Anda di halaman 1dari 26

PENILAIAN

RESIKO
PENDAHULUAN

 Tanggungjawab manajemen terdiri dari aspek ekonomi, aspek


kemanusiaan dan aspek hukum
 Kewajiban alamiah perusahaan adalah untuk mencapai
keuntungan maksimal dengan biaya operasional sekecil
mungkin.
 Efektivitas dan efisiensi kerja serta pengendalian mutu yang
baik akan menjamin perolehan keuntungan yang besar.
 Kelalaian proses dapat menimbulkan insiden yang
akan meningkatkan biaya operasional yang cukup
besar.
 Biaya akibat insiden yang dapat dihitung, nilainya sangat kecil jika
dibandingkan dengan biaya yang tidak disadari
PENILAIAN RESIKO

 Tujuan dari penilaian resiko adalah mengetahui


besar / tingkat kekritisan dari bahaya yang
teridentifikasi.
 Penilaian resiko ini bersifat subyektif, untuk
masing-masing penilai dapat terjadi perbedaan
angka / nilai.
 Besar / tingkat kekritisan dari hasil penilaian
resiko adalah dasar prioritas dalam melakukan
tindakan perbaikan
RESIKO
 Resiko adalah besarnya kesempatan dua atau lebih
bahaya bertemu dan mengakibatkan terjadinya
kerugian / insiden.
 Resiko adalah besarnya kecenderungan atau
kemungkinan timbulnya kerugian dari suatu
bahaya.
 Resiko adalah besarnya kecenderungan atau
kemungkinan seseorang terpapar suatu bahaya
atau bahan yang mungkin dapat merugikan.
RESIKO
 Resiko lebih merupakan besarnya kemungkinan
terjadinya kerugian atau insiden.
 Hasil dari penilaian resiko akan memudahkan kita
dalam melihat tingkat kekritisan dari bahaya,
sehingga kita dapat mendudukkan bahaya-bahaya
tersebut sesuai urut-urutan dari yang memiliki
tingkat kekritisan tinggi sampai yang memiliki
kekritisan rendah
Probabilitas dari efek bahaya tertentu yang tidak diinginkan

dan mungkin terjadi


(Holmberg, et al., ) – ILO Encyclopedia

X
Likelihood Severity
FUNGSI PENILAIAN RESIKO

 Tindakan pengendalian akan dimulai dari bahaya yang


memiliki nilai resiko tinggi terlebih dahulu.
 Penilaian resiko terutama ditujukan untuk menyusun
prioritas pengendalian bahaya yang telah diidentifikasi.
 Semakin tinggi nilai resiko yang dikandung suatu bahaya,
semakin kritis sifat bahaya tersebut, dan berarti
menuntut tindakan perbaikan atau pengendalian yang
sesegera mungkin.
 Tetapi ada satu hal yang harus kita ingat, jika kita
Menemukan bahaya dengan tingkat kemungkinan
(probability) tinggi, maka kita harus melakukan tindakan
pencegahan awal
Potensi Resiko

LIKELIHOOD X SEVERITY
(Seberapa
ngkinan timbulnya cedera, besar atau
kerusakan keparahan cedera,
Kerugian ) kerusakan atau kerugi

NYA / TINGKAT RESIKO (RISK PR


Bagaimana Menghitung
Resiko ??
Jumlah Resiko/ Risk Number ( RN ) = Likelihood X Severity

RN = L X S
Likelihood Matrix
Likelihood (L) / Kemungkinan. (1  L  5)

Nilai Kemungkinan Keterangan

1 Rare/Jarang Sekali Suatu insiden mungkin dapat terjadi pada suatu kondisi khusus/luar
biasa/setelah bertahun-tahun, missal sekali seumur tambang

2 Unlikely/Kecil Kemungkinannya Suatu kejadian mungkin terjadi pada beberapa kondisi tertentu, namun kecil
kemungkinan terjadinya, misal terjadi dalam 10 tahun

