)

dimana proporsi terbanyak adalah perawat dengan masa kerja 1 – 5 tahun yaitu

sebanyak 37%, diikuti dengan perawat dengan masa kerja lebih dari 5 tahun yaitu

sebanyak 23%, dan terakhir perawat dengan masa kerja kurang dari 1 tahun yaitu 7%.

RSUD dr Soetomo merupakan rumah sakit rujukan tersier yang secara tidak

langsung akan membutuhkan tenaga kerja dengan kinerja bagus, ilmu yang mumpuni

serta pengalaman menangani pasien yang baik pula. Menurut Rudianti (2011), perawat

pelaksana yang memiliki masa kerja <7 tahun mempunyai kinerja kurang (55,6%) lebih

besar dibanding dengan masa kerja 7-12 tahun (45,3%). Menurut Nursalam (2009)

bahwa semakin banyak masa kerja perawat maka semakin banyak pengalaman perawat
48

tersebut dalam memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar atau

prosedur tetap yang berlaku.

6.5.Pelatihan Perawat IGD RSUD dr Soetomo

Pada hasil penelitian ini pelatihan terbanyak yang pernah diikuti oleh perawat

IGD RSUD dr Soetomo adalah BLS sebanyak 35%, diikuti dengan PPGD sebanyak

33% perawat, Code Blue oleh 10% perawat, ACLS oleh 8% perawat, EKG oleh 6%

perawat, ACLS dan BTCLS oleh 4% perawat.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian oleh Hasanah et Al (2015)

dimana didapatkan 66,7% dari perawat paling banyak mendapatkan pelatihan PPGD

dan 33,3% dari perawat telah mendapatkan pelatihan BTCLS.

Menurut Kasenda (2013), tidak terdapat hubungan oleh pelatihan yang

dilakukan perawat terhadap kinerja perawat. Hal tersebut sejalan dengan penlitian oleh

Soleman (2017) yang juga tidak mendapatkan hubungan bermakna oleh pelatihan yang

dilakukan perawat terhadap kinerja dan motivasi perawat.

Hal tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lontoh

(2013) tentang pengaruh pelatihan teori bantuan hidup dasar terhadap pengetahuan

resusitasi jantung paru menyatakan bahwa adanya hubungan antara pelatihan dengan

pengetahuan.
49

6.6.Pengetahuan Perawat IGD RSUD dr Soetomo terhadap Triase

Pada hasil penelitian ini kategori pengetahuan perawat terbanyak di IGD RSUD

dr Soetomo adalah kategori cukup sebanyak 61%, lalu baik sebanyak 27% dan terakhir

kategori kurang sebanyak 12%.

Hasil ini sesuai dengan penelitian oleh Pradana et Al (2016) yang menunjukkan

bahwa tingkat pengetahuan perawat dalam melakukan triase di IGD RSUD Kota

Surakarta mayoritas masuk dalam kategori cukup (53,3%). Kategori terbanyak

selanjutnya adalah baik (26,6%) dan diikuti oleh kategori kurang (20%).

Menurut Khairina et Al (2018) pengetahuan perawat merupakan variabel

terkuat yang dapat memengaruhi ketepatan penilaian triase. Ketepatan penilaian triase

oleh perawat triase nantinya juga dapat memengaruhi progonosis pasien di RS

(Prasetyantoro,2013). Oleh karena pentingnya penilaian triase tersebut, maka peneliti

berpendapat kesalahan dalam penilaian triase harus diminimalisir seminimal mungkin.

Pada penelitian ini juga didapatkan data mengenai keslaahan undertriage dan

overtriage dengan persentase sebesar 5% dan 26%. Angka persentase kesalahan

undertriage yang didokumentasikan lewat kuisioner penelitian ini menyamai batas atas

toleransi kesalahan undertriage yang direkomendasikan American College of Surgeons

yaitu 5% dari total pasien IGD. Sedangkan untuk persentase kesalahan overtriage

masih jauh dari batas kesalahan overtriage yang direkomendasikan American College

of Surgeons yakni 35%.


50

Berdasarkan hasil dan analisis penelitian, didapatkan bahwa usia, jenis kelamin,

pendidikan terakhir, lama kerja, dan pelatihan perawat tidak memengaruhi

pengetahuan perawat terhadap triase. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil

penelitian ini antara lain: (1) jumlah sampel penelitian, (2) kondisi subjek penelitian

saat mengisi kuisioner,dan (3) jobdesc perawat IGD yang dirotasi setiap periode

tertentu sehingga kesempatan perawat untuk melakukan dan memahami triase menjadi

terbatas.

6.7.Analisis Statistika Hubungan Karakteristik Perawat terhadap Pengetahuan


Triase Perawat IGD RSUD dr Soetomo

Data jenis kelamin perawat yang merupakan data nominal apabila akan

dicari hubungannya dengan variable pengetahuan yang merupakan data ordinal

dapat menggunakan uji Chi-Square atau uji Mann-Whitney. . Karena dengan uji

Chi-square didapatkan lebih dari 20% sel yang memiliki nilai harapan kurang dari

5, maka digunakan uji Mann-Whitney. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah

0,262 (>0,05), yang artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik

antara jenis kelamin dan pengetahuan perawat IGD RSUD dr Soetomo Surabaya

terhadap triase. Hal ini sesuai dengan penelitian di RSUD Dr H Koesnadi

Bondowoso, dimana tidak ditemukan hubungan secara statistic antara jenis kelamin

perawat dan kinerja perawat (Asmuji,2016).

Data kelompok usia perawat merupakan data ordinal, sehingga digunakan

korelasi dengan uji Spearman rank. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,390

(>0,05), yang artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara
51

jenis kelamin dan pengetahuan perawat IGD RSUD dr Soetomo Surabaya terhadap

triase. Hal ini juga sesuai dengan penelitian di RSUD Dr H Koesnadi Bondowoso,

yang menyatakan bahwa p value hubungan antara umur perawat dan kinerja

perawat < 0,05 (p value: 0,301)sehingga secara statistic hubungan antara kedua

variable terebut tidak signifikan (Asmuji,2016).

Data pendidikan terakhir perawat merupakan data ordinal, sehingga

digunakan korelasi dengan uji Spearman rank. Nilai signifikansi yang diperoleh

adalah 0,322 (>0,05), yang artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna secara

statistik antara usia dan pengetahuan perawat IGD RSUD dr Soetomo Surabaya

terhadap triase.

Hasil ini sesuai dengan penelitian oleh Khairina et Al (2018) yang

menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara pendidikan

terakhir perawat dengan kemampuan perawat dalam melakukan triase di rumah

sakit. Hasil uji statistik antara kedua variable ini menunjukkan p value > p alpha

(0.274 > 0.05).

Data lama kerja perawat merupakan data ordinal, sehingga digunakan

korelasi dengan uji Spearman rank. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,920

(>0,05), yang artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara

pendidikan terakhir dan pengetahuan perawat IGD RSUD dr Soetomo Surabaya

terhadap triase.
52

Hasil ini sesuai dengan penelitian oleh Lutfi et Al (2015) yang

menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara lama kerja

perawat dengan kemampuan perawat dalam melakukan triase di rumah sakit. Hasil

analisa statistik dengan uji Spearman rho menunjukkan p value < p alpha (0.005 <

0.05).

Data frekuensi pelatihan perawat merupakan data ordinal, sehingga

digunakan korelasi dengan uji Spearman rank. Nilai signifikansi yang diperoleh

adalah 0,017 (<0,05), yang artinya terdapat hubungan yang bermakna secara

statistik antara frekuensi pelatihan yang diikuti oleh perawat dan pengetahuan

perawat IGD RSUD dr Soetomo Surabaya terhadap triase.

Hasil ini sesuai dengan penelitian oleh Juliati (2015) yang menunjukkan

bahwa secara statistik terdapat hubungan antara pelatihan dan kinerja perawat

pelaksana di rumah sakit dengan didapatkan p value 0,000 (< 0,05) dalam analisis

Chi Square Bivariat. Dalam penelitian lain juga disebutkan bahwa terdapat

hubungan antara pelatihan dan kinerja perawat dengan p value yang didapatkan

yaitu 0,03 (Duminggu,2016).


BAB VII

PENUTUP

7.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian deskriptif terhadap pengetahuan perawat IGD RSUD dr

Soetomo tahun 2019 terhadap triase ini didapatkan :

1. Berdasarkan distribusi jenis kelamin, didapatkan perawat IGD RSUD dr

Soetomo didominasi oleh perawat dengan jenis kelamin perempuan (75%).

2. Berdasarkan kelompok usia, didapatkan perawat IGD RSUD dr Soetomo

didominasi oleh perawat dengan kelompok usia 26- 35 tahun (46%).

3. Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, didapatkan perawat IGD RSUD dr

Soetomo didominasi oleh perawat lulusan D3 (61%).

4. Berdasarkan distribusi data lama kerja di RSUD dr Soetomo, didapatkan

perawat IGD RSUD dr Soetomo didominasi oleh perawat dengan lama kerja

lebih dari 15 tahun (46%).

5. Berdasarkan distribusi pelatihan yang didapat, didapatkan perawat IGD

RSUD dr Soetomo paling banyak mendapatkan pelatihan BLS (35%).

6. Berdasarkan kategori pengetahuan perawat terhadap triase, didapatkan

perawat IGD RSUD dr Soetomo didominasi oleh perawat dengan kategori

pengetahuan terhadap triase cukup (61%).

7.2. Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yang dapat

diberikan, yaitu :

53
60
54

1. Sebaiknya jumlah sampel penelitian ditambah untuk mendapatkan hasil

penelitian yang lebih representatif.

2. Dibuat instrumen penilaian yang lebih optimal dalam menilai kemampuan

triase perawat baik dari aspek pengetahuan, sikap, maupun praktiknya secara

langsung di IGD.

3. Perluya penelitian lanjutan untuk menganalisis faktor faktor apa yang

memengaruhi pengetahuan perawat terhadap triase.

4. Penelitian ini menunjukkan pengetahuan perawat IGD RSUD dr Soetomo

terhadap triase mayoritas dalam kategori cukup. Sehingga dapat menjadi

motivasi untuk pihak manajemen maupun diklat RS untuk mengadakan

pelatihan dan penyegaran ilmu kembali mengenai materi triase, utamanya

triase rumah sakit.


LAMPIRAN I

JADWAL KEGIATAN

N Keteranga 2018 2019


o n 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1

0 1 2 0 1 2

1 Pembuata

Proposal

2 Seminar

Proposal

3 Pengurusa

n Etik

4 Uji Coba

Validasi

Kuisioner

4 Persiapan

Penelitian

5 Pelaksana

an

Penelitian

6 Pembuata

n Hasil

Penelitian

55
62
LAMPIRAN II

RINCIAN BIAYA

No Keterangan Jumlah Biaya

1 Snack 40 buah x Rp5.000,00 Rp200.000,00

2 Fotocopy dan Print 1 rim kertas x Rp250,00 Rp 125.000,00

3 Jilid 4 buah x Rp3.000,00 Rp12.000,00

5663
LAMPIRAN III

PENJELASAN MENGENAI PENELITIAN

(Information for Consent)

Perawat tetap yang bekerja di lantai 1 Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr.

Soetomo akan disertakan sebagai subyek dalam penelitian

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT IGD RSUD DR

SOETOMO TAHUN 2019 TERHADAP TRIASE

Manfaat praktis penelitian : Menyediakan informasi berupa tingkat

pengetahuan perawat jaga Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun

2019 mengenai triase

Manfaat teoritis penelitian : Mendapatkan data berupa tingkat pengetahuan

perawat jaga Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2019

mengenai triase sebagai pertimbangan untuk dilaksanakan evaluasi maupun pelatihan

triase secara terstruktur oleh instansi apabila diperlukan

Prosedur pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Peneliti mengambil data primer menggunakan kuesioner autopsi verbal yang

telah disusun secara terstruktur terhadap subyek penelitian untuk kemudian disimpan

dan diproses datanya sesuai prosedur yang disetujui oleh peneliti dan dosen

pembimbing peneliti.

64
57
65
58

Tidak didapatkan resiko yang timbul pada subyek, dikarenakan penelitian ini

hanya berupa pengambilan data primer sesuai kuesioner penelitian.

Semua dokumen yang menyangkut tentang identitas diri subyek penelitian akan

dijamin kerahasiaannya. Penelitian ini dilakukan dengan sukarela, tidak ada paksaan

dan tidak bersifat mengikat. Bila setuju, dapat berpartisipasi dalam penelitian ini dan

sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri apabila merasa keberatan. Jika masih ada hal

yang kurang jelas bisa langsung ditanyakan kepada peneliti.

Bila bersedia berpartisipasi, dipersilahkan untuk menandatangani lembar

persetujuan yang terlampir.

Terima kasih atas kerja sama dan partisipasinya.

Surabaya,.......................................

Yang mendapat penjelasan, Yang memberi penjelasan,

............................................

........................................... No. HP 0895359175999

(Fariza Nur Aini W)

60
LAMPIRAN IV

LEMBAR PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN

(Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

No. HP :

Setelah mendengarkan penjelasan yang diberikan, dengan ini memberikan

PERSETUJUAN

Mengikuti penelitian GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT

IGD RSUD DR SOETOMO TAHUN 2019 TERHADAP TRIASE sebagai subyek

penelitian dan sewaktu-waktu berhak untuk mengundurkan diri.

Demikian persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Surabaya,...........................................

Yang membuat pernyataan, Saksi,

............................................ ............................................

59
66
LAMPIRAN V

KUISIONER PENELITIAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT IGD RSUD DR

SOETOMO TAHUN 2019 TERHADAP TRIASE

A. Identitas Responden

1. Nomor responden : (diisi peneliti)


2. Nama Lengkap responden :
3. Usia responden :
a. <26 tahun c. 36 - 41 tahun

b. 26 – 35 tahun d. >41 tahun

4. Pendidikan terakhir responden :

a. S1

b. D3

c. D4

5. Lama kerja responden di RSUD dr. Soetomo :

a. < 5 tahun c. 11-15 tahun

b. 6-10 tahun d. >15 tahun

6. Pelatihan yang pernah diikuti oleh perawat : (Silahkan pilih lebih dari 1)

a. BLS d. ACLS g. Lain lain :


b. ATLS e. PPGD ……..
c. EKG f. Code Blue

67
60
6861

B. Pengetahuan Perawat tentang Triage

Dimohon untuk memilih SATU SAJA jawaban paling BENAR menurut responden.

1. Kegawatdaruratan dapat mengakibatkan kematian atau cacat dalam waktu

singkat. Keadaan berikut yang dapat dikategorikan sebagai keadaan gawatdarurat

adalah:

a. Mengancam jalan nafas dan c. Mengancam fungsi kesadaran

fungsi nafas d. Semua benar

b. Mengancam fungsi sirkulasi

2. Subjek triase di IGD rumah sakit adalah:

a. Pasien rawat jalan.

b. Pasien dengan kasus kegawatan trauma maupun non trauma

c. Pasien rujukan dari rumah sakit lain.

d. Semua pasien yang berkunjung atau dikirim dari ruangan ke IGD.

3. Yang dimaksud dengan Primary Survey adalah:

a. Deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi fungsi

organ vital yang terancam.

b. Primary Survey adalah life support dan resusitasi segera terhadap

kelainan yang mengancam jiwa.

c. Dalam waktu kurang dari 2-5 menit penolong harus mampu

menyimpulkan kondisi kegawatan dan menanganinya.

d. Semua benar
6962

Jawablah pertanyaan dibawah sesuai dengan Pelaksanaan Triase di RSUD Dr.

Soetomo

4. Ada berapa kategori kegawatan dalam model triase yang dilakukan diIGD

RSUD Dr. Soetomo?

a. 3. Merah,Kuning,Hijau.

b. 4. Merah,Kuning,Hijau,Hitam.

c. 5. Merah, Kuning, Hijau, Biru, Putih.

d. 5. Merah, Kuning, Hijau, Biru, Ungu.

Jawablah pertanyaan dibawah sesuai acuan Labelling Triage yang dilakukan di IGD

RSUD Dr. Soetomo

5. Pasien kecelakaan tunggal dibawa oleh ambulans ke RSUD Dr. Soetomo dan

mengalami cardiac arrest saat tiba di IGD. Maka triasenya diberi label warna apa?

a. Biru c. Kuning

b. Merah d. Hijau

6. Anak berusia 2 tahun dibawa oleh Ibunya ke IGD RSUD dr Soetomo karena

mengalami demam tinggi (temperature diukur : 39 derajat celcius) dan sempat kejang

selama 2 menit di rumah, maka triase diberi label warna apa?

a. Biru c. Kuning

b. Merah d. Hijau

60
70
63

7. Pasien datang dengan keluhan muntah berulang selama 1 jam terakhir namun

belum dijumpai tanda tanda dehidrasi,maka triase diberi label warna apa?

a. Merah c. Hijau

b. Kuning d. Putih

8. Pasien sadar datang dengan ruam ruam merah di tubuh, muka bengkak, dan

terlihat sesak maka triage diberi label warna apa?

