Anda di halaman 1dari 8

KOMUNIKASI DAN CULTURE STUDIES

Teori dalam buku “Introduction To Communication Studies oleh John Fiske”

Oleh :

Yovi Alfa Nelwan

C1D118037

Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Haluoleo

2021
1. Model Stuart Hall

Pada model Stuart Hall, proses kultural dibagi menjadi Representation,


Identity, Production, Consumption, dan Regulation. Model sirkuit ini
dipergunakan untuk mengkaji bagaimana sebuah artefak kultural
direpresentasikan, identitas sosial apa yang tersemat atasnya, bagaimana
artefak itu diproduksi dan dikonsumsi, serta mekanisme seperti apa yang
digunakan untuk meregulasi distribusi dan penggunaannya. Karena yang
digunakan sebagai perangkat analisis adalah sebuah sirkuit, maka analisis
dapat dimulai dari manapun dan dalam urutan seperti apapun. Namun yang
perlu digarisbawahi adalah, sebagai sebuah sirkuit, kajian melalui metode ini
baru akan dikatakan selesai jika keseluruhan proses dijalani atau dikaji.
Bagian-bagian dari sirkuit ini saling berhubungan satu sama lain, sehingga
ketika kajian dilakukan pada satu proses tertentu, proses yang sedang dikaji
tersebut bisa jadi merupakan elemen pembangun dari proses yang lain.
Misalnya, proses-proses representasi yang dibahas pada bagian
Representation sebenarnya merupakan elemen dari pembentuk identitas yang
nantinya dibahas pada bagian Identities, demikian seterusnya. Dalam kajian,
prosesproses kultural tersebut memang dibedabedakan, namun dalam dunia
nyata, prosesproses tersebut senantiasa tumpang tindih dan saling menjalin
satu sama lain dengan cara yang rumit tak teratur (Gay et al. 1997, 3-4).

2. Konsep Hegemoni
Konsep hegemoni dalam argumen dikatakan oleh John Fiske
merupakan sebuah proses penyebaran dan penanaman nilainilai tertentu dalam
sakala masif. Ketika nilai tersebut berlaku secara masif maka hal tersebut
akan menjadi pop culture atau budaya populer. Terkait dengan hal ini, budaya
populer merupakan sebuah bentukan sistem tanda dimana media menjadi
pemeran utama dalam penyebarannya. Setiap teks dalam media merupakan
tanda-tanda dalam tafsir pemaknaan yang dipengaruhi oleh sistem sosial.
Setiap sistem sosial membutuhkan sistem budaya dimana realitas dimaknai
sebagai sebuah hal yang stabil dan setiap sistem sosial memiliki ideologi yang
menjadi acuan masyarakat dalam memaknai dan berperilaku.

3. Uses and Gratification


Teori ini mulai berkembang pada tahun 1940, yakni ketika sejumlah
peneliti mencoba mencari tahu motif yang melatar belakangi audiens
mendengarkan radio dan membaca surat kabar. Mereka meneliti siaran radio
dan mencari tahu mengapa orang tertarik terhadap program yang disiarkan
seperti kuis dan serial drama radio. Kepuasan apa yang diperoleh sehingga
mereka senang mendengarkan program tersebut. Herzog dipandang sebagai
orang pertama yang mengawali riset penggunaan dan kepuasan. Ia mencoba
mengelompokkan berbagai alasan mengapa orang memilih mengonsumsi
surat kabar daripada radio. Ia mempelajari peran keinginan dan kebutuhan
audiens terhadap pilihan media.
Teori uses and gratification ini menjelaskan tentang sifat khalayak
yang aktif dalam mengkonsumsi media sehingga mereka dapat selektif dalam
memilah milah pesan media yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
audiensi. Pemilihan media yang dilakukan oleh audiens merupakan salah satu
cara pemenuhan kebutuhan mereka dalam menerima informasi. Khalayak
mengkonsumsi suatu media didorong oleh motif tertentu guna memenuhi
kebutuhan mereka. Inti teori uses and gratification sebenarnya adalah
pemilihan media pada khalayak berdasarkan kepuasan, keinginan, kebutuhan,
atau motif . Pada dasarnya komunikasi terutama pada media massa tidak
memiliki kekuatan untuk mempengaruhi khalayak. Teori ini menggangap
bahwa khalayak aktif dan selektif dalam memilih media, sehingga
menimbulkan motif-motif dalam menggunakan media dan kepuasan terhadap
motif-motif tersebut.
4. Gerbner’s Model
Model komunikasi yang dikemukakan Gerbner hampir sama bentuknya
dengan model Lasswell. Tapi prosesnya lebih kompleks karena melibatkan
elemen-elemen komunikasi yang lebih banyak. Model komunikasi yang
dibuat Gerbner ada dua, yaitu: model verbal dan model gambar.
Model Verbal
Model komunikasi verbal yang dikembangkan Gerbner mencakup sepuluh
unsur sebagai berikut, yaitu :
1. someone, komunikator dan komunikan persepsi
2. perceives an event, persepsi
3. and react, reaksi
4. in a situation, situasi fisik/psikologi/sosial
5. through some means, saluran/media
6. to make available material, distribusi, administrasi
7. in some form, bentuk, struktur, pola
8. and context konteks, setting
9. conveying content, makna pesan
10. of some consequence, akibat, hasil

Dengan demikian, komunikasi menurut Gerbner adalah suatu proses di mana


seseorang (komunikator atau komunikan) ;

Mempersepikan suatu objek peristiwa dan bereaksi dalam suatu situasi,

1. Dengan menggunakan alat atau saluran tertentu agar sesuatu yang


disampaikan itu menjadi ada,
2. Dalam bentuk dan konteks tertentu,
3. Dengan arti tertentu,
4. Dengan tujuan memperoleh suatu akibat atau hasil tertentu
Model gambar yang dibuat Gerbner menjelaskan bahwa proses
komunikasi diawali dengan satu tindakan pemahaman (persepsi). Meskipun
proses komunikasi baru dimulai dan adanya persepsi (E1), namun persepsi
tersebut tidak dapat lepas dan adanya suatu peristiwa (E). Tanpa adanya
peristiwa (E), tidak akan pernah muncul persepsi (E1), dan dengan tidak
munculnya persepsi (E1) maka tidak akan terjadi proses komunikasi.

Dimana:
M = Manusia atau mesin S = Bentuk
E = Peristiwa E1 = Persepsi E2 = Isi
Oleh karena itu, Gerbner melihat-model gambar rnelalui dua dimensi
pendekatan, yaitu pendekatan transaksional dan pendekatan psychophysical
(psikologi flsik).
Pendekatan transaksional
E1 semata-mata dianggap sebagai fungsi asumsi, pandangan
pengalaman dan faktor lain yang berkaitan dengan pengalaman si M. Seperti
apa E1 bagi si M tergantung pada faktor yang ada di dalam M sendiri.
Pendekatan psychophysical
E itu sendiri merupakan faktor terpenting, yang menimbulkan persepsi
yang jelas dan akurat dalam kondisi yang menguntungkan. Bagaimana
pemahaman M ditentukan oleh caranya memilih, konteksnya, serta
ketersediaan E.

5. Harold D. Lasswell
Harold D. Lasswell mencoba untuk menjelaskan kompleksitas proses
komunikasi melalui tulisannya yang bertajuk The Structure and Function of
Comunication in Society (1948). Menurut Harold D. Lasswell, cara yang
paling baik untuk menjelaskan kompleksitas proses komunikasi adalah
dengan menjawab beberapa pertanyaan yaitu Who Says What In Which
Channel To Whom With What Effect?
Menurut Lasswell, komunikasi adalah sebuah proses penyampaian
pesan yang dilakukan melalui media kepada komunikate yang menimbulkan
efek tertentu. Model komunikasi Lasswell menggambarkan kajian proses
komunikasi secara ilmiah yang menitikberatkan pada berbagai turunan dari
setiap elemen komunikasi dan sekaligus merupakan jawaban dari pertanyaan
yang telah ia kemukakan. Kelima elemen komunikasi tersebut adalah :
1. Komunikator/sumber/pengirim pesan atau
communicator/source/sender.
2. Pesan atau message.
3. Media atau channel.
4. Komunikan/komunikate/penerima pesan atau
communicant/communicatee/receiver.
5. Efek atau effect.

6. Theodore M. Newcomb Model


Model komunikasi yang dikenalkan oleh Theodore M. Newcomb ini
menggambarkan atau memvisualisasikan arus atau arah komunikasi menjadi
berbentuk segitiga dan ia meyakini bahwa komunikasi terjadi sebagai hasil
dari reaksi bersama masing-masing individu terhadap satu sama lain dan topik
atau tema permasalahan. Sebagai salah satu model komunikasi antar pribadi,
model komunikasi Newcomb adalah bentuk pengakuan terhadap pentingnya
harmoni, ketetapan, dan konsistensi dalam berbagai tujuan komunikasi.
Dalam model komunikasi Newcomb terdapat tiga elemen penting yaitu :
1. A – sender atau pengirim
2. B – receiver atau penerima
3. X – topik atau tema permasalahan, orang ketiga, atau kebijakan
Di sini, A, B, dan X saling berhubungan dalam situasi yang dinamis.
Fokusnya adalah komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi
antara A dan B. Baik A maupun B merujuk pada pengirim dan penerima.
Keduanya dapat berupa individu, manajemen dan serikat pekerja, atau
pemerintah dan masyarakat. Sementara itu, X adalah bagian dari lingkungan
sosial mereka. Dengan demikian, A-B-X adalah sebuah sistem yang
mengandung arti bahwa hubungan internalnya saling bergantung.
Referensi:
Cahyo, Pujo Sakti Nur. "Cultural Studies: Perlintasan Paradigmatik Dalam Ilmu
Sosial." Komunikatif 3.1 (2017): 19-35.
Indrayana, R. Ahmad Reza. "Representasi Politik Indonesia pada Sampul Depan
Majalah Men’s Obsession (Analisis Semiotika John Fiske)."
KOMUNIKOLOGI: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi 15.2 (2018).
Fiske, John. Introduction to communication studies. Routledge, 2010.

Anda mungkin juga menyukai