Anda di halaman 1dari 14

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY

LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA KELAS XI


DI SMA NEGERI 17 SAMARINDA
(Materi Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia)
Dharma Diana Diyah Hartinah1, Zeni Haryanto2, Mei Vita Romadon Ningrum3
dianadiyah10@yahoo.com
1
Pendidikan Geografi FKIP Universitas Mulawarman
2, 3
Dosen pendidikan Geografi FKIP Universitas Mulawarman

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui hasil belajar geografi menggunakan model
pembelajaran discovery learning. (2) Untuk mengetahui hasil belajar geografi menggunakan model
pembelajaran problem based learning. (3) Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar geografi
menggunakan model pembelajaran discovery learning dan model pembelajaran problem based
learning. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasy-experiment) dengan dua kelas menjadi
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil belajar kelas XI IPS
1 dengan nilai rata-rata sebesar 85,8 dan hasil belajar kelas XI IPS 2 dengan nilai rata-rata sebesar
84,1, terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran discovery learning dan model
pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar geografi pada siswa kelas XI SMA
Negeri 17 Samarinda yang ditunjukkan dengan hasil nilai t hitung sebesar 2,833 yang dimana t tabel yang
didapat 1,671 dimana 2,833 > 1,671.

Kata Kunci: Discovery Learning, Problem Based Learning, Hasil Belajar, Maritim

THE DIFFERENCES OF LEARNING OUTCAMES USING THE


DISCOVERY LEARNING MODEL AND PROBLEM BASED LEARNING
CLASS XI AT SMA NEGERI 17 SAMARINDA
(material on Indonesia’s strategic position as the world’s maritime axis)

Dharma Diana Diyah Hartinah1, Zeni Haryanto2, Mei Vita Romadon Ningrum3
dianadiyah10@yahoo.com
1
Geography Education at Mulawarman University
2, 3
Lecturer in Geography Education at Mulawarman University

ABSTRACT
This study aims: (1) to determine geography learning outcomes of geography by using
discovery learning model. (2) to find out geography learning outcomes using problem based learning
model. (3) to determine differences in geography learning outcomes using discovery learning model
and problem based learning model. This type of research is quasi-experimental with two classes
being the experimental class and the control class. Based on the research results, XI IPS 1 obtained
the average mean score was 85.8 and XI IPS 2 attained the average mean score was 84.1, there are
significant differences between learning models discovery learning and problem based learning
model of geography learning outcomes in eleven grade students of SMA Negeri 17 Samarinda which
is indicated by the results of t-count of 2.833 where the t-table obtained 1.671 where 2.833> 1.671.

Keywords: Discovery Learning, Problem Based Learning, Learning Outcames, Maritime

1
PENDAHULUAN Discovery Learning menurut
Hanifah dan Wasitohadi (2017)
Pendidikan merupakan salah
menyatakan bahwa model
satu aspek yang menunjang
pembelajaran yang mengajak siswa
keberhasilan suatu bangsa guna untuk
belajar aktif menemukan sendiri
membuka wawasan ilmu pengetahuan
pengetahuannya, hal itu akan
atau cakrawala dunia yang mampu
membuat siswa merasa tertantang dan
membawa suatu bangsa menuju
tertarik untuk mengidentifikasi
gerbang kesuksesan di dunia terutama
permasalahan dengan suatu percobaan,
kesuksesan di bidang ilmu pendidikan.
sehingga siswa akan merasa tertarik
Oleh karena itu, pendidikan
untuk memahami materi dan
memegang peranan utama yang
menguasai materi pembelajaran
menjadi tolak ukur untuk memajukan
tematik. Model pembelajaran
suatu bangsa. Dengan begitu,
Discovery Learning terdapat 6 langkah
pendidikan adalah upaya untuk
utama tahap pembelajaran yaitu:
meningkatkan sumber daya manusia
Stimulation (pemberian rangsangan),
yang dapat bersaing di era globalisasi
problem statement (identifikasi
seperti pada zaman sekarang ini.
masalah), data collection
Pendidikan menurut Hamalik
(pengumpulan data), data processing
(2004:7) merupakan peristiwa
(pengolahan data), verification
kompleks yang melibatkan beberapa
(pembuktian), dan generalization
komponen antara lain: tujuan, siswa,
(menarik kesimpulan). Selain itu,
guru, isi (bahan ajar), cara (metode),
model Discovery Learning memiliki
dan situasi (lingkungan). Dari keenam
kelebihan dan kelemahan.
komponen diatas, salah satu yang
Kelebihan model Discovery
dapat penunjang suatu keberhasilan
Learning menurut Suherman
dalam proses belajar adalah guru,
(2001:179), yaitu: Siswa aktif dalam
dimana seorang guru dalam
kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan
melaksanakan suatu proses
menggunakan kemampuan untuk
pembelajaran menggunakan model
menemukan hasil akhir, siswa
pembelajaran yang tepat untuk
memahami benar bahan pelajarannya,
mencapai tujuan pembelajaran yang
sebab mengalami sendiri proses
diharapkan.
menemukannya, menemukan sendiri
2
bisa menimbulkan rasa puas, kepuasan misalnya IPA kurang fasilitas untuk
batin ini mendorong untuk melakukan mengukur gagasan yang dikemukakan
penemuan lagi sehingga minat oleh para siswa, dan tidak
belajarnya meningkat, siswa yang menyediakan kesempatan-kesempatan
memperoleh pengetahuan dengan untuk berpikir yang akan ditemukan
metode penemuan akan lebih mampu oleh siswa karena telah dipilih terlebih
mentransfer pengetahuannya ke dahulu oleh guru.
berbagai konteks, dan metode ini Problem Based Learning
melatih siswa untuk lebih banyak menurut Fauziah, dkk (2017)
belajar sendiri. Sedangkan kelemahan menyatakan bahwa model
model Discovery Learning menurut pembelajaran dimana siswa dituntut
Kurniasih (2014:64-65), yaitu: Metode aktif untuk memperoleh konsep
ini menimbulkan asumsi bahwa ada dengan cara memecahkan masalah.
kesiapan pikiran untuk belajar, bagi Melalui masalah yang disajikan oleh
siswa yang kurang pandai akan guru, siswa menggunakan kemampuan
mengalami kesulitan berpikir atau penalaran ilmiahnya untuk
mengungkapkan hubungan antara mengembangkan suatu eksperimen
konsep-konsep, yang tertulis atau yang meliputi kemampuan
lisan, sehingga pada gilirannya akan merumuskan masalah, membuat
menimbulkan frustasi, metode ini hipotesis, menentukan variabel,
tidak efisien, metode ini tidak efisien merancang eksperimen, menganalisis
untuk mengajar jumlah siswa yang data, dan membuat kesimpulan
banyak, karena membutuhkan waktu berdasarkan data.
yang lama untuk membantu mereka Model pembelajaran Problem
menemukan teori untuk pemecahan Based Learning terdapat 5 langkah
masalah lainnya, harapan-harapan utama tahap pembelajaran yaitu:
yang terkandung dalam metode ini Orientasi siswa pada masalah,
dapat buyar berhadapan dengan siswa mengorganisasikan siswa untuk
dan guru yang telah terbiasa dengan belajar, membimbing penyelidikan
cara-cara belajar yang lama, individual dan kelompok,
pengajaran discovery lebih cocok mengembangkan dan menyajikan hasil
untuk mengembangkan aspek konsep, karya, dan menganalisis dan
keterampilan dan emosi secara mengevaluasi proses pemecahan
keseluruhan kurang mendapat masalah. Selain itu model Problem
perhatian, pada beberapa disiplin ilmu, Based Learning kelebihan dan
3
kelemahan. Kelebihan model Problem Learning pada peserta didik kelas XI
Based Learning menurut Sanjaya IPS 2.
(2007:219), yaitu: Menantang Untuk mendapatkan data
kemampuan peserta didik serta dalam penelitian ini, peneliti
memberi kepuasan untuk menemukan menggunakan teknik pengumpulan
pengetahuan baru bagi peserta didik, data dengan cara:
meningkatkan aktivitas pembelajaran 1) Observasi, yaitu dengan
peserta didik, membantu peserta didik menggunakan data primer
bagaimana mentransfer pengetahuan yang diperoleh melalui
mereka untuk memahami masalah wawancara dan observasi ke
dalam kehidupan nyata, dan sekolah dengan guru yang
merangsang perkembangan kemajuan dapat memberikan informasi
berpikir peserta didik untuk sehubungan dengan masalah
menyelesaikan masalah yang dihadapi yang diteliti dan digunakan
secara cepat. Sedangkan kelemahan untuk mengamati langsung
model Problem Based Learning bagaimana proses belajar
menurut Sanjaya (2007:220), yaitu: peserta didik di dalam kelas.
Membutuhkan persiapan pembelajaran 2) Teknik menggunakan tes, yaitu
(alat, problem, konsep) yang dengan menggunakan tes yaitu
kompleks, sulitnya mencari problem pre test di awal proses
yang relevan, sering terjadi miss- pembelajaran dan post test di
konsepsi, dan memerlukan waktu yang akhir proses pembelajaran
cukup lama dalam proses untuk mengetahui bagaimana
penyelidikan. hasil belajar peserta didik
setelah menggunakan model
METODE PENELITIAN pembelajaran Discovery
Teknik Pengumpulan Data Learning dan model
Sumber data dalam penelitian pembelajaran Problem Based
ini adalah peserta didik kelas XI IPS Learning.
SMA Negeri 17 Samarinda yang 3) Menilai hasil tes yang
dimana dua kelas tersebut diajar diperoleh dari kedua kelompok
dengan menggunakan model perlakukan yaitu kelompok
pembelajaran Discovery Learning yang menggunakan model
pada peserta didik XI IPS 1 dan model pembelajaran Discovery
pembelajaran Problem Based Learning dan model
4
pembelajaran Problem Based Skala Interpretasi Nilai Hasil
Belajar
Learning. Selanjutnya data
No Interval Nilai Keterangan
yang sudah diperoleh .
kemudian dianalisis untuk 1 80 < X ≤ 100 Baik Sekali
2 70 < X < 79 Baik
membuat laporan penelitian. 3 60 < X < 69 Cukup
4 50 < X < 59 Kurang
5 0 < X < 49 Kurang Sekali
Analisis Data
Analisis data yang digunakan 2) Standar Deviasi
dalam penelitian ini adalah analisis 2


( X)
∑ X − ∑n
2
kuantitatif, setelah memberikan
s=
perlakukan pada kelas Discovery n−1
Learning dan kelas Problem Based
Learning, maka selanjutnya Keterangan:
memberikan tes akhir (post test) pada s = Standar deviasi
kedua kelas baik kelas Discovery Σ X2 = Jumlah nilai yang
Learning maupun kelas Problem sudah
Based Learning. Hasil post test ini dipangkatkan
dianggap sebagai data-data yang ΣX = Jumlah nilai awal
dimasukkan kedalam table yang ada. n = Jumlah keseluruhan
Untuk memperoleh gambaran dari sampel (Riduwan,
hasil penelitian ini, maka dilakukan 2014)
analisis data sebagai berikut: 3) Uji Homogenitas
1) Nilai rata-rata (mean) Varians terbesar
F hitung =
∑ Xi Varians terkecil
x́=
n Keterangan:
Keterangan: Jika F hitung ≥ F tabel , maka tidak
x = Mean homogen
Σ Xi = Jumlah tiap data Jika F hitung ≤ F tabel , maka
n = Jumlah data (Riduwan, homogeny ((Riduwan, 2014)
2014)
Pengelompokan kategori nilai untuk 4) Uji Hipotesis
masing-masing peserta didik x́ 1− x́ 2
t hitung =
berdasarkan skala interpretasi nilai S 21 S 22 S S
hasil belajar.
Tabel 1 Keterangan:
√ ( )( )
+ −2 . Γ 1 + 2
n1 n2 √n1 √ n2

