Anda di halaman 1dari 14

Nursing News Hubungan Komponen Perilaku (Pengetahuan, Sikap,

Tindakan) Merokok Pada Mahasiswa


Volume 2, Nomor 3, 2017

HUBUNGAN KOMPONEN PERILAKU


(PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN) MEROKOK
PADA MAHASISWA

Wenfridus R. R. Lake1), Sugianto Hadi2), Ani Sutriningsih3)

1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
2)
Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang
3)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
E-mail : jurnalpsik.unitri@gmail.com

ABSTRAK

Perilaku merupakan suatu reaksi individu terhadap stimulus yang sangat berpengaruh pada
diri seseorang baik dari dalam maupun luar pribadinya. Untuk menghindari perilaku
negatif, seperti merokok khususnya mahasiswa perlu penanganan sejak dini dan penekanan
yang positif sehingga yang kita harapkan bisa tercapai. Tujuan peneilitian untuk
mengidentifikasikan hubungan pengetahuan, sikap dengan tindakan merokok pada
mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Angkatan 2009. Desain penelitian menggunakan korelasional dengan metode Cross
Sectional. Jumlah populasi 48 orang dengan sampel 43 orang yang diambil dengan
purrpusive Sampling. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan skala
ordinal, nominal dan dianalisa menggunakan uji Spearman’s rho. Hasil penelitian
didapatkan sebagian besar mahasiswa (72,1%) pengetahuannya baik, sedangkan untuk
sikap positif ada 90,7 % dan tindakan ada 44,2%. Hasil analisa menunjukan nilai p-value
0,000 (< α 0,05) dengan Pearson Correlation 0,766. Berdasarkan hasil penelitian
direkomendasikan kepada Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang untuk lebih menekan atau membuat aturan yaitu kawasan bebas
rokok dalam area kampus.

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap dan tindakan merokok.

843
Nursing News Hubungan Komponen Perilaku (Pengetahuan, Sikap,
Tindakan) Merokok Pada Mahasiswa
Volume 2, Nomor 3, 2017

RELATED COMPONENTS OF CONDUCT (KNOWLEDGE, ATTITUDE, ACTION)


SMOKING IN STUDENTS

ABSTRACT

Behavior is an individual's reaction to stimuli that are very influential to the person both
inside and outside his/her personal. To avoid negative behavior, such as smoking
especially students need early treatment and a positive pressure so that we hope can be
achieved. The purpose of this study is to identify the relationship between knowledge,
attitudes and actions of smoking on students of Nursing Science Program University of
Tribhuwana Tunggadewi Malang Year 2009. Research design use correlational with Cross
Sectional method. Total population 48 people with 43 samples taken with purrpusive
sampling. Instrument that uses a questionnaire with nominal, ordinal scale, and be
analyzed use Spearman's rho test. The result of the study showed most students 72.1% had
a good knowledge. While for positive attitude there is 90.7% and action showed 44.2%.
The result of analysis show p-value 0.000 (<α 0.05) with Pearson Correlation 0.766. From
the research was recommended to the Nursing Science Program University of Tribhuwana
Tunggadewi Malang for more to give pressure or make regulation that is the no-smoking
area in the campus area.

Keywords : Knowledge, Attitudes and Actions of Smoking

PENDAHULUAN terjadinya berbagai penyakit tidak


menular seperti kardiovaskuler, stroke,
Merokok adalah kebiasaan jelek yang penyakit paru obstruktif kronik (PPOK),
menyebabkan berbagai macam penyakit. kanker paru, kanker mulut, dan kelainan
Ironisnya kebiasaan merokok kini, kehamilan.Penyakit-penyakit tidak
khususnya di Indonesia seolah-olah menular tersebut saat ini merupakan
sudah membudaya, meskipun banyak penyebab kematian utama di dunia,
perokok yang sebenarnya menyadari termasuk di Negara Indonesia. Konsumsi
dan mengakui bahwa rokok akan tembakau/rokok membunuh satu orang
menimbulkan kanker dalam tubuh setiap detik. Global Youth Survey
mereka. Konsumsi rokok dan tembakau (GYTS) Indonesia (2006) melaporkan
merupakan salah satu faktor risiko utama lebih dari 1/3 (37,3%) mahasiswa biasa

844
Nursing News Hubungan Komponen Perilaku (Pengetahuan, Sikap,
Tindakan) Merokok Pada Mahasiswa
Volume 2, Nomor 3, 2017

merokok, anak laki-laki lebih tinggi dari berbahaya dari perokok aktif (Susanna
perempuan, yaitu pada anak laki-laki dkk, 2003).
sebesar 61,3% responden sedangkan pada Tingginya tingkat konsumsi
anak perempuan sebesar 15,5% terhadap rokok di Indonesia menunjukan
responden, (Kemenkes, 2010). bahwa pesan kesehatan pemerintah
Tidak ada cara yang aman untuk tentang bahaya merokok tidak
merokok kecuali menghentikannya sama berpengaruh terhadap menurunnya
sekali. Meskipun di pasar tersedia rokok aktifitas merokok pada sebagian
dengan kadar nikotin yang rendah namun masyarakat. Dari hasil penelitian banyak
tidak benar bahwa rokok yang rendah diantaranya mayoritas kaum laki-laki
nikotin akan menghindarkan perokok dari sebagai perokok aktif ternyata tidak
bahaya nikotin. Argumentasi bahwa peduli dengan peringatan pemerintah
rokok dengan kadar nikotin yang rendah yang tertulis pada bungkusan rokok
tidak berbahaya hanyalah untuk tentang bahaya merokok (Maba, 2008).
pembenaran tindakan semata. Merokok Padahal peringatan pemerintah itu secara
merupakan salah satu gaya hidup yang tegas dan telah dikaji secara ilmiah
tidak sehat. Setiap kali menghirup asap menyebutkan bahwa rokok dapat
rokok, baik sengaja atau tidak sengaja, mengganggu kesehatan dan menimbulkan
berarti juga menghisap ribuan racun. Satu berbagai macam penyakit baik pada laki-
hal jika ingin hidup sehat dan tidak ingin laki maupun perempuan yang merokok.
mengalami gangguan kesehatan, tidak Kandungan dalam rokok terdapat ±
ada kompromi, yakni berhenti dan jauhi 4000 zat kimia antara lain nikotin yang
rokok. bersifat karsinigenik. Pengetahuan atau
Hasil penelitian penentuan kadar kognitif merupakan domain yang sangat
nikotin dalam sebatang rokok penting untuk terbentuknya tindakan
menunjukkan bahwa, kandungan dalam seseorang (overt behaviour). Pengalaman
rokok kretek lebih besar dari rokok filter. dan penelitian ternyata perilaku yang
Perbedaan ini selain di karenakan dalam didasarkan oleh pengetahuan akan lebih
hal pembentukannya, juga di sebabkan langgeng dari pada perilaku yang tidak
karena asap rokok arus samping terus didasari oleh pengetahuan. Pengukuran
menerus dihasilkan selama rokok pengetahuan dapat dilakukan dengan
menyala walaupun tidak sedang dihisap. wawancara atau angket yang
Dengan kata lain bahwa kadar nikotin menanyakan tentang isi materi yang akan
yang dilepaskan keudara lebih besar dari diukur dari subjek penelitian atau
yang dihisap oleh perokok. Hal ini responden (Notoatmodjo, 2007).
membuktikan bahwa perokok pasif lebih

845
Nursing News Hubungan Komponen Perilaku (Pengetahuan, Sikap,
Tindakan) Merokok Pada Mahasiswa
Volume 2, Nomor 3, 2017

Perilaku merokok ini pun menjadi 66% (Natalia, 2011). Sementara


dipandang dari berbagai perspektif, dari itu jumlah perokok perempuan pada
sudut pandang kesehatan, ekonomi, tahun 1995 tercatat sebesar 1,7% dan
lingkingan, dan agama. Dari berbgai meningkat menjadi 4,2%. Pada tahun
pandangan tersebut sebagian besar 2010 (dalam Natalia, 2011).
mengarahkan bahwa merokok berdampak Mahasiswa yang rata-rata berusia
yang negatif khususnya pada kesehatan. 18-21 tahun masih tergolong usia remaja.
Dari segi kesehatan sebagaimana yang Teori Erikson mengatakan bahwa masa
sudah dijelaskan diatas bahwa merokok remaja merupakan masa di mana
dapat menyebabkan timbulnya berbagai seseorang sedang mencari jati diri.
penyakit yang bias membahayakan bagi Namun upaya yang dilakukan tidak
kesehatan perokok itu sendiri maupun semua dapat berjalan sesuai harapan
orang-orang disekitarnya. Dari segi masyarakat. Sebagian dari mereka
psikologi pun, akibat menghisap rokok melakukan perilaku merokok sebagai
juga akan menimbulkan perilaku yang cara kompensatoris. Menurut Mu’tadin
spesifik yaitu dapat bersifat (2002) terdapat beberapa faktor yang
impulsiveekstrovert, suka mengambil mempengaruhi perilaku merokok.
resiko, banyak gerak, dan nervous Beberapa faktor tersebut adalah karena
(Ma’sum, 1987). lingkungan, orang tua, pengruh teman,
Mahasiswa yang disebut dengan faktor kepribadian dan karena iklan
agent of change, iron stock masih sangat (Ahsan 2010 dalam Misyyatul, 2012).
sedikit apresiasinya dalam upaya Berdasarkan observasi peneliti
mengkampanyekan dan menolak rokok didapat banyak dari mahasiwa Unitri dari
(Mackey, 2008). Namun konsumsi berbagai program studi yang menjadi
dikalangan mahasiswa Indonesia perokok aktif, sebgaian besar mahasiswa,
cenderung meningkat setiap tahunnya. terutama laki-laki merokok di lingkungan
Terjadi keniakan yang cukup signifikan kampus. Di setiap sudut kampus terlihat
dari rata-rata frekuensi merokok di ada mahasiswa yang merokok. Ini juga
kalangan mahasiswa di tahun 2009, yakni karena di area kampus tidak ada larangan
24,5% mahasiswa dan 2,3% mahasiswi merokok bagi mahasiswa. Studi
(Dimyati, 2011). Ahsan (2010) dalam pendahuluan yang dilakukan di kantin
Natalia (2011) menemukan saat ini kampus UNITRI terhadap 6 mahasiswa
prevelensi perokok usia 15 tahun ke atas dari jurusan keperawatan Unitri diperoleh
mengalami kenaikan dari 27% tahun informasi bahwa di antara ke 6
1995 mencapai 53%. Namun, pada tahun mahasiswa tersebut 2 orang mahasiswa
2010, jumlah perokok pria meningkat yang sudah sedikit mengetahui tentang

846
Nursing News Hubungan Komponen Perilaku (Pengetahuan, Sikap,
Tindakan) Merokok Pada Mahasiswa
Volume 2, Nomor 3, 2017

dampak dari rokok. Sementara 4 orang Jenis Instrumen yang di gunakan


lainnya tingkat pengetahuan tentang adalah lembar kuesioner, berupa sebuah
dampak merokok masih minim. daftar pertanyaan maupun pernyataan
Dipilihnya mahasiswa Keperawatan tertulis yang digunakan untuk
Unitri angkatan 2009. berjenis laki-laki memperoleh data atau informasi terkait
dilatarbelakangi oleh fenomena di pengetahuan, sikap dan perilaku merokok
mahasiswa bahwa kebanyakan perokok yang dilakukan oleh Mahasiswa
adalah laki-laki. Hal ini didukung oleh keperawatan UNITRI angkatan 2009, di
peneliti yang dilakukan oleh Bauer mana dalam pertanyaan dan pernyataan
(2006) yang menemukan bahwa hampir ini hanya disediakan tiga
di seluruh negara di dunia. jawaban/alternatif yaitu A, B, C dan
responden hanya memiliki satu
diantaranya yang benar. Uji instrument
METODE PENELITIAN meliputi Uji Validasi dan Reliabilitasi.
Selanjutnya prosentase jawaban
Rancangan penelitian adalah suatu pengetahuan diinterprestasikan dalam
yang sangat penting dalam penelitian, kalimat kualitatif dengan acuan sebagai
memungkinkan pengontrolan maksimal berikut:
beberapa faktor yang dapat 1. Baik : Nilai = 76-100%
mempengaruhi akurasi suatu hasil 2. Cukup : Nilai = 56- 75%
(Nursalam, 2008). Desain penelitian yang 3. Kurang baik : Nilai = 40-55%
di gunakan oleh peneliti adalah Skor:
korelasional yaitu mengkaji hubungan Jika jawaban benar = 1
antara variabel, di mana peneliti dapat Jika jawaban salah = 0
mencari, menjelaskan suatu hubungan Sikap dapat diukur dengan
antara, memperkirakan, menguji pemberian skore terhadap jumlah
berdasarkan teori yang ada. Variabel kuesioner yang telah diberi bobot.
dalam penelitian ini antara lain: Variabel Masing-masing pertanyaan yang diajukan
independen (variabel yang akan diberi skore sebagai berikut:
mempengaruhi variabel sebab atau a. Pernyataan (+) positif
timbulnya variabel bebas) yaitu 1. Jawaban Sangat setuju (a) = 3
pengetahuan, sikap merokok Dan 2. Jawaban Setuju (b)= 2
Variabel dependen (variabel yang 3. Jawaban Tidak Setuju (c) = 1
berhubungan dengan variabel bebas) 4. Jawaban Sangat Tidak Setuju (d)
yaitu tindakan atau perilaku merokok. =0
b. Pernyataan (-) negatif

847
Nursing News Hubungan Komponen Perilaku (Pengetahuan, Sikap,
Tindakan) Merokok Pada Mahasiswa
Volume 2, Nomor 3, 2017

1. Sangat tidak setuju (a) : 3 HASIL DAN PEMBAHASAN


2. Tidak Setuju (b) : 2
3. Setuju (c) : 1 Tabel 1. Distribusi frekuensi mahasiswa
4. Sangat setuju (d) : 0 berdasarkan kategori umur pada
Tindakan atau Perilaku Merokok mahasiswa PSIK Unitri
dapat diukur dengan pemberian skor angkatan 2009
terhadap jumlah konsumsi rokok dalam Umur (tahun) f (%)
sehari yang tertuang dalam kuesioner 12-15 tahun (Remaja 0 0
Atikunto, (1998 ). Kriteria interpretasi awal)
16-18 tahun (Remaja 0 0
penilaian atau kategori sebagai berikut: Madya)
1. 1- 4 Batang rokok perhari : Ringan 19-21 tahun (Remaja 8 18,6
2. 5-14 batang rokok perhari : Sedang akhir)
22-25 tahun (Dewasa 33 72,7
3. >15 batang rokok perhari : Berat
awal)
Analisa Data hubungan komponen 26-27 tahun (Dewasa) 2 4,32
perilaku (pengetahuan, sikap, tindakan) Total 43 100
merokok pada Mahasiswa keperawatan
Unitri menggunakan Analisis bivariat. Berdasarkan Tabel 1 dari 43
Hubungan kedua variabel tersebut mahasiswa diketahui bahwa sebagian
diperlihatkan dengan memakai tabulasi besar berusia 23 tahun berjumlah 12
silang. Dan uji korelasi spearman rank orang (27,90 %).
(Rho) dengan menggunakan bantuan Tabel 2. Distribusi frekuensi
SPSS 17 for windows dengan tingkat Pengetahuan Mahasiswa
kemaknaan 0,05 (tingkat kepercayaan Program Studi Ilmu
95%). Setelah data dimasukkan komputer Keperawatan Universitas
dicari nilai koefisien dan P value Tribhuwana Tunggadewi
kemudian dibandingkan dengan nilai α = Malang, tahun 2013
0,05 (Arikunto, 2002). Apa bila Pengetahuan f (%)
didapatkan P value atau nilai Asymp. Sig Baik 31 72,1
Cukup 7 16,3
< a (0,05) yang berarti menolak Ho dan
Kurang 5 11,6
menerima Ha. Sehingga dapat Total 43 100
disimpulkan ada hubungan yang
signifikan. Berdasarkan Tabel 2 diketahui
bahwa mahasiswa mempunyai
pengetahuan yang baik yaitu sebanyak
72,1%.

848
Nursing News Hubungan Komponen Perilaku (Pengetahuan, Sikap,
Tindakan) Merokok Pada Mahasiswa
Volume 2, Nomor 3, 2017

Tabel 3. Distribusi frekuensi Sikap 37,2% masih melakukan tindakan


Mahasiswa Program Studi menjadi perokok dengan kategori sedang.
Ilmu Keperawatan Universitas bahkan 34,9% masih menjadi (perokok
Tribhuwana Tunggadewi kategori berat). Sedangkan hasil analisis
Malang, tahun 2013 statistik korelasional spearman rho
Sikap f (%) dengan nilai p value sebesar 0,000 < 
Positif 39 90,7 0,05 sehingga hipotesis pertama ditolak,
Negatif 4 9,3
artinya ; terdapat hubungan yang
Total 43 100
signifikan Pengetahuan Dengan Tindakan
Mahasiswa Program Studi Ilmu
Berdasarkan Tabel 3 diketahui
Keperawatan Universitas Tribhuwana
bahwa mahasiswa mempunyai sikap yang
Tunggadewi Malang, tahun 2013, dengan
positif yaitu sebanyak 90,7%.
hubungan sebesar 0,741 atau 74,1%
yang mana hubungan tersebut masuk
Tabel 4. Distribusi frekuensi Tindakan
kategori hubungan yang kuat.
Mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas
Tribhuwana Tunggadewi Distribusi frekuensi hubungan antara
Malang, tahun 2013. Sikap dengan Tindakan Mahasiswa
Tindakan (kategori f (%)
Program Studi Ilmu Keperawatan
perokok) Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Berat 15 34,9 Malang, tahun 2013
Sedang 19 44,2 Berdasarkan hasil penelitian
Ringan 9 20,9
diketahui bahwa dari 90,7% mahasiswa
Total 43 100
yang bersikap positif 44,2% masih
melakukan tindakan (perokok kategori
Berdasarkan Tabel 4 diketahui
sedang) bahkan 34,9% masih menjadi
bahwa mahasiswa mempunyai tindakan
(perokok kategori berat). Untuk hasil
yang sedang yaitu sebanyak 44,2%.
analisis statistik korelasional spearman
rank rho dengan nilai p value sebesar
Distribusi frekuensi hubungan antara
0,001 <  0,05 sehingga hipotesis
Pengetahuan dengan Tindakan
Mahasiswa Program Studi Ilmu pertama ditolak, artinya ; terdapat
Keperawatan Universitas Tribhuwana hubungan yang signifikan Sikap Dengan
Tunggadewi Malang, tahun 2013 Tindakan Mahasiswa Program Studi Ilmu
Berdasarkan hasil penelitian Keperawatan Universitas Tribhuwana
diketahui bahwa dari 72,1% mahasiswa Tunggadewi Malang, tahun 2013, dengan
yang mempunyai pengetahuan baik hubungan sebesar 0,672 atau 67,2%

849
Nursing News Hubungan Komponen Perilaku (Pengetahuan, Sikap,
Tindakan) Merokok Pada Mahasiswa
Volume 2, Nomor 3, 2017

yang mana hubungan tersebut masuk bahwa kurangnya pengetahuan tentang


kategori hubungan yang lemah. rokok dan sikap positif terhadap rokok
serta kurang percaya bahwa merokok
Pengetahuan Merokok dapat merusak kesehatan.
Berdasarkan Tabel 2 diketahui Berdasarkan kriteria umur,
bahwa sebagian besar mahasiswa mahasiswa masih dalam kategori usia
mempunyai pengetahuan baik yaitu dewasa awal dan latarbelakang mental
sebanyak 72,1% atau 31 orang, masih labil kurangnya penerangan
Berdasarkan Tabel 1 tentang distribusi mengenai rokok, serta berbagai dalih
frekuensi umur didapatkan bahwa banyak seperti mau dianggap dewasa, macho,
mahasiswa berusia 23 tahun sebanyak 12 keren, banyak terpengaruh dan terjebak
orang (27,90%). Dalam hal ini usia untuk merokok yang akhirnya menjadi
mahasiswa dikategorikan menjadi 3 pecandu dan ketagihan. Namun apa bila
yakni 72,7% dewasa, sisanya 18,60% hal tersebut dapat dicegah dengan binaan
remaja akhir dan 4,32% dewasa. Namun yang kuat dan penekanan dengan lebih
ada penelitian yang mendukung yaitu memberikan pengetahuan tambahan akan
penelitian oleh Purba (2009), hubungan membuahkan hasil yang baik yakni
karakteristik pengetahuan dan sikap perilaku positif yang dicerminkan.
remaja laki-laki teradap kebiasaan
merokok di smu parulian 1 medan tahun Sikap Merokok
2009 menyatakan bahwa kebiasaan Berdasarkan Tabel 3 diketahui
merokok pada remaja yang berumur bahwa sikap mahasiswa tentang merokok
sekitar 16 tahun dan telah di simpulkan sebagian besar mahasiswa mempunyai
bahwa ada hubungan yang bermakna sikap yang positif sebanyak 90,7% atau
antara umur dengan kebiasaan merokok 39 orang. Penelitian ini juga di utarakan
dengan pengetahuan. oleh Yuni christina purba (2009),
Seperti dikemukakan oleh Kusmiati hubungan karakteristik pengetahuan dan
(1997) bahwa usia akan mempengaruhi sikap remaja laki-laki teradap kebiasaan
tingkat pengetahuan seseorang karena merokok di smu parulian 1 medan tahun
dengan bertambahnya usia biasanya 2009, bahwa sikap sebagian besar remaja
intelektual orang tersebut lebih dewasa setuju terhadap merokok karena dapat
pula. Namun menurut Mu’tadin, remaja menghilangkan stress untuk sementara
merokok di pengaruhi berbagai hal saja sebanyak 66,6%, sikap setuju
misalnya lingkungannya, faktor terhadap merokok dapat menurun prestasi
kepribadian dan pengaruh iklan. hal ini di sekolah turun sebanyak 65%, dan sikap
juga dibenarkan oleh Sarafino (1994) setuju terhadap kalimat yang ada pada

850
Nursing News Hubungan Komponen Perilaku (Pengetahuan, Sikap,
Tindakan) Merokok Pada Mahasiswa
Volume 2, Nomor 3, 2017

label peringatan merokok yang terdapat berpengaruh pada tindakan atau perilaku
pada bungkusan rokok sebanyak 71,7% seseorang dan bertolak belakang dengan
Menurut Notoatmodjo (2005), penelitian ini yakni pada penelitian yang
sikap merupakan reaksi atau respon yang dilakukan oleh Nurul Azizah 2013, faktor
masih tertutup dari seseorang terhadap yang berhubungan dengan perilaku
suatu stimulus atau objek. Sikap juga merokok anak jalanan di kota makasar.
merupakan kesiapan atau kesediaan Menunjukkan tidak ada hubungan antara
untuk bertindak dan juga merupakan status sekolah dengan perilaku merokok
pelaksanaan motif tertentu. Tetapi anak jalanan, menunjukkan bahwa
menurut Gerungan (2002), sikap tingkat pendidikan yang paling banyak
merupakan pendapat maupun pandangan dari responden adalah belum tamat SD
seseorang tentang suatu objek yang (58,5%) sehingga diduga menjadi salah
mendahului tindakannya. Sikap tidak satu penyebab belum matangnya
mungkin terbentuk sebelum mendapat pemikiran tentang dampak dari
informasi, melihat atau mengalami perilaku merokok.
sendiri suatu objek. Bahkan Menurut Menurut Notoatmodjo (2005),
t e o r i Ahmadi (2003), sikap dibedakan tindakan adalah gerakan atau
menjadi : perbuatan dari tubuh setelah mendapat
a. Sikap negatif yaitu : sikap yang rangsangan ataupun adaptasi dari dalam
menunjukkan penolakan atau tidak maupun luar tubuh suatu lingkungan.
menyetujui terhadap norma yang Tindakan seseorang terhadap stimulus
berlaku dimana individu itu berada tertentu akan banyak ditentukan oleh
b. Sikap positif yaitu : sikap yang bagaimana kepercayaan dan perasaannya
menunjukkan menerima terhadap terhadap stimulus tersebut. Secara
norma yang berlaku dimana individu biologis, sikap dapat dicerminkan
itu berada. Maka dari itu apa bila dalam suatu bentuk tindakan, namun
sikap seseorang baik otomatis tidak pula dapat dikatakan bahwa sikap
pengetahuannya pastilah baik. tindakan memiliki hubungan yang
sistematis.
Tindakan Merokok
Berdasarkan Tabel 4 dapat Hubungan pengetahuan dengan
diketahui bahwa sebagian besar tindakan merokok Mahasiswa PSIK
responden mempunyai tindakan yang Unitri Angkatan 2009
sedang yaitu sebanyak 44,2%. Diketahui bahwa dari 72,1%
Berdasarkan hasil penelitian yang lain mahasiswa mempunyai pengetahuan
ada faktor-faktor yang sebenarnya sangat baik 37,2% masih melakukan tindakan

851
Nursing News Hubungan Komponen Perilaku (Pengetahuan, Sikap,
Tindakan) Merokok Pada Mahasiswa
Volume 2, Nomor 3, 2017

menjadi perokok dengan kategori sedang. individu terhadap stimulus yang berasal
bahkan 34,9% masih menjadi perokok dari luar maupun dari dalam dirinya.
deangan (kategori berat). Sedangkan hasil Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa
analisis statistik korelasional spearman tindakan : berpikir, berpendapat,
rho dengan nilai p value sebesar 0,000 < bersikap) maupun aktif (melakukan
 0,05 sehingga hipotesis pertama tindakan). Sesuai dengan batasan ini,
ditolak, artinya ; terdapat hubungan yang perilaku kesehatan dapat dirumuskan
signifikan Pengetahuan Dengan Tindakan sebagai bentuk pengalaman dan
Mahasiswa Program Studi Ilmu interaksi individu dengan
Keperawatan Universitas Tribhuwana lingkungannya, khususnya yang
Tunggadewi Malang, tahun 2013, dengan menyangkut pengetahuan dan sikap
hubungan sebesar 0,741 atau 74,1% tentang kesehatan. Perilaku aktif dapat
yang mana hubungan tersebut masuk dilihat, sedangkan perilaku pasif tidak
kategori hubungan yang kuat. tampak, seperti pengetahuan, persepsi,
Perubahan perilaku dipengaruhi atau motivasi. Beberapa ahli
beberapa faktor salah satunya adalah membedakan bentuk-bentuk perilaku ke
pengetahuan. Pengetahuan dari dalam tiga domain yaitu pengetahuan,
mahasiswa tentang merokok sangatlah sikap, dan tindakan atau sering kita
berpengaruh terhadap sikap dan juga dengar dengan istilah knowledge,
perilaku seseorang. Hal ini terkait di attitude, practice. (Sarwono, 2004).
Kalangan mahasiswa PSIK UNITRI Diperlukan upaya-upaya meningkatkan
angkatan 2009. Pengetahuan yang pengetahuan belajar tentang bahaya
diperoleh dianggap sepele sehingga merokok melalui kegiatan penyuluhan
menimbulkan cerminan perilaku yang yang disertai dengan media informasi
negatif yakni masih tetap menkonsumsi yang memadai.
rokok. Sikap merupakan domain dari
perilaku. Salah satu faktor pendukung Hubungan sikap dengan tindakan
adalah adanya dukungan dari keluarga merokok Mahasiswa PSIK Unitri
serta dari lingkungan. Angkatan 2009
Perilaku manusia merupakan hasil Dapat diketahui bahwa dari
dari pada segala macam pengalaman 90,7% mahasiswa yang bersikap positif
serta interaksi manusia dengan 44,2% masih melakukan tindakan
lingkungannya yang terwujud dalam perokok (kategori sedang) bahkan 34,9%
bentuk pengetahuan, sikap dan masih menjadi perokok (kategori berat).
tindakan. Dengan kata lain, perilaku Terdapat hubungan yang signifikan Sikap
merupakan respon/reaksi seorang Dengan Tindakan Mahasiswa Program

852
Nursing News Hubungan Komponen Perilaku (Pengetahuan, Sikap,
Tindakan) Merokok Pada Mahasiswa
Volume 2, Nomor 3, 2017

Studi Ilmu Keperawatan Universitas bahwa sebagian besar mempunyai


Tribhuwana Tunggadewi Malang, tahun tindakan yang sedang.
2013, dengan hubungan sebesar 0,672 4) Terdapat hubungan yang signifikan
atau 67,2% yang mana hubungan tersebut antara Pengetahuan Dengan
masuk kategori hubungan yang lemah. Tindakan Mahasiswa Program Studi
Menurut Thurstone Alo Liliweri, Ilmu Keperawatan Universitas
2005 mengemukakan bahwa sikap Tribhuwana Tunggadewi Malang,
merupakan penguatan positif atau tahun 2013, dengan hubungan yang
negatif terhadap objek yang bersifat cukup kuat.
psikologis. Howard Kendler 5) Terdapat hubungan yang signifikan
Syamsul Yusuf, 2006 mengemukakan Sikap Dengan Tindakan Mahasiswa
bahwa sikap merupakan kecenderungan Program Studi Ilmu Keperawatan
(tendency) untuk mendekati (approach) Universitas Tribhuwana Tunggadewi
atau menjauhi (avoid), serta Malang, tahun 2013, dengan
melakukan sesuatu, baik secara positif hubungan lemah
maupun negatif terhadap suatu lembaga,
peristiwa, gagasan atau konsep.
DAFTAR PUSTAKA

KESIMPULAN Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian


suatu pendekatan praktek, edisi
1) Pengetahuan tentang merokok pada revisi V. Jakarta CV. Sagung Seto
mahasiswa Universitas Tribhuwana Azwar, S. 2003. Penyusunan Skala
Tungga Dewi, khususnya Mahasiswa Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Keperawatan UNITRI angkatan 2009 Pelajar.
diketahui sebagian besar Azwar, S. 2011. Sikap manusia teori dan
pengetahuannya baik. pengukurannya. Edisi 2.
2) Sikap merokok pada Mahasiswa Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Universitas Tribhuwana Tungga Azizah N, 2013. Faktor Yang
Dewi Malang khususnya Mahasiswa Berhubungan Dengan Perilaku
Keperawatan angkatan 2009 dapat Merokok Anak Jalanan Di Kota
diketahui bahwa sebagian besar Makassar:
mempunyai sikap yang positif. http://www.google.com/perilaku
3) Tindakan atau perilaku merokok merokok/ anak jalanan/pdf.
pada Mahasiswa Keperawatan Diakses pada tanggal 22 juni
UNITRI angkatan 2009 diketahui 2013.

853
Nursing News Hubungan Komponen Perilaku (Pengetahuan, Sikap,
Tindakan) Merokok Pada Mahasiswa
Volume 2, Nomor 3, 2017

Purba, Y.C. 2009. Nicotine withdrawal Hurlock, E.B. 1999. Psikologi


symptoms in adolescent. Perkembangan Edisi Kelima.
Department of Psychiatry, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Washington University School Kemenkes. 2010. Buku Panduan Hari
of Medicine, St. Louis, MO, Kesehatan Sedunia.
USA. (Abstract). www.promkes.depkes.go.id
http://www.google.com/karakter Jakarta Selatan. Diakses pada
isyik pengetahuan dan sikap tanggal 20 April 2013.
remaja/ pdf. Diakses pada Komasaris, D. & Helmi, AF. 2000.
tanggal 27 agustus 2013. Faktor-faktor perilaku merokok
Dimyati & Mudjiono. 2011. Belajar Dan pada remaja. jurnal psikologi
Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka universitas Gadjah Mada, 2.
Cipta. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Mada Press.
Yogyakarta, 2006. Informasi Kusmiati, A, S. Pudjiastuti & P.
Kesehatan Propinsi Daerah Suptandar. 1997. Teori Dasar
Istimewa Yogyakarta. Dinkes Desain Komunikasi Visual.
DIY, Yogyakarta. Jakarta: Djambatan
Fedlman R.S. 1986. Adjustman appliying Lamzani. 2008. Perokok Pasif Beresiko
psycology in a complex. Word: Lebih Tinggi.
Mc Graw-Hill Inc http://www.lamzani.wordpress.co
Global Youth Survey (GYTS) Indonesia. m Diakses pada tanggal 19 Juni
2006. Dalam Kamus Besar 2013.
Bahasa Indonesia 1999. Maba, G. 2008. Ternyata Rokok Haram.
Hidayat, A. A. 2012. Metode Penelitian Surabaya : PT. Java Pustaka.
Keperawatan & Teknik Analisis Ma’sum, S. 1987. Penanggulangan
Data. Jakarta: Salemba Medika. bahaya narkotika dan
Husaini. 2006 . Dampak yang ketergantungan obat. Jakarta: CV.
ditimbulkan dari Merokok. Haji Masagung.
http://www.wordpress.com. Monks, F.J. 1989. Psikologi
Diakses pada tanggal 16 juni Perkembangan. Yogyakarta:
2013. Gajah Mada University Press.
Hornby. A.S. 1985. Oxford Advanced Monks, dkk. 1999. Psikologi
Learner’s Dictionary of Current perkembangan: pengantar dalam
English, Oxford USA: Oxford berbagai baginya Yogyakarta:
University Pres. Universitas Gajah Mada Press.

854
Nursing News Hubungan Komponen Perilaku (Pengetahuan, Sikap,
Tindakan) Merokok Pada Mahasiswa
Volume 2, Nomor 3, 2017

Mu’tadin, Z. 2002. Remaja dan rokok. Potter & Perry, 2005.Fundamentals of


http:// Nursing (Konsep, Proses
herbalsoprokok.wordpress.com/20 danPraktik). Jakarta: EGC jurnal.
09/02/04/remaja-dan-rokok. Prihatiningsih, P. 2007. Dampak
Diakses pada tanggal 28 Juli Merokok Bagi Kesehatan Dan
2013. Lingkungan. Jurnal Lingkungan
Nasution. 2007. Faktor-Faktor Penyebab Keluarga Harmonis Sejahtera.
Perilaku Merokok pada Remaja. Edisi II. Diunduh Dari
SKRIPSI UGM dan UII www.bkkbn.go.id/webs/detaildata
Yogakarta. Website :php?linkid=19 Diakses pada
:http://www.google.com/perilaku tanggal 23 Juni 2013.
merokok/pdf. Diakses pada Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus
tanggal 22 Juni 2013). Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Nawawi, I. 1991. Bukhori Muslim. P.N. Balai Pustaka.
Jakarta: Pustaka Amani. Raho B, 2008. Metode penelitian sosial.
Nurlailah. 2010. Hubungan antara Cetakan I. Flores, NTT,
Persepsi tentang Dampak Indonesia; Nusa Indah
Merokok terhadap Kesehatan Walgito 2004. Psikologi Sosial (Suatu
dengan Tipe Perilaku Merokok Pengantar). Yogyakarta: CV
Mahasiswa Universitas Islam Andi Offset
Negeri Syarif Hidayatullah. Winkel, W.S. 1999. Psikologi
Skripsi. Jakarta: UIN Syarif pengajaran. Jakarta: Gramedia.
Hidayatullah. WHO. 2008. Perokok aktif bunuh 200
Notoadmodjo, S. 2003. Pendidikan dan ribu perokok pasif dalam satu
Perilaku Kesehatan. Jakarta tahun.
Rineka Cipta http://www.bebasrokok.wordpress
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi .com. Diakses 16 Juni 2013.
penelitian kesehatan. Jakarta : Sarafino, E.P. 1994. Healthy psychology:
Rineka Cipta bio psychosocial interactions.
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan New York: jhon wiley & Sons
Metodologi Penelitian Ilmu Inc.
Keperawatan. Jakarta: Salemba Sarwono, S.W. 2004. Teori-teori
Medika. Psikolologi Sosial. Jakarta :
Oskamp, Stuart. 1984. Applied social Raja Grafindo
psicology. New Jersey: Prentice Persada.
Hall.

855
Nursing News Hubungan Komponen Perilaku (Pengetahuan, Sikap,
Tindakan) Merokok Pada Mahasiswa
Volume 2, Nomor 3, 2017

Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Smet, B. 1994. Psikologi kesehatan.


Kedokteran. Bandung: CV Semarang: PT. Gramedia.
Alfabeta.

856

Anda mungkin juga menyukai