Anda di halaman 1dari 13

Nama : Ramadlan Rachmat Prayoga

NIM : 5201417077
Prodi : Pendidikan Teknik Mesin
Makul : Pengujian dan Karakterisasi Bahan

HARDNESS TEST

1. Definisi Kekerasan (Hardness)


Kekerasan adalah ketahanan bahan atau logam terhadap deformasi yaitu deformasi
tekan atau indentasi. Pada umumnya pengujian kekerasan bertujuan untuk mengukur
tahanan dari bahan atau logam terhadap deformasi plastis. Prinsip pengukurannya adalah
dengan memberi gaya tekan melalui sebuah indentor pada permukaan bahan atau logam.
Kemudian luas atau dimensi atau diameter dari jejak penekanan/indentasi diukur.
Biasanya indentor atau alat tekan yang digunakan pada uji kekerasan adalah
berbentuk bola, piramida atau konis, kerucut., Nilai kekerasannya dihitung dari jejak
indentasinya dengan menggunakan formula tertentu sesuai metoda ujinya.
Metode pengukuran kekerasan yang umum digunakan untuk mengetahui ketahanan
dari logam adalah metode Rockwell, Vickers, dan Brinell.

2. Metode – Metode Pengujian Kekerasan Bahan


a. Metode Brinnel (HB / BHN)
Pengujian kekerasan dengan metode Brinnel bertujuan untuk menentukan
kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja
(identor) yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut (spesimen).
Idealnya, pengujian Brinnel diperuntukan untuk material yang memiliki permukaan
yang kasar dengan uji kekuatan berkisar 500-3000 kgf. Identor (Bola baja) biasanya
telah dikeraskan dan diplating ataupun terbuat dari bahan Karbida Tungsten.
Prinsip dari pengujian kekerasan ini dengan menekan indentor selama 30 detik.
Kemudian diameter hasil Identansi  diukur dengan menggunakan mikroskop  optik.
Diameter harus dihitung dua kali pada sudut tegak lurus yang berbeda, kemudian
dirata-ratakan. Bertambah keras logam yang diuji bertambah tinggi nilai HB. Nilai
kekerasan (BHN) dapat dirumuskan sebagai berikut :
P = Beban yang diberikan (KP atau Kgf).
D = Diameter indentor yang digunakan.
d = Diameter bekas lekukan.

1) Kelemahan Metode Brinell


a) Tidak dapat digunakan pada benda yang tipis dan kecil.
b) Butuh ketelitian saat mengukur diameter lekukan hasil indentasi
2) Kelebihan Metode Brinell
a) Sangat dianjurkan untuk material-material atau bahan-bahan uji yang
bersifat heterogen

b. Rockwell (HR / RHN) ...


Pengujian kekerasan Rockwell merupakan salah satu pengujian kekerasan yang
mulai banyak digunakan hal ini dikarenakan pengujian kekerasan Rockwell yang :
sederhana, cepat, tidak memerlukan mikroskop untuk mengukur jejak, dan relatif
tidak merusak.
Pengujian kekerasan Rockwell dilaksanakan dengan cara menekan permukaan
spesimen (benda uji) dengan suatu indentor. Penekanan indentor ke dalam benda uji
dilakukan dengan menerapkan beban pendahuluan (beban minor), kemudian
ditambah dengan beban utama (beban mayor), lalu beban utama dilepaskan
sedangkan beban minor masih dipertahankan.
Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell ini diatur berdasarkan standar
DIN 50103. Adapun standar kekerasan metode pengujian Rockwell ditunjukkan
pada tabel sebagai berikut :

 
Dalam metode Rockwell ini terdapat dua macam indentor yang ukurannya
bervariasi, yaitu :
1) Kerucut intan dengan besar sudut 120º dan disebut sebagai Rockwell Cone.
2) Bola baja dengan berbagai ukuran dan disebut sebagai Rockwell Ball.
Untuk cara pemakaian skala ini, kita terlebih dahulu menentukan dan memilih
ketentuan angka kekerasan maksimum yang boleh digunakan oleh skala tertentu.
Jika pada skala tertentu tidak tercapai angka kekerasan yang akuran, maka kita dapat
menentukan skala lain yang dapat menunjukkan angka kekerasan yang jelas.
Berdasarkan rumus tertentu, skala ini memiliki standar atau acuan, dimana acuan
dalam menentukan dan memilih skala kekerasan dapat diketahui melalui tabel
sebagai berikut :
 
Dalam proses pengujian kekerasan metode Rockwell diberikan dua tahap pada
proses pembebanan. Tahap Beban Minor dan Beban Mayor. Beban minor besarnya
maksimal 10 kg sedangkan beban mayor bergantung pada skala kekerasan yang
digunakan.
1) Pengujian Kekerasan benda dengan metode Rockwell memiliki beberapa
kelebihan antara lain :
a) Dapat digunakan untuk bahan yang sangat keras.
b) Dapat dipakai untuk batu gerinda sampai plastik.
c) Cocok untuk semua material yang keras dan lunak.
2) Selain memiliki kelebihan Pengujian kekerasan benda dengan
metode Rockwell memiliki beberapa kekurangan antara lain :
a) Tingkat ketelitian rendah.
b) Tidak stabil apabila terkena goncangan.
c) Penekanan bebannya tidak praktis.

c. Vikers (HV / VHN) ...


Pengujian vickers adalah pengujian yang menggunakan penekan berupa
piramida intan dengan sudut diantara 2 bidang yang berhadapan adalah 136 o . sudut
ini dipilih karena nilai tersebut mendekati sebagian besar nilai perbandingan yang
diinginkan antara diameter lekukan dan diameter bola penumbuk pada uji kekerasan
Brinell.
Tujuan dari pengujian vickers adalah menentukan kekerasan suatu material
dalam yaitu daya tahan material terhadap indentor intan yang cukup kecil dan
mempunyai bentuk geometri berbentuk pyramid.

Keterangan :
VHN : Vickershardness
P        : Beban yang diberikan (kgf)
d        : Diameter rata-rata hasil indentasi

1) Kelebihan
a) Dalam pengujian mikro dapat juga untuk melihat mikrostruktur benda uji.
b) Tanpa kita ketahui sebelumnya nama benda tetapi sudah bias menebak dari
susunan mikro  strukturnya.
c) Dapat digunakan untuk lapisan tipis
d) Indenter tetap sama walaupun berbeda benda uji
e) Permukaan hasil penetrasi selalu memiliki sudut sama
2) Kekurangan
a) Memerlukan waktu yanglama untuk pengujian.
b) Nilai kekerasan bervariasi dikarenakan penetrasi yang kecil
c) Butuh ketelitian saat mengukur diameter lekukan hasil indentasi
d) Lama, sekali pengujian bisa menyita waktu hingga 5 menit, belum
termasuk      persiapan dan perhitungannya.
3. Prosedur Pengujian Kekerasan Bahan
a. Metode Brinnel
1) Bersihkan permukaan spesimen dari kerak, minyak dan kotoran lainnya dengan
cara digosok menggunakan kertas ampelas.

 
Gambar. Mesin Brinell manual

2) Atur besarnya beban uji dengan cara memasang lempengan-lempengan logam


yang berbentuk cakram atau tabung logam solid di bagian belakang mesin.

Gambar. Cakram beban

3) Tempatkan spesimen pada anvil atau meja uji mesin.


4) Putar roda tangan dari batang ulir pengangkat (elevating screw) untuk
menaikkan meja uji, sehingga spesimen mendekati indentor dan jarum kecil
pada piringan skala (dial gage) menunjuk pada tanda yang biasanya berwarna
hijau atau hitam, yang menandakan bahwa mesin akan menerapkan beban uji
yang tepat.
Gambar  Jarum kecil tepat pada tanda

5) Gerakkan tuas pembebanan sehingga beban uji mulai diterapkan di mana


indentor mulai melakukan penekanan pada spesimen.
6) Hitung lamanya waktu (dwell time) penerapan beban dengan menggunakan stop
watch.

Gambar Jejak bekas penekanan indentor

7) Setelah waktu penerapan beban terlampaui, bebaskan beban uji dengan


menggerakkan tuas pembebanan ke posisi semula.
8) Putarkan kembali roda tangan untuk menurunkan meja uji, sehingga spesimen
mudah diambil.
9) Ukur dua diameter jejak yang saling tegak lurus dengan memakai mikroskop
pengukur manual ataupun mikroskop digital.

Gambar Pengukuran diameter jejak dengan mikroskop


10) Tentukan besarnya nilai kekerasan spesimen dengan menggunakan tabel
konversi atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus seperti di atas.

b. Metode Rockwell
Berikut ini merupakan cara pengujian dan penggunaan dengan menggunakan
metode pengujian Rockwell, yaitu :
1) Cara untuk pengujian kekerasan Rockwell
Rockwell ini memiliki sebuah indentor, indentor itulah yang akan
memberikan pembebanan terhadap benda uji Setelah gaya tekan dikembalikan
ke gaya minor, maka yang akan dijadikan dasar perhitungan untuk nilai
kekerasan Rockwell bukanlah hasil pengukuran diameter atau diagonal bekas
lekukan, tetapi justru dalamnya bekas lekukan yang terjadi itu. inilah
perbedaanya metode rockwell dengan metode yang lainnya.pengujian rockwell
yang umumnya di pakai ada tiga jenis yaitu,HRA,HRB dan HRC.
2) Cara untuk penggunaan mesin uji kekerasan Rockwell
Sebelum mulai, penguji/praktikan harus memasang indentor terlebih dahulu
sesuai dengan jenis pengujian yang diperlukan, yaitu indentor bola baja atau
kerucut intan. Setelah indentor terpasang, penguji meletakkan benda yang akan
diuji kekerasannya di tempat mesin rockwell dan mensetting beban yang akan
digunakan untuk proses penekanan. Untuk mengetahui nilai kekerasannya,
penguji dapat melihat pada jarum yang terpasang pada alat ukur berupa dial
indicator pointer.

c. Vickers
Pada prinsipnya pengujian dengan sistem Vickers ini tidak jauh berbeda dengan
Pengujian kekerasan dengan sistem Brinell, salah satu yang bebeda didalam
pengujian kekerasan sistem Vickers ini ialah pemakaian Indentornya, dimana
Vickers menggunakan piramida intan dengan sudut puncak piramida adalah
1360,Bentuk indentor yang relative tajam dibanding dengan Brinell yang
menggunakan bola baja, Vickers mamberikan pembebanan yang sangat kecil yakni
dengan tingkatan beban 5; 10; 20; 30; 50 dan 120 kg, bahkan untuk pengujian
microstruktur hanya ditentukan 10 g, sehingga pengujian kekerasan Vickers cocok
digunakan pada bahan yang keras dan tipis, sedangkan untuk bahan yang lunak dan
tidak homogen seperti besi tuang (cast Iron) Vickers tidak sesuai untuk digunakan.
Konstruksi dan bagian-bagian dari mesin uji kekerasan Vicker dapat dilihat pada
gambar berikut.

4. Contoh Perhitungan
a. Metode Brinnel
Tabel hasil percobaan

Contoh perhitungan spesimen minyak tanah


b. Metode Rockwell
Pada pengujian kekerasan bahan dengan metode Rockwell, kedalaman
penetrasi permanen yang dihasilkan dari penerapan dan pelepasan beban utama
dipakai untuk menentukan angka kekerasan Rockwell, sebagai berikut,

HR = E - e
Di mana:
E = konstanta dengan nilai 100 untuk indentor intan dan 130 untuk
indentor bola.
e = kedalaman penetrasi permanen karena beban utama (F1) diukur
dengan satuan 0,002 mm. Jadi, e = h/0,002

Misalnya pada pengujian digunakan indentor intan dengan kedalaman penetrasi


(h) = 0,082 mm, maka angka kekerasan Rockwell adalah :

HR = 100 - (0,082 : 0,002) = 100 - 41 = 59 HR


Untuk kedalaman penetrasi yang sama jika digunakan indentor bola menjadi,

HR = 130 - (0,082 : 0,002) = 130 - 41 = 89 HR

c. Metode Vickers
Lihat tabel pada contoh perhitungan Brinell diatas

5. Metode Yang Dipilih


Apabila saya akan melakukan sebuah pengujian terhadap suatu material maka saya
akan memilih menggunakan metode Brinell, alasan saya memilih metode ini karena :
a. Bisa menguji hampir semua jenis logam
Uji kekerasan lainnya menggunakan beban berupa benda yang ditekan pada
pada permukaan logam, berarti logam yang lebih rapuh tidak dapat diuji
kekerasannya. Sedangkan uji kekerasan Brinell menggunakan beban berupa bola
indentor logam yang bervariasi sesuai dengan tingkat kekerasan material yang diuji,
sehingga logam yang mudah rapuh tetap bisa diuji menggunakan bola indentor yang
tipis.
b. Bisa menguji material yang memiliki permukaan luas
Uji kekerasan Brinell menggunakan bola uji sehingga dapat mengukur material
yang permukaannya luas, berbeda dengan jenis pengujian lainnya seperti Vickers
yang menggunakan indentor berupa kerucut sehingga bagian yang diukur sangat
kecil. Pengujian yang dilakukan pada objek yang luas dapat memberikan nilai
pengukuran kekerasan rata-rata dengan akurat.
c. Bebas menentukan besarnya gaya penekanan
Walaupun besar gaya penekanan yang diberikan pada logam berbeda-beda,
tetap tidak akan berpengaruh terhadap hasil pengukurannya karena bola indentor
yang digunakan mendistribusikan tekanan secara merata di sepanjang permukaan
material ujii, sedangkan indentor yang berbentuk kerucut tidak bisa.

Anda mungkin juga menyukai