Fahirul Muhar
Sr. Process Engineer | Pupuk Iskandar Muda
Introduction
Heat Exchanger adalah suatu alat yang memungkinkan perpindahan Energi Panas”.
1
Heat exchanger Q1 = Q2
Q = U A DTm
where:
Q = Total energi panas yang ditransfer Btu/hr
U = Koefisien perpindahan panas keseluruhan, Btu/hr ft2 oF
A = Luas Bidang Perpindahan Panas, ft2
DTm = Perbedaan temperature rata- rata logaritmik (LMTD) / Perbedaan temperature rata- rata logaritmik yg dikoreksi (CMTD), oF
Ludwig, 1965
✓ Nilai F yang ideal untuk HE Shelll & Tube harus ≥ 0,75 atau 0,8.
✓ Nilai F yang rendah menunjukkan luas perpindahan panas tidak efisien
Counter Curent
: Approcah Temperature
Co-Curent
1. Gas vapor inlet 7. Drain 13. Backing device 19. Floating tube sheet
2. Gas vapor outlet 8. Bonnet head 14. Tube 20. Tie rod & spacer
3. Condensate drain 9. Channel head 15. Shell 21. Baffles & support
4. Coolant inlet 10. Channel cover 16. Shell cover 22. Support Feet
5. Coolant outlet 11. pass partition 17. Impingment plate
6. Vent 12. Floating head 18. Tube sheet
Gambar: Nomenclature for Heat Exchanger Components, (TEMA,1998). API STD 660
A E S
“Untuk menentukan tipe dari TEMA standar yang sesuai dengan kebutuhan proses, cenderung berdasarkan
pertimbangan maintenance, performa dan keekonomian”.
BEU AEU
Kelebihan Kekurangan
1. Tipe tube dapat menangani fluida pada tekanan tinggi 1. Hanya cocok untuk fluida yang bersih
2. Nozle dipasang pada head yang sama, sehingga tidak 2. Apabila ada kebocoran tube akan sulit untuk
perlu dilakukan reinforcement pada sisi rear head. dilakukan replacement, hanya bagian luar bundle
3. Biaya kontruksi paling murah diantara semua jenis HE tube saja
Shell & Tube 3. Hanya dapat digunakan pada tube pass genap
AEW
1. Fluida service pada sisi shell kisaran 10 barG dan 260oC, biasanya
untuk memanaskan elektrolite
2. Tidak cocok untuk kondisi apabila fluida pada sisi shell dan tube tidak
boleh sama sekali tercampur.
3. Hanya dapat digunakan pada desai 1-2 pass saja
AKT
1. Tidak cocok untuk kondisi apabila fluida pada sisi shell dan tube tidak
boleh sama sekali tercampur akibat kegagalan internal gasket.
2. Hanya dapat digunakan pada desai 1-2 pass saja
AES
1. Peruntukan untuk intesitas pembersihan tube bundle
2. Ketahanan Thermal shock lebih baik.
Tube Patern
L : Ligament
Inline Square Pitch (90o) Diamond Square Pitch (45o) Triangular Pitch (30o) Inline Triangular Pitch (60o)
✓ Jumlah tube yang dipasang dengan system triangular lebih banyak sehingga kemampuan heat transfernya lebih
besar, namun sulit untuk dibersihkan secara mekanikal.
✓ Square patern cenderung lebih mudah untuk dilakukan mechanical cleaning, namun celah untuk pemasangan tube
lebih sedikit.
✓ Tube pitch minimum : 1,25 x OD Tube
Ludwig, 1965
2021 | Fahirul Muhar
Shell & Tube HE
Shell
Ukuran shell sangat bergantung pada ukuran tube sheet, shell berbentuk bundar yang dibuat dari pipa atau plat
yang di roll
Shell
GPSA Section 9
Segmental Baffle
▪ Secara umum Jarang diaplikasikan ▪ Secara umum Jarang diaplikasikan ▪ Dipasang sepanjang tube bundle
▪ Cairan mudah mengendap pada sisi- ▪ Turbulensi tinggi ▪ Sangat baik untuk meredam getaran
sisi doughnut apabila tidak benar- ▪ Pressure drop tinggi akibat turbulensi fluida dishell
benar dibersihkan maupun di tube
▪ Diletakkan pada sisi inlet shell ▪ Digunakan untuk membagi aliran ▪ Proses manufaktur sulit
▪ Mencegah local hot spot pada tube shell (pass) menjadi dua atau lebih ▪ Minimum tube vibration
bundle ▪ Menambah tingkat perpindahan ▪ Minimum stagnan aliran (local spot)
▪ Mendistribusi fluida dengan baik panas
Struthers-Wells Corp
Proses Identification
Selection of A tentative
Modification The Design
set of Exchanger Design
Parameter
Parameter
LMTD E-NTU
Approach Approach
Sizing Method
Nantinya akan terjadi perselisihan antara pemilihan masing-masing aturan diatas, misal Gas CO2 bertekanan yang
mengandung moister (korosif) akan didinginkan oleh air pendingin (cooling water). Jika mengacu dari aturan diatas
masing-masing ditempatkan disisi tube.
Namun pada umumnya memutuskan kondisi diatas akan mempertimbangkan dari sisi keekonomian, Reliabilty dan Safety.
3. LMTD
F = 0,89 ≥ 0,75 atau 0,8.
T1
“cukup menggunakan 1 Shell pass
T2 & 2 tube Pass”
t2
CMTD = 34,5 OC x 0,89 = 30,7 OC
t1
Q = U A CMTD
Uc vs Fouling Resistence
Fouling resistence 0,003 ft2 F/BTU
Perbedaan nilai UD dari kurva dan table best practice tidak terlalu
signifikan. Sehingga Luas Perpindahan Panas (fouled)
A = Q / U x CMTD
A = 1.940.248.56 kcal/h / (544 kcal/h m² °C x 30,7 OC )
A(design) = 116 m2 atau 1248 ft2
The minimum baffle spacing recommended by TEMA is 1/5 of the shell diameter or 2", whichever is greater. The maximum baffle
spacing is such that the unsupported tube length does not exceed the value indicated in Table RCB-4.52 of TEMA Standard (1988). For
3/4“ carbon steel tubes, maximum baffle spacing is 60". While for 1“ carbon steel tubes, maximum baffle spacing is 74". (Flour Daniel)
Recommended to consider baffle spacing between 0.3 to 0.6 times of shell ID.
Tie Rod