Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH HEMATOLOGI

BRONKHITIS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hematologi


Dosen Pengampu : Dede Setiawan,Skep.,MKes

Disusun Oleh :

1. ASTRIYA PUTRI 520E0032


2.
3. ALVIYANA HERDIANTI 520E0031
4.
5. DENITA LESTARI 520E0009
6.
7. RIANI 520E0037
8.
9. NISRINA FAADILAH RACHMAN 520E0025
10.
11. LUTHFI HADYAN 520E00
12. AWALLUDIN 520E0050
PROGRAM STUDI REKAM MEDIS DAN INFORMASI
KESEHATAN

STIKES MAHARDIKA CIREBON

2020/2020
Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul “BRONKITIS” ini dengan baik.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hematologi.
Penyusunan Makalah ini tidak lepas dari dukungan pihak yang telah membantu. Maka pada
kesempatan ini kami mengucapkan Terima kasih yang tak terhingga, kepada :

1. DEDE SETIAWAN,Skep.,MKes sebagai dosen mata Hematologi yang senantiasa


memberikan pengarahan dan bimbingan selama membuat makalah ini.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi penulisan
maupun dari isi laporan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.

Akhir kata, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan Makalah ini
terdapat banyak kesalahan. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
makalah ini dan pada umumnya bagi para pembaca.

Cirebon, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang.......................................................................................................1
B.Rumusan Masalah 1
C.Tujuan Penulisan....................................................................................................1
D.Manfaat Penulisan..................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Penulis.....................................................................................................1
D. Manfaat Penulis...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bronkhitis...........................................................................................22

B. Penyebab Bronkhitis............................................................................................22

C. Tanda dan Gejala Penderita Bronkhitis................................................................3

D. Patafisiologi Bronkhitis........................................................................................4

E. Penatalaksanaan Diagnosa Bronkhitis..................................................................5

F. Cara Pengobatan Penyakit Bronkhitis..................................................................5

G. Pengobatan Penyakit Bronkhitis..........................................................................7

H. Pencegahan Penyakit Bronkhitis..........................................................................8

I. Menifestas Klinis...................................................................................................8

J. Etiologi..................................................................................................................9

K. Komplikasi Bronkhitis.........................................................................................9
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................................11

B. Saran ....................................................................................................................11

Daftar Pustaka............................................................................................................128

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bronkitis merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang menyerang
bronkus. Penyakit ini banyak menyerang anak-anak yang lingkungannya banyak
polutan, misalnya orang tua yang merokok dirumah, asap kendaraan bermotor, asap
hasil pembakaran pada saat masak yang menggunakan bahan bakar kayu. Di Indonesia
masih banyak keluarga yang setiap hari menghirup polutan ini, kondisi ini
menyebabkan angka kejadian penyakit bronkhitis sangat tinggi ..

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bronchitis?
2. Apa saja tanda dan gejala penderita bronchitis ?
3. Bagaimana cara pengobatan penyakit bronchitis ?

C. Tujuan Penulisan
1. Bentuk pemenuhan tugas
2. Mengetahui mengenai definisi penyakit bronchitis
3. Mengetahui cara pengobatan bronchitis
D. Manfaat Penulisan
Manfaat di tulisnya makalah ini adalah sebagai sumber referensi khususnya di bagi
penulis, umumnya bagi pembaca, dan juga dapat mengetahui tentang penyakit bronchitis .

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bronkhitis

Bronkhitis adalah inflamasi jalan pernafasan dengan penyempitan atau hambatan jalan
nafas di tandai peningkatan produksi sputum mukoid, menyebabkan ketidak cocokan
ventilasi- perfusi dan menyebabkan sianosis.Bronkhitis adalah infeksi pada bronkus yang
berasal dari hidung dan tenggorokan di mana bronkus merupakan suatu pipa sempit yang
berawal pada trakhea, yang menghubungkan saluran pernafasan atas,
hidung,tenggorokan, dan sinus ke paru. Gejala bronkhitis di awali dengan batuk pilek,
akan tetapi infeksi ini telah menyebar ke bronkus, sehingga menjadikan batuk akan
bertambah parah dan berubah sifatnya.

Bronkitis adalah suatu penyakit yand ditandai oleh adanya inflamasi bronkus
(Ngastiyah, 2003). Bronkitis adalah suatu infeksi akut saluran besar paru (yaitu trachea
dan bronchus) karena infeksi virus atau bakteri (Catzel dan Robert, 1998). Bronkitis
adalah inflamasi pada saluran nafas yang luas (trakea dan bronkhi) yang kebanyakan
selalu berhubungan dengan infeksi respiratori atas (Wong, 2003). Dari ketiga pengertian
di atas penulis menyimpulkan bahwa pengertian bronkitis adalah suatu penyakit infeksi
akut saluran besar paru yang ditandai oleh inflamasi bronkus.

B. Penyebab Bronkhitis

a) Infeksi virus: influenza virus, parainfluenza virus, respiratory


b) syncytialvirus (RSV), adenovirus, coronavirus, rhinovirus, dan lain-lain.
c) Infeksi bakteri: Bordatella pertussis, Bordatella
d) parapertussis,Haemophilus influenzae, Streptococcus pneumoniae, atau
e) bakteri atipik (Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumonia,
f) Legionella).
g) Jamur
h) Noninfeksi: polusi udara, rokok, dan lain-lain.Penyebab bronkitis akut
i) yang paling sering adalah infeksi virus yakni sebanyak 90% sedangkan infeksi
bakteri hanya sekitar < 10%.

C. Tanda dan Gejala Penderita Bronkhitis


1. Sesak nafas / Dispnea Sesak nafas atau dispnea adalah perasaan sulit bernafas dan
merupakan gejala yang sering di jumpai pada penderita bronkhitis. Tanda objektif
yang dapat di amati dari sesak nafas adalah nafas yang cepat, terengahengah,
bernafas dengan bibir tertarik kedalam (pursed lip), hiperkapnia (berkurangnya
oksigen dalam darah), hiperkapnia atau meningkatnya kadar karbondioksida dalam
darah.
2. Nafas berbunyi Bunyi mengi (weezing) adalah suara pernafasan yang di sebabkan
oleh mengalirnya udara yang melalui saluran nafas sempit akibat kontriksi atau
ekskresi mucus yang berlebihan.
3. Batuk dan sputum
4. Batuk adalah gejala paling umum pada penderita bronkhitis, seringkali pada
penderita bronkhitis mengalami batuk- batuk hampir setiap hari serta pengeluaran
dahak sekurang- kurangnya 3 bulan berturut- turut dalam satu tahun dan paling
sedikit 2 tahun.
5. Nyeri dada. Nyeri dada sering sekali terjadi pada penderita bronkitis karena ada
inflamasi pada bronkus. Pada penderita bronkitis rasa nyeri di dada di rasakan
dengan tingkat keparahan penyakit.
6. Nafas cuping hidung Pada balita dan anak- anak penderita bronkhitis kadang terjadi
adanya nafas cuping hidung, tetapi tidak semua penderita bronkhitis mengalami hal
tersebut.Dengan adanya cuping hidung berarti terdapat gangguan pada sistem
pernafasan yang menyebabkan kepayahan dalam bernafas.
7. Demam berulang Bronkhitis merupakan penyakit yang berjalan kronis, sering
mengalami infeksi berulang pada bronkhus maupun paru, sehingga sering timbul
deman.

D. Patofisiologi Bronkhitis

Bronkhitis akut dikaraterisiroleh adanya infeksi pada cabang


trakeobrokhial.Infeksi ini menyebabkan hiperemia dan edema pada memberan mukosa,
yang kemudian menyebabkan peningkatan sekresi dahak bronchial.Karena adanya
perubahan memberan mukosa ini, maka terjadi kerusakan pada epitelia saluran nafas
yang menyebabkan berkurangnya fungsi pembersihan mukosilir.Selain itu, peningkatan
sekresi dahak bronchial yang dapat menjadi kental dan liat, makin memperparah
gangguan pembersihan mukosilir.Perubahan ini bersifat permanen, belum diketahui,
namun infeksi pernafasan akut yang berulang dapat berkaitan dengan peningkatan hiper-
reaktivitas saluran nafas, atau terlibat dalam fatogenesis asma atau PPOK. Pada
umumnya perubahan ini bersifat sementara dan akan kembali normal jika infeksi sembuh.

