Anda di halaman 1dari 12

Tugas MSN

Penyakit Jantung Koroner

Disusun oleh :
Kelompok I
Josephina Kadoang ( 080610 )
Christy Thomas ( 08061058 )
Poland Takahepis ( 080610 )
Hanna Sulu ( 080610 )
Adisti Indah ( 080610 )

Fakultas Keperawatan
Universitas Katolik De La Salle Manado
2011
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan pertolongannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan medical bedah II dan juga sebagai bahan pembelajaran mandiri.
Kami berharap agar makalah ini dapat berguna untuk kami maupun bagi
pembaca.
Makalah ini pun masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran sangat kami harapkan untuk perbaikan di waktu yang akan datang.

Manado, 1 Februari 2011


Penulis
Kelompok I
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pembahasan
1.1 Pengertian
1.2 Etiologi
1.3 Patofisiologi
1.4 Tanda dan Gejala
1.5 Komplikasi
1.6 Pemeriksaan Laboratorium / diagnostic
1.7 Pengobatan
1.8 Pembedahan
1.9 Diagnosa Keperawatan dan Rencana Tindakan
1.10 Fakta-fakta tentang penyakit jantung koroner
Bab II Penutup
2.1 Kesimpulan
2.2 Saran
Daftar Pustaka
Bab I
Pembahasan

1.1 Pengertian

Penyakit Jantung Koroner adalah keadaan dimana terjadi


ketidakseimbangan antara kebutuhan otot jantung atas oksigen dengan
penyediaan yang diberikan oleh pembuluh darah koroner.

Ketidakmampuan pembuluh darah koroner untuk menyediakan kebutuhan


oksigen biasanya diakibatkan oleh penyumbatan athroma pada dinding bagian
dalam pembuluh darah koroner.

Bila pembuluh darah koroner tersumbat mendadak dan tidak dapat segera
diganti fungsinya oleh pembuluh darah koroner yang lain maka otot jantung yang
seharusnya dilayani akan mati.

Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit pembunuh yang


paling ditakuti diseluruh dunia. Biasanya penyakit ini dialami oleh orang usia
produktif dan menyerang secara mendadak hingga menimbulkan kematian.

1.2 Etiologi

Penyakit jantung koroner disebabkan oleh adanya penyempitan dan


penyumbatan di pembuluh arteri koroner. Hal ini disebabkan oleh penumpukan
zat-zat lemak di dinding pembuluh nadi bagian paling bawah (endothelium).

Setelah lemak menumpuk, aliran darah akan tersumbat dan tak mampu
menuju jantung sehingga mengganggu kerja jantung dalam memompa darah.
Efek yang paling dirasakan adalah hilangnya pasokan oksigen dan nutrisi menuju
jantung karena aliran darah ke jantung berkurang.

Pria dan wanita dapat terkena penyakit jantung koroner. Penyakit ini dapat
diturunkan secara turun-temurun (keturunan). Mungkin juga merupakan
perkembangan seperti pada usia lanjut dan pembentukan paque dalam arteri
yang berlangsung lama.

Hal-hal yang memicu penyakit jantung koroner :

1. Merokok dalam jumlah yang banyak dan selama bertahun-tahun


2. Konsumsi makanan yang berlemak atau berkolesterol tinggi
3. Hipertensi yang telah diderita
4. Diabetes mellitus juga memancing timbulnya penyakit jantung koroner
5. Obesitas
6. Kurang beraktivitas dan berolahraga
7. Minum minuman beralkohol
8. Penyalahgunaan obat (narkoba)

1.3 Patofisiologi

Ateroma pada arteri koronaria akan menyebabkan stenosis, yang dapat


mengganggu aliran koroner dan menyebabkan iskemia miokard. Penelitian
menunjukkan bahwa stenosis sebesar 60% atau lebih menyebabkan iskemia
miokard, yang oleh penderita dinyatakan sebagai nyeri yang khas disebut angina
pectoris.

Nyeri angina yang khas adalah nyeri retrosternal seperti ditekan, yang
sering menjalar kea rah lengan kiri dan leher kiri hingga ke rahang dan telinga kiri.
Secara klinis, iskemik miokard dapat manifest dalam bentuk :

1. Asimtomatik
2. Angina pectoris, yang dapat berbentuk
a. Angina stabil
b. Angina tak stabil
c. Angina varian (Prinzmetal)
d. Iskemia miokard tenang
3. Gagal jantung sistolik maupun diastolic, terutama timbul pada penderita
yang telah mengalami infark miokard
4. Aritmia, yang dapat berbentuk bermacam-macam termasuk kematian
mendadak
5. Infark miokard akut

Penyakit jantung koroner dan micardial iskemik dari miokardium yang


disebabkan oleh penyempitan arteri koronaria secara permanen atau tidak
permanen. Oksigen diperlukan oleh sel-sel miokardial, untuk metabolism aerob
dimana adenosine triphospate dibebaskan untuk energi jantung pada saat
istirahat membutuhkan 70% oksigen. Banyaknya oksigen yang diperlukan untuk
kerja jantung disebut Myocardial Oxygen Cunsumption (MVO2), yang dinyatakan
oleh percepatan jantung, kontraksi myocardial dan tekanan pada dinding jantung.

Jantung yang normal dapat dengan mudah menyesuaikan terhadap


peningkatan tuntutan tekanan oksigen dengan menambah percepatan dan
kontraksi untuk menekan volume darah ke sekat-sekat jantung. Pada jantung
yang mengalami obstruksi aliran darah myocardial, suplai darah tidak dapat
mencukupi terhadap tuntutan yang terjadi. Keadaan adanya obstruksi letal
maupun sebagian dapat menyebabkan anoksia dan suatu kondisi menyerupai
glikolisis aerobic berupaya memenuhi kebutuhan oksigen.

Penimbunan asam laktat merupakan akibat dari glikolisis aerobic yang


dapat sebagai predisposisi terjadinya disritmia dan kegagalan jantung.
Hipokromia dan asidosis laktat mengganggu fungsi ventrikel. Kekuatan kontraksi
menurun, gerakan dinding segmen iskemik menjadi hipokinetik. Kegagalan
ventrikel kiri menyebabkan penurunan stroke volume, pengurangan cardiac
output, peningkatan ventrikel kiri pada saat tekanan akhir diastole dan tekanan
desakan pada arteri pulmonalis serta tanda-tanda kegagalan jantung.

Kelanjutan dari iskemia tergantung pada obstruksi pada arteri koronaria


(permanen atau sementara), lokasi serta ukurannya. Tiga manifestasi dari iskemi
myocardial adalah angina pectoris, penyempitan arteri koronarius sementara,
preinfarksi angina, dan myocardial infark atau obstruksi permanen pada arteri
koronaria.

1.4 Tanda dan Gejala

 Dada terasa sakit dan menekan


 Pusing kepala yang berkepanjangan
 Merasa sekujur tubuhnya terbakar tanpa sebab yang jelas
 Terjadi keluhan disekitar tulang dada dan leher
 Kebanyakan orang yang menderita penyakit jantung koroner tidak
mengalami beberapa gejala diatas. Tiba-tiba saja jantung si penderita
bermasalah dan dalam kondisi yang kronis.

1.5 Komplikasi

1. Gagal Jantung Kongestif, merupakan kongestif sirkulatif akibat disfungsi


miokardium. Infark miokardium menggangu fungsi miokardium karena
menyebabkan pengurangan kontraktilitas, gerakan dinding yang abnormal,
dan menambah daya kembang ruang jantung. Dengan berkurangnya
kemampuan ventrikel kiri untuk mengosongkan ruang, volume kuncup
berkurang, sehingga tekanan ventrikel kiri meningkat. Akibatnya tekanan
vena pulmonalis meningkat dan dapat menyebabkan transudasi, hingga
udem paru sampai terjadi gagal jantung kiri. Gagal jantung kiri dapat
berkembang menjadi gagal jantung kanan.

