DISUSUN OLEH :
41117010126
DOSEN PEMBIMBING :
BAB I
PENDAHULUAN
Kota Jakarta Barat merupakan salah satu dari 5 kota administrasi di Daerah Khusus
Jakarta Barat pada tahun 2018 mencapai 2.486.074 jiwa dimana 850 diantaranya
merupakan warga negara asing (WNA) dari berbagai negara. Pertumbuhan ini akan
terus meningkat setiap tahunnya sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas dan
Kota yang penuh dengan aktivitas membutuhkan sarana dan prasarana transportasi yang
baik serta menunjang agar pergerakan masyarakat dapat berjalan dengan lancar. Di
Jakarta Barat, KRL Commuter Line Jabodetabek menjadi salah satu moda transportasi
penduduknya. Jakarta Barat memiliki setidaknya sepuluh stasiun kereta yaitu Jakarta
Kota, Angke, Palmerah, Duri, Grogol, Pesing, Taman Kota, Bojong Indah, Rawa
Stasiun Jakarta Kota merupakan salah satu stasiun kereta api kelas besar tipe A yang
terletak di Kelurahan Pinangsia, kawasan Kota Tua, Jakarta dengan luas 32.500 m².
Stasiun yang terletak pada ketinggian +4 meter ini merupakan stasiun utama PT Kereta
Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi I Jakarta dan merupakan stasiun terminus yang
tidak memiliki jalur lanjutan lagi. Stasiun ini memiliki sebelas jalur kereta api.
I-1
Bab I Pendahuluan
Stasiun ini padat dengan jadwal kereta, sehingga KRL yang akan masuk ke stasiun
tersebut harus antri. Puncak kepadatan lalu lintas kereta terjadi saat jam berangkat dan
pulang kerja. Sering kali terjadi penumpukan penumpang akibat waktu tunggu
(Headway) kereta yang terlambat dan tidak sesuai dengan jadwal tanpa diiringi dengan
fasilitas, sarana dan prasarana yang akan mempengaruhi tingkat kepuasan penumpang.
Seperti fasilitas tempat duduk, toilet, tempat penyebrangan, dan jalur khusus
penumpang difabel.
Oleh sebab itu Stasiun Jakarta Kota perlu dilakukan evaluasi dalam segala aspek baik
sarana maupun prasarana, dengan harapan bahwa sarana dan prasarana yang baik,
penumpang dapat merasa lebih aman dan nyaman. Dalam mengevaluasi sebuah stasiun
diperbaiki. Salah satu evaluasi yang dimaksudkan adalah terkait kapasitas Stasiun
Jakarta Kota, agar terhindar dari penumpukan penumpang yang bisa terjadi suatu saat
mendatang.
Jadi perlu dilakukan penelitian mengenai pelayanan dan kinerja Stasiun Manggarai.
Untuk itu, dalam tugas akhir ini dipilih judul “Evaluasi Pelayanan dan Kinerja
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diperoleh tentang permasalahan ini
I-2
Bab I Pendahuluan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya Stasiun Jakarta Kota
sebagai Stasiun tipe A dapat ditinjau dari faktor-faktor yang mempengaruhi komponen
pengguna jasa layanan Stasiun Manggarai, maka timbul pertanyaan penelitian sebagai
berikut :
1. Bagaimana tingkat kinerja pelayanan dan fasilitas Stasiun Jakarta Kota terhadap
pengguna jasa?
Kota?
1. Mengetahui tingkat kinerja pelayanan dan fasilitas pada Stasiun Jakarta Kota.
Kota.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagsi sarana pembelajaran atau informasi bagi
Untuk menghindari penelitian terlalu luas dan terbatasnya waktu dalam menganalisa,
I-3
Bab I Pendahuluan
1. Daerah atau lokasi yang dijadikan objek penelitian adalah Stasiun Jakarta Kota.
Jakarta Kota.
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini meliputi latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian,
manfaat penelitian, pembatasan dan ruang lingkup masalah, dan sistematika penulisan.
Bab ini mengenai gambaran secara umum berikut sumber yang akan dijadikan sebagai
rujukan untuk mendapatkan bahan tinjauan evaluasi dari penelitian yang akan
dilakukan, untuk dapat menghasilkan suatu rekomendasi dan saran yang baik.
