Sistem Ekskresi
Sistem Ekskresi
SISTEM EKSKRESI
Alat ekskresi pada manusia terdiri dari ginjal, paru – paru, hati dan kulit.
1. Ginjal ( Ren )
Ginjal merupakan organ ekskresi yang memiliki beberapa fungsi antara lain :
- Membuang zat sisa metabolisme tubuh.
- Mengatur keseimbangan air dan garam dalam tubuh.
- Membuang zat –zat yang berbahaya bagi tubuh seperti obat – obatan,
bakteri dan zat warna.
- Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan
asam atau basa serta membuang kelebihan zat makanan tertentu
seperti glukosa dan vitamin.
3. Hati ( Hepar ).
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam rongga tubuh. Berdasarkan
fungsinya, hati memiliki beberapa fungsi antara lain :
a. Menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen.
b. Tempat berlangsungnya sintesa protein tertentu, misalnya:globulin.
c. Detoksifikasi ( menetralkan ) racun yang dibawa darah.
d. Merombak eritrosit yang telah tua dengan sel histiosit.
e. Tempat pembentukan urea.
Hati berperan sebagai alat ekskresi karena mengeluarkan cairan empedu.
Empedu berupa cairan kehijauan berasa pahit dengan pH 7 – 7.6,
mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu serta pigmen ( zat
warna empedu ) yang disebut bilirubin dan biliverdin.
Empedu yang dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantong empedu
( vesica felea ) dan dikeluarkan ke usus halus untuk membantu sistem
pencernaan, misalnya :
a. Mencerna lemak.
b. Mengaktifkan enzim lipase
c. Mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang dapat larut
dalam air.
d. Membantu daya absorbsi lemak pada dinding usus.
Sel darah merah yang telah tua dan rusak dirombak dalam hati oleh
sel-sel khusus yang disebut sel histiosit. Hemoglobin ( Hb ) pada sel darah
merah akan dirombak menjadi hemin dan globin. Hemin akan dirombak
kembali menjadi zat besi dan zat warna empedu ( bilirubin dan biliverdin ).
Zat warna empedu akan dikeluarkan ke duodenum ( usus 12 jari ) dan
dioksidasi menjadi urobilin yang berwarna kuning coklat. Urobilin berperan
sebagai pewarna feses dan urin. Globin digunakan lagi untuk metabolisme
protein atau pembentukan Hb baru. Jika saluran empedu tersumbat, misalnya
oleh kolesterol yang mengendap menjadi batu empedu, maka warna feses
akan menjadi coklat abu-abu. Akibatnya, darah akan berwarna kekuning –
kuningan karena cairan empedu masuk ke peredaran darah. Gejala ini akan
menimbulkan penyakit kuning.
Organ hati merupakan satu – satunya kelenjar yang menghasilkan
enzim arginase yang berfungsi untuk menguraikan asam amino arginin
menjadi asam amino ornitin. Ornitin yang terbentuk berfungsi mengikat NH 3
dan CO2 yang bersifat racun. Dalam sel tubuh, ornitin diubah menjadi asam
amino sitrulin. Sitrulin berperan mengikat NH3 menjadi arginin yang hanya
dapat diuraikan dalam hati, sedangkan urea dari hati diangkut ke ginjal untuk
dikeluarkan bersama urin.
Gangguan atau kelainan pada hati antara lain hepatitis, penyakit
kuning dan kanker hati. Hepatitis merupakan penyakit hati karena serangan
virus hepatitis, sedangkan penyakit kuning disebabkan oleh penyumbatan
saluran empedu. Penyakit kanker hati bermula dari peradangan yang
mengganggu fungsi hati. Fungsi hati yang terganggu menyebabkan
gangguan pada sistem ekskresi.
Siklus urea
4. Kulit ( Integumen ).
Kulit merupakan organ yang penting bagi tubuh kita. Kulit akan
mengekskresikan keringat dari dalam tubuh. Banyaknya keringat yang
dihasilkan atau dikeluarkan seseorang dipengaruhi oleh aktivitas tubuh, suhu
lingkungan, makanan, kondisi kesehatan dan keadaan emosi. Keringat
manusia terdiri dari air, garam-garam terutama garam dapur, sisa
metabolisme sel, urea serta asam.
Kulit memiliki beberapa fungsi antara lain :
a. Sebagai alat ekskresi yaitu mengeluarkan keringat.
b. Pengatur suhu tubuh melalui penguapan.
c. Tempat menyimpan cadangan makanan yaitu lemak.
d. Mengurangi penguapan air.
e. Melindungi tubuh dari gesekan, penyinaran, panas, zat kimia dan kuman.
f. Sebagai indra peraba yang dapat merasakan sentuhan, tekanan dan rasa
sakit.
Kulit terdiri atas dua bagian yaitu epidermis dan dermis.
a. Epidermis ( kulit ari )
Epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum
granulosum dan stratum germinativum. Stratum korneum merupakan
jaringan mati yang tersusun berlapis-lapis jaringan sel pipih. Stratum
korneum sering mengelupas dan digantikan oleh jaringan dibawahnya.
Fungsi stratum korneum melindungi sel-sel dan mencegah masuknya bibit
penyakit. Stratum lusidum merupakan lapisan yang berwarna bening,
sedangkan stratum granulosum merupakan lapisan yang mengandung
pigmen melanin. Stratum germinativum berfungsi untuk degenerasi sel
kulit lama.
b. Dermis / Korium ( kulit jangat ).
Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf,
kelenjar minyak ( glandula sebasea ) dan kelenjar keringat ( glandula
sudorifengat bera ). Kelenjar minyak terletak di dekat akar rambut dan
berfungsi untuk meminyaki rambut. Kelenjar keringat berupa pipa berpilin
yang memanjang dari epidermis masuk ke bagian dermis.
Kelenjar keringat berada di bawah pengaruh pusat pengaturan suhu tubuh
yaitu hipotalamus. Hipotalamus berfungsi memonitor dan mengendalikan
suhu darah.