5
Γ : Nilai Korelasi pembelajaran Discovery Learning
X1 dengan yaitu:
n1 dan n2 : Jumlah
Tabel 2
sampel
Rekapitulasi Hasil Belajat Pre Test
X́ 1 : Rata-rata Dengan Menggunakan Model
sampel ke-1 Pembelajaran Discovery Learning
X́ 2 : Rata-rata No f
Nilai Keterangan F p= x 100
sampel ke-2 . n
80 –
S1 : Standar 1 Baik Sekali 0 -
100
Deviasi 2 70 – 79 Baik 0 -
sampel ke-1 3 60 – 69 Cukup 2 6,25%
S2 : Standar 4 50 – 59 Kurang 12 37,5%
Deviasi Kurang
5 0 – 49 18 56,25%
sampel ke-2 Sekali
N=32 100%
S21 : Varians
Sumber: Hasil Penelitian, 2019
sampel ke-1
S22 : Varians
sampel ke-2
Setelah dihitung menggunakan
rumus uji-t dua sampel maka
dapat diketahui kriteria
perbandingan dari kedua
variabel dari dua rata-rata
sampel, yaitu:
Jika thitung < ttabel  maka Ho
Tabel 3
diterima (tidak terdapat Rekapitulasi Hasil Belajat Post Test
perbedaan) Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Discovery Learning
Jika thitung > ttabel  maka Ho No f
Nilai Keterangan F p= x 100
ditolak (terdapat perbedaan . n
80 –
(Riduwan, 2014) 1 Baik Sekali 32 100%
100
2 70 – 79 Baik 0 -
3 60 – 69 Cukup 0 -
HASIL DAN PEMBAHASAN 4 50 – 59 Kurang 0 -
Hasil Kurang
5 0 – 49 0 -
Sekali
Discovery Learning
N=32 100%
Berdasarkan hasil diawal (pre Sumber: Hasil Penelitian, 2019
test) dan hasil diakhir (post test) yang Problem Based Learning
diperoleh peserta didik pada kelas XI Berdasarkan hasil diawal (pre
IPS 1 yang menggunakan model test) dan hasil diakhir (post test ) yang

6
diperoleh peserta didik pada kelas XI Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan
IPS 2 yang menggunakan model Discovery Learning dan Problem Based
pembelajaran Problem Based Learning
Learning yaitu: 1) Rata-rata Hasil Belajar Discovery
Tabel 4 Learning
Rekapitulasi Hasil Belajat Pre Test
Berdasarkan hasil penelitian nilai
Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based hasil pre test mendapatkan rata-rata
Learning
46,6 dengan nilai minimum 34 dan
No f
Nilai Keterangan F p= x 100
. n nilai maksimum 64. Kemudian nilai
80 – hasil post test mendapatkan rata-
1 Baik Sekali 0 -
100
2 70 – 79 Baik 0 - rata 85,8 dengan nilai minimum 92
3 60 – 69 Cukup 2 6,25% dan nilai maksimum 80, standar
4 50 – 59 Kurang 12 37,5%
Kurang deviasi 3,38 dengan demikian hasil
5 0 – 49 18 56,25%
Sekali belajar kelas dengan model
N=32 100%
Sumber: Hasil Penelitian, 2019 Discovery Learning masuk dalam
kategori baik.
2) Rata-rata Hasil Belajar Problem
Based Learning
Berdasarkan hasil penelitian nilai
hasil pre test mendapatkan rata-rata
46,5 dengan nilai minimum 28 dan

Tabel 5 nilai maksimum 58. Kemudian nilai


Rekapitulasi hasil belajat pre test hasil post test mendapatkan rata-
dengan menggunakan model
pembelajaran problem based rata 84,1 dengan nilai minimum 90
learning dan nilai maksimum 76, serta
No f
Nilai Keterangan F p= x 100 standar deviasi 2,84 dengan
. n
80 – demikian hasil belajar kelas dengan
1 Baik Sekali 31 97%
100
model Problem Based Learning
2 70 – 79 Baik 1 3%
3 60 – 69 Cukup 0 - masuk dalam kategori baik.
4 50 – 59 Kurang 0 - Berdasarkan dari kriteria nilai
Kurang
5 0 – 49 0 - rata-rata hasil belajar Geografi kelas
Sekali
N=32 100% XI IPS 1 dan XI IPS 2 digunakan
Sumber: Hasil Penelitian, 2019)
untuk melihat perbedaan nilai rata-rata
pre test dan post test kelas dengan
model pembelajaran Discovery
7
Learning dengan model pembelajaran sebesar 46, 6. Sedangkan hasil
Problem Based Learning, maka dapat analisis data post test untuk nilai
dilihat sebagai berikut: rata-rata hasil belajar peserta didik
Tabel 6 kelas XI IPS 1 yang menggunakan
Perbedaan Rata-Rata Nilai Pre
model pembelajaran Discovery
Test dan Post Test
Kelas Pre Test Post Test Learning sebesar 85,8 dengan
XI IPS 1 46,6 85,1 mengalami peningkatan hasil
XI IPS 2 46,5 84,1
Sumber: Hasil Penelitian, 2019 belajar setelah diterapkan model
pembelajaran Discovery Learning,
Pembahasan dari hasil post test tersebut dapat
Penelitian ini dilakukan di menunjukkan bahwa pengetahuan
SMA Negeri 17 Samarinda dengan akhir peserta didik secara
mengambil sampel sebanyak dua kelas keseluruhan sudah maksimal dalam
yang telah diujikan dan memiliki menerima materi yang disampaikan
kemampuan yang homogen. Pada oleh guru.
penelitian ini peneliti menggunakan Berdasarkan hasil
dua sampel yaitu Kelas XI IPS 1 pengamatan (observasi) di kelas XI
sebagai kelas yang menggunakan IPS 1 dengan menggunakan model
model pembelajaran Discovery pembelajaran Discovery Learning,
Learning dan kelas XI IPS 2 sebagai dimana setelah dilakukan tes akhir
kelas yang menggunakan model (post test) di kelas tersebut dapat
pembelajaran Problem Based diperoleh hasil yang baik, karena
Learning. Dengan demikian dapat peserta didik dengan antusias ketika
diperoleh data perbedaan hasil mengikuti kegiatan pembelajaran
penelitian, yaitu : berlangsung dan aktif ketika dalam
1) Hasil Belajar Model mengerjakan tugas dari guru untuk
Pembelajaran Discovery mencari sendiri dan menyelidiki
Learning sendiri dari pokok permasalahan
Berdasarkan hasil penelitian yang ada. Model pembelajaran
yang telah dilakukan oleh peneliti Discovery Learning adalah model
dan dari hasil analisis data pembelajaran yang bersifat
diperoleh pre test untuk nilai rata- penemuan baru dimana peserta
rata hasil belajar peserta didik kelas didik dilatih untuk memecahkan
XI IPS 1 yang menggunakan model sendiri suatu masalah yang bahan
pembelajaran Discovery Learning ajarnya telah disajikan oleh guru
8
dengan begitu peserta didik dilatih pembelajaran Problem Based
untuk berpikir lebih aktif untuk Learning sebesar 84,1, yang
menemukan pengetahuan baru dan menunjukkan bahwa pengetahuan
menyelidikinya dengan caranya akhir peserta didik secara
sendiri tanpa harus dijelaskan oleh keseluruhan sudah maksimal
guru didepan kelas. Hal tersebut dalam menerima materi yang
sesuai dengan penelitian Fitri disampaikan oleh guru.
(2013) mengemukakan bahwa Berdasarkan hasil
dengan menggunakan model pengamatan (observasi) di kelas XI
pembelajaran Discovery Learning IPS 2 dengan menggunakan model
hasil belajar siswa lebih baik, pembelajaran Problem Based
karena siswa dituntut untuk lebih Learning, dimana setelah dilakukan
aktif pada saat proses belajar tes akhir (post test) di kelas tersebut
mengajar siswa melakukan diskusi dapat diperoleh hasil yang baik,
kelompok dan berusaha untuk karena peserta didik dengan
menemukan pemecahan masalah antusias ketika mengikuti kegiatan
yang diberikan oleh guru, serta pembelajaran berlangsung dan
untuk memahami struktur atau ide- ketika guru menanyakan sebuah
ide kunci. pertanyaan untuk memecahkan
2) Hasil Belajar Model sebuah masalah serta peserta didik
Pembelajaran Problem Based terlihat aktif dalam menjawab
Learning pertanyaan dari guru untuk
Berdasarkan hasil memecahkan suatu permasalahan
penelitian yang telah dilakukan yang ada dalam dunia nyata (real
oleh peneliti dan hasil analisis world). Model Problem Based
data diperoleh pre test untuk nilai Learning adalah suatu model
rata-rata hasil belajar peserta pembelajaran yang berbasis
didik kelas XI IPS 2 yang pemecahan masalah yang dapat
menggunakan model dikaitkan dengan pemecahan
pembelajaran Problem Based masalah dunia nyata (real world).
Learning sebesar 46,5. Sedangkan Dalam pembelajaran berbasis
hasil analisis data post test untuk masalah ini diharapkan peserta
nilai rata-rata hasil belajar peserta didik dapat memecahkan masalah
didik kelas XI IPS 2 yang melalui dunia nyata sehingga
menggunakan model kemampuan berpikir peserta didik
9
dapat dioptimalisasikan sehingga Learning. Berdasarkan uji-t dua
membentuk pengetahuan dan sampel pada dapat diketahui hasil
pengalaman baru. Hal tersebut analisis data dengan taraf
sesuai dengan penelitian Irawan signifikasi (α = 0,05) nilai thitung >
(2016) mengemukakan bahwa nilai ttabel (2,833 > 1,671), maka
rata-rata kelas ekperimen-1 (model sebagaimana dasar pengambilan
pembelajaran Problem Based keputusan dalam uji-t dua sampel
Learning) dan kelas ekperimen-2 dapat disimpulkan bahwa H0
(model pembelajaran Direct ditolak dan Ha diterima. Dengan
Intruction) dapat disimpulkan demikian dapat disimpulkan bahwa
bahwa model Problem Based ada perbedaan yang signifikan
Learning lebih baik dibandingkan antara rata-rata hasil belajar peserta
dengan model pembelajaran Direct didik dengan model Discovery
Intruction dalam meningkatkan Learning pada kelas XI IPS 1 dan
hasil belajar siswa. model Problem Based Learning
3) Perbedaan Hasil Belajar Geografi pada kelas XI IPS 2.
Discovery Learning dan Problem Hasil penelitian kelas
Based Learning di SMA Negeri 17 menggunakan model pembelajaran
Samarinda Discovery Learning mendapatkan
Penelitian ini bertujuan nilai dengan kategori baik dengan
untuk mengetahui adanya nilai rata-rata sebesar 85,8.
perbedaan hasil belajar peserta Peningkatan hasil belajar ini dilihat
didik model Problem Based dan dibuktikan pada saat
Learning dan Discovery Learning pembelajaran berlangsung hampir
kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 pada semua peserta didik mengikuti dan
mata pelajaran geografi di SMA memperhatikan dengan baik, hal ini
Negeri 17 Samarinda Tahun Ajaran disebabkan karena dalam
2019/2020. Sampel dalam pembelajaran menggunakan model
penelitian ini adalah sebanyak 64 Discovery Learning peserta didik
peserta didik dengan 32 peserta dituntut belajar secara aktif dalam
didik di kelas XI IPS 1 menyelidiki dan menemukan
menggunakan model Discovery sendiri pokok dari sebuah
Learning dan 32 peserta didik di permasalahan. Hal tersebut sesuai
kelas XI IPS 2 menggunakan model dengan penelitian Persada (2006)
pembelajaran Problem Based bahwa respon siswa terhadap model
10
pembelajaran penemuan (Discovery (2019), dimana peneliti
Learning) sangat baik. selain itu mengemukakan bahwa berdasarkan
juga diungkapkan oleh Efendi pengamatan selama penelitian
(2012) menyatakan rata-rata hasil berlangsung, pembelajaran
belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran
menggunakan metode pembelajaran menggunakan model pembelajaran
discovery learning lebih baik dari Problem Based Learning mampu
rata-rata hasil belajar matematika menarik perhatian siswa untuk
siswa yang menggunakan metode menyimak materi pelajaran yang
pembelajaran konvensional. disampaikan oleh guru, siswa
Model pembelajaran menjadi lebih aktif dalam bertanya
Problem Based Learning mendapat sehingga siswa maupun guru dapat
nilai rata-rata lebih rendah sebesar menikmati proses belajar mengajar.
84,1 dibandingkan dengan model Penggunaan model Discovery
pembelajaran Discovery Learning Learning kurang menarik perhatian
dikarenakan pada saat pembelajaran siswa, sehingga siswa mengalami
model pembelajaran Problem kesusahan saat bagaimana belajar,
Based Learning ada beberapa hal- bekerja secara berkelompok untuk
hal yang mempengaruhi proses mencari solusi dari permasalahan
pembelajaran berlangsung, dimana yang diberikan.
kelas XI IPS 2 yang menggunakan
model tersebut ketika jadwal PENUTUP
mengajar di kelas diselingi dengan Kesimpulan
waktu istirahat sehingga ketika Berdasarkan hasil penelitian yang
masuk di jadwal berikutnya dikemukakan pada bab sebelumnya,
sebagian peserta didik masih berada dalam kajian ini dikemukakan
diluar kelas dan terlambat masuk beberapa kesimpulan yang pada
sehingga sebagian peserta didik dasarnya merupakan jawaban terhadap
yang terlambat masuk dapat pertanyaan hipotesis yang dirumuskan
terganggu dengan hadirnya dalam penelitian ini yaitu:
sebagian peserta didik yang telat 1) Hasil belajar geografi peserta didik
masuk tersebut dan tidak dapat pada kelas XI IPS 1 SMA Negeri
menjadikan suasana kelas yang 17 Samarinda (Materi Posisi
kondusif. Hal tersebut tidak sesuai Strategis Indonesia Sebagai Poros
dengan penelitian Ramadhani Maritim Dunia) dengan
11
menggunakan model pembelajaran Fitri, Mariza dan Derlina. 2013.
Pengaruh Model
Discovery Learning mendapat
Pembelajaran Discovery
ketegori baik dengan nilai post test Learning Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi
sebesar 85,8.
Suhu dan Kalor. Jurnal Inpafi,
2) Hasil belajar geografi peserta didik Vol.3, No.2, Mei 2015
Hamalik, Oemar. 2004. Proses
pada kelas XI IPS 2 SMA Negeri
Belajar Mengajar. Jakarta:
17 Samarinda (Materi Posisi Bumi Aksara
Hanifah, U. dan Wasitohadi. 2017.
Strategis Indonesia Sebagai Poros
Perbedaan Efektivitas Antara
Maritim Dunia) dengan Penerapan Model
Pembelajaran Discovery
menggunakan model pembelajaran
Learning dan Inquiry Ditinjau
Problem Based Learning mendapat dari Hasil Belajar IPA Siswa.
Jurnal Mitra Pendidikan, 1(2),
ketegori baik dengan nilai post test
92-104
sebesar 84,1. Irawan, P., Susanna dan Tarmizi
Hamid. 2016. Perbedaan Hasil
3) Ada perbedaan yang signifikan
Belajar Melalui Model
pada hasil belajar geografi antara Problem Based Learning dan
Direct Instruction Siswa Kelas
peserta didik yang menggunakan
X MAN Suak Timah
model pembelajaran Discovery Kabupaten Aceh Barat. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Learning (XI IPS 1) dengan model
Pendidikan Fisika, Vol.2,
pembelajaran Problem Based No.1, Januari 2017, 114-121
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014.
Learning (XI IPS 2) dilihat dari
Implementasi Kurikulum 2013
nilai thitung > ttabel (2,833 > 1,671) Konsep dan Penerapan.
Surabaya: Kata Pena
dengan taraf signifikansi (α = 0,05).
Persada, Alif Rangga. 2016. Pengaruh
Model Pembelajaran
Penemuan (Discovery
DAFTAR PUSTAKA
Learning) Terhadap
Efendi, Akhmad. 2012. Efektivitas Kemampuan Koneksi
Penggunaan Metode Matematika Siswa (studi
Discovery Learning Terhadap eksperimen terhadap siswa
Hasil Belajar Matematika kelas VIII SMPN 2
Kelas X SMK Diponegoro Sindangagung Kabupaten
Yogyakarta Sleman. Skripsi. Kuningan pada pokok bahasan
Fakultas Sains dan Teknologi segiempat). EduMa, Vol.5,
UIN No.2, Desember 2016
Fauziah, R., Abdullah, A.G., dan Ramadhani, Richi Febri dan Efrizon.
Hakim, D.L. 2017. 2019. Komparasi Model
Pembelajaran Saintifik Pembelajaran Discovery
Elektronika Dasar Learning dan Problem Based
Berorientasi Pembelajaran Learning Terhadap Hasil
Berbasis Masalah. Innovation Belajar. Jurnal Kapita Selekta
of Vocational Technology Geografi, Vol.2, No.6, Juli
Education, 9(2) 2019, 76-77
12
Riduwan. 2014. Dasar-Dasar
Statistika. Bandung: Alfabeta
Sanjaya, W. 2007. Strategi
Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Suherman, Erman, dkk. 2001. Strategi
Pembelajaran Matematika
Kontemporer. Bandung: Jica

13
14

Anda mungkin juga menyukai