Anda di halaman 1dari 3

Segala sesuatu yang kita butuhkan untuk bertahan hidup tergantung pada lingkungan

alam yang mengelilingi kita. Kelestarian lingkungan menciptakan dan mempertahankan


kondisi dimana manusia dan alam dapat berada dalam harmoni produktif satu sama lain
dengan tetap mempertahankan persyaratan sosial dan ekonomi. Dengan mempertahankan
cara hidup kita yang tidak menguras sumber daya, kita memastikan bahwa generasi
mendatang juga akan dapat mempertahankan diri mereka sendiri.

Secara umum, pemanasan global, penipisan sumber daya dan peningkatan volume
limbah telah menjadi perhatian utama bagi dunia. Padahal semua hal itu disebabkan oleh
manusia. Setiap hari, manusia semakin banyak sehingga sangat susah bagi kita untuk terlepas
dari hal tersebut. Hal yang bisa kita lakukan adalah berusaha mengurangi atau memperlambat
walaupun tidak 100%. Salah satu caranya dengan menggunakan teknologi.

Tujuan teknologi adalah mengganti praktik dan metode yang merusak atau menguras
sumber daya alam dengan praktik alternatif yang berkelanjutan dan efisien.  Dengan
menggunakan pilihan lain seperti energi terbarukan, yang merupakan energi yang bisa terus
diperbarui/dibudidayakan dan terus dimanfaatkan seperti angin, air, dan matahari. Alih-alih
sumber terbatas seperti bahan bakar fosil, kita dapat mengurangi polusi dan menghindari
menipisnya sumber daya alam. Beberapa contoh teknologi yang telah dibuat adalah sebagai
berikut:

1.PLANET-2020 (Pollution Prevention based on Anaerobic-Aerobic-Wetland Integrated Technology


2020).

Kementerian Perindustrian invensi dari unit kerja BPPI di Semarang, yaitu Balai
Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI), menciptakan teknologi
pengolahan limbah cair berbasis biologi yang diberi nama PLANET-2020.
Kepala BPPI Kemenperin Doddy Rahadi mengatakan, pihaknya telah menelurkan inovasi
berupa teknologi pengolahan limbah cair berbasis biologi. "Inovasi ini berasal dari unit kerja
Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) di Semarang. Secara
umum, PLANET-2020 menggunakan mikroorganisme atau bakteri, untuk menguraikan air
limbah," kata Doddy, dalam siaran pers, Kamis (21/5).
Inti teknologi dari PLANET-2020 adalah penggunaan mikroorganisme (bakteri) untuk
menguraikan air limbah. Hal ini karena bakteri mempunyai kemampuan memproses bahan
organik yang terdapat di dalam limbah menjadi sumber makanan dan energi.

sumber referensi:
https://www.merdeka.com/uang/balai-kemenperin-ciptakan-teknologi-pengolahan-limbah-
cair-berbasis-biologi.html
http://bppi.kemenperin.go.id/blog/limbah-cair-biologi/
https://katadata.co.id/agungjatmiko/berita/5ec9c2c56841a/dorong-industri-hijau-kemenperin-
ciptakan-teknologi-pengolahan-limbah

2. Panel Surya
  Penggunaan panel surya tidak menghasilkan efek gas rumah kaca dan tidak
mencemari air atau komponen lain dari alam. Proses pembentukan energi listrik yang
dihasilkan dari panel surya tidak menimbulkan polusi kepada lingkungan.
Keunggulan lainnya, PLTS atap dapat menyediakan energi selama masih mendapatkan
paparan cahaya Matahari. “Panel surya dapat tetap menghasilkan energi bahkan saat
mendung atau hujan sekalipun. Walau kena hujan atau tertutup bayangan, listrik masih tetap
ada,” jelas Edwin Widjonarko, Director of Technology dari Xurya, startup lokal penyedia
jasa PLTS atap, saat ditemui di Jakarta, Kamis (20/6/2019).
Selain produksi energi ramah lingkungan yang hemat dan stabil, panel surya juga
dapat melindungi atap rumah. “Setiap komponen didesain untuk penggunaan outdoor,
sehingga tidak perlu khawatir rusak karena hujan deras atau hujan es. Jika didesain (sejak)
awal dengan benar, panel ini dapat menjadi pelindung atap rumah,” imbuhnya.

Dari sisi regulasi, pemerintah terus mendorong penggunaan energi surya. Komitmen
itu kembali disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignatius
Jonan. Menurutnya, saat ini pemerintah tengah berupaya untuk menggenjot penggunaan
energi surya lantaran dinilai lebih efisien dan ramah lingkungan.

Jonan menyebut, pihaknya akan melakukan penyesuaian regulasi yang bisa lebih
kondusif untuk pengembangan tenaga surya. Dengan begitu, Jonan berharap sektor industri
bisa ikut mengembangkan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) Atap lantaran
menyimpan potensi besar.
"Makanya, saya sangat mendorong pembangunan PLTS di atap-atap. Mereka bisa bangun
banyak. Tujuan lainnya juga bisa mengurangi polusi juga," terangnya kepada awak media,
Kamis (12/9/2019).

Sumber referensi:
https://bumienergisurya.com/mengapa-menggunakan-panel-surya/
https://sains.kompas.com/read/2019/06/20/180800923/berbagai-manfaat-panel-surya-dari-
ramah-lingkungan-sampai-hemat?page=all
https://indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/sosial/penggunaan-panel-surya-terus-
didorong

Anda mungkin juga menyukai