Anda di halaman 1dari 2

ACEH

Tari Saman
Tari Saman diciptakan dan dikembangkan oleh seorang tokoh islam bernama Syeh
Saman ,beliau menciptakan syairnya dengan menggunakan bahasa arab dan bahasa
aceh dengan iringan gerakan –gerakan tangan dan syair yang dilagukan membuat
seuasana menjadi gembira, gerakan tepukan dada,tepukan diatas lutut, mengangkat
tangan secara bergantian dengan gerakan dan kecepatan yang serasi menjadi ceri
khasnya.

Tari Laweut
Laweut berasal dari kata Seulawet , sanjungan pada Nabi Muhammad S.A.W tari
ini di persembahkan oleh delapan orang wanita yang disebut juga seudati iring.
Tari ini di pergunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dalam keagamaan
pendidikan dan pembangunan.

Tari Tarek Pukat


Tari ini merupakan tarian yang diangkat dari kehidupan nelayan pesisir aceh yaitu
membuat jarring “pukat” dan menangkap ikan dengan jaring ditengah laut.
Suasana menarik pukat dengan harapan mendapat ikan yang banyak dinyatakan
dengan semangat kerja keras da riang gembira yang sekali-kali terdengar teriakan
senang pawang laut.

Tari Cangklak
Tari memgemalisasikan perempuan-perempuan cantik gemulai, energik dan sedikit
genit dengan berbagai aksesoris yang dipakai dalam mengelilingi lekuk tubuh
anggunnya, serta pelengkap busana yang senantiasa digunakan dan indetik dengan
perempuan seperti payung, kipas, sapu tangan, perpaduan gerak dan tarian yang
laku di aceh dengan tarian khas melayu dari daerah timur aceh.
Tari Meusago
Meusago disini diartikan bersudut, bersegi dan berujung begitu lengkapnya
persoalan yang di hadapi dan ibadah manusia dengan manusia, dengan bermacam
kehidupan yang dihadapi dan ibadah atau hubungan dengan Tuhan, ide garapan
tari ini sebagai syimbol gotong royong dan persaudaraan merupakan wujud dari
persatuan, satu kipas barang bermakna tapi menakala bersamaan d paparkan
menjadi satu mneuji manfaat bagi kehidupan.
Musik Seurune Kalee
Seurune Kalee adalah suatu alur kesenian yang sangat digemari di Aceh. Seurune
Kalee dalam bahasa Indonesia adalah seruling.Pemain Seurune Kalee terdiri dari
satu orang peniup seurune, satu orang pemukul gendang dan tiga orang pemukul
rapai, pemain memakai pakaian adat aceh “modifikasi” seragam warna hitam dan
lilitan kain bermotif aceh, sekarang musikk seurune kale di kehormatan dan
mengiringi tarian tradisional lainnya.
Rapai Daboh
Rapai Daboh yaitu suatu permainan ketangkasan atau kekebalan. Permainan Rapai
Daboh terdiri dari seorang syekh yang bergelar “Khalifah”, beberapa orang
penabuh rebana (rapai), dan beberapa pemain rencong atau senjata tajam lainnya,
dimana saat mereka sedang menabuh rebana memukul rapainya sambil bernyanyi
dengan lagu-lagu tertentu terus menikam-nikam anggota badan dengan sehebat-
hebatnya, kadang-kadang rencongnya menjadi bengkok, yang semuanya berada
dibawah pimpinan/pengawasan khalifah. Apa sebab tubuh mereka tidak dimakan
senjata, hal ini menurut mereka oleh karena suatu keyakinan bahwa yang berkuasa
hanya Khalik (Tuhan) sedangkan makhluk sama-sama tidak berkuasa; jadi besi
makhluk dan manusia pun makhluk. Pada waktu para penabuh rapai sedang
memukul rebana sehebat-hebatnya, maka para pemain rencong memusatkan
seluruh pikirannya pada keyakinan diatas, sedikit pun tidak boleh bergoyang, dan
kalau goyang pastilah senjata akan makan tubuh mereka.
Tari Seudati
Seudati adalah perpaduan antara seni suara dan seni tari. Seni Seudati adalah jenis
kesenian yang diciptakan setelah berdiri masyarakat islam Aceh yang berfungsi
sebagai dakwah dan hiburan. Seudati juga bernama Saman yang berasal kata dari
bahasa Arab yang berarti delapan. Dinamakan saman karena para pemainnya
terdiri dari delapan orang yaitu Syekh dan para pembantunya berpakaian seragam,
yaitu celana pantalon hitam atau putih, baju kaos putih berlengan panjang, di

kepala para penari memakai tangkulok

Anda mungkin juga menyukai