Bronkitis biasanya didahului oleh suatu infeksi saluran nafas bagian atas oleh
virus dan infeksi bakteri sekunder oleh S. Pneumonia atau hemophilus influenza. Adanya
bahan-bahan pencemar udara juga memperburuk keadaan penyakit begitu juga dengan
menghisap rokok. Anak menampilkan batuk-batuk yang sering, kering tidak produktif
dan dimulai berkembang berangsur-angsur mulai hari 3 – 4 setelah terjadinya rinitis.
Penderita diganggu oleh suara-suara meniup selama bernafas (ronki) rasa sakit pada dada
dan kadang-kadang terdapat nafas pendek. Batuk-batuk proksimal dan penyumbatan oleh
sekreasi kadang-kadang berkaitan dengan terjadinya muntah-muntah. Dalam beberapa
hari, batuk tersebut akan produktif dan dahak akan dikeluarkan penderita dari jernih dan
bernanah. Dalam 5 – 10 hari lendir lebih encer dan berangsur-angsur menghilang.
Temuan-temuan fisik berbeda-beda sesuai dengan usia penderita serta tingkat penyakit.
Pada mulanya anak tidak demam atau demam dengan suhu rendah serta terdapat tanda-
tanda nasofaringtis. Infeksi konjungtiva dan rinitis. Kemudian auskultasi akan
mengungkapkan adanya suara pernafasan bernada tinggi, menyerupai bunyi-bunyi
pernafasan pada penyakit asma. Pada anak-anak dengan malnutrisi atau keadaan
kesehatan yang buruk, maka otitis, sinusitis dan penumonia merupakan temuan yang
sering dijumpai (Ngastiyah, 2003).
E. Penatalaksanaan Diagnosa Bronkhitis

Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita diberikan
aspirin atau acetaminophen; kepada anak-anak sebaiknya hanya diberikan acetaminophen.
Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak cairan.Antibiotik diberikan kepada
penderita yang gejalanya menunjukkan bahwa penyebabnya adalah infeksi bakteri
(dahaknya berwarna kuning atau hijau dan demamnya tetap tinggi) dan penderita yang
sebelumnya memiliki penyakit paru-paru.Kepada penderita dewasa diberikan trimetoprim-
sulfametoksazol, tetracyclin atau ampisilin.Erythromycin diberikan walaupun dicurigai
penyebabnya adalah Mycoplasma pneumoniae.Kepada penderita anak-anak diberikan
amoxicillin.Jika penyebabnya virus, tidak diberikan antibiotik.

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi,
spasme bronchus.
c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.

F.  Cara Pengobatan Penyakit Bronkhitis

a. Tindakan suportif
b.  Pendidikan bagi pasien dan keluarganya tentang :
c. Menghindari merokok
d. Menghindari iritan lainnya yang dapat terhirup.
e.  Mengontrol suhu dan kelembaban lingkungan.
f. Nutrisi yang baik.
g.  Hidrasi yang adekuat.
h. Terapi khusus (pengobatan) :
i.  Bronchodilator
j. Antimikroba
k. Kortikosteroid
l.  Terapi pernafasan
m.  Terapi aerosol
n. Terapi oksigen
o. Penyesuaian fisik
p.  Latihan relaksasi

 Penatalaksanaan Bronkitis kronis juga dapat dilakukan secara berkesinambungan untuk


mencegah timbulnya penyulit, meliputi:
1) Edukasi, yakni memberikan pemahaman kepada penderita untuk mengenali gejala dan
faktor-faktor pencetus kekambuhan Bronkitis kronis.
2)  Sedapat mungkin menghindari paparan faktor-faktor pencetus.
3) Rehabilitasi medik untuk mengoptimalkan fungsi pernapasan dan mencegah
kekambuhan, diantaranya dengan olah raga sesyuai usia dan kemampuan, istirahat
dalam jumlah yang cukup, makan makanan bergizi.
4) Oksigenasi (terapi oksigen)
5) Obat-obat bronkodilator dan mukolitik agar dahak mudah dikeluarkan.
 Antibiotika. Digunakan manakala penderita Bronkitis kronis mengalami eksaserbasi oleh infeksi
kuman ( H. influenzae, S. pneumoniae, M. catarrhalis). Pemilihan jenis antibiotika (pilihan
pertama, kedua dan seterusnya) dilakukan oleh dokter berdasarkan hasil pemeriksaan.

