Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL KEGIATAN

PAGELARAN MUSIK GEREJA BERNUANSA ETNIS KE-IV DAN


SEMINAR MUSIK VOKAL GEREJAWI TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN
Pembangunan di bidang agama merupakan upaya memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu
hak memeluk agama dan beribadat menurut keyakinan masing-masing sebagaimana diatur di dalam
UUD 1945, Bab XI Pasal 29 (1) dan (2), yang menegaskan bahwa ”Negara berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa” dan ”Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.”
Pembangunan di bidang agama merupakan upaya mewujudkan agenda meningkatkan
kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas pelayanan dan pemahaman agama serta
kehidupan beragama. Selain itu, pembangunan agama juga mencakup dimensi peningkatan
kerukunan hidup umat beragama, yang mendukung peningkatan saling percaya dan harmonisasi
antar kelompok masyarakat. Dimensi kerukunan ini sangat penting dalam rangka membangun
masyarakat yang memiliki kesadaran mengenai realitas multikulturalisme dan memahami makna
kemajemukan sosial, sehingga tercipta suasana kehidupan masyarakat yang penuh toleransi,
tenggang rasa, dan harmonis.Melalui pembinaan kerukunan hidup umat beragama, agenda
menciptakan Indonesia yang aman dan damai dapat diwujudkan.
Kehidupan beragama di sebagian kelompok masyarakat tampak eksklusif baik dalam
hubungan intern umat beragama maupun dalam hubungan antar umat beragama. Hal ini perlu
menjadi perhatian semua pihak termasuk lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan
keagamaan. Lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan perlu memerankan
fungsinya sebagai agen perubahan sosial.
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan yang mengedepankan pesan-pesan etis, religius,
moral, dan spiritual serta nilia-nilai perdamaian dan kesetaraan kita tidak bisa berbuat lain, kecuali
lakukan apa yang oleh Kobong (1997) dinamakan transformasi adat dan agama. Yang dimaksudkan
dengan transformasi adat dan agama adalah usaha mengangkat adat dan agama ke tingkat adat dan
agama (pola hidup) yang memiliki kualitas yang dicita-citakan bersama dan sesuai dengan
kehendak Allah yakni melayani tuntutan-tuntutan etis, religius, moral, dan spiritual serta nilia-nilai
perdamaian dan kesetaraan universal.

1
Transformasi adat dan agama bisa kita lakukan dengan cara membuka wawasan pandang adat
dan agama kita untuk menerima nilai-nilai baru dan yang sejajar dari adat, juga dari injil sehingga
adat dan agama kita makin diperkaya. Ini hanya mungkin kalau adanya kontak atau dialog yang
berkelanjutan antar agama dan budaya.
Umat Kristen yang beraneka ragam etnis dengan latar belakang sosial dan budaya masing-
masing mengekspresikan nilai-nilai sosial budaya yang dimiliki dalam Liturgi dan ibadah lainnya ,
misalnya bahasa, kesenian, khususnya nilai-nilai musik dari masing-masing etnis digunakan dalam
ibadah-ibadah, hal ini menegaskan keberadaan musik Gereja sebagai bagian integral dalam
kehidupan jemaat.
Seluruh umat Kristen dan Gereja menyadari pentingnya peningkatan kualitas musik gereja,
akan tetapi disebabkan keterbatasan tenaga profesional untuk menangani musik gereja sehingga
keinginan-keingan untuk meningkatkan kualitas musik gereja menjadi terkendala, selain hal itu
keterbatasan dana dan ketidaktersediaan pakar dan praktisi musik gereja juga turut menjadi kendala.
Hampir di setiap jemaat gereja sangat terbatas tenaga profesional untuk menangani musik gereja
secara keseluruhan maupun partial. Kalaupun ada tenaga sukarela yang menangani musik gereja
kebanyakan diantaranya belajar secara otodidak, atau umumnya karena hobbi. Sangat terbatas
karena keterampilan dan atau karena tidak ada rasa keterpanggilan jemaat.
Kondisi nyata yang diuraikan di atas mendorong Pusat Pengkajian dan Pengembangan Musik
Gereja (PPPMG) sebagai organisasi yang melayani masyarakat khususnya umat Kristen dan Gereja
berpartisipasi aktif untuk menumbuhkembangkan kesadaran bermusik yang baik, bertanggungjawab
dalam penyelenggaraan ibadah dan kehidupan sehari-hari melalui usaha-usaha dan kegiatan
menyebarluaskan teknik kemampuan musik gereja yang baik di masyarakat dengan berpedoman
kepada konsep musik gereja dan liturgi.
Kiprah PPPMG untuk memajukan musik gereja sebagaimana diuraikan tersebut di atas
dimulai dengan penyelenggaraan Seminar Internasional “Varieties of Church Music” yang
dilaksanakan bersamaan dengan pengenalan organisasi PPPMG kepada masyarakat luas pada
tanggal 30 November 2009 dengan menghadirkan pembicara dari Malaysia, Amerika Serikat Dan
Indonesia dan telah melaksanakan Pagelaran Musik Gerejawi Bernuansa Etnis selama 3 kali
berturut-turut mulai tahun 2010 s/d 2013 yang menampilkan keberagaman musik gerejawi
bernuansa etnis sebagai gambaran setiap suku bangsa memuji memuliakan nama Tuhan
(bnd.Mazmur 150). Hal ini menjadi pendorong PPPMG untuk berusaha mewujudkan harapan-
harapan tersebut menjadi kenyataan melalui penyelenggaraan kegiatan yang diagendakan untuk

2
tahun 2013 yaitu : Pagelaran Musik Gereja Bernuansa Etnis Ke-IV dan Seminar Musik Vokal
Gerejawi Tahun 2013. Direncanakan Seminar Musik Vokal Gerejawi tanggal 07 September 2013
dan Pagelaran Musik Gereja Bernuansa Etnis Ke-IV tanggal 14 September 2013.

II. DASAR HUKUM


Dasar hukum pelaksanaan kegiatan Pagelaran Musik Gereja Bernuansa Etnis dan Peluncuran
Buku oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan Musik Gereja (PPPMG) adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Pasal 28 ayat 1;
2. Akta Notaris Emmi Banjarnahor, SH Nomor 05 Tanggal 04 Maret 2009;
3. Keputusan Pendiri PPPMG Nomor : 001/S.Kep/Pend-PPPMG/IX/2009 tanggal 10 September
2009 tentang Pembentukan Pengurus Harian PPPMG;
4. Keputusan Badan Pengurus Harian Pusat Pengkajian dan Pengembangan Musik Gereja
(PPPMG) Nomor : 002/S.Kep/BPH-PPPMG/VII/2013 tanggal 09 Juli dan revisi Surat
Keputusan Nomor : 008/S.Kep/BPH-PPPMG/VII/2013 tanggal 23 Juli 2013 tentang
Pembentukan Panitia Pagelaran Musik Gereja Bernuansa Etnis Ke-IV dan Seminar Musik
Vokal Gerejawi Tahun 2013.

III. TUJUAN
1. Mengapresiasi nilai-nilai sosial budaya setiap etnis yang menjadi bagian dari usaha
meningkatkan kesadaran bermusik yang baik, bagus dan bertanggungjawab dalam
penyelenggaraan ibadah dan kehidupan sehari-hari;
2. Merubah pola berpikir (Mind Set) umat Kristen bahwa nilai-nilai budaya setiap suku bangsa
adalah sama dalam penerapannya untuk memuji Tuhan;
3. Melestarikan kearifan-kearifan lokal (Local Wisdom) sekaligus mengajak masyarakat dan
Gereja sebagai pengguna musik untuk menyadari bahwa realitas kehidupan musik di Gereja
sudah perlu dioptimalkan kuantitas dan kualitas penyajiannya;
4. Mengajak seluruh tenaga profesional Musik Gereja untuk secara sadar membangun karakter
ibadah dengan pelaksanaan pelayanan Musik Gereja yang bermutu;
5. Mensosialisasikan kajian-kajian aktual tentang musik gereja agar seluruh pemerhati dan
pengguna terinspirasi dan termotivasi dalam penyelenggaraan dan pengembangan musik di
Gereja.

3
IV. BENTUK KEGIATAN
1. Seminar Musik Vokal Gerejawi;
Seminar Musik Vokal Gerejawi akan menghadirkan pembicara yang sudah
berpengalaman dan ahli dibidang musik vokal gerejawi dari Amerika Serikat dan
Indonesia. Pelaksanaan kegiatan ini direncanakan pada Sabtu, 07 September 2013 di
Gedung Aula Kampus I STAKPN Tarutung;

2. Pagelaran Musik Gereja Bernuansa Etnis Ke-IV :


Pagelaran Musik Gereja Bernuansa Etnis Ke-IV akan menampilkan umat Kristen yang
ada di Indonesia seperti Etnis Batak Toba, Simalungun, Pakpak Dairi, Karo, Angkola,
Nias, Jawa, India, Papua serta suku lainnya yang berminat untuk ikut serta. Pelaksanaan
kegiatan ini direncanakan pada hari Sabtu,14 September 2013 di Gedung Serbaguna
Tarutung;

V. SUMBER DAYA MANUSIA


1. Panitia (terlampir);
2. Pimpinan-pimpinan Gereja dan Pakar Musik Gereja pada Pagelaran Musik Gereja
Bernuansa Etnis Ke-IV;
3. Pembicara pada Seminar Musik Vokal Gerejawi Tahun 2013.

VI. WAKTU DAN TEMPAT


Waktu dan tempat pelaksanaan kedua kegiatan ini adalah pada hari Sabtu,07 Sepember 2013
dan Sabtu, 14 September 2013.

VII. ANGGARAN BIAYA (terlampir)

4
VIII. PENUTUP
Demikianlah proposal kegiatan ini kami ajukan dengan harapan adanya dukungan dan
bantuan dari instansi pemerintah dan swasta serta donator perorangan agar kegiatan ini
terlaksana dengan baik. Atas perhatian dan dukungan serta bantuan dari semua pihak, kami
haturkan terima kasih.

Tarutung, 02 Agustus 2013

Ketua Umum, Sekretaris Umum, Bendahara,

AKBP Verdy Kalele, S.H, Sik, M.H Dr.Hulman Sihombing, M.Th Frisman Tumanggor,S.Pd.K

Diketahui,
Ketua Pusat Pengkajian Dan Pengembangan Musik Gereja (PPPMG)

Amudi Lumbantobingm S.Sn, M.Hum

Anda mungkin juga menyukai