Anda di halaman 1dari 64

Pemeriksaan Fisik

Pada Anak

Ade Susanty
Keterampilan pemeriksaan fisik
Meliputi
 Inspeksi
 Palpasi Sesuaikan dgn keadaan
 Perkusi Prinsip atraumatic care
 Auskultasi

Kemahiran keterampilan membutuhkan


 Kesabaran
 Latihan
 Perbaikan terus menerus
Pedoman pengkajian fisik pd anak
 Pengkajian secara umum dr ujung kepala
sampai ujung kaki
 Pemeriksaan tdk hrs sistematis & b’urutan
 Bbrp observasi dpt dilakukan dlm sekali waktu
 Lakukan pemeriksaan yg kurang menimbulkan
stress terlebih dahulu
 Gunakan pendekatan yg ramah & tenang
 Biarkan anak memegang peralatan
 Jgn meninggalkan bayi & anak diatas meja
periksa tanpa pengawasan
Keadaan Umum
 Kesan pertama
Kesakitan
Lemah
Sesak napas
Pucat
 Kesadaran → kompos mentis, apatis,
somnolen, koma
 Status gizi → gizi kurang, gizi baik, obes
Pengukuran tanda-tanda vital
 Nadi
Frekuensi nadi/menit
Isi
Tegangan
Irama
 Pernapasan
Frekuensi pernapasan/menit
Tipe pernapasan
Normal
Kussmaul → cepat dan dalam → gagal ginjal, sepsis
Cheyne-Stokes
Biot → tidak teratur → infeksi otak berat
 Suhu → dilakukan di aksila. Suhu normal 36,5⁰C – 37,5 ⁰
C
 Tekanan darah
Pengukuran tanda-tanda vital
1. Suhu tubuh
 Faktor yg m’pengaruhi
(aktivitas, stres/menangis, variasi
diurnal, lingkungan, obat)
 Aksila
 Rectal
 Oral
 Timpani
 Kulit
Suhu Normal
Umur Suhu (ºC)
3 bulan 37,5
1 tahun 37,7
3 tahun 37,2
5 tahun 37
7 tahun 36,8
9 tahun 36,7
13 tahun 36,6
2. Nadi
 Faktor yg mempengaruhi
(Obat, aktivitas, demam, ketakutan,
nyeri akut, perdarahan, peningkatan
TIK, gawat nafas)
 Dengarkan denyut nadi pada Titik
Impuls Maksimal (TIM). Di sela iga
keempat (< 7 thn), di sela iga keenam ( >
7 tahun)
Laju Nadi Normal pada Bayi dan
Anak
Umur Laju ( Denyut/Menit)

Istirahat Istirahat (tidur) Aktif / Demam


(bangun)
Baru lahir 100 - 180 80 160 Sampai 220

1 Mgg s/d 3 Bln 100 - 220 80 - 200 Sampai 200

3 bln s/d 2 thn 80 - 150 70 - 120 Sampai 200

2 thn s/d 10 thn 70 - 110 60 - 90 Sampai 200

> 10 thn 55 - 90 50 - 90 Sampai 200


3. Pernafasan
 Faktor yg mempengaruhi
(usia, obat, posisi, demam, aktivitas,
takut/cemas, patologik, demam)
 Inspeksi pergerakan abdomen, palpasi
jari atau tangan tepat di bawah
prosessus sifoideus, auskultasi melalui
stetoskop
Laju Pernapasan Normal per menit
Umur Nafas cepat bila
2 bulan s/d <12 bulan > 50 x/menit
1 s/d 5 tahun > 40 x/menit

(Manajemen Terpadu Balita Sakit, 2008)


4. Tekanan darah
 Manset yg digunakan harus cocok dengan
ukuran anak
Bila manset terlalu sempit → pengukuran
lebih tinggi
Bila manset terlalu lebar → pengukuran lebih
rendah
 Lebar kantong manset harus menutupi 2/3
panjang lengan atas  ada ruang cukup untuk
menempelkan stetoskop di daerah fossa cubiti
 Pada anak besar  dilakukan dalam posisi duduk
 Pada anak yang lebih kecil  posisi berbaring
Pedoman utk pemilihan ukuran manset

Umur Lebar
Cm Inci
Bayi 5-8 2-3
Anak 9-10 3,5-3,75
Dewasa 12-13 4,75-5
Tekanan Darah pada Bayi dan Anak

