SS - Tugas 1
SS - Tugas 1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Review
Jurnal: Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di
Kecamatan Sesayap Hilir Kabupaten Tana Tidung.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
sumber data kependudukan ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
1
TUGAS SISTEM PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK
SOSIAL WILAYAH DAN SIPIL DAN INSTITUT TEKNOLOGI
KOTA PERENCANAAN SEPULUH NOPEMBER
Daftar Isi
Kata Pengantar...............................................................................................1
Daftar Isi.........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................3
1.2 Tujuan dan Sasaran..............................................................................3
1.3 Metode Penelitian................................................................................4
1.4 Ruang Lingkup Penelitian...................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perubahan Sosial..................................................................................5
2.1.1 Teori Perubahan Sosial................................................................5
2.1.2 Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial................................................6
2.1.3 Faktor Perubahan Sosial..............................................................7
2.1.4 Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial.................8
2.2 Mobilitas Sosial...................................................................................8
2.2.1 Bentuk Mobilitas Sosial...............................................................9
BAB III Analisis dan Pembahasan
3.1 Gambaran Umum.................................................................................10
3.2 Analisis dan Pembahasan....................................................................10
BAB IV Kesimpulan
4.1 Kesimpulan..........................................................................................13
4.2 Rekomendasi........................................................................................13
Daftar Pustaka
2
TUGAS SISTEM PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK
SOSIAL WILAYAH DAN SIPIL DAN INSTITUT TEKNOLOGI
KOTA PERENCANAAN SEPULUH NOPEMBER
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan sosial yang mendasar di suatu
Negara. Jika dilihat dari definisi kemiskinan itu sendiri, kemiskinan adalah
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, tempat berlindung,
pakaian, kesehatan dan pendidikan. Definisi kemiskinan menurut Bank Dunia adalah suatu
fenomena yang multidimensional, namun masih meliputi pendapatan yang rendah dan
ketidakmampuan untuk memenuhi barang-barang pokok seperti yang disebutkan diatas
(World Bank, 1990).
Lalu, ukuran kemiskinan itu sendiri bukan sesuatu yang mudah untuk ditetapkan.
Pada umumnya, jika negara menjadi lebih sejahtera, negara tersebut cenderung menaikkan
standar atau ukuran kemiskinannya. Hal itu mempengaruhi angka dan garis kemiskinan
negara tersebut. Di Indonesia sendiri, BPS dan Kementrian Sosial menetapkan ukuran
kemiskinan dengan melihat konsumsi makanan dan konsumsi non makanan, yang mana
konsumsi makanan kurang dari 2100 kilokalori per orang. Dengan kata lain, kemiskinan di
Indonesia diukur dari kemampuan penduduk untuk memenuhi kebutuhan minimum
pangan dan non-pangan esensial.
Kemiskinan sering kali dikaitkan dengan kondisi perekonomian suatu negara,
dimana selalu ada anggapan jika perekonomian negara tersebut maju, maka angka
kemiskinan di negara tersebut kecil. Namun, faktor-faktor penyebab kemiskinan tidak
selalu dipengaruhi oleh perekonomian. Dalam konteks makalah ini, pembangunan
infrastruktur dan pembangunan manusia memiliki peran besar dalam masalah kemiskinan
di suatu negara. Ketika penduduk mendapatkan pendidikan yang layak, kualitas sumber
daya manusia akan meningkat dan perekonomian penduduk akan terjamin, apabila
dibarengi dengan ketersediaan infrastruktur yang mumpuni.
Sejauh ini, pemerintah berusaha untuk mengentaskan kemiskinan, baik di tingkat
provinsi maupun nasional. Contohnya, melalui program PNPM Mandiri yang diluncurkan
pada tahun 2009 di Kecamatan Sesayap Hilir, Kabupaten Tana Tidung. Melalui program
PNPM ini, masyarakat di suatu daerah yang masih di bawah garis kemiskinan dibantu
untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak, dari segi kebutuhan dasar. Implementasi
dari PNPM ini melatarbelakangi penyusunan makalah ini, yang bertujuan untuk
menganalisis implementasi program PNPM, yang ditinjau dari sudut pandang perubahan
sosial dan mobilitas sosial.
1.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari penyusunan makalah review jurnal penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui teori yang ada di pengimplementasian program PNPM Mandiri di
Kecamatan Sesayap Hilir, Kabupaten Tana Tidung.
2. Mengetahui bentuk perubahan sosial dan mobilitas sosial yang ada dalam
pengimplementasian program PNPM Mandiri.
3
TUGAS SISTEM PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK
SOSIAL WILAYAH DAN SIPIL DAN INSTITUT TEKNOLOGI
KOTA PERENCANAAN SEPULUH NOPEMBER
Sementara itu, sasaran yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah:
1. Dapat memahami teori yang ada di pengimplementasian program PNPM Mandiri
di Kecamatan Sesayap Hilir, Kabupaten Tana Tidung
2. Dapat memahami hubungan antara pengimplementasian program PNPM Mandiri
dengan sistem sosial yang berlaku di dalam masyarakat.
4
TUGAS SISTEM PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK
SOSIAL WILAYAH DAN SIPIL DAN INSTITUT TEKNOLOGI
KOTA PERENCANAAN SEPULUH NOPEMBER
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
TUGAS SISTEM PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK
SOSIAL WILAYAH DAN SIPIL DAN INSTITUT TEKNOLOGI
KOTA PERENCANAAN SEPULUH NOPEMBER
6
TUGAS SISTEM PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK
SOSIAL WILAYAH DAN SIPIL DAN INSTITUT TEKNOLOGI
KOTA PERENCANAAN SEPULUH NOPEMBER
7
TUGAS SISTEM PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK
SOSIAL WILAYAH DAN SIPIL DAN INSTITUT TEKNOLOGI
KOTA PERENCANAAN SEPULUH NOPEMBER
tidak langsung (melalui media televisi, film, surat kabar atau majalah),
dapat menimbulkan perubahan sosial. Jika unsure kebudayaan yang masuk
tersebut dipandang lebih maju dan tidak bertentang dengan kaidah yang
telah ada, maka akan terjadi proses adopsi oleh anggota masyarakat,
sehingga terjadi perubahan sosial.
8
TUGAS SISTEM PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK
SOSIAL WILAYAH DAN SIPIL DAN INSTITUT TEKNOLOGI
KOTA PERENCANAAN SEPULUH NOPEMBER
9
TUGAS SISTEM PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK
SOSIAL WILAYAH DAN SIPIL DAN INSTITUT TEKNOLOGI
KOTA PERENCANAAN SEPULUH NOPEMBER
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
10
TUGAS SISTEM PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK
SOSIAL WILAYAH DAN SIPIL DAN INSTITUT TEKNOLOGI
KOTA PERENCANAAN SEPULUH NOPEMBER
Bentuk perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat miskin di Desa Sesayap
dan Desa Sepala Dalung adalah perubahan yang direncanakan. Perubahan
kehidupan masyarakat miskin dalam segi ekonomi pada kedua desa tersebut
menjadi lebih baik melalui program yang telah direncanakan dahulu oleh
pemerintah yaitu program PNPM Mandiri. Pemerintah tersebut terdiri dari
pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait. Masyarakat miskin pada kedua
desa tersebut memberikan kepercayaan kepada pemerintah sebagai pihak yang
mengatur tahapan-tahapan dalam program PNPM Mandiri.
Teori perubahan sosial yang sesuai dengan jurnal yang dipilih penyusun
adalah teori perkembangan. Perubahan yang terjadi pada masyarakat miskin di
Desa Sesayap dan Desa Sepala Dalung pada dasarnya akan bergerak dan
berkembang karena desakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sehingga pada
akhirnya, terjadi perubahan sosial yakni dari pekerjaan awal pengangguran menjadi
masyarakat yang mempunyai pekerjaan walaupun bentuknya hanya seperti
berdagang barang kebutuhan sehari-hari. Kekurangan dalam penerapan teori ini
adalah jangka waktu yang panjang. Karena perkembangan dari masyarakat
tradisional ke masyarakat yang lebih modern, yaitu dari pengangguran beralih
menjadi pekerja, membutuhkan waktu yang lama dan perlu didukung oleh aspek
tertentu misalnya aspek pendidikan. Sedangkan kelebihan dalam penerapan teori
ini adalah walaupun membutuhkan waktu yang lambat atau lama untuk
berkembang, hal tersebut pasti akan terjadi. Karena terdapat faktor pendorong
untuk berkembang. Dalam kasus masyarakat miskin di Desa Sesayap dan Desa
Sepala Dalung faktor pendorong berkembangnya masyarakat tersebut adalah faktor
ekonomi.
Faktor penyebab perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat miskin di
Desa Sesayap dan Desa Sepala Dalung berasal dari masyarakat itu sendiri dan dari
luar masyarakat. Faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri berupa
bertambahnya jumlah anggota keluarga yang menyebabkan kebutuhan hidup
semakin bertambah sedangkan pendapatan pada setiap keluarga miskin dapat
dikatakan tetap atau semakin berkurang. Hal tersebut yang mendesak masyarakat
miskin pada kedua desa tersebut untuk mencari jalan keluar agar kebutuhan hidup
dapat terpenuhi. Faktor yang berasal dari luar masyarakat berupa dorongan dari
pemerintah untuk memperbaiki keadaan ekonomi melalui program PNPM Mandiri.
Program tersebut memiliki pengertian sebagai bantuan alat pemberdayaan
masyarakat.
Faktor pendorong jalannya perubahan yang terjadi yaitu orientasi ke masa
depan. Masyarakat miskin di Desa Sesayap dan Desa Sepala Dalung mengharapkan
kehidupan yang lebih baik di masa depan. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu
perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat dan sikap masyarakat yang
tradisional. Kedua faktor tersebut menghambat sistem berpikir masyarakat miskin
pada kedua desa tersebut untuk berinisiatif menjadi pedagang atau pekerjaan lain
dibanding menjadi pengangguran.
11
TUGAS SISTEM PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK
SOSIAL WILAYAH DAN SIPIL DAN INSTITUT TEKNOLOGI
KOTA PERENCANAAN SEPULUH NOPEMBER
b. Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial yang terjadi pada masyarakat miskin di Desa Sesayap dan
Desa Sepala Dalung merupakan mobilitas vertikal. Perpindahan yang terjadi
merupakan mobilitas vertikal naik, yakni perpindahan status ekonomi ke status
yang lebih tinggi. Hal tersebut ditandai oleh pekerjaan masyarakat miskin
perempuan yang semula hanya mengurus rumah tangga beralih memiliki
perkerjaan dalam bidang ekonomi mikro. Sehingga jelas jika faktor pendorong
terjadinya mobilitas sosial pada masyarakat miskin kedua desa tersebut adalah
faktor ekonomi.
12
TUGAS SISTEM PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK
SOSIAL WILAYAH DAN SIPIL DAN INSTITUT TEKNOLOGI
KOTA PERENCANAAN SEPULUH NOPEMBER
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Program PNPM Mandiri merupakan salah satu program dalam mengatasi masalah
kemiskinan. Program tersebut mengatasi kemiskinan berbasis pemberdayaan
masyarakat miskin berupa bantuan dana bergulir. Salah contoh implementasi program
PNPM Mandiri yaitu di Desa Sesayap dan Desa Sepala Dalung, Kecamatan Sesayap
Hilir, Kabupaten Tana Tidung. Pelaksanaan PNPM Mandiri pada kedua desa tersebut
sudah dilaksanakan dengan baik oleh pihak PNPM Mandiri terkait. Akan tetapi
sebagian masyarakat miskin pada kedua desa tersebut tidak menggunakan dana yang
diberikan semaksimal mungkin sehingga jumlah masyarakat miskin pada salah satu
desa bertambah setelah adanya program PNPM Mandiri.
Implementasi program PNPM Mandiri di Desa Sesayap dan Desa Sepala Dalung
mengakibatkan adanya perubahan sosial dan mobilitas sosial pada masyarakat. bentuk
perubahan sosial yang terjadi berupa perubahan sosial yang direncanakan. Sedangkan
faktor perubahan sosial masyarakat pada kedua desa tersebut berasal dari masyarakat
itu sendiri berupa desakan ekonomi. Selain itu faktor pendorong perubahan sosial
berupa orientasi ke masa depan dan faktor penghambat perubahan sosial berupa
pengetahun masyarakat yang kurang serta sikap masyarakat yang tradisional. Bentuk
mobilitas sosial yang terjadi akibat implementasi program PNPM Mandiri terhadap
masyarakat miskin di Desa Sesayap dan Desa Sepala Dalung berupa mobilitas sosial
vertikal.
4.2 Rekomendasi
Beberapa rekomendasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Pihak Pemerintah
Program PNPM mandiri terkendala pada perguliran dananya. Hal tersebut
dikarenakan banyak masyarakat yang terlambat dalam mengembalikan dana yang
mereka pinjam. Kebanyakan masyarakat menggunakan dana yang dipinjam untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, tidak digunakan untuk kegiatan yang dapat
meningkatkan penghasilan seperti berjualan karena kurangnya keahlian. Maka dari
itu diharapkan pemerintah dapat memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk
meningkatkan keahliannya.
Kredit macet marak terjadi ditengarai karena kelemahan dalam desain
perencanaan program yang tidak mengatur tentang hukuman bagi masyarakat
yang tidak membayar pinjaman. Selain itu, hal ini terjadi karena kurang aktifnya
tenaga relawan dalam melakukan penagihan kepada masyarakat peminjam. Maka
dari itu diharapkan pemerintah dapat membuat peraturan yang ketat kepada
masyarakat yang telat mengembalikan uang pinjaman. Pemerintah juga harus
mencarikan relawan yang mau secara aktif melakukan penagihan kepada
masyarakat.
13
TUGAS SISTEM PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK
SOSIAL WILAYAH DAN SIPIL DAN INSTITUT TEKNOLOGI
KOTA PERENCANAAN SEPULUH NOPEMBER
2. Pihak Masyarakat
Perlunya partisipasi masyarakat berupa swadaya murni dalam bentuk uang. Hal ini
untuk mengantisipasi faktor pendanaan apabila terjadi kemacetan dari pemerintah.
Partisipasi masyarakat setempat diharapkan dapat mempercepat laju pelaksanaan
pembangunan sekurang-kurangnya dapat mengurangi beban pemerintah daerah,
propinsi maupun pembangunan yang dianggarkan melalui dana APBN
Perlu adanya kesadaran dari masyarakat agar menggunakan uang pinjaman untuk
kegiatan yang dapat meningkatkan pendapatan keluaraga.
Perlunya kesadaran dan kemauan dari masyarakat untuk meningkatkan keahlian
agar pendapatan mereka meningkat.
Perlunya meningkatkan kesadaran masyarakat agar mengembalikan uang
pinjaman tepat waktu sehingga tidak terjadi kredit macet yang dapat merugikan
masyarakat lainnya.
14
TUGAS SISTEM PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK
SOSIAL WILAYAH DAN SIPIL DAN INSTITUT TEKNOLOGI
KOTA PERENCANAAN SEPULUH NOPEMBER
DAFTAR PUSTAKA
http://choirul_umam.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/42639/bab7_perubahan_sosial
.pdf diakses pada tanggal 19 April 2016
15