Bab ini berisi tentang data yang dikumpulkan untuk memecahkan masalah, serta
Bab ini berisi kesimpulan bedasarkan analisa data dari hasil penelitian yang dilakukan
dan menjadi dasar untuk menyusun suatu saran yang dapat diajukan.
I-4
Bab II Tinjauan Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Moda Transportasi terdiri dari dua kata yaitu moda dan transportasi. Moda adalah
bentuk atau jenis. Sedangkan transportasi secara umum adalah suatu kegiatan
memindahkan sesuatu (orang dan/barang) dari suatu tempat ke tempat lain baik dengan
atau tanpa sarana. Jadi, Moda Transportasi adalah jenis atau bentuk (angkutan) yang
digunakan untuk memindahkan orang dan/barang dari satu tempat (asal) ke tempat lain
(tujuan).
Moda transportasi dalam kehidupan kita dapat memberikan manfaat dibeberapa bidang
antara lain, ekonomi, sosial, kewilayahan, politis dan keamanan. Selain itu juga sebagai
faktor penunjang dan perangsang pembangunan (the promoting sector) dan pemberi
jasa (the service sector) bagi perkembangan ekonomi. Banyaknya moda transportasi
dalam kehidupan kita, mejadikan kita lebih leluasa dalam memilih moda transportasi
yang akan kita gunakan. Adapun jenis-jenis moda transportasi adalah sebagai berikut :
2.2 Perkeretaapian
Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan
sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk
tinggi , memiliki pencemaran yang rendah, serta lebih efisiensi dibandingkan dengan
moda transportasi jalan untuk angkutan jarak jauh dan untuk daerah yang padat lalu
Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan gerak, baik berjalan sendiri maupun
dirangkaian dengan srana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di
jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api (Peraturan Menteri Perhubungan PM
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 48 Tahun 2015, stasiun kereta api
layanan tambahan seperti penjualan tiket dan ruang tunggu. Berdasarkan UU No. 23
1. Stasiun Kecil, yaitu stasiun yang hanya melayani kereta api jarak dekat (kereta api
dalam kota).
II-2
Bab II Tinjauan Pustaka
2. Stasiun Sedang, yaitu stasiun yang melayani kereta api untuk jarak sedang (kereta api
3. Stasiun Besar, yaitu stasiun yang melayani kereta api jarak jauh (kereta api anatar
gedung kegiatan penunjang dan gedung jasa pelayanan khusus di stasiun kereta api
L = 0,64 m³/orang x V x LF
Dimana :
V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu tahun (orang)
Bangunan stasiun merupakan bangunan utama dari stasiun kereta api. Bangunan
II-3
Bab II Tinjauan Pustaka
merupakan tempat yang digunakan untuk naik dan turunnya penumpang kereta api.
Adapun persyaratan teknis peron yang sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
yaitu
Lebar peron dihitung berdasarkan jumlah penumpang dengan formula sebagai berikut :
II-4
Bab II Tinjauan Pustaka
m2
0,64 x V x LF
b = orang
I
…………………………………………………………………….(2.1)
Dimana :
V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu tahun (orang)
I = Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang kereta api penumpang yang
beroperasi (meter)
Hasil perhitungan lebar peron menggunakan formula di atas tidak boleh kurang dari
Stasiun Jakarta Kota (JAKK) merupakan salah satu stasiun kereta api kelas besar tipe A
yang terletak di Kelurahan Pinangsia, kawasan Kota Tua, Jakarta dengan luas 32.500
m². Stasiun yang terletak pada ketinggian +4 meter ini merupakan stasiun utama PT
Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi I Jakarta dan merupakan stasiun
Stasiun Jakarta Kota memiliki sebelas jalur kereta api. Jalur empat sepur lurus dari arah
Jatinegara, Pasar Senen, Kampung Bandan. Jalur lima sepur lurus ke arah Kampung
Bandan bawah, Pasar Senen, Jatinegara. Jalur 8 sepur lurus dari arah Tanjung Priuk via
II-5
Bab II Tinjauan Pustaka
Kampung Bandan atas. Jalur sepuluh sepur lurus dari dan ke depo kereta. Jalur sebelas
sepur lurus dari arah Manggarai-Gambir. Jalur 12 sepur lurus ke arah Gambir-
Manggarai.
Stasiun ini juga melayani kereta pejalanan jarak jauh tujuan Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Langkah membuka layanan penumpang kereta jarak jauh dari Stasiun Jakarta
Kota akan mengurai kepadatan Stasiun Pasar Senen. Pada stasiun ini penumpang
difabel dan prioritas tetap diarahkan oleh petugas untuk menyebrangi jalur rel dan
belum ada upaya khusus yang dilakukan untuk menangani jumlah penumpang yang
Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
mengetahui hasil pekerjaan kinerja organisasi angkutan umum tersebut. Selain itu,
digunakan juga untuk menemukan pelatihan kerja secara tepat dan memberikan
tanggapan yang lebih baik di masa mendatang. Tujuan penelitian kerja adalah untuk
Menurut Tjiptono, definisi kualitas pelayanan ini adalah upaya pemenuhan kebutuhan
yang dibarengi dengan keinginan konsumen serta ketepatan cara penyampaiannya agar
dapat memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan tersebut. Dalam kualitas pelayanan
yang baik, terdapat beberapa jenis kriteria pelayanan, yaitu sebagai berikut :
II-6
Bab II Tinjauan Pustaka
pembayaran
transaksi
minimum pelayanan yang harus dipenuhi oleh penyedia layanan dalam memberikan
pelayanan kepada pengguna jasa, yang harus dilengkapi dengan tolak ukur yang
kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyedia layanan kepada masyarakat
dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.
1. Keselamatan
Informasi dan fasilitas keselamatan mudah terlihat dan terjangkau, seperti alat
c. Lampu penerangan
2. Keamanan
a. Fasilitas keamanan
tersedianya CCTV.
b. Petugas keamanan
Di dalam stasiun harus tersedianya orang yang bertugas menjaga ketertiban dan
3. Kehandalan
Kehandalan atau keteraturan yang dimaksud yaitu mengenai penjualan dan penukaran
tiket kereta api. Jumlah loket yang beroperasi disesuaikan dengan calon penumpang
dan waktu rata-rata per orang. Waktu maksimum yang disyaratkan yaitu 180 detik per
nama penumpang.
4. Kenyamanan
a. Ruang tunggu
II-8
Bab II Tinjauan Pustaka
Ruangan atau tempat yang disediakan untuk penumpang dan calon penumpang
Untuk 1 (satu) orang minimum tersedia luas sebesar 0,6 m2. Area ruang tunggu
100% terawat dan tidak berbau yang berasal dari dalam area stasiun.
b. Toilet
Kondisi toilet haruslah bersih, terawat dan sirkulasi udara berfungsi dengan
baik. Jumlah urinoir, WC, dan wastafel disesuikan dengan kategori stasiun
c. Musholla
stasiun berdasarkan ukuran stasiun. Area musholla harus bersih terawat dan
5. Kemudahan
a. Informasi pelayanan
Informasi yang disampaikan di stasiun kepada pengguna jasa yang terbaca dan
II-9
Bab II Tinjauan Pustaka
stasiun tujuan berserta jadwal waktunya, tarif kereta api, dan peta jaringan
kereta api.
turun dari kereta. Selisih tinggi peron dengan lantai kereta tidak lebih dari 20
cm.
d. Tempat parkir
Luas tempat parkir disesuaikan dengan lahan yang tersedia serta sirkulasi
kendaraan masuk, keluar, dan parkir lancar. Tempat parkir dikhususkan untuk
6. Kesetaraan
Terdapat ramp dengan kemiringan maksimal 10º dan akses jalan penyambung
antar peron.
Tersedianya ruang khusus berserta fasilitas lengkap untuk ibu menyusui dan
bayi.
II-10
Bab II Tinjauan Pustaka
Menurut Margono (2004), teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang
jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya,
dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang
representative.
Menurut Dalen (1981), beberapa langkah dalam teknik pengambilan sampel yang harus
1. Menentukan populasi
Untuk menghitung populasi pelanggan dan penetapan ukuran sampel didasarkan rumus
N
n = ……………………………………………………………………………
1+ n(e )²
(2.2)
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
kesesuaian antara tingkat harapannya dengan kinerja yang dilakukan pihak lain. Metode
ini bertujuan untuk mengukur hubungan antara persepsi konsumen dan prioritas
II-11
Bab II Tinjauan Pustaka
daripada kinerja maka konsumen tersebut belum mencapai tingkat kepuasan, sebaliknya
jika tingkat harapannya lebih rendah daripada kierja maka konsumen tersebut sudah
mencapai tingkat kepuasan. Jadi, semakin rendah harapannya semakin baik juga tingkat
pelayanannya.
Xi
Tki = x 100 %..........................................................................................................(2.3)
Yi
(John Martila dan John C. James yang dikutip oleh J. Supranto, 2006 : 241).
Keterangan :
Sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor penilaian kinerja, sedangkan sumbu tegak (Y)
akan diisi oleh skor penilaian kepentingan/harapan pelanggan (J. Supranto, 2006 : 241)
Xi
X= ...........................................................................................................................
n
(2.4)
Yi
Y= ............................................................................................................................
n
(2.5)
Keterangan :
II-12
Bab II Tinjauan Pustaka
n = Jumlah responden
Diagram kartesius digunakan untuk memetakan atribut-atribut yang dibagi atas empat
bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik
(X dan Y) dima X yang merupakan kenyataan dan sumbu Y adalah nilai harapan
Kuadran ini menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan
pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun manajemen
mengecewakan/tidak puas.s
II-13
Bab II Tinjauan Pustaka
Kuadran ini menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan. Untuk itu
wajib dipertahankan karena dianggap sangat penting dan sangat memuaskan bagi
pelanggan.
Kuadran ini menunjukan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi
pelanggan. Pelaksanaannya biasa-biasa saja karena dianggap kurang penting dan kurang
o Kuadran IV (Berlebihan)
Kuadran ini menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelanggan kurang penting, akan
memuaskan.
Uji chi square atau sering disebut uji chi kuadrat (X kuadrat) bertujuan untuk
mengetahui hubungan antar variabel yang terdapat pada baris dengan kolom. Jenis data
yang digunakan harus berbentuk data frekuensi berkala nominal atau ordinal (kualitatif)
atau dapat juga salah satu data berskala nominal atau ordinal. Uji chi square tidak
dianalisis
Noi x Noj
Fij = …………………………………………………………………….(2.6)
n
Keterangan :
(nu−eu)2
X2 =Ʃ ……………………………………………………………….(2.7)
eu
Keterangan :
N = Ʃ A = Ʃ G…………………………………………………………..……….
(2.8)
ƩAn = Ʃnih………………………………………………………...……………….(2.9)
Ʃ Gn = Ʃ nik……………………………………………………………………….(2.10)
II-15
Bab II Tinjauan Pustaka
Ʃ An x Ʃ gn❑
Xij = ……………………………………………………………..….
N
(2.11)
Untuk menguji apakah hasil Chi Kuadrat di terima atau ditolak, terlebih dahulu
diadakan perbandingan Chi Kuadrat hitung yang didapat dari perhitungan dengan Chi-
Square tabel. Untuk membaca Chi Kuadrat tabel yang tepat kita harus mengetahui
(2.12)
Dimana:
k = Jumlah atribut yang diamati (jumlah faktor pelayanan yang terdapat dalam kuadran)
II-16
Bab II Tinjauan Pustaka
Dengan taraf nyata (α) = 0.05 dan asumsi pengujian ini adalah:
Kerangka berfikir merupakan gambaran yang berupa konsep dari penelitian. Dalam
II-17
Bab II Tinjauan Pustaka
II-18
Bab II Tinjauan Pustaka
2 Evaluasi Jurnal Kajian Teknik Stasiun Tangerang Mengevaluasi Hasil dari tahap evaluasi kondisi stasiun
Pelayanan Sipil Vol. 3 No.2, M. yang sebelumnya kinerja san kondisi menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa
II-18
Bab II Tinjauan Pustaka
Stasiun Fakhruriza Pradana, merupakan kelas Stasiun Tangerang fasilitas pelayanan yang belum tersedia di
Tangerang, Kota Arief Budiman, dan stasiun sedang kini saat setelah Stasiun Tangerang, yaitu informasi gangguan
Tangerang Ibnu Arif, Teknik Sipil terus mengadakan mengalami kemanan, ruang boarding, informasi angkutan
Universitas Sultan perbaikan dn perbaikan menjadi lanjutan, serta ruang untuk ibu menyusui dan
Ageng perubahan menjadi stasiun besar bayi. Hasil dari metode analisis IPA menunjukkan
Tirtayasa (2018) stasiun besar kaena dengan bahwa tingkat kepuasan penumpang terhadap
selalu memiliki kendala melaksanakan pelayanan Stasiun Tangerang adalah baik
tidak mampu metode survey atau memuaskan dengan presentase sebanyak
menampung volume lapangan. 81,34%.
penumpang yang
sangat banyak sehingga
berpengaruh terhadap
kepuasan penumpang.
3 Evaluasi Kinerja Jurnal Fondasi Vol.6 Stasiun Bogor dinilai Mengevaluasi kinerja Hasil dari tahap evaluasi kondisi Sstasiiun Bogor
Pelayanan No.1, Dwi Esti Intari, belum dapat melayani pelayanan dan menyatakan bahwa sebanyak 84,2% fasilitas
Stasiun Kereta Irma Suryani, dan penumpang dengan fasilitas yang sudah ada dan lengkap. Ruang boardoing, ruang
Api Bogor di Kota Iswati Septya, Teknik maksimal karena kondisi dianggap penting untuk ibu menyusui dan bayi tidak ada dan tidak
Bogor, Jawa Sipil Universitas stasiun yang masih dalam menentukan dapat
Barat Sultan Ageng belum cukup besar dan kepuasan para digunakan. Terdapat setidaknya 48.083
Tirtayasa (2017) terus dilakukan penumpang dan penumpang rata-rata perhari di Stasiun Bogor.
pembangunan serta pengguna fasilitas di
perbaikan untuk Stasiun Bogor, Jawa
menampung Barat sesuai SPM
penumpang yang No.48 Tahun 2015
sangat banyak setiap serta mengevaluasi
harinya. kinerja pelayanan
Stasiun Bogor
II-19
Bab II Tinjauan Pustaka
menggunakan
metode servqual.
4 Evaluasi Kinerja Semakin banyaknya Mengevaluasi kinerja Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa kinerja
Stasiun Tanah Tugas Akhir, Isrami penumpang yang dan mengetahui stasiun berada pada bobot rata-rata 3,24 dari
Abang Dai Oldi, Teknik Sipil beralih ke moda tingkat kepuasan skor
Berdasarkan Universitas Mercu transportasi kereta dan penumpang di tertinggi 5, dan tingkat kepuasan penumpang
Standar Buana (2018) adanya keluhan Stasiun Tanah Abang berada
Pelayanan penumpang terhadap pada bobot rata-rata 3,24 dari skor tertinggi 5.
Minimum pelayanan stasiun Tingkat pelayanan di Stasiun Tanah Aabng selalu
Tanah Abang berkurang pada saat jam sibuk, hal ini
dikarenakan pada jam tersebut terjadi lonjakan
volume penumpang yang sangat tinggi.
5 Evaluasi Kinerja Tugas Akhir, Rizky Fasilitas-fasilitas yang Mengevaluasi kinerja Berdasarkan hasil penelitian, perlu peningkatan
Operasional dan Raihanah Ananda, ada di kereta api operasional dan kinerja pelayanan Stasiun Gubeng yaitu dengan
Pelayanan Kereta Teknik Sipil Penataran masih ada kinerja pelayanan adanya penambahan tempat duduk di ruang
Api Penataran, Universitas Brawijaya yang belum sesuai kereta api Penataran penjualan tiket, penambahan pendingin ruangan,
Stasiun Gubeng (2017) dengan Standar beserta Stasiun penyediaan tangga platform. Dan peningkatan
dan Malang Kota Pelayanan Minimum Gubeng dan Stasiun kinerja pelayanan Stasiun Malang Kota Baru
Baru (SPM) Malang Kota Baru
6 Evaluasi Kinerja Tugas Akhir, Luqman Semakin banyaknya Mengevaluasi kinerja Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa nilai
Stasiun Mardhika, Teknik penumpang yang Stasiun Kebayoran pelayanan di Stasiun Kebayoran selalu berkurang
Kebayoran, Sipil Universitas beralih ke moda dengan pada saat jam sibuk, hal ini dikarenakan pada jam
Jakarta Selatan Mercu Buana (2019) tranportasi kereta dan menggunakan tersebut terjadi lonjakan volume penumpang yang
adanya keluhan metode analisis sangat tinggi yang dapat mempengaruhi kinerja di
penumpang terhadap kepuasan gedung stasiun, di peron, bahkan hingga masuk ke
pelayanan stasiun penumpang. dalam kereta sehingga diperlukan perbaikan
Kebayoran. kembali dengan memperluas gedung dan peron
II-20
Bab II Tinjauan Pustaka
8 Evaluasi Kinerja Risna Rismiana Sari, Kebutuhan fasilitas di Mengevaluasi kinerja Fasilitas di Stasiun Besar Yogyakarta dan Stasiun
Stasiun Kereta Api Jurnal Teknik Sipil Stasiun Besar pelayanan dan Lempuyangan saat ini rata-rata telah memenuhi
Berdasarkan Politeknik Negeri Yogyakarta dan Stasiun fasilitas di Stasiun Standar Pelayanan Minimum berdasarkan
Standar Pelayanan Bandung Lempuyangan dirasa Besar Yogyakarta dan Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 9 Tahun
Minimum masih kurang memadai Stasiun 2011 serta kepuasan dari pengguna stasiun.
dan belum sesuai Lempuyangan Beberapa fasilitas yang perlu diperbaiki dan
dengan standar melalui survey di ditingkatkan di Stasiun Besar Yogyakarta adalah
pelayanan minimum. lapangan dan media informasi perjalanan kereta api yang lebih
penyebaran jelas dan informatif, waktu pelayanan pada loket,
kuesioner. kebersihan toilet dan fasilitas untuk penyandang
cacat berupa lantai beralur. Sedangkan beberapa
II-21
Bab II Tinjauan Pustaka
II-22
Bab II Tinjauan Pustaka
belum sesuai pada 2012 serta membuat dan menambah area parkir roda dua. Sedangkan untuk
kedua stasiun adalah rekomendasi metode SWOT dengan menggunakan rapid growth
pelayanan keamanan bagi kedua stasiun strategy yakni dengan cara meningkatkan kualitas
dan area parkir untuk sumber daya manusia seperti dengan mengadakan
mengoptimalkan evaluasi rutin terhadap pegawai stasiun dan
pelayanan dan meningkatkan kualitas pelayanan serta fasilitas yang ada.
fasilitas yang dimiliki b. Stasiun Mojokerto
Menurut hasil dari metode IPA fasilitas yang
diprioritaskan untuk menunjang pelayanan di Stasiun
Mojokerto yaitu aksebilitas yang disediakan untuk
penyandang cacat berupa ramp dan penyediaan kursi
roda, ketersediaan dan kondisi toilet, menyediakan
kotak P3K lengkap dengan obat-obatan, menambah
jumlah kipas angin dan memperbaiki saluran air wudhu,
menambah jumlah loket dan menggunakan sistem
antrian, menambah pengeras suara sesuai dengan luas
ruangan, meletakkan titik kumpul pada area yang dapat
dilihat oleh banyak orang, dan memperbaiki peron atau
menambah jumlah bancik untuk kemudahan naik/turun
KA. Berdasarkan hasil grafik EFAS- IFAS metode SWOT
hasi yang didapatkan sama dengan metode di Stasiun
Kediri sehingga strategi yang digunakan sama.
Tabel 2.6 Penelitian terdahulu
II-23
Bab III Metode Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
III-1
Bab III Metode Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di Jl. Lada, Pinangsia, Kec. Taman Sari, Kota
Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11110. Untuk pengamatan survey di
lakukan selama hari kerja. Menurut informasi Stasiun Jakarta Kota biasanya pada hari
kerja ramai dan adanya penumpukan penumpang untuk itu saya ambil pada hari kerja
III-2
Bab III Metode Penelitian
dan pengelolahan data. Pada tahapan ini dilakukan penyusunan rencana yang kiranya
perlu dilakukan agar efisien serta efektivitas waktu dan sumber daya dalam penelitian.
Pada tahapan ini juga dilakukan pengamatan pendahuluan agar didapat gambaran
umum dalam mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang ada di lapangan. Pada
Pengumpulan data merupakan tahap awal setelah tahap persiapan dalam proses
pelaksanaan evaluasi dan perencanaan. Data-data yang dibutuhkan yaitu berupa data
primer dan data sekunder. Pengambilan data dilakukan di Stasiun Jakarta Kota.
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil survei lapangan. Untuk
yaitu melakukan survei langsung di Stasiun Jakarta Kota serta memberikan kuesioner
1. Observasi
Agar observasi yang dilakukan memperoleh hasil yang maksimal, maka dalam
III-3
Bab III Metode Penelitian
bertingkat.
2. Wawancara
Wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi yang tepat dari narasumber yang
dirasa mampu memberikan informasi secara tepat terkait kondisi stasiun saat ini dan
bagaimana rencana pegembangannya di masa yang akan datang. Pada tahap ini,
stasiun, wakil kepala stasiun, staff, dan operator di kedua stasiun tersebut.
3. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali
kuesioner merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di lapangan.
4. Dokumen
menggunakan foto akan dapat mengungkap suatu situasi pada saat tertentu sehingga
juga dapat dimanfaatkan sebagai dokumen yang mampu membantu dalam menganalisis
Catatan yang akan dibuat selama proses pengumpulan data ini diantaranya:
III-4
Bab III Metode Penelitian
a. Deskripsi, yaitu tentang apa yang sesungguhnya diamati dan benar-benar terjadi
b. Komentar, yaitu tafsiran, refleksi, pemikiran atau pandangan sesuatu yang juga
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dan sudah tertulis
sebelumnya di lapangan serta terlihat dengan jelas sumbernya. Data ini diperoleh baik
dari PT. Kereta Api (Persero) Tbk., PT. Kereta Commuter Indonesia, Daerah Operasi I
Jakarta. Data sekunder pada penelitian ini diantaranya adalah data-data sebagai berikut:
b. Data panjang rangkaian, jumlah, dan jenis kereta yang beroperasi melewati stasiun.
c. Data jumlah penumpang kereta pertahun dan jumlah rata-rata penumpang per jam
Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan orang dengan Kereta Api
III-5
Bab III Metode Penelitian
1. Non Probability Sampling, yaitu tidak semua populasi memiliki kesempatan yang
dan Sudimara.
Teknik sampling dipilih dengan pertimbangan waktu, biaya, dan tenaga, serta harapan
bahwa responden yang dipilih dapat memberikan informasi yang diperlukan dalam
rangka menjawab tujuan penelitian. Adapun tahapan yang dilakukan setelahnya adalah:
1. Editing, yaitu proses dimana semua data terkumpul dan kemudian diperiksa apakah
ada pertanyaan yang tidak terisi atau terjadi kesalahan teknis dalam menjawab
pertanyaan.
III-6
Bab III Metode Penelitian
3. Scoring, yaitu kegiatan yang berupa memberikan skor nilai atas jawaban dari data
Analisis dan pengolahan data ini menggunakan pengamatan langsung dan data
kuesioner yang didapat di lapangan. Hal ini berfungsi untuk mendapatkan hasil dari
analisis kinerja dan pelayanan Stasiun Jakarta Kota sesuai dengan Peraturan Menteri
Ada beberapa indikator yang akan dianalisa pada kinerja operasional stasiun adalah
sebagai berikut:
luas bangunan gedung kegiatan penunjang dan gedung jasa pelayanan khusus di
stasiun kereta api berdasarkan jumlah rata-rata penumpang per-jam sibuk dalam 1
tahun, apakah sudah sesuai dengan luas bangunan yang ada saat ini atau belum sesuai
dan dibutuhkan tindakan khusus untuk memperluas lagi area stasiun kereta api
tersebut.
lebar peron stasiun berdasarkan jumlah rata-rata penumpang per-jam sibuk dalam 1
tahun, apakah sudah sesuai dengan lebar peron yang ada saat ini atau belum sesuai dan
III-7
Bab III Metode Penelitian
dibutuhkan tindakan khusus untuk memperluas lagi area peron stasiun kereta api
tersebut.
Pengukuran tingkat kinerja dengan skala likert terdiri dari lima tingkat yang diurutkan
Untuk pengukuran tingkat kepuasan penumpang dari Stasiun Jakarta Kota dengan
skala Likert yang terdiri dari lima tingkat yang diururtkan berdasarkan skor adalah
sebagai berikut :
antara kualitas pelayanan berdasarkan kinerja Stasiun Jakarta Kota dan kepuasan
pelayanan berdasarkan skor kinerja Stasiun Jakarta Kota dengan skor kepuasan
mempengaruhi kepuasan penumpang. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu
Kota.
Setelah diperoleh letak faktor pelayanan dalam kuadran pada Diagram Kartesius sesuai
III-9
Bab III Metode Penelitian
Setelah mendapatkan nilai X2 hitung, maka akan mempengaruhi titik koordinat yang
Api Indonesia (Persero) menitik beratkan usaha perbaikan untuk hal-hal yang
III-10
Bab III Metode Penelitian
III-11