Usia Sistolik (±2SD) Diastolik (±2SD)


mmHg mmHg
Neonatus 80 (16) 45 (15)
6 – 12 bulan 90 (30) 60 (10)
1 – 5 tahun 95 (25) 65 (20)
5 – 10 tahun 100 (15) 60 (10)
10 – 15 tahun 115 (17) 60 (10)
Status Gizi
• Berat badan
• Tinggi badan
• Lingkar lengan atas
• BB/U
• TB/U
• BB/TB
• Gizi buruk:
tipe marasmik
tipe kwashiorkor
• Obesitas (kegemukan)
Pengkajian sistem tubuh
Integumen
 Inspeksi
bau, warna, membran mukosa, tanda lahir, lesi
 Palpasi
suhu, tekstur, turgor kulit, edema, lesi
 Tanyakan mengenai pruritus
 Kuku : warna, bentuk, keadaan, kuku digigit,
menusuk kulit infeksi
 Rambut : distribusi, warna, tekstur, jumlah,
kualitas, ketombe, kutu
 Sianosis

 Ptekie

 Eritema lesi kulit warna kemerahan


Pada daerah popok bayi → diaper rash
Urtikaria → eritema yg menimbul rasa gatal,
hangat bila diraba
Pada alergi → telur, ikan, kontaktan
(jam tangan, kalung, dll), obat-obatan
 Vesikula → penonjolan kulit berisi
cairan serosa

 Pustula → penonjolan kulit berisi


pus

 Hematom

 Ikterik
 Turgor kulit
Mencubit kulit secara ringan →
membiarkannya kembali
Bila turgor kulit jelek → bekas cubitan
kembali lama (dehidrasi berat, malnutrisi)
Bila turgor kulit baik (normal) → bekas
cubitan kembali cepat
 Kelembaban kulit
Kelembaban berlebih → berkeringat,
demam,hipoglikemia
Anhidrosis (kulit kering) → pada dehidrasi
Turgor kulit yang jelek (menurun) pada
pasien dehidrasi
Kepala & Leher
Anatomi & Fisiologi
 ¼ panjang badan, 1/3 berat badan lahir
 Ukuran lingkar kepala: 32 s/d 38 saat lahir,
sampai 18 bln normalnya 1-2 cm melebihi
lingkar dada, >18 bln pertumbuhan dada
melebihi ukuran kepala ± 5-7 cm.
 Tengkorak kepala terdiri dari tulang-tulang
terpisah yg menyatu ketika pertumbuhan otak
telah lengkap. Sendi jaringan
fibrosa lunak, disebut sutura,
memisahkan tulang2 tsb,
mulai menyatu pd usia 6 bulan
 Fontanel dibentuk dari pertemuan
tiga/lebih tulang tengkorak, normalnya
yg dpt dipalpasi hanya fontanel
posterior & anterior
 Fontanel posterior mgkkn t’tutup pd
saat lahir. Fontanel anterior menutup
antara 9-26 bln; 90% menutup pd usia 7-
19 bln.
 Pd usia 4 bln hrs mampu menahan kepala
tegak
 Leher pd bayi & todler msh pendek, usia
4 thn proporsi leher dianggap sama dgn
dewasa
Pengkajian Kepala
 Ukur lingkar kepala dgn meteran kertas
atau meteran logam elastis. Letakkan
meteran melingkari kepala tepat diatas
alis dan pinna dan melingkari oksipital yg
menonjol
 Amati bentuk & simetris
 Lakukan palpasi pd garis
sutura bayi (pd bbl garis
(saling tumpang tindih
(molding) & m’datar usia 6 bl)
 Palpasi fontanel
Kepala & Leher
 Ukuran lingkar kepala
o Mikrosefali
o Hidrosefali
 Rambut
o Gizi buruk: warna rambut merah jagung, kering mudah
dicabut
 Ubun-ubun besar (UUB)
o Normal UUB → datar
o UUB cekung → dehidrasi
o UUB cembung (membonjol) → encephalitis,
meningoencephalitis
 Wajah
Asimetris
Dismorfik → Wajah Down syndrome
Edema palpebra →sindroma nefrotik
Edema wajah (moon face) → penggunaan
steroid jangka panjang
Edema Palpebra

Moon Face

Wajah Down Syndrome


Pengkajian Mata
Mata cowong → pd dehidrasi
Konjungtiva pucat → anemia
Konjungtivitis → Discharge
Leukocoria → retinoblastoma
Konjungtiva kering (xerosis) → defisiensi Vit A
Sklera ikterik
Eksoftalmus → hipertiroidisme, glaukoma, tumor
Strabismus
Pemeriksaan mata dilakukan dengan ophtalmoskop
Mata Cowong Leukocoria (retinoblastoma)

