Alat Syuting
Alat Syuting
1. Kamera
Kamera menjadi alat utama dalam pembuatan film dokumenter. Saat ini, sebagian
besar kamera foto bisa menghasilkan gambar beresolusi tinggi dan memiliki kemampuan
merekam video berkualitas HD. Itulah sebabnya banyak yang memanfaatkan kamera DSLR
untuk untuk mengurangi bujet produksi sebuah film. Namun ketika akan membuat film atau
video documenter dengan menggunakan kamera DSLR pastikan kamera tersebut telah
memiliki fitur Image Stabilization.
Adanya fitur Image Stabilizer akan mengurangi gambar yang bergoyang atau blur.
Beberapa produsen kamera memiliki istilah masing-masing untuk penyebutan fitur ini. Canon
dan Sony menggunakan istilah Image Stabilization (IS) sementara Nikon menggunakan
istilah Vibration Reduction).
2. Tripod
Seringkali para videografer pemula tidak membawa peranti tripod saat merekam
gambar. Hasilnya pasti bisa ditebak, kualitas gambar akan bergoyang. Jadi yang Anda
perlukan saat merekam video documenter adalah tripod yang memiliki video head sekaligus
sehingga memudahkan saat akan merekam gambar dengan cepat dan stabil. Anda pilih tripod
khusus untuk video, bukan yang untuk fotografi.
Pertimbangkan kekuatan tipod untuk menyangga kamera DSLR Anda. Ketika kamera
ditambahi dengan aksesori maka bobotnya akan bertambah pula. Pilihlah tripod yang
memiliki berat lebih besar daripada kamera sehingga akan kokoh dan tidak mudah goyang
(steady).
Apabila Anda menggunakan smartphone, maka tepat untuk memilih GorillaPod plus
peranti aksesori Glidecam atau Steadicam. Ukuran ponsel yang kecil dan segenggam tangan
dan bobotnya yang ringan akan memunculkan masalah saat merekam video. Tak peduli
seberapa stabil Anda memegangnya, tetap saja akan muncul goyangan saat merekam. Nah
Anda memerlukan Steadicam untuk menstabilkannya. Brand yang menjadi rekomendasi
adalah Manfrotto MVH502A Fluid Head and 546B Tripod System.
3. Slider Dolly
Cara simpel untuk mendapatkan gerakan layaknya kamera sinematik adalah dengan peranti
bernama slider dolly. Slider ini akan membantu memperoleh gambar yang seolah-olah
diambil dari sudut pandang lain. Rekomendasi produk yang bisa Anda pilih adalah Konova
K5.
4. Rig
Pada dasarnya DSLR adalah kamera foto sehingga faktor ergonomisnya hanya
dirancang untuk kebutuhan memotret. Apabila akan mentransformasi DSLR menjadi kamera
video maka perlu tambahan aksesori berupa rig. Namun sayangnya harga rig cenderung lebih
mahal daripada harga bodi kamera sendiri.
Apabila Anda ingin merekam video dengan DSLR tanpa membawa tripod atau tidak
memungkinkan untuk menggunakan tripod, maka pilih shoulder rig atau monopod. Anda
juga bisa menambahkan tilt head pada monopod agar kamera bisa bergerak naik-turun.
Produk-produk seperti Manfrotto 334B Automatic Monopod dan Cowboy Studio
Shoulder Support layak menjadi pelengkap untuk mendapatkan kualitas gambar yang prima.
5. Lensa
Salah satu alasan utama bagi sebagian besar orang yang memilih kamera DSLR
atau digital single-lens reflex adalah untuk membuat film adalah keleluasaan untuk bergonta-
ganti lensa. Sebagai pembanding, kamera video seharga di bawah US$ 5.000 atau Rp 66 juta,
hanya memiliki satu lensa fix yang digunakan untuk merekam berbagai situasi. Nah, dengan
berbekal DSLR maka Anda memiliki pilihan untuk menggunakan lensa sesuai dengan situasi
atau angle yang akan direkam.
Ketika Anda membuat film narasi, maka yang diperlukan adalah lensa memiliki
panjang rana (focal length) yang fix atau lensa-lensa “unggulan”. Beda kasus ketika merekam
film documenter, maka perlu lensa yang memiliki kemampuan zoom. Jika berbicara
mengenai aperture, maka sebaiknya Anda gunakan lensa-lensa unggulan (prime lenses).
Anda akan dipaksa untuk berpikir mengenai penempatan kamera yang tepat dan tak hanya
mengandalkan zoom in-out saja.
Sebaiknya ketika akan membeli lensa, pilih yang keluaran pabrikan atau sama
mereknya dengan kamera Anda. Misalnya Anda menggunakan kamera Nikon, maka pilih
lensa Nikkor.
Rekomendasi lensa yang dapat dipilih adalah 28 milimeter f/1.8, 50 milimeter f/1.4 dan 85
milimeter f/1.8. Anda tinggal menyesuaikan dengan kamera yang digunakan.
6. Filter
Ketika merekam video maka akan muncul keterbatasan dalam hal kecepatan rana
(shutter speed) yaiu menggandakan frame rate. Sebagai contoh saat Anda merekam video
24p dan ingin kecepatan rananya 1/48 detik (dimana kecepatan rana DSLR 1/50 detik) maka
tidak bisa mengontrol exposure sesuai harapan.
Selain perekam suara, Anda juga memerlukan mikrofon (microphone). Ada tiga
pilihan microphone untuk pengambilan suara sesuai kebutuhan, yaitu shotgun mic, boom mic,
dan clip-on. Untuk jenis video dokumenter maka akan lebih sering
menggunakan mic jenis clip-on, sementara untuk film pendek biasa menggunakan boom
mic. Sedangkan shotgun mickebanyakan digunakan untuk video reportase.
Zoom H4n yang dipasangkan dengan microphone yang tepat akan menghasilkan suara jernih.
Rekomendasi yang bisa Anda coba, antara lain Rode Videomic Shotgun Microphone, Rode
VideoMic Pro Compact VMP Shotgun Microphone, Sennheiser MKE 600 Camcorder
Shotgun Microphone.
9. Laptop
Untuk mengedit hasil rekaman video, maka Anda mermelukan komputer yang
mumpuni. Anda bisa menggunakan computer desktop atau laptop. Pastikan komputer Anda
memiliki spesifikasi prosesor minimal Intel Core i5 dan kapasitas memori (RAM) di atas 8
GB, serta kualitas VGA super yang mampu melakukan proses rendering lancar.
Nah, apabila Anda merekam video dengan iPhone, maka bisa memanfaatkan aplikasi
MoviePro dan Filmic Pro.