Anda di halaman 1dari 17

Nursing Student Learning Centre

RABU, 13 MEI 2009

DIET KHUSU PENDERITA DIABETES MELLITUS


1 Gambaran Umum Diabetes Melitus 
Diabetes mellitus (DM) memiliki tingkat prevalensi yang tinggi dan diduga terdapat
sekitar 16 juta kasus diabetes di Amerika Serikat dan setiap tahunnya didiagnosis
600.000 kasus baru. Di Amerika, diabetes merupakan penyebab kematian ketiga
dan merupakan penyebab utama kebutaan pada orang dewasa akibat dari retino
diabetic. Penderita diabetes paling sedikit 2 ½ kali lebih sering terkena serangan
jantung dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita diabetes. Menurut data
WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita diabetes
mellitus di dunia. Pada tahun 2000, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia
yang menderita penyakit diabetes. Namun, pada tahun 2006 diperkirakan jumlah
penderita diabetes di Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta orang, dimana
baru 50 persen yang sadar mengidapnya dan di antara mereka baru sekitar 30
persen yang datang berobat teratur. 
Penyakit diabetes mellitus juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau
penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem
metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi
hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. (Wikipedia, 2009). Insulin merupakan
hormon yang menurunkan glukosa darah dan dibentuk oleh sel-sel beta pulau
Langerhans pankreas. Menurut Price & Wilson, diabetes mellitus adalah gangguan
metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi
berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Oleh karena itu, secara umum dapat
disimpulkan bahwa penyebab dari diabetes mellitus adalah terjadinya insufisiensi
insulin. 
Diabetes mellitus dapat diklasifikasikan menjadi beberapa golongan, di antaranya
penggolongan diabetes mellitus menurut American Diabetes Association (ADA),
diabetes diklasifikasikan menjadi : 
a. Diabetes mellitus yang terdiri dari dua tipe yaitu : 
1. Diabetes mellitus Tipe I atau Juvenile Onset atau Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (IDDM), yang penyebabnya masih idiopatik dan kemungkinan juga dapat
disebabkan oleh penyakit autoimun, 
2. Diabetes mellitus Tipe II atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM),
yang disebabkan karena terjadinya kombinasi dari kecacatan dalam produksi insulin
dan resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas terhadap insulin
(adanya defek respon jaringan terhadap insulin) yang melibatkan reseptor insulin di
membran sel. 
b. Diabetes mellitus kehamilan atau yang lebih dekal sebagai Gestational Diabetes
Mellitus (GDM), yang disebabkan karena terjadi peningkatan sekresi berbagai
hormon yang mempunyai efek metabolik terhadap toleransi glukosa sehingga
kehamilan adalah suatu keadaan diabetogenik. 
c. Tipe spesifik lain yang menyebabkan intoleransi glukosa, yaitu cacat genetik fungsi
sel beta (MODY), cacat genetik kerja insulin: sindrom resistensi insulin berat,
endokrinopati dari Cushing Syndrome dan akromegali, penyakit endokrin pankreas,
obat atau induksi secara klinis dan infeksi. 
d. Gangguan toleransi glukosa (IGT) 
e. Gangguan glukosa puasa (IFG) 
Manifestasi klinis secara umum telah dikenal oleh banyak orang sebagai trias
diabetes yaitu poliuria, polidipsia, polifagia. Gejala lainnya adalah pandangan kabur,
pusing, mual dan berkurangnya ketahanan selama melakukan olahraga. Penderita
diabetes (diabetesi) yang kurang terkontrol lebih peka terhadap infeksi. Karena
kekurangan insulin yang berat, maka sebelum menjalani pengobatan penderita
diabetes tipe I hampir selalu mengalami penurunan berat badan, sedangkan
sebagian besar penderita diabetes tipe II tidak mengalami penurunan berat badan. 

Gambar 1. Manifestasi klinis diabetes mellitus secara umum 

Diabetes merupakan penyakit yang memiliki komplikasi (menyebabkan terjadinya


penyakit lain) yang paling banyak. Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah yang
tinggi terus menerus, sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf dan
struktur internal lainnya. Zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding
pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran.
Akibat penebalan ini maka aliran darah akan berkurang, terutama yang menuju ke
kulit dan saraf. Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan
kadar zat berlemak dalam darah meningkat, sehingga mempercepat terjadinya
aterosklerosis (penimbunan plak lemak di dalam pembuluh darah). Aterosklerosis
ini 2-6 kali lebih sering terjadi pada penderita diabetes. Sirkulasi darah yang buruk
ini melalui pembuluh darah besar (makro) bisa melukai otak, jantung, dan
pembuluh darah kaki (makroangiopati), sedangkan pembuluh darah kecil (mikro)
bisa melukai mata, ginjal, saraf dan kulit serta memperlambat penyembuhan luka. 
Penderita diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi jangka panjang jika
diabetesnya tidak dikelola dengan baik. Komplikasi yang lebih sering terjadi dan
mematikan adalah serangan jantung dan stroke. Kerusakan pada pembuluh darah
mata bisa menyebabkan gangguan penglihatan akibat kerusakan pada retina mata
(retinopati diabetikum). Kelainan fungsi ginjal bisa menyebabkan gagal ginjal
sehingga penderita harus menjalani cuci darah (dialisa). Gangguan pada saraf dapat
bermanifestasi dalam beberapa bentuk. Jika satu saraf mengalami kelainan fungsi
(mononeuropati), maka sebuah lengan atau tungkai dapat secara tiba-tiba menjadi
lemah. Jika saraf yang menuju ke tangan, tungkai dan kaki mengalami kerusakan
(polineuropati diabetikum), maka pada lengan dan tungkai bisa dirasakan
kesemutan atau nyeri seperti terbakar dan kelemahan. Kerusakan pada saraf
menyebabkan kulit lebih sering mengalami cidera karena penderita tidak dapat
merasakan perubahan tekanan maupun suhu. Berkurangnya aliran darah ke kulit
juga bisa menyebabkan ulkus (borok) dan semua penyembuhan luka berjalan
lambat. Ulkus di kaki bisa sangat dalam dan mengalami infeksi serta masa
penyembuhannya lama sehingga sebagian tungkai harus diamputasi. 

2 Tujuan Diet Diabetes Melitus 


Tujuan dari terapi gizi pada penyakit diabetes mellitus adalah menyesuaikan
makanan dengan kesanggupan dari tubuh untuk menggunakannya, sehingga
membantu penderita untuk : 
a. Menurunkan kadar gula darah mendekati normal yang menjadi tujuan utama
dalam terapi gizi ini, meskipun kadar gula darah yang benar-benar dalam kisaran
normal sangat sulit untuk dipertahankan. 
b. Menurunkan gula dalam urine menjadi negatif. 
c. Mencapai berat badan normal/ideal. 

Syarat-syarat yang diperlukan untuk diet diabetes mellitus (DM) adalah : 


1. Kebutuhan kalori disesuaikan dengan kelainan metabolik, umur, berat badan,
tinggi badan, dan aktivitas tubuh. 
2. Jumlah hidrat arang disesuaikan dengan kesanggupan tubuh dalam menggunakan
tubuh dalam menggunakannya. 
3. Cukup protein, mineral, vitamin di dalam makanan. 
Penentuan dari terapi gizi ini juga terkait dengan bahan makanan yang dikonsumsi
penderita DM. Bahan makanan yang harus dibatasi oleh penderita DM yaitu sumber
hidrat arang kompleks seperti nasi, lontong, roti, ubi, singkong, mie, bihun,
macaroni dan makanan lain yang dibuat dari tepung-tepungan. Bahan makanan
yang harus dihindari terdiri dari gula murni dan makanan yang diolah dengan gula
murni, seperti gula pasir, gula jawa, gula-gula dodol, coklat, jam, madu, sirup, susu
kental manis, es krim, kue-kue manis, coke, tarcis, buah dalam kaleng, dendeng,
abon, kecap, dan lain-lain. (sumber???????????????????) 