Eksoftalmus Strabismus
Pengkajian Telinga
Bayi
Bunyikan bel atau suara. Bila ada refleks
terkejut, maka pendengaran normal.
Balita
Daun telinga, liang telinga, membran
timpani (bentuk normal sedikit cekung dan
mengkilat, perforasi),
mastoid (pembengkakan),
pendengaran (garpu tala),
secret
Pengkajian Hidung
Bayi
Pola pernafasan : pernafasan mulut
(kemungkinan obstruksi jalan nafas),
pernafasan cuping hidung (gangguan
pada paru-paru)
Mukosa lubang hidung (sekret, berdarah)
Balita
kelainan bentuk hidung, epistaksis
(mimisan)
Pengkajian Mulut
Bayi
Inspeksi kista pd mukosa mulut, kemampuan
menghisap, lidah, monilia albicans (bercak pd
mukosa mulut, palatum, pipi), gusi dan gigi
Balita
Mulut : trismus (kejang), halitosis (bau mulut tidak
sedap), labioskizis, gusi (edema, radang)
Lidah : makroglosia, mikroglosia, glosoptosis,
tremor
Gigi : pertumbuhan gigi susu, karies
Hipersalivasi
Labioskizis & Palatoskizis Trismus
Pengkajian leher
 Letakkan bayi dlm posisi duduk, amati
pengendalian kepala
 Gerakkan kepala n leher anak dgn ROM
penuh. Anak yg besar diminta melihat
keatas, bawah, samping. Lihat respon
nyeri atau gerak yg t’batas
 Periksa leher thd p’bengkakan, massa
 Lakukan palpasi trakhea, posisi
seharusnya pd grs tengah atau sedikit
kekiri
 Lakukan palpasi kelenjar tiroid
Struma
Parotitis
(Mumps)

Lymphoma
Pemeriksaan Dada
 Inspeksi
Pectus ekscavatum
Pectus carinatum (pigeon chest, dada burung)
Simetris atau tidak simetris
Ketinggalan gerak
Retraksi dada → retraksi subkostal, interkostal,
suprasternal
 Palpasi,
 Perkusi
 Auskultasi
Pectus Excavatum Pectus Carinatum
Pengkajian Jantung
 Inspeksi
 Ictus Cordis/denyut apeks
 Palpasi
 Bayi dan anak kecil
 pada sela iga ke 4
 Pada midklavikula kiri/sedikit lateral
 Anak > 3 tahun
 Sela iga ke 5
 Sedikit medial, garis midklavikula kiri

 Perkusi (Pembesaran pd jantung (kardiomegali))


 Auskultasi (S1, S2 tunggal, murmur, gallop)
Suara Jantung
 Suara jantung 1 (S1)
 Suara getaran akibat menutupnya katup
mitral dan katup trikuspid
 Paling baik terdengar pada sisi sternum kiri
bawah
 Suara jantung 2 (S2)
 Suara penutupan katup aorta dan katup
pulmonal
 Dapat terdengar mendua (split) saat inspirasi.
Saat ekspirasi terdengar tunggal → split tak
konstan
Suara jantung…..

 Suara jantung 3 (S3)


 Getaran yang lemah, nada rendah → terjadi
akibat getaran darah yang mengalir cepat dari
atrium ke ventrikel pada saat permulaan
diastole
 Terdengar paling baik di apeks pada posisi
miring
 Normal pada anak

 Suara jantung 4 (S4)


 Sangat sulit terdengar
Suara jantung……

 Irama Gallop
 Kombinasi terdengarnya S3 atau sumasi S3
dan S4 dengan takikardia
 Terjadi pada gagal jantung

 Bising
 Suara yang ditimbulkan karena turbulensi
aliran darah melalui jalan abnormal atau
daerah yang menyempit
 Menentukan: derajat, lokasi punctum
maksimum, bentuk bising, penjalaran
Pemeriksaan Paru-paru
 Inspeksi : pengembangan paru-paru saat bernafas
 Palpasi : benjolan, tactil fremitus, krepitasi subkutis
 Perkusi : suara normal sonor
Redup/pekak normal → pada daerah skapula, hepar, jantung
Redup/pekak abnormal → pada konsolidasi jaringan paru
(pneumonia lobaris), atelektasis, tumor, efusi pleura
Pekak hepar → pada sela iga ke-6 midaksila kanan. Menurun
saat inspirasi, emfisema. Pekak hepar naik saat ekspirasi,
atelektasis paru kanan, hepatomegali
Auskultasi
 Suara dasar paru Vesikuler
Bronkial terdengar normal pada bronkus besar,
parasternal atas, interskapula
Bronkovesikuler pada sela iga 1-2
 Suara tambahan
Ronkhi basah
Ronkhi kering, wheezing
Krepitasi
Friction rub
Pengkajian Abdomen
 Neonatus (tali pusat, normal warna putih kebiruan,
lepas pada hari ke 7-10)
 Inspeksi
Distensi, asites, scaphoid, potbelly, hernia umbilikalis

