Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

HUKUM – HUKUM DASAR ILMU KIMIA


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktikum Kimia Dasar

DisusunOleh :
Kelompok II (A2)

INDAH APRILA NIM.190140036

NUR AISYAH NIM.190140050

KHAIRUL ARRASYID NIM.190140054

DITA KHAIRANTI NIM.190140067

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2020
ABSTRAK

Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan


eksperimen. Hukum kimia adalah suatu keteraturan dalam ilmu kimia yang
berlaku secara umum. Hukum-hukum dasar kimia terbagi menjadi lima hukum,
yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier), hukum perbandingan tetap
(Hukum Proust), hukum kelipatan berganda (Dalton), hukum perbandingan volum
(Gay-Lussac), dan hipotesis Avogadro. Tujuan percobaan ini untuk Membuktikan
beberapa hukum dasar kimia diantarany Hukum Lavoisier dan Hukum Proust.
Pada percobaan Pb(NO3)2 + NaCl, sewaktu ditimbang mempunyai berat
awal yaitu 127,24 gram setelah dicampurkan dengan tabung reaksi kecil yang
berisi Pb(NO3)2 mempunyai berat 127,24 gram, maka hukum lavoiser sudah
terbukti benar " massa zat sebelum reaksi dan sesudah reaksi adalah sama". Fe +
S, sewaktu ditimbang mempunyai berat awal campuran yaitu 7 gram, setelah
dipanaskan timbul aroma yang sangat menyengat, yang ditimbulkan dari aroma
belerang. Setelah keduanya menyatu dan kemudian pemanasan dihentikan dan
diambil besi yang tidak bereaksi didalam campuran FeS yaitu 2,70 gram. Dan
dapat disimpulkan pula bahwa perbandingan massa unsur dalam senyawa adalah
tetap ( tidak berubah). Juga untuk percobaan Proust belerang terbakar sempurna
karena proses pembakaran dan nyala api yang sempurna.

Kata Kunci : Ilmu kimia, Hukum kimia, Lavoisier dan Proust, Pembakaran,
Hipotesis.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Hukum – Hukum dasar ilmu kimia


1.2 Pelaksan Praktikum : 1. Indah Aprilla NIM.190140036
2. Nur Aisyah NIM.190140050
3. Khairul Arrasyid NIM.190140054
4. Dita Khairanti NIM.190140067
1.3 Tujuan Praktikum : Membuktikan beberapa hukum dasar kimia diantaranya
Hukum Lavoisier dan Hukum Proust.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ilmu Kimia


Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
eksperimen. Ilmu kimia merupakan produk pengetahuan yang berupa fakta,
teori, prinsip, hukum, temuan saintis, dan proses atau kerja ilmiah.( Respati,
1997)
Hukum kimia adalah suatu keteraturan dalam ilmu kimia yang berlaku
secara umum. Hukum-hukum kimia perlu dipahami karena merupakan
dasar untuk mempelajari kimia. Hukum-hukum dasar kimia terbagi menjadi
lima hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier), hukum
perbandingan tetap (Hukum Proust), hukum kelipatan berganda (Dalton),
hukum perbandingan volum (Gay-Lussac), dan hipotesis Avogadro.”Pada
reaksi kimia, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”
(syukri.s.1999)

2.2 Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoiser)


“Massa zat-zat sesudah reaksi dan sebelum reaksi adalah sama” pada tahun
1989 seorang ahli kimia dari Prancis yang bernama Antonie Laurent
Lavoiser (1743-1794) melakukan percobaan yaitu memanaskan logam
raksa dengan gas oksigen dalam tabung tertutup. Contohnya:

Hydrogen + oksigen  hydrogen dioksida

         (4 gram)     (32 gram)        36 gramont

Lavoiser mengamati tentang perubahan–perubahan didalam dan


mengajukan pendapat kekekalan massa “dalam sebuah reaksi massa zat-
zat sebelum reaksi sama yang dikenal dengan hukum dengan massa zat
sesudah bereaksi” hal ini menunjukkan kepada kita bahwa tidak ada massa
yang hilang Selama reaksi berlangsung. (Prasetiawan, 2009)

