SIMULASI PROSES KIMIA

Konsep Dasar dan Simulasi Software Pendukung

Dr. Ir. Jimmy, ST, MT

Program Studi Teknik Kimia
Institut Teknologi Nasional Malang
2023
MATERI
1. Pengantar Simulasi Proses dan Memulai Aspen HYSYS
2. Alat Transportasi Fluida (Pompa, Kompresor dan Ekspander)
3. Alat Pemindah Panas (Heater, Cooler, Heat Exchanger)
4. Flash Separator, Evaporator dan Absorber
5. Reaktor Mixed Flow (CSTR) dan Reaktor Plug Flow (PFR); Reaktor (Gibbs,
Conversion, Equilibrium)
6. Kolom Pemisah (Short Cut Distillation, Distillation Column)
7. Flowsheeting dan Simulasi, Recycling dan Bypass
8. Siklus Refrigerasi (Amonia, Propana)
9. Simulasi proses industri Amonia (closed and open loop)
10.Simulasi proses industri Propilen Glikol
 3
HEATER
COOLER
HEAT EXCHANGER
 HEATER DAN COOLER
• Heater dan cooler merupakan satu sisi Heat Exchanger.
• Aliran inlet dipanaskan (atau didinginkan) menjadi kondisi outlet.
• Digunakan untuk menghitung kalor yang diberikan atau dilepaskan
untuk mencapai temperatur aliran material.
• Operasi ini diperlukan untuk mengetahui berapa banyak energi yang
diperlukan untuk memanaskan atau mendinginkan suatu proses,
namun kondisi utilitas tidak ingin diketahui.
• Memiliki satu inlet dan satu outlet.
• Penurunan tekanan (pressure drop) secara opsional dapat ditetapkan.
COOLER (Design Tab – Connections)
COOLER (Design Tab – Parameters)
COOLER (Rating Tab – Nozzles)
COOLER (Worksheet Tab – Conditions)
COOLER (Performance Tab – Profiles)
COOLER (Dynamics Tab – Specs)
 Contoh 3.1. Cooler
Air panas 2500C dan 1000 psig didinginkan hingga 1900C, dengan laju
alir 100 kg/jam. Hitunglah energi yang dikeluarkan untuk mencapai
kondisi yang diinginkan!

Contoh 3.1. Cooler (Solusi)

HEAT EXCHANGER (PENUKAR PANAS)
• Digunakan untuk pertukaran panas antara dua aliran fluida.
• Memiliki dua inlet dan dua outlet.
• Diasumsikan beroperasi secara adiabatik.
• HE dapat menyelesaikan T, P, heat flow (termasuk heat loss dan heat
leak), aliran material, atau overall heat transfer coefficient (UA).
• Learning Outcomes :
1. Mampu mengoperasikan heat exchanger dalam Aspen HYSYS untuk
memodelkan proses transfer panas
𝑇ℎ,𝑜𝑢𝑡 ≥ 𝑇𝑐,𝑜𝑢𝑡

𝑇ℎ,𝑖𝑛 ≥ 𝑇𝑜𝑢𝑡 ≥ 𝑇𝑐,𝑖𝑛

1-2 Heat Exchanger Shell and Tube
1 lewatan melalui shell
2 lewatan melalui tube

2-4 Heat Exchanger Shell and Tube

2 lewatan melalui shell
4 lewatan melalui tube
HEAT EXCHANGER (Design Tab - Connections)
Flowheet utama adalah flowheet default untuk sisi Tube dan Shell

• Aliran inlet dan outlet dapat dipilih dari subflowsheet.

subflowsheet
• Subflowsheet memungkinkan pemilihan fluid
package berbeda, kemudian dihubungkan dengan
flowsheet utama

Aspen Exchanger Design and Rating (EDR)

calculations dapat digunakan untuk simulasi spesifikasi
geometri dan ukuran dengan konversi menjadi
Rigorous Model
HEAT EXCHANGER (Design Tab - Parameters)
SIMPLE END POINT MODEL
Biasanya perlu diisi
Biarkan tercetang untuk perhitungan faktor koreksi
Berdasarkan persamaan standar HE, digunakan untuk masalah
sederhana yang tidak ada perubahan fasa (Cp konstan).
Asumsi :
1. Overal heat transfer coefficient (U) konstan
2. Panas spesifik di shell dan tube konstan
Parameter yang muncul tergantung
model HE yang dipilih
Heat Leak disebabkan kebocoran pada sisi dingin, dapat
meningkatkan temperatur
Heat Loss disebabkan kebocoran pada sisi panas, dapat
menurunkan temperatur
None, tidak ada kebocoran
Extremes, kebocoran panas hanya terjadi di bagian paling
panas, penerimaan panas pada sisi dingin yang paling dingin
Proportional, kehilangan panas terjadi di seluruh bagian
HEAT EXCHANGER (Design Tab - Parameters)
SIMPLE WEIGHTED MODEL

Interval bisa diubah, default-nya 5

Biarkan posisi tercentang
Biasanya perlu diisi

1. Equal Enthapy – interval dengan H sama

2. Equal Temperature – berdasarkan T sama
3. Auto internal – ditentukan HYSYS untuk
meminimalkan error

Profil tekanan diupdate dalam loop iterasi

menggunakan metode P/H konstan,
P/UA konstan, dst.
1. Digunakan untuk persoalan aliran panas non linier, seperti perubahan fasa komponen
murni pada HE.
2. Kurva panas dibagi menjadi interval-interval dan neraca energI dihitung pada tiap interval
3. LMTD dan UA dihitung tiap interval dan dijumlahkan untuk mendapatkan UA total
4. Model ini hanya tersedia untuk counter-current
HEAT EXCHANGER (Design Tab - Parameters)
SIMPLE STEADY STATE RATING MODEL

Biasanya perlu diisi

1. Merupakan pengembangan dari model Simple End Point dengan menambahkan

perhitungan rating berdasarkan informasi geometri
2. Hanya berlaku untuk rating steady state
3. Untuk kurva panas linier atau mendekati linier
4. Model ini menghitung jauh lebih cepat disbanding model Dynamic Rating
HEAT EXCHANGER (Design Tab - Parameters)
RIGOROUS SHELL & TUBE MODEL

1. Memerlukan EDR
2. Memberikan analisis tingkat lanjut dan cek error melalui EDR
HEAT EXCHANGER (Design Tab - Specs)
HEAT EXCHANGER (Rating Tab)

1. Lewatan shell bisa diisi maksimal 7

2. Counter-current → factor koreksi Ft =1
3. Jika lewatan sheel > 1, HYSYS akan menghitung Ft
4. Jika Ft<0.8, inefficient design dari sisi luas perpindahan panas. Diperlukan lewatan lebih
banyak atau perbedaan temperatur lebih besar.
5. n lewatan shell memerlukan minimal 2n lewatan tube (kecuali counter-current boleh sama)
HEAT EXCHANGER (Worksheet Tab)
HEAT EXCHANGER (Performance Tab)
HEAT EXCHANGER (Dynamics Tab)
HEAT EXCHANGER (Rigorous Shell&Tube Tab)
Contoh 3.2. Heat Exchanger
Air panas 2500C dan 1000 psig digunakan untuk memanaskan aliran air
dingin dalam sebuah penukar panas shell and tube. Temperatur masuk
dan tekanan aliran dingin adalah 250C dan 130 psig. Temperatur keluar
dari aliran dingin dan panas berturut-turut 1500C dan 1900C. Apabila
laju alir aliran panas 100 kg/jam, tentukan laju alir aliran dingin untuk
mencapai kondisi yang diinginkan.
Air Dingin
25°C
Air Panas 130 psig
250°C Laju alir = …. kg/jam
1000 psig
100 kg/jam
Air Panas
190°C
Air Dingin 1000 psig
150°C
130 psig
Contoh 3.2. Heat Exchanger (Solusi)
 Steam jenuh
3 atm
Benzene –toluene ekimolar Laju alir = …. kg/jam
30°C
1 atm
1000 kg/jam Pressure drop
3 psi di shell
5 psi di tube 90°C

Steam kondensat