Scaphoid

Ascites
Scaphoid
Hernia
Umbilikalis
 Auskultasi, dilakukan lebih dulu sebelum palpasi
dan perkusi
 Suara peristaltic  normal setiap 10-30 detik

 Palpasi (dan Perkusi)


 Kaki difleksikan pada panggul dan lutut
 Nyeri tekan  lokasi pada kuadran abdomen
 Turgor
 Defense muscular, ketegangan otot perut akibat
peradangan organ dalam abdomen
 Pemeriksaan hepar, spleen, ginjal
Pemeriksaan hepar

 Normal tidak teraba, atau teraba saat ekspirasi


 Menilai di bawah arcus kosta dan bawah
proc.sifoideus  ukuran, konsistensi, nyeri
tekan, tepi hepar
 Perkusi hepar  untuk menentukan liverspan
 6 bulan : 5 cm
 3 tahun : 7 cm
 10 tahun : 8 – 10 cm
 Remaja : 9 – 12 cm
 Pemeriksaan Spleen
 Normaltidak teraba
 Pembesaran spleen  splenomegaly

 Pemeriksaan ginjal
 Pemeriksaan massa abdomen
 Pemeriksaan ascites
 Shifting dullness
 Tes undulasi
Pengkajian Genitalia
 Laki-laki
 Fimosis  preputium yang sempit bisa risiko ISK
 Mikropenis, hipospadia, epispadia
 Pembesaran scrotum
 Undesensus testikulorum (testis tidak terletak didalam scrotum)
 Tanda pubertas (pembesaran testis (11 – 12 tahun), rambut wajah
dan aksial mulai tumbuh ± 2 tahun setelah rambut pubes)
 Perempuan
 Leukorea (keputihan) normal  pada bebereapa bulan
sebelum menarche
o Leokerea patologis  berlebihan, kental, berwarna, berbau
 Tanda seks sekunder (perubahan payudara (telarche rata2 9,5
tahun, menyusul perubahan rambut pubes (2-3 tahun pasca telarche)
Pemeriksaan Anus
 Pemeriksaan anus pada anak tidak
dilakukan secara rutib  hanya bila ada
indikasi
 Diaperrash  diare
Pengkajian Tulang Belakang & Ektremitas
Bayi
raba sepanjang tulang belakang utk m’cari ada
tidaknya spina bifida,mielomeningokel
Balita
inspeksi kelainan tulang belakang (lordosis
(condong ke depan), kifosis (posisi badan ke
posterior), scoliosis (deviasi ke lateral
kongenital, kelemahan, nyeri)
inspeksi ekstremitas, kelemahan, CRT, clubbing
finger.
Ekstremitas
 Kelainan anatomi (polidaktili, sindaktili, equinovarus,
equinovalgus, lumpuh layu)
 Jari tabuh → penyakit jantung bawaan sianosis, penyakit
paru yang berat
 Telapak tangan pucat → anemia
 Simian line
 Ujung ekstremitas teraba dingin, nadi di punggung kaki
sangat lemah/tidak teraba → tanda syok
 Pengisian kapiler lambat → tanda syok
 Edema
Pitting edema → hipoalbumin sindroma nefrotik, gizi buruk
tipe kwasihorkor
Non-pitting edema → pada penyakit jantung
Jari tabuh / clubbing finger

\
Pitting edema

Similian line
Polidactili

sindactili brachidactili
Talipes
equinovalgus

Talipes
equinovarus
Pengkajian Neurologis
 Kesadaran : ( GCS: Eye, Verbal, Psikomotor)
 Inspeksi : kejang, tremor, parese, paralisis,
gerakan abnormal
 Pemeriksaan reflek
bayi (berkedip, babinski, merangkak,
melangkah, ekstrusi, galant, moro, neck righting,
menggenggam, rooting, menghisap, tonic neck)
balita (reflek superfisial, reflek tendon)
 Meningeal sign (Brudzinski I, Brudzinski II,
babinski)
 Kekuatan otot
Penilaian Pertumbuhan & Perkembangan
 Pertumbuhan
Antropometrik ( Berat badan, tinggi badan,
lingkar kepala, lingkar lengan atas, lingkar
dada).
 Perkembangan
Tes Denver Development Screening Test,
(perkembangan sosial, bahasa, motorik,
perilaku)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai