Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

KIMIA MEDISINAL
NAMA : Ardan Maulana Charif Putra NPM : 066118019

Berikut tugas yang berkaitan dengan materi 4


1. bagaimana hubungan isomer geometrik dengan aktivitas biologis
2. bagaimana hubungan isomer konformasi dengan aktivitas biologis
3. bagaimana hubungan diastereoimer dan aktivitas biologis
4. bagaimana hubungan isomer dan aktivitas biologis
5. bagaimana jarak antar atom dapat mempengaruhi aktivitas biologis
Jawab :
1. isomer geometri atau isomer cis trans adalah isomer yang disebabkan adanya atom-
atom atau gugus-gugus yang terikaat secara langsung pada suatu
ikatan rangkap atau dalam suatu sistem alisiklik. ikatan rangkap dan sistem
alisiklik membatasi gerakan atom dalam mencapai kedudukan yang stabil
sehingga terbantuk isomer cis- trans dan isomer cis-trans cenderung
menahan gugus-gugus dalam molekul pada ruang yang relatif berbeda dan perbedaan
letak gugus-gugus tersebut dapat menimbulkan perbedaan kimia fisika.
Akibatnya,distribusi isomer dalam media biologis 
juga berbeda, dan berbeda pulakemampuan isomer untuk interaksi dengan reseptor
biologis.

2. isomer konformasi adalah isomer yang terjadi karena ada perbedaan pengaturan
ruang dari atom-atom atau gugus-gugus dalam struktur molekul obat.
Isomer konrfomasi lebih stabil pada struktur senyawa non aromatik. contoh
sikloheksan dapat membentuk 3 konfomer yaitu bentuk kursi, perahu, dan melipat.
Sikloheksan cenderung dalam bentuk konformasi kursi dibanding bentuk konformasi
perahu atau melipat.Substituen atau gugus pada cincin sikloheksan cenderung ditahan
pada kedudukan equatorial oleh karena bentuk aksial lebih muda terpengaruh oleh
efek sterik.
Pada bentuk 1,3 diaksial, subtituennya cenderung tolak-menolak satu
samalain sehingga mengubah kelenturan cincin dan menempatkan substituen pada
kedudukan ekuatorial yang kurang terpengaruh oleh efek sterik. Pada cincin non
aromatik, atom atau gugus yang terikat dapat pada kedudukan ekuatorial atau aksial
atau kedua-duanya dan dapat menunjukkan aktivitas biologis yang sama atau berbeda.

Trimeperidin adalah senyawa narkotik analgesik poten pada struktur molekuln
ya bentuk konfirmasi ekuatorial atau aksial ditunjang dan
berorientasipada gugus fenil dan gugus alisiklik.Gugus fenil cendrung dipertahankan
dalam bidang cincin pada kedudukanekuatorial. Untuk mengubah kedudukan
aksialdibutuhkan energi lebih kurang 7 kilo kalori/mol. Isomer aksial dan ekuatorial
daritrimeperidin mempunyai analgesik sama. Hal ini menunjukkan bahwa
pengaruh bentuk isomer konfirmasi terhadap aktivitas analgesik trimeperidin sangat
kecil.
Planaritas pada bagian tertentu molekul obat sangat penting untuk
dapatmenimbulkan aktivitas biologis pada umumnya. Pada umumnya akan
menunjang rigiditas molekul obat dan ini terjadi pada cincin aromatik atau
suatu sistemkerkonjugasi yang lain . atom atau gugus yang terikat secara langsung
pada cincinatau sistem tersebut akan berada pada ruang yang sama.
Kadang-kadang suatu molekul senyawa tertentu memberikan lebih dari satu
efek biologis karena mempunyai bentuk konfirmaasi yang unik dan lentur sehingga
dapat berinteraksi dengan reseptor-reseptor yang berbeda.Contoh :Asetil kolin karena
asetilkolin memiliki dua bentuk konfirmasi yaitu
a. bentuk konfirmasi tertutup
Pada bentuk ini atom H dari N-metil letaknya berdekatan dengan atom O dari
gugus asetoksi sehingga terjadi ikatan hidrogen intermolekul membentuk struktur
tertutup.Bentuk konfirmasi ini dapat berinteraksi dengan reseptor nikotinik dari
ganglia dan penghubung saraf otot.
b. bentuk konfirmasi memanjang penuh
pada bentuk ini atom H dari N-metil letaaknya berjauhan dengan atom O
sehingga membentuk struktur memanjang. Bentuk konfirmasi ini dapat
berinteraksi dengan reseptor muskarinik dari saraf post ganglionik parasimpatik
dan mudah dihidrolisis oleh enzim asetilkolinesterase.
3. Diastereoisomer adalah isomer yang disebabkan oleh senyawa yang mempunyaidua
atau lebih pusat atom asimetrik, mempunyai gugus fungsional
sama dan memberikan tipe reaksi yang sama pula. Kedudukan
gugus-gugus substitusi terletak pada ruang yang relatif berbeda sehingga
diastereoisomer mempunyai sifat fisik, kecepatan reaksi dan sifat biologis yang
berbeda pula.Perbedaan sifat-sifat di atas berpengaruh terhadap distribusi,
metabolisme dan interaksi isomer dengan reseptor. Perbedaan
 interaksi dengan reseptor dari senyawa-senyawa diastereoisomer dapat dilihat pada
gambar berikut.

Keterangan :
Nilai koefisien partisi lemak/air isomer cis  tidak sama dengan isomer trans atau log P
(cis) >log P (trans).
A,B, dan C                : gugus-gugus pada Isomer
A’,B’,dan C’             : tempat yang sesuai pada reseptor
Diasterioisomer  kemungkinan juga mempunyai aktifitas optis.
Contoh: efedrin, mempunyai 2 atom C asimetrik dengan 4 bentuk aktif optis, dapat
membentuk diasterioisomer (+-) eritro dan (+-) itreo.
4. Sebagian besar obat yang termasuk golongan farmakologis sama, pada umumnya
mempunyai gambaran struktur tertentu. Gambaran struktur ini disebabkan oleh
orientasi gugus-gugus fungsional dalam ruang dan pola yang sama. Dari gambaran
sterik dikenal beberapa macam struktur isomeri, antara lain adalah isomer geometrik,
isomer konformasi, diastereoisomer dan isomer optik. Bentuk-bentuk isomer tersebut
dapat mempengaruhi aktivitas biologis obat.
5. Jarak antar atom dapat mempengaruhi aktivitas biologis karena hubungan antara
struktur dengan aktivitas biologis sering ditunjang oleh konsep kelenturan reseptor,
pada beberapa tipe kerja biologis, jarak antara gugus fungsional molekul dapat
berpengaruh terhadap aktivitas biologis obat. Hal tersebut dapat diperkiran dari jarak
identitas atau jarak antar ikatan-ikatan peptida struktur protein yang memanjang.
Contoh :
1. Obat parasimpatomimetik
2. Obat kurare
3. Hormon estrogen non steroid
Jarak intra atom gugus-gugusyang berinteraksi dengan reseptor pada obat harus sesuai
dengan jarak intra atom gugus-gugus fungsional reseptor yang berinteraksi dengan
obat. Obat-obat mempunyai gugus fungsi yang berinteraksi dengan reseptor pada
pembentukan kompleks obat- reseptor .Molekul yang mempunyai dimensi molekul
terlalu besar menganggu interaksi.Jarak intra atom berbeda ➡ interaksi gugus
fungsional sulit terjadi ➡kekuatan aktivitas.Obat-obat yang mempunyai dimensi
molekuler dan jarak intra atom yang berinteraksi dengan reseptor bersesuaian ➡bisa
saling menduduki reseptornya ➡ menghasilkan efek samping.

Anda mungkin juga menyukai