2.3    Hukum Perbandingan (Hukum Proust)


Dalam kimia, hukum perbandingan tetap atau Hukum Proust. (Diambil
dari mana kimiawan Prancis Joseph Proust) adalah hukum yang
menyatakan bahwa “Suatu senyawa kimia terdiri dari unsur-unsur dengan
perbandingan massa yang selalu tetap sama. Dengan kata lain, setiap
sampel suatu senyawa memiliki komposisi unsur-unsur yang tepat”.
Misalnya 8/9 massa oksigen dan 1/9 massa hidrogen. Bersama dengan
hukum perbandingan berganda (Hukum Dalton). Hukum perbandingan
tetap adalah hukum dasar stoikiometri. Terdapat golongan senyawa yang
tidak mengikuti hukum perbandingan tetap. Contohnya, FeO yang
mengandung massa Fe nya hanya 95 % dari massa yang seharusnya. Hal
ini dikarenakan dalam struktur kristal FeO terdapat ruang kosong yang
tidak ditempati atom Fe. Golongan senyawa ini dinamakan Bertolida
(Tupamahu, 2001)

2.4 Hukum Perbandingan Berganda (Dalton)


Dalton mendefinisikan atom sebagai unit terkecil dari suatu unsur yang
dapat melakukan penggabungan kimia. Dalton membayangkan suatu atom
yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi lagi. Tetapi, serangkaian
penyelidikan yang dimulai pada tahun 1850-an dan dilanjutkan pada abad
XIX secara jelas menunjukkan bahwa atom sesungguhnya memiliki
struktur internal: yaitu atom tersusun atas partikel-partikel yang lebih kecil
lagi, yang disebut partikel subatom. Penelitian tersebut mengarah pada
penemuan tiga partikel subatom elektron, proton, dan neutron. “Jika dua
unsur dapat membentuk satu atau lebih senyawa,
maka perbandingan massa dari unsur yang satu yang bersenyawa dengan
jumlah unsur lain yang tertentu massanya akan merupakan bilangan
mudah dan tetap.” (Syukri, S. 1999) 

2.5 Hukum-Hukum Gas


Untuk gas ialah berlaku persamaan PV = nRT, dimana :
P  = tekanan
V  = volume gas
n   = mol gas
R  = tetapan gas
T  = suhu mutlak
2.5.1     Hukum Boyle
Diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal dengan n1 = n2 dan T1 =
T2 sehingga memperoleh:
P1.V1 = P2.V2................................ (2.1)

2.5.2  Hukum Gay-Lussac


Volume gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi bila di ukur
pada suhu dan tekanan yang sama, akan berbanding sebagai bilangan bulat
sederhana. Jadi untuk P1 = P2  dan T1 =  T2  berlaku:
V1/V2 = n1/n2....................................(2.2)

2.5.3   Hukum Boyle–Gay Lussac


Hukum ini adalah hukum perluasan hukum yang terdahulu yaitu
P1V1/T1  =  P2V2/T2.............………(2.3)

2.5.4   Hukum Avogadro


Pada suhu dan tekanan yang sama gas-gas yang volumenya sama
mengandung jumlah mol yang sama. Pada pernyataan ini diketahui
bahwa pada keadaan SFP (0°C, 1 atm). 1 mol setiap gas volumenya
22,415 liter. Volume ini disebut sebagai volume molar gas (Petrucci.
1989).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat-alat
Adapun alat-alat yang digunakan sebagai berikut:
1. Erlenmeyer 250 ml 1 unit
2. Sumbat karet 1 unit
3. Tabung reaksi kecil 1 unit
4. Tabung reaksi praktis 1 unit
5. Magnet U/ magnet biasa 1 unit
6. Cawan porselin 1 unit
7. Lampu spirtus 1 unit

3.1.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan sebagai berikut:
1. Larutan Kl 0,1 M 5 ml
2. Larutan Pb(NO3)2 0,1 M 5 ml
3. Larutan NaCl 0,5 M 5 ml
4. Serbuk besi 5 gr
5. Serbuk belerang 5 gr

3.2 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut:
3.2.1 Hukum Lavoisier
1. 5 ml larutan Pb(NO3)2 0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecil.
2. Pada Erlenmeyer masukkan 10 ml, larutan NaCl 0,1 M.
3. Dimasukkan Pb(NO3)2 0,1 M tersebut dengan hati – hati ke dalam
Erlenmeyer, lalu ditutup dengan sumbat karet.
4. Ditimbang Erlenmeyer beserta isinya dan dicatat massanya.
5. Dimiringkan Erlenmeyer sehingga kedua larutan bereaksi, lalu diamati
perubahan yang terjadi.
6. Ditimbang Erlenmeyer dengan isinya dan dicatat massanya.
7. Diulangi cara kerja tersebut diatas dengan menggantikan larutan NaCl 0,5
M dengan larutan Kl 0,1 M.

3.2.2 Hukum Proust

1. Diambil serbuk belerang sebanyak 2 gram dan masukkan ke dalam cawan


porselin kemudian dimasukkan serbuk besi sebanyak 5 gram kemudian
diaduk campuran sampai merata.
2. Dipanaskan campuran tersebut dan diperhatikan apa yang terjadi.
3. Dengan menggunakan magnet, diambil serbuk besi yang tidak bereaksi.
4. Ditimbang berat serbuk besi tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil dari percobaan hukum – hukum dasar ilmu kimia dapat dilihat
pada table 4.1

Tabel 4.1 percobaan hukum lavoisier dan hukum proust


No Cara Kerja Hasil Pengamatan
1. Hukum Lavoisier
- Dimasukkan ke dalam - Diperoleh campuran berwarna
erlenmeyer larutan Pb(NO3)2 kuning.
0,1 M . - 139, 40 gram (sebelum bereaksi)
- Ditimbang erlenmeyer beserta - 139,40 gram (sesudah bereaksi)
isinya.
- Dimiringkan labu sehingga
bercampur dan bereaksi, lalu
ditimbang.

- 5 ml Pb(NO3)2 0,1 M - Campuran tersebut tidak berubah


dimasukkan ke dalam tabung warna.
reaksi, pada erlenmeyer - 149,77 (sebelum bereaksi)
dimasukkan 10 ml Kl 0,1 M, - 149,77 (setelah bereaksi)
dan larutan Pb(NO3)2.
- Ditimbang erlenmeyer beserta
isinya.
- Dimiringkan labu sehingga
bercampur dan bereaksi, lalu
ditimbang.
2. Hukum Proust - Diperoleh campuran belerang dan
- gram belerang + 5 gram serbuk serbuk besi.
besi pada cawan porselin, - Campuran tersebut meleleh.
diaduk hingga tercampur - 2,70 gram (serbuk besi yang tidak
merata. bereaksi)
- Kemudian dipanaskan. - 4,30 gram (besi yang bereaksi)
- Setelah meleleh larutan
diangkat dan diambil serbuk
besi dengan magnet.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Hukum Lavoiser         
Pb(NO3)2 + NaCl, sewaktu ditimbang mempunyai berat awal yaitu
127,24 gram setelah dicampurkan dengan tabung reaksi kecil yang berisi
Pb(NO3)2 mempunyai berat 127,24 gram, maka hukum lavoiser sudah
terbukti benar " massa zat sebelum reaksi dan sesudah reaksi adalah
sama". Pada saat (Pb(NO)3)2 dicampurkan dengan NaCl warnanya akan
berubah menjadi keruh, hal ini dikarenakan (Pb(NO)3)2 adalah padatan
dan bersifat asam, sedangkan NaCl bersifat garam dan ketika dicampurkan
akan menghasilkan warna keruh.
Pb(NO3)2 + KI, sewaktu ditimbang mempunyai berat awal yaitu 127,67
gram setelah dicampurkan dengan tabung reaksi kecil Pb(NO3)2 + KI 
yang berisi mempunyai berat 127,67 gram, maka hukum lavoiser sudah
terbukti benar " massa zat sebelum reaksi dan sesudah reaksi adalah
sama".
4.2.2 Hukum Proust
Fe + S, sewaktu ditimbang mempunyai berat awal campuran yaitu 7
gram, setelah dipanaskan timbul aroma yang sangat menyengat, yang
ditimbulkan dari aroma belerang. Setelah keduanya menyatu dan
kemudian pemanasan dihentikan dan diambil besi yang tidak bereaksi
didalam campuran FeS yaitu 2,70 gram. Hal ini membuktikan kebenaran
hukum Proust “bahwa perbandingan massa unsur dalam senyawa adalah
tetap ( tidak berubah).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan maka,dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pb(NO3)2 + NaCl, sewaktu ditimbang mempunyai berat awal yaitu
139,40 gram setelah dicampurkan dengan tabung reaksi kecil yang berisi
Pb(NO3)2 mempunyai berat 139,40 gram, maka hukum lavoiser sudah
terbukti benar " massa zat sebelum reaksi dan sesudah reaksi adalah
sama".
2. Dan dapat disimpulkan pula bahwa perbandingan massa unsur dalam
senyawa adalah tetap ( tidak berubah).
3. Untuk percobaan Proust belerang terbakar sempurna karena proses
pembakaran dan nyala api yang sempurna.
4. Besi yang tidak bereaksi didalam campuran FeS yaitu 2,70 gram. Hal ini
membuktikan kebenaran hukum Proust “bahwa perbandingan massa unsur
dalam senyawa adalah tetap ( tidak berubah).”

5.2 Saran
Dalam melakukan praktukim ini penting memperhatikan prosedur kerja
untuk ketepatan hasil praktikum agar hasilnya tidak salah, agar tidak terjadi
pengulangan. Juga melakukan praktikum harus diperhatikan setiap
prosedur kerja yang ada sehingga setiap acara dapat dilakukan secara
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Prasetiawan, Widi. 2009. Hukum Kekekalan Massa. Jakarta


Ralp. H, Petrucci. 1989. Kimia Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Respati, 1997, Dasar-dasar Ilmu Kimia, Jakarta: PT Rineka Cipta
Syukri, S. 1999. Kimia dasar jilid 1. Bandung : ITB
Tupamahu. 2001. Kimia Dasar.  Bandung: PT. Citra Aditia Bakti.
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR


DATA PENGAMATAN

JUDUL : HUKUM- HUKUM DASAR ILMU KIMIA


KELOMPOK : II
NAMA/NIM :1. INDAH APRILLA (190140036)
2. NUR AISYAH (190140050)
3. KHAIRUL AR RASYID (190140056)
4. DITA KHAIRANTI (190140067)

No Cara Kerja Hasil Pengamatan


1. Hukum Lavoisier
- Dimasukkan ke dalam - Diperoleh campuran berwarna
erlenmeyer larutan Pb(NO3)2 0,1 kuning.
M . - 139, 40 gram (sebelum bereaksi)
- Ditimbang erlenmeyer beserta - 139,40 gram (sesudah bereaksi)
isinya.
- Dimiringkan labu sehingga
bercampur dan bereaksi, lalu
ditimbang.
- 5 ml Pb(NO3)2 0,1 M - Campuran tersebut tidak berubah
dimasukkan ke dalam tabung warna.
reaksi, pada erlenmeyer - 149,77 (sebelum bereaksi)
dimasukkan 10 ml Kl 0,1 M, dan - 149,77 (setelah bereaksi)
larutan Pb(NO3)2.
- Ditimbang erlenmeyer beserta
isinya.
- Dimiringkan labu sehingga
bercampur dan bereaksi, lalu
ditimbang.

2. Hukum Proust
- gram belerang + 5 gram serbuk - Diperoleh campuran belerang dan
besi pada cawan porselin, diaduk serbuk besi.
hingga tercampur merata. - Campuran tersebut meleleh.
- Kemudian dipanaskan. - 2,70 gram (serbuk besi yang tidak
- Setelah meleleh larutan diangkat bereaksi)
dan diambil serbuk besi dengan - 4,30 gram (besi yang bereaksi)
magnet.
LAMPIRAN B
TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Berapa mol FeS yang terjadi pada percobaan di atas!


2. Berapa gram H2O yang diperoleh apabila 100 gram H2 dan 100 gram O2
diletuskan hingga membentuk air dengan reaksi?
2H2 + O2 2H2O
Jawab :
Jawab:
1. Diketahui      :   Fe   = 4,30 gram
                                      S     = 2,70 gram
BM = 87,8
Massa total = 7 gram                                    
            Ditanya         :    Mol Fe
Jawab           :    Mol Fe   =  gram = 7                                                 
BM 87,8
= 0,079

2. Jawab:
Mol H2 = gram = 100 = 50 Mol
BM 2

Mol O2 = gram = 100


BB 32
2H2 + O2 2H2O

M = 50 ml 3,125 mol
R = 3,125 mol 3,125 mol 2/1 . 3,125 mol
S = 46,875 - 6,25
Jadi, gram H2O    = Mol x BM
                        = 6,25 x 1,8
                         = 112,5 gram
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT

N0 Nama dan Gambar Alat Fungsi


1. Erlenmeyer untuk mengukur, menyimpan, dan
mencampur cairan.

2. Sumbat karet Menutup peemukaan mulut tabung


reaksi

3. Tabung Reaksi Kecil sebagai tempat dimana kita


mereaksikan bahan kimia dalam
laboratorium

4. Tabung Reaksi Untuk mencampur, menampung, dan


memanaskan bahan kimia dalam
jumlah yang kecil.

5. Magnet U  Untuk mengdauk dan


menghomogenkan larutan agar sama
dan merata

6. Lampu spiritus untuk memanaskan gelas reaksi berisi


larutan untuk meningkatkan laju
reaksi kimia pada lauran itu

7. Cawan Porselin untuk mereaksikan zat dalam suhu


tinggi, mengabukan kertas saring,
menguraikan endapan dalam
gravimetric sehingga menjadi bentuk
stabil

Anda mungkin juga menyukai