Para penderita Bronkitis kronis seyogyanya periksa dan berkonsultasi ke dokter manakala
mengalami keluhan-keluhan batuk berdahak dan lama, sesak napas, agar segera mendapatkan
pengobatan yang tepat.
G. Pengobatan Penyakit Bronkhitis
a. Tindakan Perawatan
Pada tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan mengeluarakan
lender
1. Berjemur dipagi hari.
2. Sering mengubah posisi.
3. Banyak minum.
4. Inhalasi
5. Nebulizer
Untuk memepertahankan daya tahan tubuh,setelah anak muntah dan tenang perlu
diberikanminum susu atau makanan lain.
b. Tindakan Medis.

1. jangan beri obat antihistamin berlebih


2. beri anthibiotik bila ada kecurigaan infeksi bacterial.Antibiotik diberikan kepada
penderita yang gejalanya menunjukan bahwa penyebabnyaadalah infeksi bakteri
(dahaknya berwanrna kuningatau hijau dan demamnya tinggi)da pednerita yang
sebelumnya memiliki penyakit paru-paru
3. dapat diberi efedrin 0,5 – 1 mg/kgBB 3 kalisehari
4. chloral hidrat 30mg/kg BB sebagai sedative
5. untuk penderita dewasa bias diberikan aspirin atau asetaminofen. Untuk anak-anak
sebaiknya hanya diberikan asetaminofen.
6. Kepada penderita dewasa diberikan trimetoprimsulfametokzol,tetracyclin atau
ampisilin.Erythromycin diberikan walaupun dicurigai penyebabnya adalah
mycoplasma penumoniae.
7. Kepada penderita anak-anakdiberikan amoxcilin.Jika penyebabnya virus,tidak
diberikan antibiotic,jika gejalanya menetap atau berulang atau jika bronkitisnya
sangta berat maka dilakukan pemeriksaan ,biarkan dari dahak membantu
menentukan apakah perlu dilakukan pergantian antibiotik.
H. Pencegahan Penyakit Bronkhitis

Jika Anda telah sering mengalami serangan bronkitis atau berulang, penyebabnya mungkin
sesuatu di lingkungan Anda. Lokasi yang dingin, lembab - khususnya dikombinasikan dengan
polusi udara atau asap rokok - dapat membuat Anda lebih rentan terhadap bronkitis akut.
Tindakan yang dapat membantu menurunkan risiko bronchitis dan melindungi paru-paru anda
secara umum adalah :

1. Hindari merokok dan menjadi perokok pasif. Asap tembakau meningkatkan risiko
bronchitis kronis dan empysema.
2. Cobalah untuk menghindari orang-orang yang telah pilek atau flu.Semakin sedikit
anda terkena virus yang menyebabkan bronchitis semakin rendah resiko anda
mendapatkannya.
3. Hindari kerumunan orang selama musim flu.
4. Hindari keluar malam karena saat malam kondisi udara dingin dan sangat lembab
5. Dapatkan vaksin flu tahunan,vaksin tahunan dapat membantu melindungi anda dari flu
6. Jika usia anda lebih dari 60 tahun atau anda memiliki faktor resiko seperti
diabetes,penyakit jantung dan paru-paru perlu diitmbangkan melakukan shot
bronchitis.
7. Cuci tanga atau menggunakan handsanitizer secara teratur untuk mengurangi resiko
terkena virus dan jangan menggosok hidung atau mata
8. Ketika praktek harus menggunakan masker yang menutipi hidung dan mulut untuk
mengurangi resiko infeksi

I. Manifestas Klinis

Menurut Ngastiyah (2003), gambaran klinik dari bronkitis biasanya dimulai dengan tanda-
tanda infeksi saluran nafas akut atas yang disebabkan oleh virus, batuk mula-mula kering
setelah 2 atau 3 hari batuk mulai berdahak dan menimbulkan suara lendir. Pada anak, dahak
yang mukoid (kental) sudah ditemukan karena sering ditelan. Mungkin dahak berwarna
kuning dan kental tetapi tidak selalu berarti terjadi infeksi sekunder. Anak besa sering
mengeluh rasa sakit retrosternal dan pad anak kecil dapat terjadi sesak nafas. Pada beberapa
hari pertama tidak terdapat kelainan pada pemeriksaan dada tetapi kemunduran dapat timbul
ronki basah kasar dan suaraf nafas kasar. Batuk biasanya akan menghilang setelah 2 – 3
minggu. Bila setelah 2 minggu batuk masih tetap ada kemungkinan terjadi kolaps dan
sgmental atau terjadi infeksi paru sekunder.

