Dosen Pengampuh :
Disusun oleh :
JUDUL :
Puji syukur kita panjatkan pada Allah SWT yang sudah memberi kami kekuatan
untuk menyelesaikan tugas paper MEREVIEW/MENGKAJI PERKEMBANGAN
PEMANFAATAN SIG DALAM RTRW KABUPATEN DONGGALA, saya juga
berterima kasih kepada dosen saya bapak Muhammad Ismail, S.pd, M.sc selaku dosen mata
kuliah sistem informasi geografis
Saya menyadari bahwa hasil yang saya buat ini masih jauh dari nilai sempurna, maka
dari itu saya akan menerima dengan senang hati setiap kritik dan saran yang membangun.
Mohon maaf jika masih banyak kekurangan, semoga hasil review saya ini memberi
manfaat untuk setiap pembaca dan juga menambah ilmu bagi saya sendiri, Terima kasih.
PENDAHULUAN
Sistem ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1972 dengan nama
Data Banks for Develompment (Rais, 2005). Munculnya istilah Sistem Informasi
Geografis seperti sekarang ini setelah dicetuskan oleh General Assembly dari
International Geographical Union di Ottawa Kanada pada tahun 1967.Dikembangkan
oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS-SIG Kanada),
digunakan untuk menyimpan, menganalisa dan mengolah data yang dikumpulkan untuk
inventarisasi Tanah Kanada (CLI-Canadian Land Inventory) sebuah inisiatif untuk
mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakan berbagai
informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah
pada skala 1:250.000.
Sejak saat itu Sistem Informasi Geografis berkembang di beberapa benua terutama
Benua Amerika, BenuaEropa, Benua Australia, dan Benua Asia. Seperti di Negara-negara
yang lain, di Indonesia pengembangan SIG dimulai di lingkungan pemerintahan dan
militer. Perkembangan SIG menjadi pesat semenjak di ditunjang oleh sumberdaya yang
bergerak di lingkungan akademis (kampus).
Jika berbicara tentang SIG pastinya tidak akan lepas dari yang namanya rencana
tata ruang wilayah (RTRW). Yang mana Rencana tata ruang wilayah atau RTRW adalah
hasil perencanaan ruang pada wilayah yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administratif (Permen PU No. 16/PRT/M/2009). Rencana tata ruang dibuat karena pada
dasarnya ruang memiliki keterbatasan, oleh karena itu dibutuhkan peraturan untuk
mengatur dan merencanakan ruang agar dapat dimanfaatkan secara efektif. Produk atau
hasil dari perencanaan tata ruang wilayah dituangkan dalam bentuk dokumen berupa peta
rencana tata ruang wilayah.
Kabupaten Donggala merupakan salah satu Kabupaten di Sulawesi tengah sebagai
ibu kota Kabupaten sekaligus pusat administrasi dan pemerintahan, yang memiliki luas
wilayah Kabupaten yang cukup luas yaitu 4.275,08 km², dengan jumlah penduduk
sebanyak 293.470 jiwa pada tahun 2017. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Donggala Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Donggal Tahun 2011-2031 yang terdiri dari 73 pasal yang meliputi rencana tata ruang
wilayah Kabupaten Donggala.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Data Spasial Data spasial adalah data yang bereferensi geografis atas
representasi objek di bumi. Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan
interpretasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Sesuai dengan
perkembangan, peta tidak hanya merepresentasikan objek-objek yang ada di muka bumi,
tetapi berkembang menjadi representasi objek di atas muka bumi (di udara) dan di bawah
permukaan bumi.
Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber
data spasial antara lain mencakup: data grafis peta analog, foto udara, citra satelit, survei
lapangan, pengukuran theodolit, pengukuran dengan menggunakan global positioning
systems (GPS) dan lain-lain.
a. Model vektor
Model raster memberikan informasi spasial apa saja yang terjadi di mana saja
dalam bentuk gambaran yang digeneralisasi. Dengan model raster, data geografi ditandai
oleh nilai-nilai elemen matriks dari suatu objek yang berbentuk titik, garis, maupun
bidang.
2. Data Atribut Data atribut adalah data yang mendeskripsikan karakteristik atau
fenomena yang dikandung pada suatu objek data dalam peta dan tidak mempunyai
hubungan dengan posisi geografi. Data atribut dapat berupa informasi numerik, foto,
narasi, dan lain sebagainya, yang diperoleh dari data statistik, pengukuran lapangan dan
sensus, dan lain-lain.
a. Input Pada tahap inimerupakan proses pemasukan data pada komputer dari peta
digital kabupaten kudus, data statistik,. Data-data spasial dan atribut baik dalam bentuk
analog (sistem manual) maupun data digital (sistem otomatis berdasar komputer) tersebut
dikonversikan kedalam format yang diminta oleh perangkat lunak sehingga terbentuk
basisdata (database).Menurut Anon (2003) basisdata adalah pengorganisasian data yang
tidak berlebihan dalam komputer sehingga dapat dilakukan pengembangan, pembaharuan,
pemanggilan, dan dapat digunakan secara bersama oleh pengguna.
d. Pelaporan Pelaporan data ialah dapat menyajikan data dasar, data hasil
pengolahan data dari model menjadi bentuk peta atau data tabular. Menurut Barus dan
wiradisastra (2000) Bentuk produk suatu SIG dapat bervariasi baik dalam hal kualitas,
keakuratan dan kemudahan pemakainya. Hasil ini dapat dibuat dalam bentuk peta-peta,
tabel angka-angka: teks di atas kertas, atau dalam cetak lunak (seperti file elektronik).
f. Analisis Terdapat dua jenis fungsi analisis dalam SIG yaitu fungsi analisis
spasial dan analisis atribut.Fungsi analisis spasial adalah operasi yang dilakukan pada
data spasial yang berhubungan dengan peta dan data kelurahan pada peta kabupaten
Kudus. Sedangkan fungsi analisis atribut merupakan fungsi pengolahan data atribut yang
berupa ranking kelurahan di kecamatan Kota kabupaten Kudus yaitu data yang tidak
berhubungan dengan ruang.
g. Visualisasi (Data Output) Penyajian hasil informasi baru atau database yang ada
baik dalam bentuk softcopyyang berupa filemaupun dalam bentuk hardcopy seperti dalam
bentuk : peta, tabel dan grafik yang dicetak pada kertas.
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penyelenggaraan penataan ruang adalah
kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan
ruang. Hal tersebut telah digariskan dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Untuk sistem perkotaan yang dimaksud dalam pasal 6 telah diperjelas dalam pasal 7
yang terdiri atas :
PKW yang dimaksud dalam pasal 7 tadi berada dalam perkotaan Donggala
dengan wilayah pelayanan meliputi :
1. Kecamatan Banawa
2. Kecamatan Banawa Tengah
3. Kecamatan banawa Selatan
4. Kecamatan Pinembani
5. Kecamatan Rio Pakava
Kegiatan utama pada kawasan PKL Tambu dan Watatu diarahkan pada
pengembangan kegiatan pelayanan serta perdagangan dan jasa skala Kecamatan,
pengembangan pertanian, pengembangan pusat perikanan laut, pengembangan kawasan
minapolitan, pengembangan agrowisata, pengembangan kegiatan industri.
PKLp yang dimaksud terdiri atas perkotaan Toaya di Kecamatan Sindue dan
perkotaan Sabang di Kecamatan Damsol. Kegiatan utama pada kawasan PKLp Toaya dan
Sabang, terdiri atas pengembangan kegiatan pelayanan serta perdagangan dan jasa yang
berskala Kecamatan, pengembangan kawasan pertanian, pengembangan agropolitan,
pengembangan kawasan perikanan laut, pengembangan kegiatan industri.
Dari rencana tata ruang wilayah (struktur ruang wilayah) Kabupaten Donggala tentang sistem
perkotaan dan perdesaan yang telah tertulis diatas di interpretasikan ke dalam peta dengan
memanfaatkan sistem informasi geografis (SIG) dan menghasilkan gambar dibawah ini.
Berdasarkan kondisi existing dari penerapan sistem perkotaan dan perdesaan untuk wilayah
Kabupaten Donggala sudah sesuai dengan regulasi yang direncanakan dalam RTRW
Kabupaten Donggala.
a. Transportasi darat
b. Transportasi laut
c. Transportasi udara
Dalam RTRW Kabupaten Donggala, jaringan prasarana transportasi darat terdiri dari :
1. Jaringan lalu lintas dan angkutan jalan:
Lintas penyebrangan
Pelabuhan penyebrangan
Dalam RTRW Kabupaten Donggala, jaringan prasarana transportasi laut terdiri dari :
1. Tatanan kepelabuhanan :
2. Alur pelayaran :
a. Alur pelayaran nasional, yaitu Donggala – Makassar - Surabaya – Kalimantan
b. Alur pelayaran antar kabupaten, terdiri atas:
1. Alur pelayaran Kabupaten Donggala – Kabupaten Toli – Toli; dan
2. Alur pelayaran Kabupaten Donggala - Kabupaten Buol.
a. Pengembangan alur pelayaran antar Kecamatan dalam Kabupaten Donggala di
sepanjang pesisir pantai; dan
b. Alur pelayaran khusus, terdiri atas:
1. Pelabuhan fungsi utama melayani angkutan bahan galian pasir; di
Kecamatan Banawa, Kecamatan Labuan, Kecamatan Tanantovea,
Kecamatan Sindue, Kecamatan Sindue Tombusabora, Kecamatan
Sirenja, Kecamatan Sojol – Pulau Kalimatan.
2. Pengembangan pelabuhan khusus Depo Pertamina Desa Loli Oge dan
Pelabuhan Peti kemas Loli Pesua di Kecamatan Banawa – Pulau
Kalimantan dan Pulau Jawa
Dalam RTRW Kabupaten Donggala, jaringan prasarana transportasi laut terdiri dari :
1. Tatanan Kebandarudaraan:
Bandar udara pengumpan Lapaloang di Kecamatan Banawa.
2. Ruang Udara Untuk penerbangan
Dari rencana tata ruang wilayah (struktur ruang) Kabupaten Donggala tentang
sistem jaringan prasarana utama wilayah yang telah tercantum dalam RTRW di
interpretasikan ke dalam peta dengan memanfaatkan sistem informasi geografis (SIG) dan
menghasilkan gambar dibawah ini.
Berdasarkan kondisi existing mengenai penerapan sistem jaringan prasarana utama wilayah,
belum sesuai dengan regulasi/rencana tata ruang wilayah karena untuk bandara belum
terbangun di lapaloang Kabupaten Donggala.
Pada bagian keempat dalam RTRW Kabupaten Donggala diperjelas mengenai sistem
jaringan prasarana lainnya terdiri dari :
a. Sistem jaringan Energi dan Ketenagalistrikan;
b. Sistem Jaringan Telekomunikasi;
c. Sistem Jaringan Sumberdaya air
d. Sistem Prasarana pengelolaan lingkungan;
e. Sistem Jaringan drainase
f. Jalur evakuasi bencana
Sistem jaringan energi dan ketenagalistrikan yang disebutkan pada huruf a tersebut
terdiri dari pembangkit listrik existing dan rencana, dan jaringan prasarana energi . Adapun
pembangkit listrik existing tersebut adalah pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang
berada di desa Siboang Kecamatan Sojol dengan kapasitas kurang lebih 400 kW, desa Sabang
kecamatan Damsol dengan kapasitas kurang lebih 808kW dan perkotaan Donggala di
kecamatan Banawa dengan kapasitas 1000kW. Selain PLTD tadi, juga ada pembangkit listrik
tenaga surya (PLTS) yang terdapat pada :
Sedangkan jaringan prasarana energi yang tercantum pada huruf b terdiri dari depo bahan
bakar minyak yang terdapat di kecamatan banawa dan jaringan transmisi tenaga listrik, yaitu
gardu di kecamatan banawa, sojol, damsol dan jaringan saluran udara yang melayani seluruh
kecamatan.
Sistem jaringan prasarana lainnya yang ada di RTRW Kabupaten Donggala di interpretasikan
ke dalam peta dengan memanfaatkan sistem informasi geografis (SIG) dan menghasilkan
gambar dibawah ini.
Berdasarkan kondisi existing dari apa sudah direncakana dalam RTRW kabupaten hampir
memenuhi regulasi, hanya saja untuk PLTmH yang direncanakan masih belum terbangun
sampai saat ini.
Sistem jaringan telekomunikasi yang ada di RTRW kabupaten donggala terdiri dari 2
jenis yaitu sistem jaringan kabel dan sistem jaringan nirkabel. Sistem jaringan kabel terdiri
dari stasiun telepon otomat (STO), satuan sambungan telepon (SST). Sementara itu untuk
jaringan nirkabel yaitu BTS (base tranceiver station) yang meliputi :
1. TELKOMSEL
2. INDOSAT
3. XL
4. FLEXI
Berdasarkan kondisi existing yang ada, sistem jarigan telekomunikasi sudah hampir
sesuai dengan regulasi. Untuk BTS flexi sekarang ini sudah idak digunakan lagi di wilayah
kabupaten donggala dan untuk penggunaan jaringan kabel sudah jarang ditemukan meskipun
masih ada.
Untuk kondisi existingnya mengenai perindustrian sudah sesuai dengan regulasi yang ada di
dalam RTRW Kabupaten Donggala.
Dalam pasal 32 yang ada di RTRW Donggala tentang kawasan pariwisata yaitu kawasan
pariwisata alam. Kawasan pariwisata yang ada di dalam RTRW terdiri dari :
Untuk kawasan pariwisata ini sudah sesuai dengan kondisi existing yang ada di
kabupaten donggala berdasarkan RTRW tersebut.
Dalam pasal 33 yang membahas tentang kawasan permukiman dalam RTRW
bahwa kawasan permukiman yang ada di Donggala terbagi menjadi permukiman
perkotaan dan permukiman perdesan. Permukiman perkotaan terletak pada kawasan yang
didominasi dalam kegiatan yang bersifat perkotaan sedangkan permukiman perdesaan
didominasi oleh lahan pertanian, perkebunan dan lainnya.
Berdasarkan kondisi existing yang ada, kawasan permukiman ini sudah sesuai
dengan regulasi yang ada pada RTRW dengan yang ada dilapangan.
a. kawasan Damsol dan sekitarnya, yang merupakan kawasan strategis dari sudut
kepentingan ekonomi;
b. kawasan Lalundu yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan
ekonomi;
c. kawasan Surumana yang berbatasan dengan provinsi sulawesi barat yang
merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi; dan
d. kawasan terusan khatulistiwa yang meliputi Parigi Moutong - Donggala yang
merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup.
Berdasarkan mondisi existing yang ada, kawasan strategis yang ada sudah sesuai
dengan regulasi dari rencana tata ruang wilayah RTRW Kabupaten Donggala. Untuk
mempermudah memahami letak lokasinya, pemda menginterpretasikan ke dalam peta
dengan memanfaatkan SIG dan menghasilkan gambar sebagai berikut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas yang membahas tentang PERDA NO 1 TAHUN 2012
TENTANG RTRW KAB. DONGGALA TAHUN 2011-2031 dapat ditarik kesimpulan
bahwa RTRW sangat berperan dalam proses perencanaan disuatu wilayah. Dengan RTRW
dapat diketahui rencana dalam menata dan menentukan pola ruang disuatu wilayah, selain itu
juga bisa memahami bagian mana saja yang sudah berhasil diterapkan dan mana yang belum.
Dalam penyusunan RTRW tidak terlepas dari sentuhan sistem informasi geografis
(SIG) yang membantu untuk memahami dan memberikan gambaran tentang lokasi yang
memiliki fungsi tertentu. SIG hadir dengan memberikan bantuan gambaran dalam bentuk
peta agar RTRW kabupaten Donggala lebih mudah dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/44545640/02_-
_STMIK_AMIKOM_Yogyakarta_Sistem_Informasi_Geografi__Pengertian_dan_Pemanfaata
nnya.pdf?1460138211=&response-content-disposition=inline%3B+filename
%3DSISTEM_INFORMASI_GEOGRAFIS_PENGERTIAN_DA.pdf&Expires=1610002884
&Signature=NcxaST1gmV-UgwljobUVp-
5ZwCQ2RtvZJxGOrzdUqpxd1SoTHuQdb7jhHaw6G0t4dW7o5-
hwH9xVpNXx8I6NTFLAvB9IHvRWD3YaaICQe5LmuvT2b47gckwxfbCE3ke7V~l8o7SU
C5pXaE2~asHe6JZZxZ6NOFXkKkcc6UXFtiXzkIuENxkEcjrAY0WA--Uf-
YaZ1rt~WoFnza~61UcKONWGbIAqjsGie7Ik8N4gySxYvpdGbHUWTNSyjlNO8kIrDMqA
y7loGBdHnXHqy6jJeYlv-LwHG~zjraOEExTktW12mlNwJ0VghGR5qTtUO-
o176sAaKtUuWfSsH78e1q3ag__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA