Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KELAS IBU HAMIL

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok


Mata Kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)

Disusun Oleh :
Kelompok IV

1. Riska Florina 8. Jusianti


2. Dande Ine 9. Kiki Anggaraeni
3. Gesty Giovani 10. Rina Yutikadewi
4. Novia Tenny 11. Linda Yunengsih
5. Siti Maryam Zulfa 12. Suci Antini
6. Neni Widia Mayasari 13. Nunung Nurjanah
7. Nita Bonita

Tingkat 2B

AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI NUGRAHA SUBANG


Jln. Ki Hajar Dewantara No.15 Subang Tlp. ( 0260 ) 7707775
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
serta Hidayah-Nya kepada kita sehingga dapat menyelesaikan makalah IKM
dengan judul “Kelas Ibu”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Ilmu Kesehatan
Masyarakat (IKM) di Akbid Bhakti Nugraha Subang atas terselesainya makalah
ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak yang tidak bisa disebut satu persatu.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, keterbatasan pengetahuan penulis oleh karena itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dalam penyusunan makalah
dimasa yang akan datang. Namun demikian penulis berharap, semoga apa yang
sudah penulis persembahkan ini dapat bermanfaat khususnya pada penulis dan
pembaca pada umumnya.

Subang, April 2013

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .................................................................. 1
1.2 Tujuan .............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kelas Ibu Hamil ................................................. 3
2.2 Tujuan Kelas Ibu Hamil ................................................... 3
2.3 Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil .......................................... 5
2.4 Sasaran Kelas Ibu Hamil .................................................. 10
2.5 Kegiatan Pelaksanaan ....................................................... 10
2.6 Pendekatan Kelas Ibu Hamil ............................................ 13
2.7 Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil ........................... 14
2.8 Pelaporan .......................................................................... 16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................... 18
3.2 Saran ................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih
diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan anak,
terutama pada kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil,
bersalin dan bayi pada masa perinatal. Hal ini ditandai dengan tingginya
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Penggunaan
Buku KIA diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan
Ibu dan Anak serta gizi sehingga salah satu tujuan pembangunan
kesehatan nasional yaitu penurunan AKI dan AKB dapat tercapai.
Penyebarluasan penggunaan Buku KIA dilakukan melalui Puskesmas,
Rumah Sakit, kegiatan Posyandu dan lain-lain dengan tujuan agar terjadi
peningkatan pengetahuan dan keterampilan dari para petugas. Kesehatan serta
adanya peningkatan kualitas pelayanan.
Selain itu. Buku KIA dapat pula dipakai sebagai alat pemantau
kesehatan Ibu dan Anak, serta pendidikan dan penyuluhan kesehatan bagi
masyarakat khususnya ibu-ibu. Kelas Ibu Hamil ini merupakan sarana
untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk
tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan
kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos,
penyakit menular dan akte kelahiran. Dewasa ini penyuluhan kesehatan Ibu
dan Anak pada umumnya masih banyak dilakukan melalui konsultasi
perorangan atau kasus per kasus yang diberikan pada waktu ibu
memeriksakan kandungan atau pada waktu kegiatan posyandu. Kegiatan
penyuluhan semacam ini bermanfaat untuk menangani kasus per kasus
namun memiliki kelemahan antara lain:
1) Pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan
yang dialami saat konsultasi

1
2) Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang
diberikan kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas
saja
3) Tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada pemantauan atau
pembinaan secara lintas sektor dan lintas program
4) Pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan di atas, direncanakan


metode pembelajaran kelas ibu hamil. Kegiatan yang direncanakan
adalah pembahasan materi Buku KIA dalam bentuk tatap muka dalam
kelompok yang diikuti diskusi dan tukar pengalaman antara ibu-ibu hamil
dan petugas kesehatan. Kegiatan kelompok belajar ini diberi nama KELAS
IBU HAMIL.
Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur
kehamilan antara 4 minggu s/d 36 minggu (menjelang persalinan)
dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan
belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan Ibu
dan anak (KIA) secara menyeluruh dan sistimatis serta dapat
dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan.
Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan/ tenaga kesehatan dengan
menggunakan paket Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar
balik), Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitator Kelas
Ibu Hamil dan Buku senam Ibu Hamil.

1.2. Tujuan
Pegangan fasilitator Kelas Ibu Hamil ini diharapkan dapt menjadi
catatan alur pembelajaran bagi fasilitator dalam melakukan fasilitasi standar
Kelas Ibu Hamil.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kelas Ibu Hamil


Kegiatan Kelas Ibu Hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok
tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, melalui praktik
dengan menggunakan buku KIA (Kesehatan Ibu anak) ( Depkes, 2009 : vii).

2.2 Tujuan Kelas Ibu Hamil


1. Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar
memahami tentang. Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan Nifas, KB
pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/ kepercayaan/
adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
2. Tujuan Khusus :
a. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu
hamil dengan ibu hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas
kesehatan/bidan tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan
selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, Perawatan
Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte
kelahiran.
b. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang:
1) kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan (apakah kehamilan
itu?, perubahan tubuh selama kehamilan, keluhan umum saat
hamil dan cara mengatasinya, apa saja yang perlu
dilakukan ibu hamil dan pengaturan gizi termasuk
pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan anemia).
Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

3
2) Perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi
kehamilan, hubungan suami isteri selama kehamilan, obat
yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda
bahaya kehamilan, dan P4K(perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi).
3) Persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya
persalinan dan proses persalinan).
4) Perawatan Nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar
dapat menyusui ekslusif?, bagaimana menjaga kesehatan ibu
nifas, tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas).
5) KB pasca persalinan.
6) Perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir,
pemberian k1 injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir,
pengamatan perkembangan bayi/anak dan pemberian
imunisasi pada bayi baru lahir).
7) Mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan
kesehatan ibu dan anak.
8) Penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan
pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil).
9) Akte kelahiran.
3. Hasil yang diharapkan :
a. Adanya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu
hamil dengan ibu hamil) dan ibu hamil dengan bidan/tenaga
kesehatan tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan
selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan
nifas, perawatan bayi, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat,
penyakit menular dan akte kelahiran.
b. Adanya pemahaman, perubahan sikap dan perilaku ibu hamil tentang:
1) kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan (apakah kehamilan itu?,
perubahan tubuh selama kehamilan, keluhan umum saat hamil
dan cara mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu

4
hamil dan pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah
darah untuk penanggulangan anemia).
2) perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi
kehamilan, hubungan suami istri selama kehamilan, obat yang
boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda bahaya
kehamilan, dan P4K (perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi).
3) persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan,
dan proses persalinan).
4) perawatan Nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar
dapat menyusui ekslusif?, bagaimana menjaga kesehatan ibu
nifas, tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas).
5) KB pasca persalinan.
6) perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian
K1 injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan
perkembangan bayi/anak dan pemberian imunisasi pada bayi
baru lahir).
7) mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan
kesehatan ibu dan anak.
8) penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan
pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil).
i. akte kelahiran

2.3 Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil


Penyelenggaraan kelas Ibu Hamil dapat di dilaksanakan oleh
Pemerintah, Swasta LSM dan Masyarakat :
1. Fungsi dan Peran (Provinsi, Kabupaten dan Puskesmas).
Pelaksanaan kelas ibu hamil dikembangkan sesuai dengan fungsi dan
peran pada masing-masing level yaitu : Provinsi, Kabupaten dan
Puskesmas.
a. Provinsi :
1) Menyiapkan tenaga pelatih

5
2) Mendukung pelaksanaan kelas ibu hamil (sarana dan prasarana)
3) Monitoring dan evaluasi.
b. Kabupaten :
a) Menyiapkan tenaga fasilitator kelas ibu hamil
b) Bertanggung jawab atas terlaksananya kelas ibu hamil (dana,
sarana dan prasarana)
c) Monitoring dan evaluasi.
3) Puskesmas :
a) Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab dan
mengkoordinir pelaksanaan kelas ibu hamil di wilayah kerjanya.
b) Bidan/tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kelas ibu hamil (identifikasi calon peserta, koordinasi dengan
stake holder, fasilitasi pertemuan, monitoring, evaluasi dan
pelaporan)
2. Fasilitator dan Nara Sumber
Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau petugas
kesehatan yang telah mendapat pelatihan fasilitator kelas ibu hamil (atau
melalui on the job training) dan setelah itu diperbolehkan untuk
melaksanakan fasilitasi kelas ibu hamil. Dalam pelaksanaan kelas ibu
hamil fasilitator dapat meminta bantuan nara sumber untuk
menyampaikan materi bidang tertentu. Narasumber adalah tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dibidang tertentu untuk
mendukung kelas ibu hamil.
3. Sarana dan Prasarana
a. Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta kira-kira ukuran 4 m x
5 m, dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup
b. Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, bolpoin) jika ada
c. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
d. Buku KIA
e. Lembar Balik kelas ibu hamil
f. Buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil
g. Buku pegangan fasilitator

6
h. Alat peraga (KB kit, food model, boneka, metode kangguru, dll) jika
ada
i. Tikar/karpet (matras)
j. Bantal, kursi(jika ada)
k. Buku senam hamil/CD senam hamil(jika ada)
Idealnya kelengkapan sarana dan prasarana seperti tersebut
diatas, namun apabila tidak ada ruangan khusus, dimanapun tempatnya
bisa dilaksanakan sesuai kesepakatan antara ibu hamil dan fasilitator.
Sedangkan kegiatan lainnya seperti senam hamil hanya merupakan materi
tambahan bukan yang utama.
4. Tahapan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Beberapa tahapan yang dilakukan untuk melaksanakan kelas ibu hamil :
a. Pelatihan bagi pelatih (TOT)
Pelatihan bagi pelatih dipersiapkan untuk melatih bagi para
fasilitator di tempat pelaksanaan kelas ibu, baik di tingkat kabupaten,
Kecamatan sampai ke desa. Peserta TOT adalah bidan atau
petugas kesehatan yang sudah mengikuti sosialisasi tentang Buku
KIA dan mengikuti pelatihan fasilitator. Kegiatan TOT bertujuan
untuk mencetak para fasilitator dan selanjutnya akan mampu
melaksanakan serta mengembangkan pelaksanaan kelas ibu hamil.
Pelatihan bagi pelatih dilakukan secara berjenjang dari tingkat
provinsi ke tingkat Kabupaten/Kota.
b. Pelatihan bagi fasilitator
Pelatihan fasilitator dipersiapkan untuk melaksanakan
kelas ibu hamil. Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau
petugas kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan fasilitator kelas
ibu hamil atau on the job training. Bagi bidan atau petugas kesehatan
ini, boleh melaksanakan pengembangan kelas ibu hamil di wilayah
kerjanya.
Untuk mencapai hasil yang optimal dalam memfasilitasi
kelas ibu hamil, fasilitator hendaknya menguasai materi yang akan
disajikan baik materi medis maupun non medis.

Anda mungkin juga menyukai