a. Merah

b. Kuning

c. Hijau

d. Putih

60
LAMPIRAN VI

UJI VALIDITAS KUISIONER

Correlations

Soal_ Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Skor_t


1 _2 _3 _4 _5 _6 _7 _8 otal

Soal_ Pearson 1 .268 -.022 .449** .200 .052 -.123 -.022 .375*
1 Correlation

Sig. (2- .132 .904 .009 .264 .775 .496 .904 .032
tailed)

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33

Soal_ Pearson .268 1 .238 .055 .351* .260 - .365* .631**


2 Correlation .619**

Sig. (2- .132 .181 .761 .045 .143 .000 .037 .000
tailed)

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33

Soal_ Pearson -.022 .238 1 .055 -.175 .136 -.365* .112 .374*
3 Correlation

Sig. (2- .904 .181 .761 .329 .451 .037 .537 .032
tailed)

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33

Soal_ Pearson .449** .055 .055 1 .359* .023 -.055 .055 .387*
4 Correlation

Sig. (2- .009 .761 .761 .040 .898 .761 .761 .026
tailed)

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33

Soal_ Pearson .200 .351* -.175 .359* 1 .258 -.219 .219 .546**
5 Correlation

Sig. (2- .264 .045 .329 .040 .147 .220 .220 .001
tailed)

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33

71
64
6572

Soal_ Pearson .052 .260 .136 .023 .258 1 -.260 .510** .595**
6 Correlation

Sig. (2- .775 .143 .451 .898 .147 .143 .002 .000
tailed)

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33

Soal_ Pearson -.123 - -.365* -.055 -.219 -.260 1 - -.374*


7 Correlation .619** .492**

Sig. (2- .496 .000 .037 .761 .220 .143 .004 .032
tailed)

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33

Soal_ Pearson -.022 .365* .112 .055 .219 .510** - 1 .545**


8 Correlation .492**

Sig. (2- .904 .037 .537 .761 .220 .002 .004 .001
tailed)

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33

Skor_t Pearson .375* .631** .374* .387* .546** .595** -.374* .545** 1
otal Correlation

Sig. (2- .032 .000 .032 .026 .001 .000 .032 .001
tailed)

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


LAMPIRAN VII

UJI RELIABILITAS KUISIONER

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 33 100.0

Excludeda 0 .0

Total 33 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in

the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.613 9

73
66
74
75

LAMPIRAN VIII

TABULASI HASIL KUISIONER

N Respon Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Skor_to
o den _1 _2 _3 _4 _5 _6 _7 _8 tal
1. H 1 0 0 1 1 1 1 1 6
2. RUD 1 1 1 1 0 1 0 1 5
3. F 1 1 1 1 1 1 0 1 7
4. M 1 1 1 1 1 1 0 1 7
5. MA 1 0 1 1 1 1 0 0 5
6. I 1 1 1 1 1 0 0 0 5
7. K 1 1 1 1 0 1 0 1 6
8. S 1 1 1 1 0 1 0 1 7
9. UN 1 1 1 1 1 1 0 1 7
1
0. A 1 1 1 1 1 1 0 1 7
1
1. SA 1 1 1 1 1 1 0 1 7
1
2. H 1 1 1 1 1 1 0 1 7
1
3. DA 0 1 1 1 1 1 0 1 6
1
4. K 1 1 1 1 1 1 0 1 7
1
5. S 0 1 1 0 0 0 0 0 3
1
6. K 1 0 0 1 1 1 1 0 5
1
7. SP 0 0 0 0 0 1 1 1 3
1
8. H 0 0 0 1 1 1 1 0 4
1
9. SY 1 1 1 1 1 0 1 0 7

74
67
76

2
0. ELM 0 0 1 1 1 0 1 1 5
2
1. SA 1 1 0 1 1 0 0 1 5
2
2. EA 1 1 0 1 1 0 0 1 5
2
3. PY 0 1 0 1 1 1 0 1 5
2
4. YB 1 1 0 1 1 1 1 1 7
2
5. MA 1 0 1 1 0 0 1 0 3
2
6. S 1 0 1 1 0 0 1 0 4
2
7. P 0 0 1 1 0 0 1 0 4
2
8. D 0 0 1 1 0 0 0 1 4
2
9. S 1 0 0 1 0 0 1 0 4
3
0. L 1 1 0 1 1 0 1 0 5
3
1. A 1 0 0 1 1 0 0 1 4
3
2. Y 1 1 0 1 1 0 0 0 4
3
3. I 1 0 0 1 0 0 1 0 2

7475
68
LAMPIRAN IX

HASIL ANALISIS STATISTIKA HUBUNGAN SPSS

Hasil uji chi-square untuk mengkaji hubungan antara jenis kelamin perawat dengan

pengetahuan perawat

Chi-Square Tests

Asymptotic Significance
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 1.424a 2 .491

Likelihood Ratio 1.472 2 .479

Linear-by-Linear Association 1.315 1 .252

N of Valid Cases 33

a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.94.