3 Kebutuhan Zat Gizi pada Penderita DM 


Perencanaan makan hendaknya dengan kandungan zat gizi yang cukup dan disertai
pengurangan total lemak terutama lemak jenuh. Pengetahuan porsi makanan
sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari. Penurunan berat
badan ringan atau sedang (5–10 kg), sudah terbukti dapat meningkatkan kontrol
diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai. Penurunan berat badan dapat
diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan asupan energi yang moderat dan
peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-
500 Kkal lebih rendah dari asupan rata-rata sehari. Kebutuhan zat gizi yang
dibutuhkan dapat diuraikan sebagai berikut, 
1. Protein 
Hanya sedikit data ilmiah untuk membuat rekomendasi yang kuat tentang asupan
protein orang dengan diabetes. ADA pada saat ini menganjurkan mengkonsumsi
10% – 20% energi dari protein total, sedangkan menurut konsensus pengelolaan
diabetes di Indonesia kebutuhan protein untuk orang dengan diabetes adalah 10 –
15% energi. Asupan protein perlu diturunkan menjadi 0,8 g/kg perhari atau 10% dari
kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65%
hendaknya bernilai biologi tinggi. 
2. Total Lemak 
Asupan lemak dianjurkan kurang dari 10% energi dari lemak jenuh dan tidak lebih
10% energi dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya yaitu 60 – 70% total
energi dari lemak tidak jenuh tunggal dan karbohidrat. Distribusi energi dari lemak
dan karbohidrat dapat berbeda-beda setiap individu berdasarkan pengkajian gizi dan
tujuan pengobatan. Anjuran persentase energi dari lemak tergantung dari hasil
pemeriksaan glukosa, lipid, dan berat badan yang diinginkan. Untuk individu yang
mempunyai kadar lipid normal dan dapat mempertahankan berat badan yang
memadai (diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal pada anak
dan remaja) dapat dianjurkan tidak lebih dari 30% asupan energi dari lemak total
dan kurang dari 10% energi dari lemak jenuh. Dalam hal ini anjuran asupan lemak di
Indonesia adalah 20 – 25% energi. Apabila peningkatan LDL merupakan masalah
utama, dapat diikuti anjuran diet dislipidemia tahap II yaitu kurang dari 7% energi
total dari lemak jenuh, tidak lebih dari 30% energi dari lemak total dan kandungan
kolesterol 200 mg/hari. 
Apabila peningkatan trigliserida dan VLDL merupakan masalah utama, pendekatan
yang mungkin menguntungkan selain menurunkan berat badan dan peningkatan
aktivitas adalah peningkatan sedang asupan lemak tidak jenuh tunggal 20% energi
dengan kurang dari 10% energi masing-masing dari lemak jenuh dan tidak jenuh
ganda sedangkan asupan karbohidrat lebih rendah. Perencanaan makanan tinggi
lemak tidak jenuh tunggal dapat dilakukan antara lain dengan penggunaan nuts,
alpukat dan minyak zaitun. Namun demikian pada individu yang kegemukan
peningkatan asupan lemak dapat memperburuk kegemukannya. Pasien dengan
kadar trigliserida lebih dari 1000 mg/dl mungkin memerlukan penurunan semua
tipe lemak makanan untuk menurunkan kadar lemak plasma dalam bentuk
kilomikron. 
3. Lemak Jenuh dan Kolesterol 
Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol adalah untuk
menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu, kurang dari 10%
asupan energi sehari seharusnya dari lemak jenuh dan asupan makanan kolesterol
makanan hendaknya dibatasi tidak lebih dari 300 mg per hari. Namun demikian
rekomendasi ini harus disesuaikan dengan latar belakang budaya dan etnik. 
4. Karbohidrat dan Pemanis 
Rekomendasi tahun 1994 lebih menfokuskan pada jumlah total karbohidrat dari
pada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal, menilai kembali fruktosa
dan lebih konservatif untuk serat. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon
glikemik menyerupai roti, nasi dan kentang. Walaupun berbagai tepung-tepungan
mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah
total karbohidrat yang dikonsumsi daripada sumber karbohidrat. Anjuran konsumsi
karbohidrat untuk orang dengan diabetes di Indonesia adalah 60–70% energi. 
5. Sukrosa 
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari
perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu
dengan diabetes tipe 1 dan 2. Sukrosa dan makanan yang mengandung sukrosa
harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan tidak hanya
dengan menambahkannya pada perencanaan makan. Dalam melakukan substitusi
ini kandungan zat gizi dari makanan-makanan manis yang pekat dan kandungan zat
gizi makanan yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan, demikian juga
adanya zat gizi-zat gizi lain pada makanan tersebut seperti lemak yang sering
dimakan bersama sukrosa. Mengkonsumsi makanan yang bervariasi memberikan
lebih banyak zat gizi dari pada makanan dengan sukrosa sebagai satu-satunya zat
gizi. 
6. Pemanis Buatan 
a. Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil daripada sukrosa dan
kebanyakannya karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat
memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun
demikian, karena pengaruh penggunaan dalam jumlah besar (20% energi) yang
potensial merugikan pada kolesterol dan LDL, fruktosa tidak seluruhnya
menguntungkan sebagai bahan pemanis untuk orang dengan diabetes. Penderita
dislipidemia hendaknya menghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar,
namun tidak ada alasan untuk menghindari makanan seperti buah dan sayuran yang
mengandung fruktosa alami ataupun konsumsi sejumlah sedang makanan yang
mengandung pemanis fruktosa. 
b. Sorbitol, mannitol dan xylitol adalah gula alkohol biasa (polyols) yang
menghasilkan respon glikemik lebih rendah daripada sukrosa dan karbohidrat lain.
Penggunaan pemanis tersebut secara berlebihan dapat mempunyai pengaruh
laksatif. 
c. Sakarin, aspartam, acesulfame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima
sebagai pemanis pada semua penderita DM. 
7. Serat 
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang
yang tidak diabetes. Dianjurkan mengkonsumsi 20–35 gram serat makanan dari
berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25
gram/hari dengan mengutamakan serat larut. 
8. Natrium 
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu
tidak lebih dari 3000 mg, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai
sedang, dianjurkan 2400 mg natrium per hari. 

4 Prinsip Perencanaan Diet Penderita dengan DM 


4.1 Kebutuhan Kalori 
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal
komposisi energi adalah 60–70% dari karbohidrat, 10-15% dari protein dan 20–25%
dari lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan
orang dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan berdasarkan
kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan
dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas,
kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan. Cara lain adalah seperti tabel
1 di bawah ini. 
Dewasa Kalori/kg BB Ideal 
Kerja santai Sedang Berat 
Gemuk 25 30 35 
Normal 30 35 40 
Kurus 35 45 40 – 45 

Sedangkan cara yang lebih mudah lagi adalah dengan pegangan kasar, yaitu untuk
pasien kurus 2300 – 2500 kalori, normal 1700 – 2100 kalori dan gemuk 1300 - 1500
kalori. Perhitungan jumlah kalori ditentukan oleh status gizi, umur, ada tidaknya
stress akut, dan kegiatan jasmani. Penentuan status gizi dapat dipakai indeks masa
tubuh (IMT), rumus Brocca dan persentasi dari Relative Body Weight (RBW). 
a. Penilaian Status Gizi Berdasarkan IMT 
IMT dihitung berdasarkan pembagian berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan
tinggi badan (dalam meter kuadrat). 

Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT : 


Klasifikasi IMT 
Berat badan kurang < idaman =" 90%" ideal ="
(TB" bbr =" BB" tb =" tinggi">120 % <> 110 % 
Obesitas ringan BBR 120 – 130% 
Obesitas sedang BBR 130 – 140% 
Obesitas berat BBR > 100% 
Obesitas morbid > 200% 
Dalam praktek, pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita
diabetes mellitus yang beraktivitas biasa adalah : 
 Kurus : berat badan x 40 – 60 kalori sehari 
 Normal : berat badan x 30 kalori sehari 
 Gemuk : berat badan x 20 kalori sehari 
 Obesitas : berat badan x 10 – 15 kalori sehari 
Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori. 
1. Jenis kelamin 
Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria, untuk ini dapat dipakai
angka 25 kal/kg BB untuk wanita dan angka 30 kal/kg BB untuk pria. 
2. Umur 
a. Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi daripada orang
dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kal/kg BB. 
b. Umur 1 tahun membutuhkan ± 1000 kalori dan selanjutnya pada anak-anak lebih
dari 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap tahunnya. 
c. Penurunan kebutuhan kalori di atas 40 tahun harus dikurangi 5% untuk tiap
dekade antara 40 dan 59 tahun, sedangkan antara 60 dan 69 tahun dikurangi 10%,
di atas 70 tahun dikurangi 20%. 
3. Aktivitas fisik atau pekerjaan. 
Jenis aktivitas yang berbeda membutuhkan kalori yang berbeda pula. Jenis aktivitas
dikelompokkan sebagai berikut : 
a. Keadaan istirahat : kebutuhan kalori basal ditambah 10%. 
b. Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga, dan
lain-lain kebutuhan harus ditambah 20% dari kebutuhan basal. 
c. Sedang : pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak perang,
kebutuhan dinaikkan menjadi 30% dari basal. 
d. Berat : petani, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit, kebutuhan ditambah
40%. 
e. Sangat berat : tukang becak, tukang gali, pandai besi, kebutuhan harus ditambah
50% dari basal. 
4. Kehamilan/Laktasi 
Pada permulaan kehamilan diperlukan tambahan 150 kal/hari dan pada trimester II
dan III 350 kal/hari. Pada waktu laktasi diperlukan tambahan sebanyak 550
kal/hari. 
5. Adanya komplikasi, infeksi 
Trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikan suhu memerlukan tambahan
kalori sebesar 13% untuk tiap kenaikkan 1 derajat celcius. 
6. Berat badan 
Bila kegemukan/terlalu kurus, dikurangi/ditambah sekitar 20-30% bergantung
kepada tingkat/kekurusannya. 

2.4.2 Daftar Makanan Penukar 


Daftar bahan makanan penukar adalah suatu daftar nama bahan makanan dengan
ukuran tertentu dan dikelompokkan berdasarkan kandungan kalori, protein, lemak
dan hidrat arang. Setiap kelompok bahan makanan dianggap mempunyai nilai gizi
yang kurang lebih sama. Dikelompokkan menjadi 7 kelompok bahan makanan
yaitu : 
a. Golongan 1 : bahan makanan sumber karbohidrat. 
Satu satuan penukar mengandung : 175 kalori, 4 g protein, 40 g karbohidrat. 

Bahan makanan Berat (g) Ukuran 


Nasi 100 ½ gls 
Nasi tim 200 1 gls 
Bubur beras 400 2 gls 
Nasi jagung 100 ½ gls 
Kentang 200 2 bj sdg 
Singkong*) 100 1 ptg sdg 
Talas 200 1 bj bsr 
Ubi 150 1 bj sdg 
Biskuit meja 50 5 bh 
Roti putih 80 4 iris 
Krakers 50 5 bh bsr 
Bahan makanan Berat(g) Ukuran 
Maizena*) 40 8 sdm 
Tepung beras 50 8 sdm 
Tepung singkong*) 40 7 sdm 
Tepung sagu 40 7 sdm 
Tepung terigu 50 10 sdm 
Tepung hunkwe*) 40 8 sdm 
Mie kering 50 1 gls 
Mie basah 100 1 gls 
Makaroni 50 o gls 
Bihun 50 o gls 

*) bahan makanan ini kurang mengandung protein sehingga perlu ditambah 


o satuan penukar bahan makanan sumber protein 

b. Golongan 2 : bahan makanan sumber protein hewani. 


Satu satuan penukar mengandung: 95 kalori, 10 gram protein, 6 gram lemak. 
Bahan makanan Berat (g) Ukuran 
Daging sapi 50 1 ptg sdg 
Daging babi 25 1 ptg kcl 
Daging ayam 50 1 ptg sdg 
Hati sapi 50 1 ptg sdg 
Didih sapi 50 2 ptg sdg 
Babat 60 2 ptg sdg 
Usus sapi 75 3 bulatan 
Telur ayam 60 2 btr 

Bahan makanan Berat (g) Ukuran 


Telur ayam negeri 60 1b btr bsr 
Telur bebek 60 1 btr 
Ikan segar 50 1 ptg sdg 
Ikan asing 25 1 ptg sdg 
Ikan teri 25 3 sdm 
Udang basah 50 o gls 
Keju 30 1 ptg sdg 
Bakso daging 100 10 bj bsr 
20 bj kcl 

c. Golongan 3 : bahan makanan sumber protein nabati. 


