Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KOTA BONTANG

DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA


PUSKESMAS BONTANG UTARA II
Jl. Arif Rahman Hakim No. 40 RT. 40 Kel. Belimbing, Telp/Fax (0548) 41600 Kode Pos 75311
BONTANG

LAPORAN HASIL KEGIATAN


IN-HOUSE TRAINING PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT
TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gawat Darurat adalah suatu kondisi yang membutuhkan tindakan medis
segera untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan. Kriteria
kegawatdaruratan adalah situasi yang mengancam nyawa, membahayakan diri
dan orang lain/lingkungan; adanya gangguan pada jalan nafas, pernafasan, dan
sirkulasi; adanya penurunan kesadaran; adanya gangguan hemodinamik;
dan/atau memerlukan tindakan segera. Kasus gawat darurat dapat akibat trauma
atau non trauma.
Dibandingkan dengan kasus trauma, kasus gawat darurat non trauma
yang lebih sering menyebabkan kematian terutama penyakit kardiovaskuler.
Tahun 2018 diperkirakan 17,3 juta kematian disebabkan oleh penyakit
kardiovaskuler dan lebih dari 3 juta kematian tersebut terjadi pada usia di bawah
60 tahun. Kasus gawat darurat dapat terjadi kapan saja, di mana saja tanpa dapat
diprediksi.
Pelayanan Kegawatdaruratan meliputi penanganan kegawatdaruratan
prafasilitas , intrafasilitas pelayanan kesehatan; dan antarfasilitas pelayanan
kesehatan. Keterlambatan respon waktu sebelum ke rumah sakit (penanganan
pra-fasilitas) dapat berakibat kematian. Di Amerika Serikat, 330.000 orang
meninggal di luar RS/di ruang IGD (CDC). Waktu tanggap penanganan kasus
gawat darurat menentukan keselamatan jiwa dan menurunkan resiko
kecatatatan.
Penanganan kegawatdaruratan prafasilitas pelayanan kesehatan
dilakukan oleh tenaga kesehatan dan dapat melibatkan masyarakat awam
(tanaga non medis). Mengenali adanya bahaya dan pengaktifan system gawat
darurat kemudian memberikan bantuan hidup dasar, merupakan langkah awal
dalam tatalaksana gawat darurat. Bantuan hidup dasar adalah usaha
mengembalikan fungsi nafas dan sirkulasi dan penanganan akibat henti nafas dan
atau henti jantung.
Penanganan kegawatdaruratan menjadi penting untuk dipahami oleh
tidak hanya tenaga medis tapi juga tenaga non medis. Bagi tenaga medis,
penanganan kegawatdaruratan merupakan salah satu skill yang wajib dimiliki.
Namun tenaga non medis jarang terpapar materi kegawatdaruratan. Oelh karena
itu, perlu diadakan sebuah mini workshop atau in-house training tentang
kegawtdaruratan yang dapat diikuti oleh tanaga medis namun juga tenaga non
medis (awam).

B. TUJUAN
1. Memberikan pengetahuan kepada tenaga non medis dalam mengenali dan
menangani kegawatdaruratan
2. Merefresh kembali tenaga medis dalam menangani kegawatdaruratan

II. Sasaran Kegiatan


Pegawai non medis : petugas pendaftaran, petugas CS (cleaning service), TU
Pegawai medis : Petugas Lab, Apoteker, asisten Apoteker, bidan, petugas gizi
atau perawat/bidan yang butuh penyegaran pelatihan BHD

III. PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan In House Training diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal : Kamis / 24 Juli 2019
Jam : 10.00 s.d 16.00
Tempat : Rg. Pertemuan Puskesmas Bontang Utara II

Adapun rincian kegiatan sebagai berikut :


Waktu Materi Keterangan (pengisi
acara)
10.00 – 10.30 Pembukaan MC : Mulyana
Sambutan Ka. Puskesmas BU II
10.30 – 12.00 Pre Test Panitia
Tinjauan Bantuan Hidup Dasar dr. Emie E
TRIASE dr. Abdi
Resusitasi Jantung Paru dr. Herrick

12.00 – 13.00 ISHOMA


13.0 – 15.00 Bantuan Hidup Dasar Tim Indominco
PRAKTEK

15.00 – 17.00 Manajemen Luka dr. Septi


Syok Anafilaktik dr. Herrick
Post Test Panitia
Penutup
Terdapat beberapa perubahan yang terjadi selama kegiatan berlangsung antara
lain:
1. Waktu mulai kegiatan yang mundur 1 jam karena sebagian besar peserta
masih melakukan pelayanan dalam dan luar gedung sehingga in-house
training tidak memungkinkan dimulai tepat tepat waktu
2. Terjadi perubahan jadwal presentasi narasumber (sinkronisasi dengan
kegiatan narasumber di jam pelayanan)
Kegiatan ini diikuti oleh hampir seluruh petugas Puskesmas Bontang Utara II
termasuk kapuskes dan ka.TU sebagai peserta. Meskipun ada beberapa petugas
yang tidak memungkinkan untuk mengikuti semua rangkaian kegiatan secara
utuh.
Distribusi peserta yang mengikuti kegiatan sampai selesai
Tenaga medis (perawat, bidan) : 13
Tenaga non medis : 16
Secara umum, in-house training berjalan baik dan seluruh peserta mengikuti
pemaparan narasumber dan praktek dengan antusias. Praktikum menggunakan
12 mannequin dan AED (untuk simulasi) dan digunakan oleh semua peserta
secara bergantian. Praktikum dilakukan dalam 2 sesi yaitu : RJP (hands only) dan
penggunaan AED (tim : 3 orang).

IV. HASIL KEGIATAN


Untuk menilai pengetahuan peserta tentang pertolongan pertama gawat
darurat, panitia mengadakan pretest. Pretest yang diberikan merupakan
kompilasi materi yang akan disajikan dalam in-house training. Pretest terdiri dari
15 pertanyaan dengan pilihan jawaban multiple dengan rentang skor 0-100.
Kategori penilaian
BAIK = 80 sampai 100
CUKUP = 60 sampai 79
KURANG = 0 sampai 59

Hasil pretest menunjukkan bahwa pengetahuan awal peserta sebelum


mengikuti in-house training termasuk dalam kategori penilaian cukup dan
kurang. Distribusi penilaian adalah 25 peserta memperoleh nilai kurang, 4
peserta dengan nilai cukup, dan tidak satu peseta pun memperoleh nilai baik.
NIlai terendah adalah 13 dan nilai tertinggi 67. Skor tertinggi diperoleh oleh
tenaga medis dan non medis. Skor rata-rata semua peserta adalah 42.1 (kurang).
Skor rata-rata tenaga medis adalah 44.6 dan tenaga non medis 40.1.

Pretest

Kurang
cukup
Baik
Setelah mengikuti in-house training, terdapat kenaikan nilai posttest yang
cukup signifikan. Distribusi perolehan nilai posttest adalah 1 peserta dengan nilai
masih kurang, 10 peserta dengan nilai cukup dan 18 peserta memperoleh nilai
baik. Rata-rata skor posttest adalah 81 (medis 80 dan non medis 81). Terdapat 5
peserta memperoleh skor maksimal (100).

Postest

KURANG
CUKUP
BAIK

Baik nilai pre maupun post test tenaga medis dan non medis tidak ada
perbedaan yang signifikan. Tenaga medis yang seharusnya lebih memahami
pananganan gawat darurat ternyata memiliki skor pretest dan posttest yang rata-
rata sama dengan tenaga non medis. Secara umum, tejadi peningkatan nilai
posttest baik tenaga medis maupun non medis.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
1. Tenaga nonmedis yang telah mengikuti in-house training memperoleh
pengetahuan tentang penanganan gawat darurat, terukur dari adanya
peningkatan nilai posttest
2. Tenaga medis yang telah mengikuti in-house training merefresh kembali
pengetahuannya tentang penanganan gawat darurat, terukur dari adanya
peningkatan nilai posttest
B. Saran
1. Pelaksanaan in-house training di luar jam kerja, sehingga seluruh tenaga
medis dan on medis dapat mengikuti kegiatan ini secara utuh
2. Perbedaan materi antara tenaga medis dan medis
3. Tenaga medis mengikuti pelatihan berkala untuk melatih “reflex” dalam
penanganan kasus gawat darurat Karen jumlah kasus di Puskesmas
tidaklah banyak.
4. Pembentukan tim code blue
VI. PENUTUP
Setelah mengikuti kegiatan in-house training penanganan gawat darurat
diharapakn semua petugas baik medis maupun on medis dapat mengaplikasikan
pada saat menemui kasus gawat darurat.

Mengetahui,
Koordinator UKP

dr. Dwiyanti
NIP.19830222 201402 2003

Anda mungkin juga menyukai