3 Moderate/Sedang Suatu kejadian mungkin terjadi pada beberapa kondisi tertentu, misal terjadi
dalam 5 tahun

4 Likely/Mungkin Terjadi Suatu kejadian mungkin akan terjadi pada hampir semua kondisi, misal
terjadi dalam setahun sampai 3 kali

5 Almost Certain/Hampir Pasti Suatu kejadian akan terjadi pada semua kondisi, misal terjadi berulang kali
setiap tahun
Severity Matrix
Severity (S) / Keparahan. (1  S  5)
Nilai Keparahan Keterangan

1 Negligible/Tidak • Dapat menyebabkan cidera ringan, gejala sakit atau penyakit akibat kerja yang tidak
Signifikan mengakibatkan kehilangan hari kerja
• Kerusakan lingkungan minimal yang tidak melanggar hukum dan peraturan
perundangan
• Kerugian material sangat kecil dengan kerugian kurang < US$ 100
2 Minor/Minor • Dapat menyebabkan cidera atau penyakit akibat kerja yang menyebabkan satu hari
atau lebih kehilangan hari kerja
• Kerusakan lingkungan dapat dikurangi tanpa melanggar hukum dan peraturan
perundangan di mana aktivitas perbaikan dapat dilakukan
• Kerugian material sedang US$ 100 < US$ 1.000
3 Moderate/Sedang • Dapat menyebabkan cacat sebagian yang permanen, cidera atau penyakit akibat kerja yang
memerlukan perawatan untuk 3 personel
• Kerusakan lingkungan dapat diperbaiki tetapi menyebabkan pelanggaran hukum atau
peraturan perundangan
• Kerugian material cukup besar (US$ 1.000 < US$ 5.000)
4 Critical/Mayor • Dapat menyebabkan cacat sebagian yang permanen, cidera atau penyakit akibat kerja yang
memerlukan perawatan lebih dari 3 personel
• Kerusakan lingkungan dapat diperbaiki tetapi menyebabkan pelanggaran hukum atau
peraturan perundangan
• Kerugian material besar (US$ 5.000 < US$ 10.000)
5 Catastropic/Bencana • Dapat menyebabkan kematian, cacat total permanen
• Kerusakan lingkungan yang tidak dapat diperbaiki menyebabkan pelanggaran hukum dan
peraturan perundangan
• Kerugian material sangat besar (>US$ 10.000)
Risk Matrix
CONTOH

 Dari hasil identifikasi bahaya, kita menemukan kondisi hammer yang


kepalanya sudah ‘menjamur’. Kita akan menilai berapa tingkat resiko
dari bahaya tersebut.
 Nilai Kemungkinan (Likelihood) : L = 4 (Kemungkinan
besar menyebabkan insiden).
Nilai Keparahan : S = 3 (Dapat menyebabkan cacat permanen)
 Sehingga Jumlah Resikonya ( RN ) = L x S
=4x3
= 12
 Nilai Resiko yang didapat adalah 12 .Kode bahaya : HIGH
Sehingga tingkat resiko dari hammer yang ‘menjamur’ adalah Bahaya
Resiko Tinggi
CONTOH HIRA FORM
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

 Penilaian resiko ini bersifat subyektif. Tetapi pengelompokan angka nilai


resiko akan mengurangi tingkat ke-subyektif-an dari penilaian ini. Jika
penilaian resiko dilakukan oleh tim atau kelompok, akan lebih memperkecil ke-
subyektif-an.

 Tetap berpikir logis, artinya tidak melebih-lebihkan kekhawatiran kita akan


bahaya yang kita nilai, tetapi jangan pula menganggap sepele dari bahaya
tersebut.

Dalam penilaian resiko, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan :

 Bahaya mempunyai sifat spesifik, tergantung pada ruang / tempat, waktu, dan
massa. Sehingga satu jenis bahaya, dapat mempunyai nilai resiko yang
berbeda.

 Besarnya angka dari resiko tidak-lah penting. Yang terpenting adalah


langkah pengendalian resiko yang kita lakukan.

 Lakukan tindakan perbaikan segera, jika ditemukan bahaya dengan


tingkat kekritisan sangat tinggi
Kriteria yang dapat diterima

Semua Resiko harus diminimalisir As Low As


Reasonable Practical (ALARP) – pada level
serendah mungkin- untuk mengidentifikasi
potensi kerugian.
Tindak Lanjut Identifikasi Bahaya

Bertujuan untuk:

Memastikan bahwa semua bahaya telah teridentifikasi,


resiko terkendali dan dapat diturunkan, dan semua
pengendaliannya dipastikan dalam bentuk tertulis
dengan catatan verifikasi dan penetapan status kasus
PENGENDALIAN RESIKO

 Langkah terakhir dalam proses Identifikasi Bahaya


dan Penilaian Resiko adalah menentukan langkah
pengendalian yang tepat atas bahaya yang telah
kita identifikasi.
 Langkah ini adalah langkah yang terpenting dan paling
menentukan apakah proses IBPR yang kita lakukan
efektif atau tidak, dapat menurunkan tingkat resiko
serendah mungkin atau tidak
 Dalam menentukan langkah pengendalian resiko, kita
harus berfikir bagaimana caranya agar bahaya ini
dapat diturunkan serendah mungkin, atau
mendekati nol
HIERARKI PENGENDALIAN RESIKO

 Eliminasi (menghilangkan) – Merupakan usaha


pengendalian risiko dengan cara menghilangkan bahaya dari
proses atau tempat untuk mengeliminir bahaya secara.
Efektifitas dari eliminasi ini adalah 100%, artinya dapat
menghilangkan bahaya sampai pada titik nol.
 Subtitusi (mengganti) – Merupakan usaha pengendalian
risiko dengan cara mengganti bahan, zat atau proses dengan
yang lain, dengan tingkat risiko yang lebih kecil agar
mengurangi tingkat paparan. Efektifitasnya adalah 75 %
 Engineering (Rekayasa) – Merupakan usaha pengendalian
risiko dengan cara rekayasa seperti modifikasi
peralatan/mesin, design agar memiliki tingkat risiko yang
lebih rendah. Efektifitasnya adalah 60 %
 Administrasi – Merupakan usaha pengendalian risiko
dengan cara Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD)
yang sesuai dan tepat pada karyawan, dalam usaha
mengurangi tingkat keparahan dari risiko. Dalam
langkah pengendalian ini dibedakan menjadi 2 (dua)
pengendalian Administratif Training dan Non
Training yaitu pengaturan paparan dengan waktu dan
kondisi. Efektifitasnya adalah 30 %
 Alat Pelindung Diri – dengan memberikan alat
pengaman yang dipakai karyawan untuk mengurangi
keparahan resiko yang timbul. Efektifitasnya adalah
10 %
SEMUA BAHAYA DIIDENTIFIKASI DAN
IBPR SELESAI!

APAKAH TIDAK ADA


RESIKO LAGI ?
Penilaian Resiko Berkesinambungan

• Mesin , bahan, dan prosedur baru


• Pekerja baru
• Perubahan safety sistem
• Adanya sumber bahaya baru
• Perubahan Signifikan lainnya
 Dalam menentukan pengendalian resiko atas bahaya
yang kita identifikasi, harus diperhatikan hal-hal
dibawah ini :
- Apakah telah ada kontrol / pengendalian resiko yang
telah lalu ? Jika telah ada, apakah kontrol tersebut
telah memadai atau belum ?
- Jika belum memadai, tentukan tindakan
pengendalian baru untuk menghilangkan atau
menekan resiko sampai pada tingkat serendah mungkin
PERMASALAHAN ??
Tidak Mungkin Menghilangkan
Semua Bahaya,

Bahaya Lain Dapat Muncul Setiap Saat.


IBPR BERKELANJUTAN

MENGAPA ??
 Lingkungan Dinamis,

 Kondisi yang selalu Berubah,

 Adanya cara kerja baru, mesin atau bahan


baru,

 Kekerapan peninjauan ini harus didasarkan


pada potensi resiko yang sudah diidentifikasi.

Anda mungkin juga menyukai