Satu satuan penukar mengandung: 80 kalori, 6 gram protein, 3 gram lemak, 8 gram
karbohidrat. 
Bahan makanan Berat (g) Ukuran 
Kacang hijau 25 2 o sdm 
Kacang kedele 25 2 o sdm 
Kacang merah 25 2 o sdm 
Kacang tanah terkupas 20 2 sdm 
Kacang tolo 25 2 o sdm 
Bahan makanan Berat (g) Ukuran 
Keju kacang tanah 20 2 sdm 
Oncom 50 2 ptg sdg 
Tahu 100 1 bj bsr 
Tempe 50 2 ptg sdg 

d. Golongan 4 : sayuran. 
Sayuran kelompok A, mengandung sedikit sekali kalori, protein, dan karbohidrat.
Sayuran ini boleh digunakan sekehendak tanpa diperhitungkan banyakya. 

Baligo Daun lobak Ketimun Pepaya muda Seledri 


Cabe hijau besar Daun waluh Kol Petsay Tauge 
Daun bawang Jamur segar Tebe terubuk Labu air Rebung 
Daun kacang panjang Kangkung Oyong (gambas) Sawi Terong 
Daun koro Kecipir Lobak Selada Tomat 
Daun labu siam Kembang kol

Sayuran kelompok B, dalam satu satuan penukar mengandung: 50 kalori, 3 gram


protein, dan 10 gram karbohidrat. Satu satuan penukar = 100 gram sayuran mentah
dalam keadaan bersih = 1 gelas setelah direbus dan ditiriskan. 

Bayam Daun lenca Daun pepaya Kacang panjang Labu waluh 


Bit Daun lompong Daun singkong Kacang kapri Nangka muda 
Buncis Daun mangkokan Jagung muda Katuk Pare 
Daun bluntas Daun melinjo Jantung pisang Kucai Tekokak 
Daun kecipir Daun pakis Genjer Labu siam Wortel 
Daun ketela rambat

e. Golongan 5 : buah-buahan. 
Satu satuan penukar mengandung: 40 kalori, 10 gram karbohidrat. 
Bahan makanan Berat (g) Ukuran 
Alpukat 50 o bh bsr 
Apel 75 o bh sdg 
Anggur 75 10 bj 
Belimbing 125 1 bh bsr 
Duku 75 15 bh 
Durian 50 3 bj 
Jambu air 100 2 bh sdg 
Jambu biji 100 1 bh bsr 
Jambu bol 75 1 bh sdg 
Jeruk manis 100 2 bh sdg 
Kedondong 100 1 bh bsr 
Kemang 100 1 bh bsr 
Bahan makanan Berat (g) Ukuran 
Mangga 50 o bh bsr 
Nanas 75 1/6 bh sdg 
Nangka masak 50 3 bj 
Pepaya 100 1 ptg sdg 
Pir 100 o bh 
Pisang ambon 75 1 bh sdg 
Pisang raja sereh 50 2 bh kcl 
Rambutan 75 8 bh 
Salak 75 1 bh bsr 
Sawo 50 1 bh sdg 
Semangka 150 1 ptg bsr 
Sirsak 50 o gls 

f. Golongan 6 : Susu. 
Satu satuan penukar mengandung: 110 kalori, 7 gram protein, 9 gram karbohidrat, 7
gram lemak. 

Bahan makanan Berat (g) Ukuran 


Susu sapi 200 1 gls 
Susu kambing 150 1 gls 
Susu kerbau 100 o gls 
Susu kental tak manis 100 o gls 
Bahan makanan Berat (g) Ukuran 
Tepung susu whole 25 5 sdm 
Tepung susu skim 20 4 sdm 
Tepung saridele 25 5 sdm 
Yoghurt 200 1 gls 

g. Golongan 7 : Minyak 
Satu satuan penukar mengandung: 45 kalori, 5 gram lemak. 

Bahan makanan Berat (g) Ukuran 


Minyak goreng 5 o sdm 
Minyak ikan 5 o sdm 
Margarin 5 o sdm 
Kelapa 30 1 ptg kcl 
Bahan makanan Berat (g) Ukuran 
Kelapa parut 30 5 sdm 
Santan 50 o gls 
Lemak sapi 5 1 ptg kcl 
Lemak babi 5 1 ptg kcl 

Sumber : Bagian Gizi RSCM. Penuntun diet edisi kedua. 


Tabel makanan yang harus diwaspadai oleh penderita diabetes 
No Nama Makanan per 100 gram Kolesterol (mg) kategori 
1. Daging asap (ham) 98 Sesekali 
2. Iga sapi 100 Sesekali 
3. Iga babi 105 Sesekali 
4. Daging sapi 105 Sesekali 
5. Burung dara 110 Sesekali 
6. Ikan bawal 120 Sesekali 
7. Daging sapi berlemak 125 Sesekali 
8. Gajih sapi 130 Hati-hati 
9. Gajih kambing 130 Hati-hati 
10. Daging babi berlemak 130 Hati-hati 
11. Keju 140 Hati-hati 
12. Sosis daging 150 Hati-hati 
13. Kepiting 150 Hati-hati 
14. Udang 160 Hati-hati 
15. Kerang/ seafood 160 Hati-hati 
16. Belut 185 Hati-hati 
17. Santan kelapa 185 Berbahaya 
18. Gajih babi 200 Berbahaya 
19. Susu sapi 250 Berbahaya 
20. Susu sapi krim 280 Berbahaya 
21. Coklat/ cacao 290 Berbahaya 
22. Mentega/ margarin 300 Berbahaya 
23. Jeroan sapi 380 Berbahaya 
24. Jeroan babi 420 Berbahaya 
25. Kerang putih/ remis/tiram 450 Berbahaya 
26. Telur ayam 500 Berbahaya 
27. Jeroan kambing 610 Berbahaya 
28. Cumi-cumi 1170 Pantang 
29. Kuning telur ayam 2000 Pantang 
30. Otak sapi 2300 Pantang 
31. Otak babi 3100 Pantang 
32. Telur burung puyuh 3640 Pantang 

(Sumber: RS Mitra Kemayoran) 

2.5 Diet Pada Penderita DM 


2.5.1 DM Gestasional 
1. Diet KV (untuk DM pregestasional) 
DM pregestasional untuk ibu yang sudah menderita DM sebelum hamil. Diet ini
diberikan untuk diabetisi yang hamil. Komposisi diet ini sama dengan diet KV. Ada 4
macam diet untuk Diet-KV-Pregestasional, yaitu : 
1. Diet KV (Pregestasional) T1 / Diet-KV-T1 
Diet ini diberikan untk diabetisi hamil pada trimester 1. 
2. Diet KV (Pregestasional) T2 / Diet-KV-T2 
Diet ini diberikan untk diabetisi hamil pada trimester 2. 
3. Diet KV (Pregestasional) T3 / Diet-KV-T3 
Diet ini diberikan untk diabetisi hamil pada trimester 3. 
4. Diet KV (Pregestasional) L / Diet-KV-L 
Diet ini diberikan untuk diabetisi yang menyusui. 

2. Diet B1 (untuk DM Gestasional) 


Diet ini diberikan untuk penderita wanita yang diabetes mellitusnya diketahui saat
hamil. Komposisi diet ini sama dengan diet B1. Ada 4 macam diet B1 gestasional,
yaitu: 
1. Diet B1 (gestasional) T1 / Diet-B1-T1 
Diet ini diberikan untuk diabetisi hamil trimester 1. 
2. Diet B1 (gestasional) T2 / Diet-B1-T2 
Diet ini diberikan untuk diabetisi hamil trimester 2. 
3. Diet B1 (gestasional) T3 / Diet-B1-T3 
Diet ini diberikan untuk diabetisi hamil trimester 3. 
4. Diet B1 (gestasional) L / Diet B1 L 
Diet ini diberikan untuk diabetisi yang menyusui. 
(Tjokroprawiro, 2006) 

2.5.2 DM Pada Saat Puasa 


Menurut hasil penelitian pada 60 penderita, ternyata diabetisi yang boleh berpuasa
di bulan Ramadhan adalah : 
1. Penderita tanpa disuntik insulin (dengan obat OAD/obat anti diabetik atau diet
saja) 
2. Kadar glukosa darahnya kurang dari 200 mg/dl pada dua jam sesudah makan. 
Namun ternyata dari hasil penelitian penderita dengan kadar glukosa sampai 250
mg/dl pada dua jam sesudah makan masih dapat berpuasa selama bulan ramadhan
(satu bulan) tanpa komplikasi yang berarti. Penderita dengan suntikan insulin
kurang dari dua puluh unit dapat berpuasa, insulin disuntikkan pada waktu buka
puasa. 
Tergantung pada macamnya diet (Diet B atau Diet B1), jadwal makan penderita
diabetisi pada bulan ramadhan adalah sebagai berikut : 
1. Pukul 18.00 (30% kalori) : - Berbuka puasa (makanan utama I) 
- Tablet OAD pertama dan vitamin (yang biasa diberikan pagi hari) 
2. Pukul 20.00 (25% kalori) : - Sesudah tarawih (makanan utama II) 
- Gerak badan dilaksanakan sesudah tarawih 
3. Sebelum tidur malam (10% kalori): - Makanan kecil 
- Tablet OAD yang kedua (bila ada, yang biasa diberikan siang hari) 
4. Pukul 03.00 (25% kalori) : Makan sahur (makanan utama III) 
5. Pukul 03.30 (10% kalori) : - Makanan kecil 
- Vitamin kedua 
Jangan memberikan tablet OAD pada saat sahur karena dapat menyebabkan
hipoglikemia waktu bekerja. Bila penderita ingin berolahraga, laksanakan sesudah
makanan utama II (sesudah tarawih). (Tjokroprawiro, 2006) 

2.5.3 DM Berdasarkan Penyakit 


a. Diet B 
Komposisi diet B terdiri dari karbohidrat sebesar 68%, protein sebesar 12%, lemak
sebesar 20%, rasio polyunsaturated fat : saturated fat sebesar 1:0, kolesterol per hari
sebesar < be =" stadium" antara =" kudapan" 10 =" GULOH-SISAR)," 10 ="
GULOH–SISAR," cs2 =" Telur,"> 45 mg/dl 
3. LDL-kolesterol < 130 mg/dl 
4. Trigliserida < 200 mg/dl 

GULOH SISAR terdiri dari : 


a. G (Gula) 
Batasi penggunaan gula dan makanan/minuman yang terlalu manis. Untuk diabetisi,
gula atau glukosa dilarang sama sekali. 
b. Urat = asam urat 
Batasi makanan yang mengandung banyak purin, karena purin dapat menimbulkan
hiperurisemia dengan efek samping antara lain mudah timbul agregasi trombosit
(penggumpalan darah) yang dapat memacu timbulnya aterosklerosis atau
penyempitan pembuluh darah (juga dapat menyebabkan urolithiasis atau batu
saluran kencing dan gout atau sakit sendi). Batasilah JAS-BUKE. 
c. L (Lemak atau lipid) 
Usahakan mencapai Desirable-LIPID TRIAD (kolesterol-total, trigleserida,
kolesterol-HDL) seperti di atas, atau cegahlah terjadinya dislipidemia dengan cara : 
 Hindari makanan berlemak secara berlebihan, jangan terlalu sering makan
makanan yang aterogenik, kurangi makan TEK-KUK-CS2. 
 Biasakan makan sayur dan buah-buahan setiap hari. 
d. O (Obesitas) 
Cegah kegemukan atau gizi lebih atau obesitas. 
e. H (Hipertensi) 
Jangan mengkonsumsi garam yang berlebihan, karena garam dapat memacu
hipertensi (tekanan darah tinggi). Usahakan tensi tidak melebihi 140/90 mmHg. 
f. S (Sigaret) 
Berhenti merokok. 
g. I (Inaktivitas) 
Lakukan olahraga teratur setiap hari untuk menghilangkan kalori sekitar 300 kkal
atau 2000 kkal/minggu atau jalan kaki setiap hari kurang lebih sejauh 3 km. Hindari
inaktivitas (tidak berolahraga). 
h. S (Stress) 
Usahakan tidur nyenyak minimal 6 jam sehari agar dapat meredam stress. 
i. A (Alkohol) 
Berhenti minum alkohol. 
j. R (Reguler Check Up) 
Lakukan check up (kontrol) secara teratur tanpa mengganggu timbulnya gejala no
(a) sampai (i) (juga untuk orang normal atau Non-DM, terutama untuk umur di atas
40 tahun). (Tjokroprawiro, 2006) 

Anda mungkin juga menyukai