Anda di halaman 1dari 24

HUBUNGAN KUALITAS ISTIRAHAT DAN TIDUR

DENGAN KONSENTRASI BELAJAR

Makalah,

Oleh,

Lila Oktaviana Sari

190101020

Stikes Pamenang Pare

Prodi D3 Keperawatan

Jl.Soekarno Hatta No.15 Bendo Pare Kediri

November 2020
HUBUNGAN KUALITAS ISTIRAHAT DAN TIDUR

DENGAN KONSENTRASI BELAJAR

Makalah,

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Bahasa Indonesia

yang dibimbing oleh Bu Ika Pusparona, S.Pd.

Oleh,

Lila Oktaviana Sari

190101020

Stikes Pamenang Pare

Prodi D3 Keperawatan

Jl.Soekarno Hatta No.15 Bendo Pare Kediri

November 2020
LEMBAR PERSETUJUAN MAKALAH

1. Judul Makalah : Hubungan Kualitas Istirahat dan Tidur


Dengan Konsentrasi Belajar
2. Data Penulis Makalah :
a. Nama Lengkap : Lila Oktaviana Sari
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Alamat Email : lilaokt422312ipa5@gmail.com
d. Telepon : 081359202716
e. Prodi : D3 Keperawatan
3. Dosen Pembimbing : Ika Pusparona, S.Pd

Kediri, 21 November
2020

Menyetujui,
Dosen Pembimbing Penulis

(Ika Pusparona, S.Pd) (Lila Oktaviana Sari)


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh segala puji bagi Allah


SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata
kuliah Bahasa Indonesia dengan judul “Hubungan Kualitas Istirahat dan
Tidur Dengan Konsentrasi Belajar”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak khususnya kepada guru Bahasa Indonesia yang telah
membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Kediri, 21 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
ABSTRAK...............................................................................................................6
LATAR BELAKANG.............................................................................................7
RUMUSAN MASALAH.........................................................................................8
Tujuan......................................................................................................................8
Manfaat....................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................9
A. Istirahat dan Tidur.........................................................................................9
1) Desinisi Istirahat........................................................................................9
2) Definisi Tidur............................................................................................9
3) Fisiologi Tidur.........................................................................................10
4) Fungsi dan Tujuan Tidur.........................................................................11
5) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur................................................12
B. Konsentrasi dan Belajar..............................................................................13
1) Definisi Belajar........................................................................................13
2) Definisi Konsentrasi................................................................................15
3) Faktor Yang Mempengaruhi Konsentrasi...............................................15
4) Modalitas Belajar....................................................................................16
C. Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Prestasi Belajar........................17
PEMBAHASAN....................................................................................................19
PENUTUP..............................................................................................................21
1. Kesimpulan.................................................................................................21
2. Saran............................................................................................................21
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................22
BIOGRAFI.............................................................................................................24
ABSTRAK

Tidur merupakan sebuah proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan


periode yang lebih lama dari keterjagaan dan juga suatu keadaan dibawah sadar
dimana seseorang itu masih dapat untuk dibangunkan dengan pemberian rangsang
sensorik atau dengan rangsang lainnya. Tidur terjadi karena adanya penurunan
kerja dari pusat kesadaran di otak sehingga terjadi penurunan kesadaran yang
mengakibatkan orang tersebut tidak dapat berespon terhadap sejumlah stimulus.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia serta untuk menambah ilmu dan wawasan terkait
hubungan kualitas tidur dengan konsentrasi belajar. Fisiologi tidur dibedakan
menjadi dua tipe: tidur rapid eye movement (REM) dan non-REM (NREM).
Kedua tipe ini ditentukan oleh perbedaan dalam pola electroencephalogram
(EEG), gerakan mata, dan tonus otot. Fungsi dan tujuan tidur antara lain,
regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru, menambah konsentrasi dan
kemampuan fisik, memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh,
memelihara fungsi jantung, mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas
seharian, menyimpan energi, meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan
penyakit, menambah konsentrasi dan kemampuan fisik, memperbaiki sel otak dan
menyusun ulang memori. faktor yang dapat memengaruhinya adalah usia,
penyakit, latihan dan kelelahan, stress psikologi, obat, nutrisi, lingkungan, dan
motivasi. Konsentrasi belajar berarti pemusatan perhatian dan kesadaran
sepenuhnya kepada materi pelajaran yang sedang dipelajari dengan
mengeyampingkan semua hal yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan
kegiatan tersebut. Tidak ada hubungan kualitas istirahat dan tidur dengan
konsentrasi belajar karena faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
mahasiswa bukan hanya kualitas tidur melainkan dapat berupa faktor internal dan
eksternal. Dimana faktor internal ini terdiri dari kondisi fisik, kecerdasan emosi,
daya ingat dan daya konsentrasi, sedangkan faktor eksternal terdiri dari
lingkungan masyarakat, keluarga dan tempat belajar.
Kata Kunci : Tidur, Faktor, Konsentrasi, Tubuh

LATAR BELAKANG

Tidur merupakan sebuah proses fisiologis yang bersiklus bergantian


dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan dan juga suatu keadaan
dibawah sadar dimana seseorang itu masih dapat untuk dibangunkan dengan
pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya. Manusia normal
pada umumnya melakukan aktivitas ini, meskipun hanya satu jam tiap hari.
Pola tidur yang sehat tentunya kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Baik itu dalam hal kualitas tidur yang baik maupun kwantitas tidur yang baik
pula.
Dengan kita berpola pada tidur yang sehat maka tidur yang kita lakukan
dapat bermanfaat bagi kesehatan. Aktivitas tidur yang kita lakukan bukan
hanya sebagai suatu bentuk istirahat saja namun juga dapat sebagai bentuk
menjaga kesehatan tubuh manusia. Apabila kebutuhan istirahat dan
tidur tersebut cukup,  maka jumlah energi yang diharapkan dapat memulihkan
status kesehatan dan  mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
terpenuhi. Selain itu,  orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan
istirahat dan tidur lebih dari biasanya.
Menurut Stenzel (2015), kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila
tidak menunjukkan berbagai tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami
masalah dalam tidurnya. Kondisi kurang tidur pun banyak dijumpai pada
mahasiswa. Bagi mahasiswa, kurang tidur ini menyebabkan banyak efek
antara lain konsentrasi berkurang, penyakit banyak menyerang antara lain
pilek, flu, dan batuk. Adapun dampak dari orang yang kesulitan tidur menurut
Miller (2014) adalah dapat kehilangan energi dan lekas marah, orang yang
dua hari tidak tidur akan sulit berkonsentrasi untuk waktu yang lama. Banyak
kesalahan akan dibuat, terutama dalam tugas-tugas rutin, dan kadang ia tidak
mampu memusatkan perhatian.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan istirahat tidur?
2. Apa yang dimaksud dengan konsentrasi belajar?
3. Apakah ada hubungan antara kualitas istirahat dan tidur dengan
konsentrasi belajar?

TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia serta untuk menambah ilmu dan wawasan
terkait hubungan kualitas tidur dengan konsentrasi belajar.

MANFAAT
1. Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat dalam
pengembangan pembelajaran yang berhubungan dengan kualitas tidur
terhadap tingkat konsentrasi.
2. Makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam belajar
dan mengajar
TINJAUAN PUSTAKA

A. Istirahat dan Tidur


1) Desinisi Istirahat

Suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stress emosional, bebas
dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa pun,
duduk santai di kursi empuk atau berbaring di atas tempat tidur juga
merupakan bentuk istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak
beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan istirahat begitu pula. Oleh
karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam  menyiapkan
lingkungan  atau suasana yang nyaman untuk beristirahat  bagi
klien/pasien. Menurut Narrow (1645-1967) terdapat  enam kondisi
seseorang dapat beristirahat

1. Merasa segala sesuatu berjalan normal


2. Merasa diterima
3. Merasa diri mengerti apa yang sedang berlangsung
4. Bebas dari perlukaan dan ketidaknyamanan
5. Merasa puas telah melakukan aktifitas-aktifitas yang berguna
6. Mengetahui bahwa mereka akan mendapat pertolongan bila
membutuhkannya.
7. Tidur

2) Definisi Tidur
Tidur merupakan bentuk fisiologis dan berulang dari penurunan
kesadaran yang reversibel. Dalam tidur terjadi penurunan terhadap fungsi
kognitif secara global sehingga otak tidak mampu merespon secara penuh
terhadap stimulus sekitar. Tidur adalah periode istirahat untuk tubuh dan
pikiran, kemauan dan kesadaran ditangguhkan sebagian atau seluruhnya
serta fungsi-fungsi tubuh sebagian dihentikan. Tidur merupakan suatu
keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi individu terhadap
lingkungan menurun atau hilang dan dapat dibangunkan kembali dengan
indra atau rangsangan yang cukup. Tujuan seseorang tidur tidak jelas
diketahui, namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga keseimbangan
mental emosional, fisiologis dan kesehatan (Asmadi, 2008).
Tidur terjadi karena adanya penurunan kerja dari pusat kesadaran
di otak sehingga terjadi penurunan kesadaran yang mengakibatkan orang
tersebut tidak dapat berespon terhadap sejumlah stimulus. Hanya sebagian
stimulus yang dapat berespon seperti suara bising. Kualitas tidur dapat 2
dinilai dari beberapa aspek seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan
untuk dapat tertidur, frekuensi terbangun, dan beberapa aspek subjektif
seperti kedalaman dan kepulasan tidur (Nilifda et all, 2016).

3) Fisiologi Tidur
Fisiologi tidur dibedakan menjadi dua tipe: tidur rapid eye
movement (REM) dan non-REM (NREM). Kedua tipe ini ditentukan oleh
perbedaan dalam pola electroencephalogram (EEG), gerakan mata, dan
tonus otot.
Tidur NREM terdiri atas tiga atau empat tahap, tergantung pada
pilihan penentuan kriteria. Tahap 1 diamati pada transisi antara bangun
dan tidur. Tahap 2 ditandai dengan sering munculnya gelombang tidur
(sleep spindle) pada aktivitas ritme EEG dan K-kompleks tegangan tinggi
lonjakan lambat. Tahap 3 dan 4 dikenal sebagai tidur gelombang lambat
atau slow wave sleep (SWS) dan ditandai dengan aktivitas EEG tegangan
tinggi yang terus menerus secara predominan pada rentang frekuensi
paling lambat.
Rekomendasi saat ini pada penilaian tidur digunakan dua tahap
yang digabungkan menjadi satu. Tidur REM berasal dari sering
munculnya gerakan mata fasik khusus untuk tipe tidur ini. Tidur REM
juga ditandai oleh frekuensi campuran aktivitas EEG dengan tegangan
relatif rendah, hilangnya tonus otot, frekuensi jantung dan napas yang 8
ireguler.14 Periode tidur REM terjadi kira-kira 60% dari waktu tidur
dalam beberapa minggu pertama kehidupan.
Tidur REM dan NREM didistribusikan secara merata selama
beberapa bulan pertama setelah kelahiran. Selama masa kanak-kanak
proporsi tidur REM menurun hingga mencapai tingkat dewasa sekitar 20-
25% dari tidur malam hari total. Jumlah dan amplitudo SWS terbesar
selama masa kanak-kanak, cepat menurun selama masa pubertas dan
kemudian terus menurun secara bertahap sepanjang usia.
Selama periode tidur, NREM dan REM mempunyai siklus
beberapa kali. Panjang setiap siklus REM/ NREM, yang dikenal sebagai
ritme tidur ultradian, juga berubah seiring masa kanak-kanak. Selama
masa bayi ritme ultradian memiliki panjang siklus sekitar 50 menit.
Selama masa kanak-kanak hal ini meningkat hingga 90-110 menit yang
bertahan hingga sepanjang masa dewasa.
Dengan demikian, anak-anak dan orang dewasa yang sehat
mengalami 4 sampai 5 periode NREM dan REM selama periode tidur 8
jam. Proporsi NREM terbesar di awal periode tidur, sedangkan proporsi
terbesar REM terjadi di akhir periode tidur.

4) Fungsi dan Tujuan Tidur


Fungsi dan tujuan tidur antara lain:
1.      Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru.
2.      Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.
3.      Memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh.
4.      Memelihara fungsi jantung.
5.      Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian.
6.      Menyimpan energi.
7.      Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit.
8.      Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.
9. Memperbaiki sel otak dan menyusun ulang memori
5) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas
tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan
memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Di antara
faktor yang dapat memengaruhinya adalah :
1. Usia
1) Bayi baru lahir usia 0 – 3 bulan, durasi tidurnya 14- 17 jam
2) Masa bayi usia 4 – 12 bulan, durasi tidurnya 12-15 jam
3) Batita usia 1 – 2 tahun, durasi tidurnya 11 -14 jam
4) Balita usia 3 – 5 tahun, durasi tidurnya 10 – 13 jam
5) Anak – anak usia 6 – 13 tahun, durasi tidurnya 9 – 11 jam
6) Remaja usia 14 – 17 tahun, durasi tidurnya 8 – 10 jam
7) Dewasa muda usia 18 – 25 tahun, durasi tidurnya 7 – 8 jam
8) Dewasa tua usia 26 – 64 tahun, durasi tidurnya 6 – 7 jam
9) Lansia > 65 tahun, durasi tidurnya 6 jam
(Warahmatillah, 2012)
2. Penyakit
            Sakit dapat memengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak
penyakit yang dapat memperbesar  kebutuhan tidur seperti penyakit
yang disebabkan oleh infeksi, terutama infeksi limpa. Infeksi limpa
berkaitan dengan keletihan, sehingga penderitanya membutuhkan
lebih banyak waktu tidur untuk mengatasinya. Banyak juga keadaan
sakit yang menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur.
3. Latihan dan kelelahan
Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih
banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah
dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang yang telah
melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Maka, orang tersebut
akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang
lambatnya diperpendek.
4. Stres psikologis
Kondisi stres psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat
ketegangan jiwa. Seseorang yang memiliki masalah psikologis akan
mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.
5. Obat
Obat dapat juga memengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat
yang mempengaruhi proses tidur jenis golongan obat diuretik dapat
menyebabkan insomnia, antidepresan dapat menekan, kafein dapat
meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur,
golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia dan
golongan narkotik dapat menekan RF:M sehingga mudah mengantuk.
6. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat
proses tidur. Konsumsi protein yang tinggi maka sescorang tersebut
akan mempercepat proses tcrjadinya tidur, karcna dihasilkan triptofan
yang merupakan asam amino hasil pencernaan protein yang dicerna
dapat membantu mudah tidur. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi
yang kurang dapat juga memengaruhi prosca tidur, bahkan terkadang
sulit untuk tidur.
7. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat
mempercepat proses terjadinya tidur. Sebaliknya lingkungan yang
tidak aman dan nyaman bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnya
ketenangan sehingga mempengaruhi proses tidur.
8. Motivasi
            Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang
untuk tidur, dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya
keinginan untuk tidak tidur dapat mcnimbulkan gangguan proses
tidur.

B. Konsentrasi dan Belajar


1) Definisi Belajar
Pengertian Belajar Menurut Para Ahli
1. M. Sobry Sutikno
Menurut M. Sobry Sutikno, pengertian belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan suatu
perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini, perubahan adalah
sesuatu yang dilakukan secara sadar (disengaja) dan bertujuan untuk
memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.
2. Thursan Hakim
Menurut Thursan Hakim, definisi belajar adalah suatu proses
perubahan di dalam kepribadian manusia yang ditunjukkan dalam
bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti
peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
ketrampilan, daya fikir, dan kemampuan lainnya.
3. Skinner
Menurut Skinner, pengertian belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlaku secara progresif.
4. C. T. Morgan
Menurut C. T. Morgan, pengertian belajar adalah suatu perubahan
yang relatif dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil
dari pengalaman yang telah lalu.
5. Hilgard & Bower
Menurut Hilgard & Bower, pengertian belajar adalah perubahan
tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan
oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi tersebut.
Jadi kesimpulannya belajar adalah suatu proses memperoleh
pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri
karena adanya interaksi dengan lingkungan yang disadari.
2) Definisi Konsentrasi
Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan
mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam
belajar konsentrasi berarti pemusatan perhatian dan kesadaran
sepenuhnya kepada materi pelajaran yang sedang dipelajari dengan
mengeyampingkan semua hal yang sama sekali tidak ada hubungannya
dengan kegiatan tersebut. Bila seseorang tidak bisa berkonsentrasi,
proses tersebut tidak berjalan dengan baik sehingga kemungkinan besar
tidak dapat menyerap, menyimpan, dan mengingat kembali informasi
dengan baik.
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian
yang erat kaitannya dengan memori (ingatan) (Santrock, 2008).
Konsentrasi memegang peranan penting bagi seorang anak untuk
mengingat, merekam, melanjutkan, dan mengembangkan materi
pelajaran yang diperoleh di sekolah. Kemampuan untuk mengingat,
merekam, dan mengembangkan materi pelajaran yang baik
memungkinkan anak memperoleh prestasi yang optimal (Hakim, 2005).

3) FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSENTRASI


1. Lingkungan
Lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan dalam berkonsentrasi,
kita akan dapat memaksimalkan kemampuan konsentrasi.Faktor
lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar:
a. Suara.
Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap suara, ada
yang menyukai belajar sambil mendengarkan musik, belajar
ditempat ramai, dan bersama teman. Tetapi ada yang hanya dapat
belajar ditempat yang tenang tanpa suara, atau ada juga yang dapat
belajar ditempat dalam keadaan apapun. 
b. Pencahayaan.
Pencahayaan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya
kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara, tetapi
terdapat juga seseorang yang senang belajar ditempat terang, atau
senang belajar ditempat yang gelap, tetapi kenyamanan visual
dapat juga digolongkan sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat kenyamanan di dalam ruangan maupun
bangunan. 
c. Temperatur.
Temperatur sama seperti faktor pencahayaan, merupakan faktor
yang pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh
suara, tetapi terdapat juga seseorang yang senang belajar ditempat
dingin, atau senang belajar ditempat yang hangat, dan juga senang
belajar ditempat dingin maupun hangat. 
d. Desain Belajar.
Desain belajar merupakan salah satu faktor yang memiliki
pengaruh juga, yaitu sebagai media atau sarana dalam belajar,
seperti halnya terdapat seseorang yang senang belajar ditempat
santai sambil duduk di kursi, sofa, tempat tidur, maupun di karpet.
Cara tersebut merupakan salah satu cara yang dapat membuat kita
lebih dapat berkonsentrasi.

4) Modalitas Belajar
Modalitas belajar yang menentukan siswa dapat memproses setiap
informasi yang diterima. Konsentrasi dalam belajar dan kreativitas guru
dalam mengembangkan strategi dan metode pembelajaran di kelas akan
meningkatkan konsentrasi belajar siswa sehingga hasil belajarnya pun
akan meningkat pula.
Semakin banyak informasi yang diterima dan diserap oleh siswa,
maka kemampuan berkonsentrasi pun harus semakin baik dan fokus
dalam mengikuti setiap proses pembelajaran. Banyak cara yang
ditawarkan oleh para ahli dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa,
misalnya dengan cara meningkatkan gelombang alfa agar setiap siswa
dapat berkonsentrasi dengan baik (Depoter,dkk; 2000), kemudian dapat
juga dengan mengatur posisi tubuh pada saat belajar, dan mempelajari
materi (informasi) sesuai dengan karakteristik siswa itu sendiri.
a. Pergaulan
Pergaulan juga dapat mempengaruhi dalam menerima pelajaran,
perilaku dan pergaulan mereka, dapat mempengaruhi konsentrasi
belajar yang dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, seperti faktor
teknologi yang berkembang saat ini contohnya televisi, internet, dll
hal ini sangat berpengaruh pada sikap dan perilaku.
b. Psikologi
Faktor psikologi juga dapat mempengaruhi bagaimana sikap dan
perilaku siswa dalam berkonsentrasi, misalnya karena adanya masalah
dalam lingkungan sekitar dan keluarga, hal ini tentunya akan
mempengaruhi psikologi siswa, karena siswa akan kehilangan
semangat dan motivasi belajar mereka, tentunya akan berpengaruh
juga terhadap tingkat konsentrasi siswa yang akan semakin menurun.

C. Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Prestasi Belajar


Seperti yang telah diketahui tidur merupakan proses fisiologis yang
sangat penting untuk hidup. Kualitasnya berhubungan erat dengan psikologi
dan kesehatan fisik serta pengukuran-pengukuran lain dalam kehidupan
seseorang. Kuantitas daripada tidur juga amat penting karena berkaitan baik
dengan kesiagaan dan juga pemusatan perhatian (Lima, 2009). Salah satu
efek akibat dari kekurangan tidur adalah rasa mengantuk pada siang hari, rasa
lelah dan kurang tumpuan serta dapat mempengaruhi suasana hati (mood). Ini
akhirnya menjadi faktor utama penurunan prestasi belajar pada siswa
(Eliasson, 2009). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidur sangat
berpengaruh besar dalam hal kewaspadaan, energi, suasana hati, berat badan,
persepsi, daya ingat, daya pikir dan lain sebagainya.
Hasil penelitian yang mengkaji waktu tidur dan fungsi optimal anak
remaja pada siang harinya membuktikan adanya hubungan antara gangguan
pada pola tidur dengan prestasi belajar. Hal ini disebabkan hasil daripada
penelitian tersebut menunjukkan siswa yang memperoleh Indeks Prestasi (IP)
yang tinggi melaporkan masa tidur yang lebih panjang dan waktu tidur yang
lebih awal pada hari persekolahan berbanding siswa yang memperoleh IP
yang lebih rendah (Wolfson dkk, 1998). Berdasarkan hasil penelitian yang
lain didapatkan masa memulai tidur dan bangun pada tidur lebih memberi
kesan kepada prestasi belajar siswa berbanding jumlah masa tidur siswa itu
sendiri. Hasil ini menunjukkan siswa yang lebih berprestasi mempunyai
kemampuan untuk mengubah waktu tidur mereka menjadi lebih awal
berbanding siswa yang kurang berprestasi (Eliasson, 2009). Sedangkan
menurut satu lagi penelitian yang meneliti mengkaji hubungan antara ritme
sirkadian, waktu persekolahan dan tingkat kesukaran subjek yang dipelajari
mendapati bahwa pada subyek yang lebih sukar, masa optimal siswa memberi
pengaruh besar terhadap keputusan ujian mereka (McElroy dkk, 2006).
PEMBAHASAN

Berdasarkan materi yang sudah dibahas, tidak terdapat hubungan kualitas


istirahat dan tidur dengan konsentrasi belajar. Hal ini disebabkan banyaknya
faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa bukan hanya kualitas
tidur melainkan dapat berupa faktor internal dan eksternal. Dimana faktor internal
ini terdiri dari kondisi fisik, kecerdasan emosi, daya ingat dan daya konsentrasi,
sedangkan faktor eksternal terdiri dari lingkungan masyarakat, keluarga dan
tempat belajar.
Pada usia dewasa muda irama sirkardian tubuh akan berubah-ubah, dan
tubuh akan menyesuaikan jam tidur dengan aktivitas yang dilakukan setiap hari,
pola tidur yang berubah-ubah disebabkan oleh kesibukan dan tuntutan pekerjaan.
Jam tidur yang berubah-ubah pada dewasa muda tidak begitu mengganggu mental
dan kemampuan dalam berkonsentrasi. Berbeda pada anak-anak, tidur akan
mempengaruhi perkembangan dan kemampuan otak anak, karena pada saat tidur
pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuh anak-anak akan berkembang
dengan pesat (Prasadja, 2009). Setiap orang memiliki jam biologis yang berbeda-
beda. Untuk mereka yang memasuki usia 20 tahun, umumnya akan sulit untuk
bisa tidur jam 10 malam. Karena pada usia remaja dan dewasa muda ketika jam
10 malam, otak justru dalam keadaan segar dan penuh kreativitas. Inilah waktu
yang tepat unutk mereka berkarya dan belajar karena sebenarnya dewasa muda
akan mengantuk setelah lewat tengah malam. Artinya jika seorang dewasa muda
tidur lewat jam tengah malam hal ini adalah normal (Prasadja, 2009).
Penelitian yang dilakukan Daruyani (2013) bahwa jalur masuk, pilihan
jurusan, tempat tinggal, metode belajar, hubungan mahasiswa dengan teman,
hubungan mahasiswa dengan keluarga serta motivasi belajar sangat
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Menurut Saputri (2013), selain faktor
motivasi dan metode belajar, kesiapan belajar mahasiswa, kemandirian dan
lingkungan belajar juga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa.
Aktivitas perkuliahan dimulai dari pagi hari hingga sore hari, kemudian
dibekali tugas untuk esok harinya sehingga waktu istirahat di malam hari
mahasiswa gunakan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Namun beberapa
mahasiswa juga mengaku bahwa malam hari digunakan untuk kegiatan diluar
kampus, bersantai dengan teman-teman, menonton tv, bermain handphone, dan
laptop sehingga hal tersebutlah yang dapat mempengaruhi kualiatas tidurnya.
Dalam hal ini mungkin metode belajar dan lingkungan belajar yang
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa karena sesuai dengan hasil penelitian
bahwa kualitas tidur tidak memiliki hubungan dengan prestasi mahasiswa.
PENUTUP
1. Kesimpulan
1) Istirahat adalah suatu kondisi yang tenang tanpa ada stress emosional
2) Tidur merupakan bentuk fisiologis dan berulang dari penurunan
kesadaran yang reversibel
3) Konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian dan kesadaran
sepenuhnya kepada materi pelajaran yang sedang dipelajari dengan
mengeyampingkan semua hal yang sama sekali tidak ada hubungannya
dengan kegiatan tersebut
4) Tidak ada hubungan kualitas istirahat dan tidur dengan konsentrasi
belajar karena faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
mahasiswa bukan hanya kualitas tidur melainkan dapat berupa faktor
internal dan eksternal

2. Saran
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman
di institusi pendidikan serta acuan rujukan bagi penelitian mengenai
hubungan antara kualitas istirahat dan tidur terhadap konsentrasi belajar
pada mahasiswa.
DAFTAR RUJUKAN
Husnul Qira’ah Awal. 2017. Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan
Prestasi Belajar Pada Mahasiswa Keperawatan Angkatan 2014 Uin
Alauddin Makassar. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar, Makasar.

Nathaniel Delmonte Hermano. 2017 Hubungan Kualitas Tidur Dengan


Tingkat Konsentrasi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara Stambuk 2013. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara Medan, Medan.

Arwenurses. 2016. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Kebutuhan


Istirahat dan Tidur. https://arwenurses.wordpress.com/2016/10/02/asuhan-
keperawatan-pada-pasien-dengan-kebutuhan-istirahat-dan-tidur/. [20
November 2020]

Devi Indah. 2012. Makalah Tentang Tidur.


https://deviind.blogspot.com/2012/12/makalah-tentang-tidur_17.html. [20
November 2020]

Anysweeties. 2014. Makalah Kebutuhan Istirahat dan Tidur.


https://anysws.blogspot.com/2014/04/makalah-kebutuhan-istirahat-dan-
tidur.html. [21 November 2020]

Rikafatma9. 2014. Karya Ilmiah Manfaat Tidur bagi Kesehatan.


https://rikafatma.wordpress.com/2014/11/12/karya-ilmiah-manfaat-tidur-
bagi-kesehatan/. [21 November 2020]

Zainul Arifin , Etlidawati. 2020. Hubungan Kualitas Tidur Dengan


Konsentrasi Belajar Pada Mahasiswa Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Purwokerto. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Purwokerto. Volume 5. No.3. Purwokerto.

Unknown. 2017. Faktor Yang Mempengaruhi Konsentrasi.


https://fokusbel.blogspot.com/2017/02/faktor-yang-mempengaruhi-
konsentrasi.html. [21 November 2020]
BIOGRAFI

Lila Oktaviana Sari , lahir di Kediri pada tanggal 28 Oktober 2000. Penulis
lahir dari pasangan Luluk Dyah Cahyani dan Muhammad Ali Mas’ud dan
merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Mulai mengikuti pendidikan
formal pada jenjang pendidikan dasar di SDN Pare 5 pada tahun 2007 dan
tamat pada tahun 2012. Kemudian melanjutkan sekolah tingkat pertama di
SMP Negeri 3 Pare pada tahun 2013 selama setahun, kemudian pada tahun
2014 pindah ke Kalimantan Selatan dan bersekolah di SMP Negeri 2
Kelumpang Tengah dan tamat pada tahun 2016. Selanjutnya ditahun yang
sama melanjutkan ke sekolah menengah akhir di SMA Negeri 1 Plemahan
dan lulus pada tahun 2019. Pada tahun yang sama penulis diterima menjadi
mahasiswa jurusan keperawatan di Stikes Pamenang melalui jalur raport.
Sampai dengan penulisan makalah ini penulis masih terdaftar sebagai
mahasiswa keperawatan di Stikes Pamenang. Selain menjadi mahasiswa,
penulis juga aktif dalam menjadi anggota PIK R di Stikes Pamenang.

Anda mungkin juga menyukai