PTK Babangada
PTK Babangada
BAB I
PENDAHULUAN
menciptakan sumberdaya manusia yang terampil dan handal serta siap pakai
dalam mengantisipasi kemajuan teknologi yang sangat pesat. Untuk itu guru
mampu meningkatkan kreativitas siswa agar hasil belajar siswa dapat meningkat
seoptimal mungkin.
diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat namun memerlukan suatu proses
pembelajaran sehingga menimbulkan hasil atau efek yang sesuai dengan proses
yang telah dilalui. Pendidikan sangat penting untuk membangun suatu bangsa,
karena tanpa adanya pendidikan perkembangan suatu bangsa tidak akan terjadi.
Oleh karena itu perkembangan dalam bidang pendidikan dewasa ini semakin giat
dilaksanakan baik secara formal maupun informal. Dalam proses pendidikan yang
ada di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok,
Salah satu faktor utama penyebab rendahnya mutu sumber daya manusia
1
2
diantaranya adalah faktor sarana dan prasarana pendidikan yang belum memadai,
Pada saat sekarang pendidikan merupakan salah satu aspek yang paling
dan prasarana,perubahan sistem kurikulum kearah yang lebih baik seperti CBSA
Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar
didalamnya memuat usaha pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu guru
didik pada anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.
paling berperan adalah guru, karena gurulah yang merancang sekaligus menjadi
menilai bahan atau materi, memilih strategi dan model pembelajaran yang kreatif
satu faktor yang sangat penting, karena model pembelajaran yang sesuai untuk
masih memberikan saran 10%, mengerjakan tugas 40%, mencatat dan menjawab
pertanyaan yang diajukan guru 45%, dan kurang bisa bekerjasama dengan siswa
materi dan waktu pembelajaran. Materi yang dipelajari adalah materi biosfer yang
penyampaian materi ini dengan metode ceramah saja maka pembelajaran dikelas
akan membosankan dan tidak ada respon dari siswa. Untuk mencapai kompetensi
Dasar pada materi biosfer, siswa dituntut untuk lebih aktif didalam proses
pembelajaran. Salah satu model yang dapat digunakan agar siswa lebih aktif
Didalam model ini, siswa dituntut lebih aktif melalui pembelajaran kelompok dan
Together (NHT) pada materi biosferdimaksudkan agar siswa lebih mengerti dan
1. Masalah
kurang dalam memberikan saran, hanya beberapa dari siswa yang mengerjakan
tugas, hanya beberapa dari siswa yang mencatat dan menjawab pertanyaan yang
diajukan guru dan kurang bisa bekerjasama dengan siswa lain serta kurang
2. Pemecahan Masalah
maka dapat diatasi dengan upaya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini yaitu, upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa geografi
E. Manfaat Penelitian
geografi menjadi mata pelajaran yang menarik dan akhirnya ilmu geografi
inovasi pembelajaran.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
a. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai
dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa ketrampilan-
aktifitas siswa dibagi menjadi delapan indikator yaitu visual activities, oral
7
8
Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka dia memiliki pengetahuan
aktivitas siswa, maka akan terkesan diingat, dipikirkan, dan diolah sendiri.
Didalam belajar perlu ada aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat
mengarah pada proses perubahan tingkah laku siswa seperti bertanya, mengajukan
diajukan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain serta bertanggung jawab
1) Keterampilan motorik (motor skill) dalam hal ini perlu koordinasi berbagai
sesuatu dengan berbicara, dalam hal ini dapat dimengerti bahwa untuk
bahwa Aktivitas belajar geografi adalah kegiatan yang dilakukan siswa pada saat
10
pembelajaran berlangsung, yang diukur dari lima aspek yang harus dicapai oleh
b. Pembelajaran Geografi
kehidupan. Sejak dari yunani kuno hingga sekarang, geografi telah mengalami
perkembangan yang besar dari sekedar catatan perjalanan hingga menjadi ilmu
keruangan dapat disajikan dalam bentuk peta digital saat ini dan memudahkan
diharapkan masyarakat akan semakin tergugah rasa cinta tanah airnya dan akan
permukaan bumi yang tersebar secara tidak merata. Artinya manusia akan mampu
11
a. Model Pembelajaran
(Sardiman, 2008).
adalah:
1. Rasional teoritik yang logis disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar mengajar.
b. Pembelajaran Kooperatif
siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-
kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat
suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang,
dari sekedar belajar kelompok atau kelompok kerja karena belajar dalam model
kooperatif harus ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif.
menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai
pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok
(Herdian, 2011)
13
materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa
ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini
teknik ini, siswa belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya yang saling
berkaitan dengan rekan-rekan kelompok. Teknik ini bisa juga digunakan dalam
a. Penomoran (Numbering)
jawaban dari siswa yang nomornya dipanggil itu benar, maka nilai yang diperoleh
materi, karena setiap siswa mempunyai peluang dan kesempatan yang sama untuk
yang mencakup jenisi kelamin, ras, agama, dan tingkat kemampuan (tinggi,
14
sedang, rendah). Setelah ini setiap siswa diberi nomor, sehingga setiap siswa
pendirian dan prasangka keliru. Suatu pertanyaan yang baik yang mempunyai ciri-
pertanyaan itu serta menyakinkan tiap anggota kelompok mengetahui jawaban itu.
sama. Siswa yang tergolong pintar dapat memberikan pengetahuannya pada setiap
siswa.
Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa dari tiap kelompok
dengan nomor yang sama mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan untuk
15
seluruh kelas. Jika jawaban yang diberikan salah atau kurang tepat, maka guru
kelompok.
b. Materi yang disampaikan cukup sederhana dan memerlukan waktu yang lama
16
(NHT) adalah model pembelajaran yang kelompok yang digunakan guru dalam
Kooperatif NHT Pada Materi Pokok Kondisi Fisik Wilayah Indonesia di Kelas
VIII SMP I Parulian Medan T.A 2008/2009. Dari hasil penelitian yang didapatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa, dari persentase rata-rata aktivitas hasil belajar
siswa pada siklus I 49,38 % dan siklus II rata-rata aktivitas meningkat menjadi
83,13 % , begitu juga hasil belajar siswa pada silklus I sebanyak 57% meningkat
SMK PGRI 2). Berdasarkan hasil observasi pada aktivitas belajar siswa diketahui
tipe Number Heads Together hasil belajar siswa semakin meningkat dibanding
Kelas X Boga di SMK Negeri 2 Godean. Dari hasil penelitian dapat diketahui
akhir siklus 1 nilai rata-rata tugas kelompok siswa 6,25. Pada akhir siklus 2 nilai
rata-rata tugas kelompok siswa meningkat menjadi 7,50. Sehingga prestasi belajar
siswa telah melebihi nilai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 7,00.
dari peningkatan rata-rata persentase angket partisipasi belajar, pada siklus I yaitu
kategori tinggi, dan siklus III sebesar 78,28 % dengan kategori tinggi. Hasil
C. Kerangka Berfikir
Pada dasarnya setiap siswa dapat dibantu baik secara individual maupun
dialami siswa. Pendidikan yang dilakukan harus sesuai dengan jenis dan
Aktivitas Belajar:
1. Bertanya
2. Menjawab
3. Memberi Tanggapan
4. Memberi Saran
5. Menyimpulkan
20
D. Hipotesis Tindakan
BAB III
21
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
belajar siswa yang berlangsung dalam tahapan siklus yang bermula dari
tindakan. Jenis penelitian ini diharapkan dapat memberikan cara atau prosedur
pembelajaran di kelas
B. Setting Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IS-1 SMA Negeri 8 Padang
3. Waktu Penelitian
ajaran 2013 / 2014 pada bulan Agustus sampai dengan Desember tahun 2013
C. Prosedur Penelitian
21
22
geografi disekolah untuk mengetahui masalah yang dihadapi selama ini dalam
Together (NHT).
PELAKSANA
AN
PERENCANA SIKLUS PENGAMAT
AN I AN
REFLEKSI
PELAKSANA
AN
SIKLUS
PERENCANA II PENGAMATA
AN N
REFLEKSI
Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh satu rekan sejawat yang
Tabel 4 Penelitian Tindakan Kelas dengan Alur dan Tahapan Pada SIKLUS II
NO Fase Tindakan Output
1 Perencanaan Menyusun RPP sesuai RPP sesuai hasil refleksi
dengan hasil refleksi siklus 1
siklus 1 Tugas guru melaksanakan
Menentukan tugas guru, kegiatan pembelajaran,
peneliti dan 2 orang peneliti dan 2 pengamat
pengamat lainnya lainnya bertugas sebagai
Menyiapkan lembar pengamat
observasi aktivitas siswa Sebagai bahan diskusi
siswa dalam penerapan
modelNumbered Heads
Together (NHT)
Mengamati bentuk
aktivitas siswa selama
pembelajaran
2 Tindakan Melakukan kegiatan Terlaksananya proses
pembelajaran belajar-mengajar dengan
Membentuk kelompok menggunakan Model
diskusi sebanyak 5 Pembelajaran Kooperatif
kelompok, setiap Tipe Numbered Heads
kelompok terdiri dari 6 Together pada materi
orang siswa. Biosfer
Diskusi kelompok
membahas materi yang di
diskusikan
Melakukan presentasi di
kelas
Membuat kesimpulan
Melakukan pengamatan Teridentifikasi aktivitas
3 Observasi dan pembelajaran yang belajar siswa
meliputi Aktivitas belajar
siswa meliputi, aktivitas
bertanya, aktivitas
menjawab, aktivitas
memberi tanggapan,
aktivitas memberi saran
dan aktivitas
menyimpulkan
4 Refleksi Mengidentifikasi Memperbaiki kelemahan
kelemahan setiap siklus. untuk siklus berikutnya.
adalah teknik komunikasi tidak langsung. Adapun alat yang digunakan dalam
yang dilakukan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa, yang meliputi
E. Analisis Data
F
P 100%
n
Keterangan:
F. Indikator Keberhasilan
dapat meningkatkan aktivitas belajarnya, hal ini dapat dilihat dari indikator
BAB IV
rangkaian kegiatan yang di mulai dari rencana, observasi dan refleksi yang
peneliti dibantu alat penelitian yang berbentuk pedoman observasi dan format
observasi.
A. Hasil Penelitian
berikut.
27
28
No. Nama Ruangan Jumlah Luas (M2) Total Jumlah Jumlah Jumlah
Ruangan Luas baik Rusak Rusak
(M2) Sedang Berat
1. Ruang kelas 25 1.800 1.800 25 - -
2. Ruang lab komputer 2 72 72 2 - -
3. Ruang Perpustakaan 1 72 72 1 - -
4. Ruang kepala sekolah 1 25 25 1 - -
5. dan wakil 1 40 40 1 - -
6. Ruang guru 1 96 96 1 - -
7. Ruang pelayanan 1 40 40 1 - -
8. administrasi 1 72 72 1 - -
9. BP / BK 1 45 45 1 - -
Ruang OSIS 1 16 16 1 - -
10. UKS 1 20 20 1 - -
11. Ruang bersama (Aula) 1 12 12 1 - -
11. Ruang kantin Sekolah 1 390 390 1 - -
12. Ruang toilet 1 6 6 1 - -
13 Ruang gudang 1 196 196
Mushalla
Walaupun sekolah berada di pusat kota dan di tepi jalan, namun kondisi
ada juga keributan-keributan kecil, karena siswa yang melakukan aktifitas diluar
PBM dikarenakan tidak adanya guru yang mengajar atau guru sedang
c) Fasilitas Sekolah
29
situasi dan keadaan yang tepat serta memberikan mata pelajaran yang sesuai
dengan kemampuan siswa dalam pembagian jam pelajaran pada hari Senin
sampai kamis dimulai dari jam 07.10-15.45 WIB. Hari Jumat dimulai dari jam
WIB.Sementara untuk pelajaran TIK ada yang berlajar diluar jam pelajaran karena
sekolah hanya memiliki labor komputer satu ruangan, dan olahraga dilaksanakan
2. Pembelajaran Geografi
XII. Jumlah kelas X sebanyak 8 kelas dengan jam pelajaran geografi 2 jam
perminggu. Jumlah Untuk semester 1 kompetensi dasar yang harus dicapai adalah
untuk jurusan IPS sebanyak 4 kelas dengan jumlah jam pelajaran geografi 4 jam
keterampilan dasar peta dan pemetaan, Menganalisis lokasi industry dan pertanian
persebaran, spasial, hubungan serta interaksi spasial antara desa dan kota,
dan berkembang.
Pelaksanaan siklus pertama terdiri dari tiga kali pertemuan. Hal ini dengan
kompetensi dasar menganalisis persebaran fauna dan flora. Pertemuan pada Siklus
Pertama adalah 21 Agustus 2013, 26 Agustus 2013, dan 28 Agustus 2013. Fokus
Materi yang dibahas pada siklus pertama dan jadwal pertemuan dapat
a. Rencana Tindakan
Lampiran 1.
b. Pelaksanaan Tindakan
bagaimana cara belajar kedepannya. Peneliti mengharapkan siswa bisa aktif dalam
pembelajaran.
33
c. Observasi
1. Analisis Data
Pengamatan pada siklus pertama terdiri dari dari tiga kali pertemuan.
Materi yang diajarkan pada siklus pertama, dari hasil pengamatan selama
pembelajaran pada siklus pertama diperoleh data tentang aktivitas belajar siswa,
data aktivitas siswa diperoleh melalui lembar observasi yang dicatat oleh observer
aktivitas siswa selama proses pembelajaran di kelas dapat dilihat pada lampiran 2.
Pada waktu observasi aktivitas siswa masih rendah itu dapat kita lihat pada Tabel
pembelajaran pada siklus pertama dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini:
b. Pada saat diskusi kelompok aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan masa
mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh: (1) siswa masih malu-malu
dan takut dalam memberikan saran dan menyimpulkan materi, (2) ada
sebagian siswa yang kurang mengerti dengan materi yang telah di diskusikan.
mengikuti proses pembelajaran pada siklus pertama dapat dilihat pada grafik 1
berikut ini:
a. Aktivitas pertama yaitu aktivitas bertanya, pada grafik terlihat jumlah aktivitas
ini selalu meningkat. Jumlah siswa yang aktif pada pertemuan pertama adalah
17 orang dari 31 siswa atau sekitar 54,8%. Pada pertemuan kedua jumlah siswa
yang aktif adalah 21 siswa dari 31 siswa atau sekitar 67,7 %. Pada pertemuan
ketiga jumlah siswa yang aktif adalah 25 siswa dari 31 siswa atau sekitar
80,6%.
b. Aktifitas kedua yaitu aktivitas memjawab pertanyaan, pada grafik ini selalu
adalah 15 orang dari 31 siswa atau sekitar 48,4 %. Pada pertemuan kedua
jumlah siswa yang aktif adalah 19 orang dari 31 siswa atau sekitar 61,3%. Pada
pertemuan ketiga jumlah siswa yang aktif adalah 22 orang dari 31 siswa atau
sekitar 74,2 %.
adalah 11 orang dari 31 siswa atau sekitar 35,5%. Pada pertemuan kedua
jumlah siswa yang aktif mengalami peningkatan yaitu 14 orang dari 31 siswa
atau sekitar 45,2 %. Pada pertemuan ketiga jumlah siswa yang aktif mengalami
d. Aktivitas keempat yaitu aktivitas memberikan saran, pada grafik aktivitas ini
pertemuan pertama adalah 10 orang dari 31 siswa atau sekitar 32,3%. Pada
pertemuan kedua jumlah siswa yang aktif mengalami penurunan yaitu 9 orang
36
dari 31 siswa atau sekitar 29,0%. Pada pertemuan ketiga jumlah siswa yang
aktif mengalami penaikkan menjadi 16 orang dari 31 siswa atau sekitar 51,6 %.
peningkatan dan penurunan. Jumlah siswa yang aktif pada pertemuan pertama
adalah 5 orang dari 31 siswa atau sekitar 16,1%. Pada pertemuan kedua jumlah
siswa yang aktif mengalami penurunan yaitu 4 orang dari 31 siswa atau sekitar
12,9%. Pada pertemuan ketiga jumlah siswa yang aktif mengalami peningkatan
d. Refleksi
aktivitas yang mengalami naik turun, ini berarti masih banyak siswa yang kurang
berani. Karena aktivitas siswa belum meningkat sesuai dengan yang diharapkan
yaitu aktivitas memberi saran dan aktivitas menyimpulkan. Oleh karena itu
2. Memberikan hadiah pada akhir pembelajaran terhadap siswa yang paling aktif.
pertama.namun ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, terutama yang berkaitan
37
Materi yang dibahas pada siklus kedua dan jadwal pertemuan dapat dilihat
a. Rencana Tindakan
Lampiran 1.
6. Memberikan hadiah pada akhir pembelajaran terhadap siswa yang paling aktif.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua sama yang dilakukan pada
2. Memberikan hadiah pada akhir pembelajaran terhadap siswa yang paling aktif
c. Observasi
1. Analisis Data
Pengamatan pada siklus kedua terdiri dari dari tiga kali pertemuan. Materi
yang diajarkan pada siklus kedua. Dari hasil pengamatan selama pembelajaran
pada siklus kedua diperoleh data tentang aktivitas belajar siswa, data aktivitas
siswa diperoleh melalui lembar observasi yang dicatat oleh observer pada setiap
Pada siklus I ada sebagaian aktivitas siswa yang sudah mencapai target
siklus II. Data mengenai aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus
peningkatan aktivitas siswa pada setiap kali pertemuan sampai pada pertemuan
terakhir.
mengikuti proses pembelajaran pada siklus kedua dapat dilihat pada grafik berikut
ini:
1. Aktivitas pertama yaitu aktivitas bertanya, pada tabel terlihat jumlah aktivitas
ini selalu meningkat. Jumlah siswa yang aktif pada pertemuan pertama adalah
23 orang dari 31 siswa atau sekitar 74,2%. Pada pertemuan kedua jumlah
siswa yang aktif adalah 25 orang dari 31 siswa atau sekitar 80,6%. Pada
pertemuan ketiga jumlah siswa yang aktif adalah 28 siswa dari 31 siswa atau
sekitar 90,3 %.
40
2. Aktifitas kedua yaitu aktivitas memjawab pertanyaan, pada tabel ini selalu
adalah 22 orang dari 31 siswa atau sekitar 71,0 %. Pada pertemuan kedua
jumlah siswa yang aktif adalah 24 orang dari 31 siswa atau sekitar 77,4%.
Pada pertemuan ketiga jumlah siswa yang aktif adalah 26 orang dari 31 siswa
adalah 17 orang dari 31 siswa atau sekitar 54,9%. Pada pertemuan kedua
jumlah siswa yang aktif mengalami peningkatan yaitu 20 orang dari 31 siswa
atau sekitar 64,5 %. Pada pertemuan ketiga jumlah siswa yang aktif
74,2%.
4. Aktivitas keempat yaitu aktivitas memberikan saran, pada tabel aktivitas ini
adalah 15 orang dari 31 siswa atau sekitar 48,4%. Pada pertemuan kedua
jumlah siswa yang aktif mengalami penaikkan yaitu 19 orang dari 31 siswa
atau sekitar 61,3%. Pada pertemuan ketiga jumlah siswa yang aktif
orang dari 31 siswa atau sekitar 38,7%. Pada pertemuan kedua jumlah siswa
yang aktif mengalami penaikkan yaitu 13 orang dari 31 siswa atau sekitar
41
rata-rata siswa yang aktif bertanya pada siklus II adalah sebanyak 81,7 %, (2) rata-
rata siswa yang aktif menjawab pertanyaan 77,4 %, (3) rata-rata siswa yang aktif
memberi tanggapan sebanyak 64,5 %, (4) rata-rata siswa yang aktif memberikan
saran sebanyak 59,1 %, (5) rata-rata siswa yang aktif menyimpulkan sebanyak
44,%. Adapun peningkatan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat
18,2%.
21,4%.
42
d. Refleksi
terakhir pada siklus II ini, pelaksanaan penelitian pada umumnya sudah berjalan
seperti yang diharapkan. Hal ini disebabkan tindakan pemberian hadia kepada
siswa yang paling aktif dan siswa telah terbiasa dengan model pembelajaran yang
B. Pembahasan
dengan jenis dan tingkat kecerdasan yang berbeda serta sangat memperhatikan
kasenangan siswa (enjoyfull). Model ini dapat menunjang aktivitas semua jenis
belajar melalui indera penglihatan dengan mengakses citra visual yang diciptakan
maupun diingat. Secara auditorial siswa belajar dengan mengakses segala jenis
bunyi dan kata. Secara kinestetik siswa belajar dengan mengakses segala jenis
aktivitas belajar siswa. Aktivitas siswa dalam proses belajar dapat dilihat dari
aktivitas bertanya pada siklus pertama terdapat rata-rata 67,7% dan pada siklus
kedua rata-rata 81,7%. Dapat kita lihat terjadi peningkatan yang signifikan yaitu
meningkat atau sangat baik karena telah memenuhi kriteria penilaian sebanyak
BAB V
45
A. Kesimpulan
2. Aktivitas menjawab pada siklus 1 yaitu sebesar 61,1%, dan pada siklus II
3. Aktivitas memberi tanggapan pada siklus 1 yaitu sebesar 46,3%, dan pada
4. Aktivitas memberi saran pada siklus 1 yaitu 37,7%, dan pada siklus II menjadi
5. Aktivitas menyimpulkan pada siklus 1 yaitu 18,3%, dan pada siklus II menjadi
SMAN 8 Padang.
45
46
B. Saran
bervariasi dengan tujuan agar siswa dapat tertarik untuk mengikuti pelajaran.
2. Kepada Kepala Sekolah Menengah Atas dan Pejabat terkait kiranya dapat
DAFTAR PUSTAKA
(http://digilib.uin-suka.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&
Id=digilib-uinsuka—ibnumunawar-1080.Diakses 12 April 2013)