J. Etiologi

1. 1. Bronkitis Akut Penyebab bronkitis akut yang paling sering adalah virus seperti
rhinovirus, respiratory sincytial virus (RSV), virus influenza, virus pada
influenza, dan coxsakie virus.
2.
3. 2. Bronkitis kronis Penyebab-penyebab bronkitis kronis misalnya asma atau
infeksi kronik saluran nafas dan sebagainya. Faktor-faktor predisposisi dari
bronkitis adalah alergi, perubahan cuaca, populasi udara dan infeksi saluran nafas
atas kronik (Ngastiyah,2003).
4.
5.
6. 3. Bronkhitis infeksiosa, disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri atau
organisme lain yang menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan
Chlamyidia). Serangan bronkhitis berulang bisa terjadi pada perokok, penderita
penyakit paru-paru dan saluran pernapasan menahun. Infeksi berulang bisa
terjadi akibat sinusitus kronis, bronkhiektasis, alergi, pembesaran amandel dan
adenoid pada anak-anak.
7.
8.
9. 4. Bronkhitis iritatif, karena disebabkan oleh zat atau benda yang bersifat iritatif
seperti debu, asap (dari asam kuat, amonia, sejumlah pelarut organik, klorin,
hidrogen, sulfida, sulfur dioksida dan bromin), polusi udara menyebabkan iritasi
ozon dan nitrogen dioksida serta tembakau dan rokok.
K. Komplikasi Bonkhitis

Menurut Bahar (2001),komplikasi bronkhitis pada anak terutama pada

anak dengan malnutrisi atau dengan kondisi kesehatan yang jelek antara lain :

a. Otitis media akut

Otitis media akut yaitu keadaan terdapatnya cairan di dalam telinga tengah
dengan tanda dan gejala infeksi dan dapat disebabkan berbagai patogen termasuk
Sterptokokus pneumoniae dan Haemophilus influenzae. Mikroorganisme patogen
penyebab bronkhtis menyebar dan masuk ke dalam saluran telinga tengah dan
menimbulkan peradangan sehingga terjadi infeksi.

b. Sinusitis maksilaris

Sinusitis maksilaris yaitu radang sinus yang ada di sekitar hidung yang
disebabkan oleh komplikasi peradangan jalan napas bagian atas dibantu oleh
adanya faktor predisposisi. Infeksi pada sinus dapat menyebabkan bronkhospasme,
oedema dan hipersekresi sehingga mengakibatkan bronkhitis.

c. Pneumonia

Pneumonia adalah radang paru yang disebabkan oleh bermacam- macam


etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. Jika bronkhitis tidak ditangani
dengan baik secara tuntas atau jika daya tahan tubuh anak jelek, maka proses
peradangan akan terus berlanjut sebut bronkhopneumonia. Gejala yang muncul
umumnya berupa napas yang memburu atau cepat dan sesak napas karena paru-
paru mengalami peradangan. Pada bayi usia 2 bulan sampai 6 tahun pneumonia
berat ditandai adanya batuk atau kesukaran bernapas, sesak napas ataupun penarik
dinding dada sebelah bawah ke dalam

d. Bronkhitis kronis
e. Pleuritis.

f. Efusi pleura atau empisema

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bronkitis kronis sebagai penyakit kronis dapat diperparah dengan


diproduksikannya radikal bebas dalam jumlah berlebih. Asap rokok adalah faktor
penyebab utama bronkitis kronis dan dapat memperparah patogenesis bronkitis kronis
dengan mengaktivasi sel mononuklear, netrofil dan makrofag dan melalui aktivasi
mediator inflamasi. Antioksidan NAC dan NAL berpotensi dalam terapi bronkitis kronis
dan mencegah makin memburuknya bronkitis kronis pada pasien.
B. Saran

Kesehatan adalah harta yang penting dalam kehidupan kita, maka itu selayaknya
kita menjaga kesehatan dari kerusakan dan penyakit. Dasar untuk mencegahnya yaitu
mengurangi dari penggunaan rokok yang merupakan sumber utama masuknya radikal
bebas dalam tubuh. Menghentikan kebiasaan merokok dapat mengurangi risiko terjadinya
bronkitis kronis.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai