Anda di halaman 1dari 9

Universitas Indonesia

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


SOSIALISASI DI RUANG SADEWA RSMM

OLEH:

BASO YULISTIR
NPM: 1606955183

PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN JIWA


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2018
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)
SOSIALISASI (SESI 1)

A. TOPIK
Sesi 1 TAK Sosialisasi

B. TUJUAN
Klien mampu memperkenalkan diri
1. Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi
Kriteria evaluasi:
1. 90% klien mengikuti TAK dari awal sampai akhir
2. 80% klien dapat berespon memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan, asal dan hobi

C. LANDASAN TEORI
Isolasi sosial adalah suatu keadaan di mana individu atau kelompok mengalami atau
merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain
tetapi tidak mampu membuat kontak (Keliat, Wiyono, & Susanti, 2013).

Faktor pencetus dari isolasi sosial menurut Stuart (2013) adalah karena berhubungan
dengan ketakutan penolakan sekunder akibat dari obesitas, kanker, kecacatan fisik, kecacatan
emosional, inkontinen (rasa malu, bau), penyakit menular, dan penyakit psikiatrik
(skizofrenia, gangguan afektif bipolar, dan gangguan kepribadian).

Faktor predisposisi yang dapat menyebabkan seseorang menjadi isolasi sosial


meliputi faktor perkembangan, faktor biologi, dan faktor sosialkultural. Tiap gangguan dalam
pencapaian tugas perkembangan akan mencetuskan seseorang sehingga mempunyai masalah
respon sosial maladaptif (Stuart, 2013)

Faktor biologi atau faktor genetik dapat menunjang terhadap respons sosial
maladaptif. Ada bukti terdahulu tentang terlibatnya neurotransmitter dalam perkembagan
gangguan ini, namun masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
Faktor sosiokultural berpengaruh terhadap isolasi sosial. Isolasi sosial merupakan
faktor dalam gangguan berhubungan. Ini akibat dari norma yang tidak mendukung
pendekatan terhadap orag lain; atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak
produktif, seperti lansia, orang cacat, dan berpenyakit kronik. Isolasi sosial dapat terjadi
karena mengadopsi norma, perilaku, dan sistem nilai yang berbeda dari kelompok budaya
mayoritas. Harapan yang tidak realistik terhadap hubungan merupakan faktor lain yang
berkaitan dengan gangguan ini. Stresor pencetus pada umumnya mencakup kejadian
kehidupan yang penuh stres seperti kehilangan, yang mempengaruhi kemampuan individu
untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan ansietas (Stuart, 2013)

Tanda dan gejala dari seseorang yang mengalami isolasi sosial adalah kontak mata
kurang, selalu menyendiri, nampak murung, dan jarang berbicara dengan orang lain. Akibat
dari penyakit isolasi sosial ini, individu dapat mengalami gangguan sensori persepsi seperti
halusinasi dengar. Halusinasi merupakan respons maladaptif individu yang sedang
mengalami gangguan persepsi seperti pada pasen skizofrenia. Gangguan sensori persepsi
merupakan keadaan di mana individu/ kelompok mengalami atau berisiko mengalami suatu
perubahan dalam jumlah, pola, atau interpretasi stimulus yang datang (Stuart, 2013).

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama
(Keliat, 2004). Tujuan teraupetik terapi aktivitas kelompok (TAK) adalah melakukan
sosialisasi, meningkatkan kemapuan uji realitas, mendorong kemajuan fungsi kognitif dan
efektif serta belajar cara penyelesaian masalah. TAK sosialisasi adlah upaya menfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial, yang pada sesi 3 ini
pasien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok. Aktivitas digunakan sebagai
terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan (Keliat, Wiyono, & Susanti, 2013)..

D. KLIEN
1. Karakteristik/kriteria
- Klien dapat diajak bekerjasama
- Klien dengan isolasi social
2. Proses seleksi
- Pengkajian oleh mahasiswa
- Penyeleksian masalah berdasarkan masalah keperawatan
- Klien tidak disorientasi
- Klien tidak inkoheren
- Sehat fisik, cukup kooperatif dan dapat memahami pesan yang diberikan
- Mengklarifikasi klien dan bekerja sama dengan perawat ruangan
- Mengadakan kontrak dengan klien
3. Jumlah klien: ± 10 orang

E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
- Hari/tanggal : Senin 26 November 2018
- Waktu : 08.30 s.d 09.30 WIB (30 menit)
- Tempat : Ruang Sadewa
2. Tim terapis
- Setting: peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
- Ruangan nyaman dan tenang

F
K
K K
F
L

K
O CL

K
F F
K K K

Keterangan:
K : Klien L: Leader CL: Co Leader
O : Observer F: Fasilitator
- Tim terapis dan uraian tugas
 Leader: Baso Yulistir
Uraian tugas:
a. Menjelaskan tujuan pelaksanaan TAK
b. Menjelaskan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai
c. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok
d. Mampu memimpin TAK dengan baik

 Co Leader: Vina
Uraian tugas:
a. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien
b. Mengigatkan leader jika kegiatan menyimpang
c. Mengingatkan leader tentang waktu
d. Mencatat hasil kegiatan di whiteboard
 Fasilitator: Sekar, Mega, Fanya, Nadya, Tara, Tifad, Maria
Uraian Tugas:
a. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
b. Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan berlangsung
c. Mempertahankan kehadiran peserta
 Observer: Arin
Uraian tugas:
a. Mengobservasi jalannya/proses kegiatan
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan
berlangsung

3. Metode dan Media


a. Metode yang digunakan, antara lain:
- Dinamika kelompok
- Diskusi dan tanya jawab
b. Media
- Pulpen dan Kertas
F. PROSES PELAKSANAAN
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai indikasi, yaitu klien dengan Isolasi Sosial
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
3. menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi/validasi
1.Menanyakan perasaan klien saat ini
2.Menanyakan apakah telah mencoba berkenalan dengan orang lain.
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu memperkenalkan
diri.
2. Menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada
terapis
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap kerja
a. Hidupkan music dan edarkan bola pingpong berlawanan dengan arah jarum jam.
b. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat giliran
untuk memperkenalkan diri dengan menyebutkan salam, nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi. Dimulai oleh terapis sebagai contoh.
c. Ulangi a dan b sampai dengan semua anggota mendapat giliran.
d. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan member tepuk
tangan.
4. Terminasi
a. Evaluasi
- Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Memberi pujian atas keberhasilan kelompok dan reinforcement positif terhadap
klien yang positif.
b. Rencana tindak lanjut
- Menganjurkan tiap klien memperkenalkan diri dengan orang lain pada kehidupan
sehari-hari.
- Memasukan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan harian anggota
kelompok.
c. Kontrak
- Menyepakati kegiatan : menyampaikan dan membicarakan topic tertentu.
- Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Pembimbing Mahasiswa

(……………………………) (Baso Yulistir)


G. FORMAT EVALUASI
FORMAT EVALUASI
SESI 1 TAK SOSIALISASI

1. KEMAMPUAN VERBAL
ASPEK YANG DINILAI
NO NAMA KLIEN Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan
nama lengkap nama lengkap Asal hobi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

2. KEMAMPUAN NON VERBAL


MENGGUNAKAN MENGIKUTI KEGIATAN
KONTAK DUDUK
NO NAMA KLIEN MATA TEGAK
BAHASA TUBUH DARI AWAL HINGGA JUMLAH
YANG SESUAI AKHIR

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan semua aspek diberi tanda chek list (√) jika klien mampu dan
tanda (x) jika klien tidak mampu.
3. Jumlah kemampuan yagn ditemukan

a. Kemampuan verbal jika mampu diberi tanda 5, disebut belum mampu jika mendapat nilai 6.

b. Kemampuan non verbal disebut mampu bila mendapat nilai ¾, disebut belum mampu bila mendapat 2.

Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan proses keperawatan tiap
klien. Misalnya, jika nilai klien 7 untuk verbal dan 3 untuk non verbal, catatan keperawatan
adalah klien mengikuti TAKS sesi 1, klien mampu memperkenalkan diri secara verbal dan non
verbal, buat jadwal kegiatan.

Referensi:

Keliat, B.A.,& Akemat, P.(2013). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok, edisi 2.
Jakarta : EGC.
Keliat, B.A., Akemat, P., Susanti, H. (2013). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa CMHN
(Intermediate Course. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai