A. Pengertian Pengawasan
Dalam Islam pengawasan lebih ditujukan kepada kesadaran dalam diri sendiri
tentang keyakinan bahwa Allah SWT selalu mengawasi kita, sehingga takut untuk
melakukan kecurangan juga kesadaran dari luar diri kita, dimana ada orang yang juga
mengawasi kinerja kita. Seorang pemimpin harus mampu mengawasi semua kinerja dari
karyawannya agar tujuan dari sebuah perusahaan dapat tercapai sebagaimana yang telahh
direncanakan. Untuk mendukung jalannya pengawasan dengan baik, maka setiap elemen
yang ada dalam perusahaan memiliki ketakwaan yang tinggi kepada Allah SWT ,
kesadaran anggota untuk mengontrol sesamanya, dan penetapan aturan yang tidak
bertentangan dengan syariah. Dengan demikian, pengawasan dapat berjalan sebagaimana
mestinya.
Pertama, control yang berasal dari diri sendiri yang bersumber dari tauhid dan
keimanan kepada Allah SWT. Seseorang yang yakin bahwa Allah pasti selalu mengawasi
hamba-hambanya, maka ia akan bertindak hati-hati dalam surat Al-Mujadalah ayat 7
telah dijelaskan bahwa :
Kedua, sebuah pengawasan akan lebih efektif jika system pengawasan tersebut
dilakukan dari luar diri sendiri. System pengawasan ini dapat terdiri atas mekanisme
pengawasan dari pemimpin yang berkaitan dengan penyelesaian tugas yang telah
didelegasikan, kesesuaian antara penyelesaian tugas dan perencanaan tugas, dan lain-lain
sebagainya.
Umar bin Khattab menerima jabatan khalifah dari wasiat Abu Bakar yang pada
saat itu sebagai khalifah pertama sepeninggal Rasullah. Wasiat Abu Bakar mencalonkan
Umar bin Khattab sebagai khalifah penerusnya diterima secara aklimasioleh kaum
muslimin. Masuknya Umar bin Khattab dalam kekhalifahan adalah nilai yang tinggi bagi
Islam. Umar bin Khattabmemiliki sifat-sifat kejiwaan yang luhur, diantaranya: adil,
penuh tanggungjawab, sangat keras pengawasannya terhadap para pejabat dan aparat
negara, santun terhadap rakyat dan sangat antusias dalam merealisasikan kemaslatan
mereka, tegas dalam urusan agama, berwibawa dan disegani manusia, tajam firasatnya,
luas dalam keilmuannya, cerdas pemahamannya dan sifat-sifat kepemimpinan lainnya.3
Umar bin Khattab memerintah hanya selama sepuluh tahun, akan tetapi dalam
periode yang singkat itu banyak kemajuan yang dialami umat Islam, dapat dikatakan
pemerintahan Umar bin Khattab merupakan masa keemasan dalam sejarah Islam. Dalam
aspek ekonomi, sistem ekonomi yang dijalankan dalam pemerintahannya bersumber dari
Al-quran dan sunah Nabi Muhammad Saw. Yang memiliki karakteristik objektif, loyal,
berkembang,ditopang dengan prinsip ketaqwaan, musyawarah dan keadilan sehingga
tercapailah keseimbangan ekonomi dan social.
Pada masa kehkalifahan Umar Bin Khattab, praktek dan konsep dasar lembaga
pengawasan pasar (Hisbah) dibentuk bahkan beliau sendirilah yang menjadi muhtasib-
3
Ali Muhammad Ash Shallabi. 2008. Biografi Umar Bin Al-Khathab. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar
nya. Beliau membangun hubungan yang dekat antar pejabat negara dan rakyat, beliau
tidak membeda-bedakan antara budak/hamba sahaya dengan khalifah. Beliau
memperhatikan pentingnya tugas pegawai pelayanan publik dan menjaga kepentingan
rakyat dari otoriter kepemimpinan.
Lembaga hisbah yang dibentuk Umar Bin Khattab merupakan suatu agen
independent yang terlepas dari kepentingan kelompok tertentu atau campur tangan
pemerintah, namun dengan melihat fungsi hisbah yang sangat strategis maka Umar Bin
Khattab berpendapat bahwa lembaga hisbah haruslah lebih mandiri. 5 Tujuan hisbah
terhadap pasar pada zaman Umar Bin Khattab adalah:
5. Pengawasan harga