UAS Instben
UAS Instben
INSTRUMENTASI KEBENCANAAN
“ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK TANAH LAPISAN ATAS SEBAGAI
INDIKATOR BENCANA LONGSOR DI BUKIT SULA KECAMATAN TALAWI
KOTA SAWAHLUNTO”
KELOMPOK: 1
ANGGOTA:
DOSEN:
Dr. , M.Si.
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada kehadiran tuhan yang maha Esa,karena atas berkat
dan rahmatny apenyusun mampu membahas makalah yang berjudul “Tsunami".
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas instrumentasi kebencanaani.Makalah
ini berisi penjelasan dan pendalaman dar ijudul diatas. Meskipun banyak hambatan
yang kami hadapi kami berhasil menyusun makalah ini dengan baik. Makalah ini
dibuat untuk memberikan pemahaman yang mendalam untuk mahasiswa terhadap
pengertian bencana alam tsunami .Dalam pembuatan makalah ini, kami mencatumkan
beberapa sumber. Kami tahu bahwa banyak kesalahan dari makalah ini. Kami
berharap pembaca dapat memaklumi, dan memberikan kritik yang membangun. Akhir
kata kami ucapkan banyak terimakasih
Penyusun
BAB I
Pendahuluan
1.1 Abstrak
BAB II
Teori Dasar
1. Pengertian tsunami
Tsunami berasal dari bahasa jepang yaitu “tsu” dan “namI” yang mepunyai arti
secara harfiah ombak besar pada sebuah pelabuhan.Secara istilah pengertian tsunami
secara umum dapat diartikan perpindahan air yang disebabkan oleh adanya perubahan
pada permukaan laut secara vertikal dan berlangsung secara tiba-tiba
Istilah tsunami ini berasal dari bahasa Jepang karena secara geografis, Jepang
merupakan salah satu negara yang rawan akan bencana alam tsunami. Gelombang
tsunami adalah jenis gelombang yang dapat bergerak ke segala arah dengan jarak
hingga beribu-ribu kilometer, tak heran jika dampak yang dirasakan oleh bencana ini
bisa menyapu seisi kota. Tidak hanya jaraknya saja yang luas, namun gelombang
tsunami juga mempunyai kecepatan dari 500 – 1000 km perjam, bahkan hal tersebut
menyamai kecepatan pesawat.
2. Penyebab Tsunami
● Gempa Bumi
Erupsi gunugapi atau yang biasa dikenal sebagai gunung meletus juga memicu
terjadinya tsunami karena akan mengakibatkan gempabumi yan bersifat vulkanik.
Salah satu contoh tsunami yang disebabkan oleh erupsi gunungapi adalah kejadian
tsunami akibat letusan Gunung Krakatau.
Tidak hanya gempa dan gunungapi, longsoran bawah laut yang disebabkan karena
adanya lempeng yang bertabrakan juga dapat menyebabkan bencana tsunami yang
disebut dengan istilah tsunami submarine landslide.
● Meteor
Jika tiga faktor diatas adalah faktor internal dari dalam bumi, berbeda dengan faktor
terakhir ini yang berasal dari luar bumi. Adanya hantaman meteor yang mengenai laut
dapat memicu terjadinya tsunami.
Dampak Negatif
4. Penanggulangan Tsunami
5. Pendeteksian Tsunami
Usaha untuk pendeteksian tsunami dimulai dari awal abad ke-20 di Jepang.
Sebelum itu, ketiadaan sistem pendeteksian tsunami mengakibatkan jatuhnya banyak
korban jiwa dalam tiap-tiap terjadinya tsunami. Salah satu bencana seperti tersebut
adalah tsunami yang terjadi di pesisir Sanriku, Jepang pada tahun 1896, yang
mengakibatkan sekitar 20 000 korban jiwa. Pada kejadian tersebut, terjadi gempa
bawah laut bermagnitudo 8.5 skala Richter, yang hanya terasa lemah di daratan.
Setelah bencana tersebut, terdapat perdebatan mengenai penyebab terjadinya
tsunami (pada masa itu mekanisme terjadinya tsunami belum diketahui secara pasti).
Dalam perdebatan tersebut, beberapa berpendapat bahwa tsunami terjadi dikarena
oleh: letusan gunung vulkanik bawah laut, longsor bawah laut, dll. dengan salah satu
kelompok peneliti yang berpendapat bahwa gempa bumi yang terjadi sesaat sebelum
tsunami tahun 1896 merupakan penyebab dari tsunami tersebut. Pandangan ini
ditentang dengan berbagai alasan selama bertahun-tahun hingga 1910, ketika hipotesa
tersebut dinilai lebih sesuai dengan data yang ada. Hal ini diperkuat ketika pesisir
Sanriku kembali mengalami gempa pada tahun 1933, yang kemudian disusul oleh
tsunami. Sesaat setelah gempa terjadi, warga sekitar segara diungsikan ke dataran
yang lebih tinggi, dan hal tersebut menekankan jumlah korban jiwa hingga 3000.
Keterangan:
Sistem ini umumnya bekerja dalam dua mode, “standard” dan “event”. Dalam
mode “standard”, tsunameter secara berkala dengan interval 15 menit (untuk
menghemat daya) mengirimkan data tekanan air di bawah permukaan ke pelampung
di permukaan, yang kemudian mengirimkan data tersebut ke stasiun pengawas di
daratan melalui perantaraan satelit. Apabila terjadi pergerak air secara signifikan dan
mendadak, sistem akan otomatis berpindah ke mode “event”, dan interval pengiriman
data diturunkan hingga 1 menit. Hal ini bertujuan agar dapat dipastikan apakah
sedang terjadi gempa (yang bisa mengakibatkan terbentuknya tsunami). Apabila
perubahan tidak berlangsung secara signifikan, sistem kembali ke mode “standard”
stelah 4 jam.
Antara tsunameter dan pelampung, keduanya saling berkomunikasi melalui
perantaraan gelombang akustik. Gelombang tersebut dipancarkan oleh transducer
akustik dari kedua alat, yang juga berfungsi sebagai pengubah gelombang akustik
menjadi sinyal elektrik. Tranducer akustik tersebut menghasilkan gelombang akustik
ketika kristal piezoelektrik di dalamnya diberi tegangan (dari sinyal elektronik), yang
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk dari kristal, yang kemudian
menghasilkan gelombang akustik. Hal sebaliknya terjadi ketika transducer akustik
penerima menerima gelombang akustik, dimanaya perubahan pada bentuk kristal
piezoelektrik akan menghasilkan kembali sinyal elektronik yang serupa dengan yang
dikirim.
v=√❑
Dengan:
g = percepatan gravitasi
d = kedalaman air
v = kecepatan gelombang air dangkal.
B. Laju energi yang hilang (energi loss rate)
BAB III
Penutup
3.1 KESIMPULAN
Tsunami merupakan bencana alam yang tidak bisa dicegah kejadianya. Oleh karena
itu manusia harus mengenali ciri-ciri dan proses terjadinya tsunami.bencana alam
tsunami tejadi karena naiknya air laut dengan kecepatan yang tinggi yang bisa
menghancurkan daerah sekitarnya.tsunami bisa disebabkan oleh gempa ,erupsi
gunung api,longsor bawah laut, dan meteor.Tsunami bisa menimbulkan banyak
kerusakan manusia ataupun infrastruktur negara.
3.2 SARAN
Daftar Pustaka
Bernard, Eddie & Titov, Vasily.2015.“Evolution of Tsunami Warning Systems and
Products”. Philosophical Transactions of the Royal Society A: Mathematical, Physical
and Engineering Sciences. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4608033/
https://id.wikipedia.org/wiki/Tsunami