Hasil uji Mann-Whitney untuk mengkaji hubungan antara jenis kelamin perawat

dengan pengetahuan perawat

Test Statisticsa
pengetahuan
Mann-Whitney U 108.500

Wilcoxon W 261.500

Z -1.121
Asymp. Sig. (2-tailed) .262

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .326b

a. Grouping Variable: jeniskelamin


b. Not corrected for ties.

76
69
77
70

Hasil uji Spearman rank untuk mengkaji hubungan antara usia perawat dengan

pengetahuan perawat

Correlations

pengetahuan
umur perawat perawat
Spearman's rho umur perawat Correlation Coefficient 1.000 -.155

Sig. (2-tailed) . .390

N 33 33

pengetahuan perawat Correlation Coefficient -.155 1.000

Sig. (2-tailed) .390 .

N 33 33

Hasil uji Spearman rank untuk mengkaji hubungan antara pendidikan terakhir

perawat dengan pengetahuan perawat

Correlations

pengetahuan pendidikan
perawat terakhir
Spearman's rho pengetahuan perawat Correlation Coefficient 1.000 -.178

Sig. (2-tailed) . .322

N 33 33

pendidikan terakhir Correlation Coefficient -.178 1.000

Sig. (2-tailed) .322 .

N 33 33
78
71

Hasil uji Spearman rank untuk mengkaji hubungan antara lama kerja perawat dengan

pengetahuan perawat

Correlations

pengetahuan lama kerja


perawat perawat
Spearman's rho pengetahuan perawat Correlation Coefficient 1.000 .018

Sig. (2-tailed) . .920

N 33 33

lama kerja perawat Correlation Coefficient .018 1.000

Sig. (2-tailed) .920 .

N 33 33

Hasil uji Spearman rank untuk mengkaji hubungan antara frekuensi pelatihan
perawat dangan pengetahuan perawat

Correlations
frekuensi
pengetahuan pelatihan
perawat perawat
Spearman's rho pengetahuan perawat Correlation Coefficient 1.000 -.412*
Sig. (2-tailed) . .017
N 33 33
frekuensi pelatihan Correlation Coefficient -.412* 1.000
perawat Sig. (2-tailed) .017 .
N 33 33
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
DAFTAR PUSTAKA

American College Of Surgeons. 2014. Resources For Optimal Care Of The Injured

Patient. Chicago : American College Of Surgeons.

Asmuji. 2010. Hubungan Faktor Karakteristik Perawat Dengan Kinerja Perawat Dalam

Pendokumentasi Asuhan Keperawatan Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr. H.

Koesnadi Bondowoso. The Indonesian Journal Of Health Science : Vol. 1, No. 1.

Australasian College For Emergency Medicine. 2016. Guidelines On The

Implementation Of The Australasian Triage Scale In Emergency Department.

Brooker, Cris. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : Egc

Ellitan, L., 2003. Peran Sumber Daya Dalam Meningkatkan Pengaruh Tehnologi

Dalam Produktivitas. Universitas Kristen Petra : Surabaya

Evans, J. 1997. Men In Nursing: Exploring The Male Nurse Experience. Nursing

Inquiry, 4(2), Pp.142-145.

Duminggu, F., Mandagi, Chreissye K.F., dan Kawatu, Paul A.T. (2016). Hubungan

Antara Pendidikan Dan Pelatihan Serta Penghargaan Dengan Kinerja Perawat Di

Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih Gmim Kota Manado. .

E-Journal Unsrat : Vol. 5 No.1.

Fisher, M. . 2009. ‘Being A Chameleon’: Labour Processes Of Male Nurses

Performing Bodywork. Journal Of Advanced Nursing, 65(12), Pp.2668-2677.

79
72
80
73

Frykberg, E. 2005. Triage: Principles And Practice. Scandinavian Journal Of Surgery,

94(4), Pp.272-278.

Gabrielle, S., Jackson, D. & Mannix, J., 2008. Older Women Nurses: Health, Ageing

Concerns And Self-Care Strategies. Journal Of Advanced Nursing, 61(3),

Pp.316–325.

Gilboy, N., Tanabe, P., Travers, D. And Rosenau, A. 2012. Emergency Severity Index

(Esi) A Triage Tool For Emergency Department Care. 4th Ed. Rockville: Ahrq

Publication.

Grossman, Florian F., Et Al. 2014. Undertriage In Older Emergency Department

Patients: Tilting Against Windmills. Plos One 9(8) : E106203.

Hasanah, U.N., Nurhayati, Y. & Fitriana, R.N., 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan

Dan Keterampilan Perawat Dalam Melakukan Tindakan Bantuan Hidup Dasar

(Bhd) Di Rsud Kabupaten Karanganyar. Stikes Kusuma Husada.

Hidayat, Rahman. 2010. Hubungan Faktor Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Di

Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Premier Surabaya. Electronic Theses And

Dissertations Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hidayati, H. 2014. Standar Pelayanan Kesehatan Pasien Igd Di Rumah Sakit Umum

Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Ejournal Administrasi Negara 3(2) : 653-

665.
81
74

Iserson, K. And Moskop, J. 2007. Triage In Medicine, Part I: Concept, History, And

Types. Annals Of Emergency Medicine, 49(3), Pp.275-281.

Juliati. 2008. HUBUNGAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA PERAWAT

PELAKSANA DI RUMAH SAKIT PERTAMEDIKA PANGKALAN

BRANDAN. Jurnal Kesehatan Surya Nusantara : Vol. 2 no 5.

Kasenda, A. 2013. Hubungan Antara Pelatihan Dan Motivasi Dengan Kinerja Perawat

Di Ruang Rawat Inap Rsud Liun Kendage Tahuna. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

Kemenkes, Ri. 2009. Peraturan Menteri Kesehatan Replubik Indonesia Nomor :

856/Menkes/Sk/Ix/2009-Klasifikasi Igd . Jakarta : Kementerian Kesehatan Ri

Khairina, I., Malini, H. & Huriani, E., 2018. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Pengambilan Keputusan Perawat Dalam Ketepatan Triase Di Kota

Padang. Indonesian Journal For Health Sciences, 2(1), Pp.1–6.

Khankeh, Hr, Et Al. 2013. Triage Effect On Wait Time Of Receiving Treatment

Services And Patients Satisfaction In The Emergency Department : Example

From Iran. Iran Journals Nurs Midwifery Res 18(1):79-83.

Krisanty, P, Et Al. 2009. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Cetakan Pertama.

Jakarta: Penerbit Trans Info Media


75
82

Kumajas, F. W. (2014). Hubungan Karakteristik Individu Dengan Kinerja Perawat Di

Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Rsud Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang

Mongondow. Jurnal Kedokteran Sam Ratulangi. 5(2), 210-220

Kurniawan, I. And Prasetyo, Y. (2014). Profil Demografi Dan Kepusan Kerja Perawat

Puskesmas Di Wilayah Kota Malang. Research Report Universitas

Muhammadiyah Malang.

Lāhdet, E., Suserud, B., Jonsson, A. And Lundberg, L. (2009). Analysis Of Triage

Worldwide. Emergency Nurse, 17(4), Pp.16-19.

Lutfi, et Al. (2015). Hubungan Lama Masa Kerja Tenaga Kesehatan Dengan

Kemampuan Triase Hospital Di Instalasi Gawat Darurat Rsud Dr. Abdoer Rahem

Situbondo Kabupaten Situbondo.Jember : Universitas Muhammadiyah Jember.

Lontoh, C. (2013). Pengaruh Pelatihan Teori Bantuan Hidup Dasar Terhadap

Pengetahuan Resusitasi Jantung Paru Siswa-Siswi Sma Negeri 1 Toili. Skripsi.

Manado : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas

Sam Ratulangi Manado.

Mackway-Jones, K., Marsden, J. And Windle, J. (2019). Emergency Triage. 3rd Ed.

West Sussex: John Wiley & Sons, Ltd.


76
83

Majore, C., Kalalo, F. And Bidjuni, H. (2018). Hubungan Kelelahan Kerja Dengan

Kinerja Perawat Di Instalasi Rawat Inap Rsu Pancaran Kasih Gmim

Manado. Jurnal Keperawatan Fakultas Kedokteran Unsrat, 6(1).

Maslita, Karen. 2017. Gambaran Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap

Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang. Jakarta : Uin Syarif Hidayatullah.

Meadus, R. And Twomey, J. (2011). Men Student Nurses: The Nursing Education

Experience. Nursing Forum, 46(4), Pp.269-279.

Nursalam. (2009). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dan Praktik Keperawatan

Profesional, Edisi Kedua. Salemba Medika, Jakarta.

Pakaya, Rustam S., Et Al., 2007. Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan

Akibat Bencana. Jakarta : Departemen Kesehatan Ri.

Papathanassoglou, E., et Al. (2005). Practice And Clinical Decision-Making

Autonomy Among Hellenic Critical Care Nurses. Journal Of Nursing

Management, 13(2), Pp.154-164.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Sistem

Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu. 27 Mei 2016. Jakarta.

Pradana, A.P.K.A., Setyawan & Rahmawati, I., 2016. Gambaran Pengetahuan Perawat

Dalam Melakukan Triase Di Ugd Rsud Kota Surakarta. Stikes Kusuma Husada.
77
84

Prasetyantoro, I., 2013. Hubungan Ketepatan Penilaian Triase Dengan Tingkat

Keberhasilan Penanganan Pasien Cedera Kepala Di Igd Rsu Pku Muhammadiyah

Bantul. Stikes Aisyiyah:Yogyakarta.

Pratiwi, P.P., Suryani, M. & Sayono, 2013. Kumajas, F. W. (2014). Hubungan

Karakteristik Individu Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Penyakit

Dalam Rsud Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal

Kedokteran Sam Ratulangi. 5(2), 210-220. E-Journal : Stikes Telogorejo.

Prima, Mutia (2010). Studi Komparatif Kinerja Perawat Pelaksana Dalam

Melaksanakan Asuhan Keperawatan Berdasarkan Karakteristik Ruangan Dan

Status Kepegawaian Di Rs Padang Panjang. Padang: Universitas Andalas.

Rahardjo, Eddy Et Al., 2009. Seri Ppgd Penanggulangan Penderita Gawat

Darurat/General Emergency Life Support (Gels) Materi Teknis Standar (A B C

D E) Cetakan Keempat. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Rudianti, Yulistiana. (2011). Hubungan Komunikasi Organisasi Dengan Kinerja

Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Salah Satu Rumah Sakit Swasta

Surabaya. Tesis Magister Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Jakarta

Siagian, S.P. (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Soeprodjo, R., Mandagi, C. And Engkeng, S. (2017). Hubungan Antara Jenis Kelamin

Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.
85
78

L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Kesehatan Masyarakat

Universitas Sam Ratulangi, 6(4).

Soleman, A.A., Palealu, F.J.O. & Maramis, F.R.R., 2017. Hubungan Antara Pelatihan

Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Tenaga Keperawatan Di Rumah Sakit Ibu

Dan Anak Kasih Ibu Manado Tahun 2017. Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sam Ratulangi Manado.

Steel, I Robertson. 2006. Evolution Of Triage Systems. Emergency Medicine Journal

Stichler, J.F., 2013. Healthy Work Environments For The Ageing Nursing

Workforce. Journal Of Nursing Management, 21(7), Pp.956–963.

Stott, A. (2007). Exploring Factors Affecting Attrition Of Male Students From An

Undergraduate Nursing Course: A Qualitative Study. Nurse Education Today,

27(4), Pp.325-332.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Penerbit CV. Alfabeta: Bandung

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Egc.

Sutria, E. Et Al., 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Caring

Perawat Di Ruang Perawatan Interna. Journal Of Islamic Nursing, 2(2).


86
79

Uthaman, T., Chua, T. And Ang, S. (2015). Older Nurses: A Literature Review On

Challenges, Factors In Early Retirement And Workforce Retention. Proceedings

Of Singapore Healthcare, 25(1), Pp.50-55.

Warburton J, Et Al. 2014. Extrinsic And Intrinsic Factors Impacting On The Retention

Of Older Rural Health Care Workers In The North Victorian Public Sector: A

Qualitative Study. Rural Remote Health, 14(3): 2721

Yanti, R.I. & Warsito, B.E., 2013. Hubungan Karakteristik Perawat, Motivasi, Dan

Supervisi Dengan Kualitas Dokumentasi Proses Asuhan Keperawatan. Jurnal

Manajemen Keperawatan, 1(2).

Anda mungkin juga menyukai