2. Syok Kardiogenik, diakibatkan karena disfungsi nyata ventrikel kiri


sesudah mengalami infark yang massif. Timbul lingkaran setan
hemodinamik progresif hebat yang irreversible, yaitu penurunan perfusi
perifer, penurunan perfusi koroner, peningkatan kongesti paru.

3. Disfungsi otot papilaris, disfungsi iskemik atau rupture nekrosis otot


papilaris akan mengganggu fungsi katub mitralis, memungkinkan eversi
daun katub kedalam atrium selama sistolik.

4. defek septum ventrikel nekrosis, septum interventrikularis dapat


menyebabkan rupture dinding septum sehingga terjadi defek septum
ventrikel. Akibatnya curah jantung sangat berkurang disertai peningkatan
kerja ventrikel kanan dan kongesti.

5. Rupture Jantung, rupture dinding ventrikel jantung yang bebas dapat


terjadi pada awal perjalanan infark selama fase pembuangan jaringan
nekrotik sebelum pembentukan parut.
1.6 Pemeriksaan Laboratorium / Diagnostik

1. ECG menunjukkan: adanya S-T elevasi yang merupakan tanda dari iskemi,
gelombang T inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri, dan
gelombang Q yang mencerminkan adanya nekrosis.

2.Elektrolit : ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan


konduksi jantung dan kontraktillitas jantung seperti hipo atau hiperkalemia.

3.Whole blood cell : leukosit mungkin timbul pada keesokan hari setelah
serangan jantung.

4.Analisa gas darah : menunjukkan terjadinya hipoksia atau proses penyakit


paru yang kronis atau akut.

5.Kolesterol atau trigliserid: mungkin mengalami peningkatan yang


mengakibatkan terjadinya arterosklerosis.

6.Chest X-ray : mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau


aneurisma ventrikel.

1.7 Pengobatan

a. Medis :

 Pemberian obat nitrogliserin atau isosorbid dinitrat (ISDN). Cara


pemberian obat ini adalah dengan meletakkannya di bawah lidah.
Kadang-kadang juga dilakukan injeksi streptokinase untuk
menghancurkan sumbatan.

b. Tradisional :

 Daun mahkota dewa


 Mengkudu
 Bawang putih
 Jamur kuping hitam
 Bunga mawar
 Siantan
1.8 Pembedahan

Dapat pula dilakukan pembedahan seperti melakukan operasi bypass, yaitu


mencangkokan pembuluh darah tambahan yang diambil dari bagian tubuh
lainnya sehingga darah mempunyai jalan alternatif jika pembuluh darah koroner
menyempit atau tersumbat.

1.9 Diagnosa Keperawatan dan Rencana Tindakan

a. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d iskemia jaringan jantung atau sumbatan
pada arteri koronaria
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien diharapkan mampu
menunjukkan adanya penurunan rasa nyeri dada, menunjukkan adanya
penurunan tekanan dan cara berelaksasi.
Rencana:
 Monitor dan kaji karakteristik dan lokasi nyeri.
 Monitor tanda-tanda vital (TD, nadi, respirasi, tingkat kesadaran).
 Anjurkan pada pasien agar segera melaporkan bila terjadi nyeri dada.
 Ciptakan suasana lingkungan yang tenang dan nyaman.
 Ajarkan dan anjurkan pada pasien untuk melakukan teknik relaksasi.
 Kolaborasi dalam pemberian oksigen dan obat-obatan (beta blocker,
anti angina, analgesic)
 Ukur tanda vital sebelum dan sesudah dilakukan pengobatan.
b. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai kebutuhan
oksigen, adanya jaringan nekrotik dan iskemi pada miokard.
Tujuan: setelah dilakukan perawatan, klien menunjukkan peningkatan
kemampuan dalam melakukan aktivitas (tekanan darah, nadi, irama dalam
batas normal) tidak adanya angina.
Rencana:
 Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas.
 Anjurkan pada pasien agar lebih banyak beristirahat terlebih dahulu.
 Anjurkan pada pasien agar tidak mengedan pada saat buang air
besar.
 Jelaskan pada pasien tentang tahap-tahap aktivitas yang boleh
dilakukan oleh pasien.
 Tunjukkan pada pasien tentang tanda-tanda fisik bahwa aktivitas
melebihi batas.
c. Resiko terjadinya penurunan cardiac output b/d perubahan dalam rate,
irama, konduksi jantung, menurunnya preload atau peningkatan SVR,
myocardial infark.
Tujuan: tidak terjadi pernurunan cardiac output selama dilakukan tindakan
perawatan.
Rencana:
 Lakukan pengukuran tekanan darah (bandingkan kedua lengan pada
posisi duduk, berdiri, dan tidur jika memungkinkan)
 Kaji kualitas nadi
 Catat perkembangan dari adanya S3 dan S4
 Auskultasi suara nafas
 Dampingi pasien pada saat melakukan aktivitas
 Sajikan makanan yang mudah dicerna dan kurangi konsumsi kafeine
 Kolaborasi dalam pemeriksaan ECG, foto thorax, pemberian obatan
anti disritmia.
d. Kecemasan meningkat b/d keutuhan tubuh terancam
Tujuan: pasien akan mendemonstrasikan kecemasannya berkurang setelah
dilakukan tindakan perawatan.
Rencana:
 Kaji tanda-tandan dan ekspresi verbal dari kecemasan
 Lakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan dengan
menciptakan lingkungan tenang
 Temani pasien selama periode kecemasan tinggi
 Berikan penjelasan mengenai prosedur dan pengobatan
 Dorong pasien mengekspresikan perasaan

1.10 Fakta-fakta tentang penyakit jantung koroner

1. Jantung koroner adalah penyakit pembunuh nomor satu di Amerika Serikat


yang menyerang baik lelaki maupun perempuan
2. Setiap tahun di AS, lebih dari setengah juta orang meninggal akibat
penyakit jantung koroner
3. Kematian akibat jantung koroner bisa dicegah dikarenakan penyakit ini
berhubungan dengan gaya hidup. Jika masyarakat baik dan sehat dalam
hidup dipastikan terbebas dari penyakit jantung koroner
4. Perawatan bagi penderita penyakit jantung koroner membutuhkan waktu
yang sangat lama dan kontinu.
Bab II
Penutup
2.1 Kesimpulan

Penyakit jantung koroner problema kesehatan utama di negara maju .


Jantung koroner merupakan salah satu penyakit pembunuh yang paling ditakuti di
seluruh dunia. Biasanya penyakit ini dialami oleh orang berusian produktif dan
menyerang secara mendadak hingga menimbulkan kematian.

Jalan terbaik untuk menghadapi penyakit jantung koroner adalah dengan


pencegahan. Caranya adalah olahraga secara teratur, makan dengan menu
seimbang, menjaga berat badan, menghindari stress, tidak merokok, dll. Pendek
kata, menerapkan pola hidup sehat

2.2 Saran

1. Gaya hidup seimbang dan menghindari risiko stres sangat dibutuhkan agar
seseorang tidak terkena penyakit jantung koroner.
2. Mengonsumsi makanan sehat dan berserat tinggi. Kurangi makanan yang
berlemak dan berkolesterol tinggi agar tidak terjadi kegemukan.
3. Segera berhenti merokok. Merokok menyebabkan elastisitas pembuluh
darah berkurang sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh darah
arterin yang memicu stroke.
4. Mengurangi atau menghindari minuman beralkohol
5. Olahraga yang teratur
6. Hindari penggunaan obat-obatan terlarang
Daftar Pustaka
Price, Sylvia Anderson. 1994. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit,
edisi 4. Jakarta: EGC

Doengoes, Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

Carpentino, Linda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan edisi 8. Jakarta: EGC

http://cakmoki86.wordpress.com/2008/11/02/penyakit-jantung-koroner/

http://www.anneahira.com/pencegahan-penyakit/jantung-koroner.html

http://www.wartamedika.com/2009/01/penyakit-jantung-koroner.html

Anda mungkin juga menyukai