Anda di halaman 1dari 93

LAPORAN PENDAHULUAN

PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG ISPA DI ERA COVID-19


DI DESA JATISABA RT 02, RW 01, KABUPATEN PURBALINGGA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata ajar Praktik Klinik keperawatan Keluarga
Dosen Pembimbing : Ns. Margiyati, M.Kep

Disusun Oleh :
Sugiono
20101440118074

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IV/DIPONEGORO


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
SEMARANG
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA
Tn.Akml KHUSUSNYA An.Is DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI
SISTEM PERNAPASAN “ISPA” DI DESA JATISABA
RT 02, RW 01, KABUPATEN PURBALINGGA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata ajar Praktik Klinik keperawatan Keluarga
Dosen Pembimbing : Ns. Margiyati, M.Kep

Disusun Oleh :
Sugiono
20101440118074

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IV/DIPONEGORO


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
SEMARANG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ISPA

A.    DEFINISI
ISPA adalah penyakit infeksi yang sangat umum dijumpai pada anak-anak
dengan gejala batuk, pilek, panas atau ketiga gejala tersebut muncul secara bersamaan
(Meadow, Sir Roy. 2002:153).
ISPA (lnfeksi Saluran Pernafasan AL-ut) yang diadaptasi dari bahasa Inggris Acute
Respiratory hfection (ARl) mempunyai pengertian sebagai berikut:
l. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikoorganisme kedalam tubuh manusia dan berkembang
biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2. Saluran  pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alfeoli beserta organ secara
anatomis mencakup saluran pemafasan bagian atas.
3. Infeksi akut adalah infeksi yang berlansung sampai 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk
menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang digolongkan ISPA. Proses
ini dapat berlangsung dari 14 hari (Suryana, 2005:57).
Infeksi saluran nafas adalah penurunan kemampuan pertahanan alami jalan nafas dalam
menghadapi organisme asing (Whaley and Wong; 1991; 1418).

B.     ETIOLOGI
Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan richetsia. Bakteri
penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus,
Haemophylus, Bordetella dan Corinebacterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah
golongan Miksovirus, Adenovirus, Coronavirus, Picornavirus, Micoplasma, Herpesvirus dan
lain-lain.
Etiologi Pneumonia pada Balita sukar untuk ditetapkan karena dahak biasanya sukar
diperoleh. Penetapan etiologi Pneumonia di Indonesia masih didasarkan pada hasil penelitian
di luar Indonesia. Menurut publikasi WHO, penelitian di berbagai negara menunjukkan bahwa
di negara berkembang streptococcus pneumonia dan haemophylus influenza merupakan
bakteri yang selalu ditemukan pada dua per tiga dari hasil isolasi, yakni
73, 9% aspirat paru dan 69, 1% hasil isolasi dari spesimen darah. Sedangkan di negara
maju, dewasa ini Pneumonia pada anak umumnya disebabkan oleh virus (Suriadi,Yuliani
R,2001)
C.     TANDA DAN GEJALA
a. Tanda dan gejala dari penyakit ISPA adalah sebagai berikut:
1.   Batuk
2.   Nafas cepat
3.   Bersin
4.   Pengeluaran sekret atau lendir dari hidung
5.   Nyeri kepala
6.   Demam ringan
7.   Tidak enak badan
8.   Hidung tersumbat
9.   Kadang-kadang sakit saat menelan

b. Tanda-tanda bahaya klinis ISPA
1.    Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding
thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting expiratoir dan
wheezing.
2.    Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan cardiac
arrest.
3.    Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil
bendung, kejang dan coma.
4.    Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak (Naning R,2002)

D.    KLASIFIKASI
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
1. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam (chest
indrawing).
2. Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
3. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa
tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis
tergolong bukan pneumonia
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dibuat suatu klasifikasi penyakit ISPA. Klasifikasi ini
dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk golongan umur 2 bulan sampai
5 tahun.
Untuk golongan umur kurang 2 bulan ada 2 klasifikasi penyakit yaitu :

1.       Pneumonia berada: diisolasi dari cacing tanah oleh Ruiz dan kuat dinding pada
bagian bawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan
yaitu 60 kali per menit atau lebih.
2.      Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding
dada bagian bawah atau napas cepat.
Untuk golongan umur 2 bu~an sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu :
1.      Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada bagian
bawah kedalam pada waktu anak menarik napas (pada saat diperiksa anak harus dalam
keadaan tenang tldak menangis atau meronta).
2.      Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 2 -12 bulan
adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 1 -4 tahun adalah 40 kali per menit atau
lebih.
3.      Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian
bawah dan tidak ada napas cepat (Rasmaliah, 2004).

E.     PATOFISIOLOGI
Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus dengan tubuh.
Masuknya virus sebagai antigen ke saluran pernafasan menyebabkan silia yang terdapat pada
permukaan saluran nafas bergerak ke atas mendorong virus ke arah faring atau dengan suatu
tangkapan refleks spasmus oleh laring. Jika refleks tersebut gagal maka virus merusak lapisan
epitel dan lapisan mukosa saluran pernafasan (Kending dan Chernick, 1983 dalam DepKes RI,
1992).
Iritasi virus pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk kering (Jeliffe,
1974). Kerusakan stuktur lapisan dinding saluran pernafasan menyebabkan kenaikan aktifitas
kelenjar mukus yang banyak terdapat pada dinding saluran nafas, sehingga terjadi pengeluaran
cairan mukosa yang melebihi noramal. Rangsangan cairan yang berlebihan tersebut
menimbulkan gejala batuk (Kending and Chernick, 1983). Sehingga pada tahap awal gejala
ISPA yang paling menonjol adalah batuk.
Adanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder bakteri. Akibat
infeksi virus tersebut terjadi kerusakan mekanisme mukosiliaris yang merupakan mekanisme
perlindungan pada saluran pernafasan terhadap infeksi bakteri sehingga memudahkan bakteri-
bakteri patogen yang terdapat pada saluran pernafasan atas seperti streptococcus pneumonia,
haemophylus influenza dan staphylococcus menyerang mukosa yang rusak tersebut (Kending
dan Chernick, 1983). Infeksi sekunder bakteri ini menyebabkan sekresi mukus bertambah
banyak dan dapat menyumbat saluran nafas sehingga timbul sesak nafas dan juga
menyebabkan batuk yang produktif. Invasi bakteri ini dipermudah dengan adanya fakor-faktor
seperti kedinginan dan malnutrisi. Suatu laporan penelitian menyebutkan bahwa dengan adanya
suatu serangan infeksi virus pada saluran nafas dapat menimbulkan gangguan gizi akut pada
bayi dan anak (Tyrell, 1980).
Virus yang menyerang saluran nafas atas dapat menyebar ke tempat-tempat yang lain
dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan kejang, demam, dan juga bisa menyebar ke saluran
nafas bawah (Tyrell, 1980). Dampak infeksi sekunder bakteripun bisa menyerang saluran nafas
bawah, sehingga bakteri-bakteri yang biasanya hanya ditemukan dalam saluran pernafasan atas,
sesudah terjadinya infeksi virus, dapat menginfeksi paru-paru sehingga menyebabkan
pneumonia bakteri (Shann, 1985).
Penanganan penyakit saluran pernafasan pada anak harus diperhatikan aspek imunologis
saluran nafas terutama dalam hal bahwa sistem imun di saluran nafas yang sebagian besar
terdiri dari mukosa, tidak sama dengan sistem imun sistemik pada umumnya. Sistem imun
saluran nafas yang terdiri dari folikel dan jaringan limfoid yang tersebar, merupakan ciri khas
system imun mukosa. Ciri khas berikutnya adalah bahwa IgA memegang peranan pada saluran
nafas atas sedangkan IgG pada saluran nafas bawah. Diketahui pula bahwa sekretori IgA
(sIgA) sangat berperan dalam mempertahankan integritas mukosa saluran nafas (Siregar,
1994).

Dari uraian di atas, perjalanan klinis penyakit ISPA ini dapat dibagi menjadi empat tahap, yaitu:
1. Tahap prepatogenesis : penyuebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi
apa-apa.
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh
menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala
demam dan batuk.
4. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh
sempurna,sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos dan meninggal akibat pneumonia
5. F.      PATHWAY
G.    KOMPLIKASI
1.      Penemonia
2.      Bronchitis
3.      Sinusitis
4.      Laryngitis
5.      Kejang deman (Soegijanto, S, 2009)

H.    PEMERIKSAAN PENUJANG
Pemeriksaan penunjang yang lazim dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan kultur/ biakan kuman (swab); hasil yang didapatkan adalah biakan kuman
(+) sesuai dengan jenis kuman,
2.  Pemeriksaan hitung darah (deferential count); laju endap darah meningkat disertai
dengan adanya leukositosis dan bisa juga disertai dengan adanya thrombositopenia dan,
3. Pemeriksaan foto thoraks jika diperlukan (Suryadi, Yuliani R, 2001)

I.       PENATALAKSANAAN
Tujuan utama dilakukan terapi adalah menghilangkan adanya obstruksi dan adanya
kongesti hidung pergunakanlah selang dalam melakukan penghisaapan lendir baik melalui
hidung maupun melalui mulut. Terapi pilihan adalah dekongestan dengan pseudoefedrin
hidroklorida tetes pada lobang hidung, serta obat yang lain seperti analgesik serta antipiretik.
Antibiotik tidak dianjurkan kecuali ada komplikasi purulenta pada sekret.
Penatalaksanaan pada bayi dengan pilek sebaiknya dirawat pada posisi telungkup, dengan
demikian sekret dapat mengalir dengan lancar sehingga drainase sekret akan lebih mudah keluar
(Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 452).
          Prinsip perawatan ISPA antara lain :
o  Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
o  Meningkatkan makanan bergizi
o  Bila demam beri kompres dan banyak minum
o  Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan yang bersih
o  Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat.
o  Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih menetek
o  Mengatasi panas (demam) dengan memberikan kompres, memberikan kompres, dengan
menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
o  Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok
teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
J.      ANALISA DATA
Symptom Etiologi Problem
1.      Biasanya pasien Penupukan secret Bersihan jalan nafas
ditandai dengan adanya
secret, suara ronchi/wising,
otot bantu pernafasan,
cuping hidung, dada terasa
sesak.
2.      Adanya penupukan
secret, infeksi pada saluran Kongesti hidung Pola nafas tidak efektif
pernafasan, adanya otot
bantu pernafasan
3.      Ditandai adanya,
sianosis, otot bantu
pernafasan, expansi Ventilasi pervusi Gangguan pertukaran gas
didinding dada, suara
ronchi/wising
4.      Ditandai
dengan penuran BB sebnyak
20%, kulit kriput, klien Input/autput tidak adekuat Gangguan nutrisi kurang
terlihat kurus, nafsu makan dari kebutuhan tubuh.
menurun, mual muntah,
nyeri abdomen
5.      Adanya tanda-tanda
infeksi seperti: tumor, dolor,
calor, rubor, dan disfusilaesa.
Dan cek leukosit tinggi/ Agen bakteri/virus Resiko infeksi
rendah
6.      Ditandai dengan
adanya panas lebih dari
37,6°C, akral panas, bibir
merah, wajah tampak merah. Proses infeksi Hipertermi

K.     DIAGNOSE YANG SERING MUNCUL


1)      Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi muskus
(secret)
2)      Gangguan pola nafas berhubungan dengan kongesti hidung
3)      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan  ventilasi perfusi
4)      Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
5)      Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan agen virus/bakteri
6)      Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit

L. RENCANA INTERVENSI
1)      Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi muskus
(secret)
Tujuan :
setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah bersihan jalan nafas dapat teratasi
dengan kreteria hasil: hidung bersih, tidak ada secret klien dapat bernafas dengan lancer, tidak
ada pernafasan menggunakan cuping hidung.

Rencana tindakan:
·         Observasi sistem pernafasan dan adanya subatan
·         Bersihkan jika ada sumbatan
·         Berikan posisi semi fowler
·         Anjurkan klien untuk minum yang hangat
·         Ajarkan batuk efektif
·         Masase punggung dan dada klien
·         Kalaborasi pemberian O2
·         Kalaborasi pemberian obat

2)      Gangguan pola nafas berhubungan dengan kongesti hidung


Tujuan :
setelah dilakukan tindak keperawatan diharapkan masalah gangguan pola nafas teratasi dengan
kreteria hasil: klien tidak sesak lagi, sudah tidak ada sumbatan, inspirasi dan ekspirasi tidak
menggunakan otot bantu pernafasan.

Rencana tindakan:
·         Berikan posisi semi fowler
·         Kalaborasi pemberian O2
·         Kalaborasi pemberian obat

3)      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan  ventilasi perfusi


Tujuan :
setelah dilakukan tindak keperawatan diharapkan masalah gangguan pertukaran gas teratasi
dengan kreteria hasil: klien tidak sesak lagi, sudah tidak ada sumbatan, inspirasi dan ekspirasi
tidak menggunakan otot bantu pernafasan.
Rencana tindakan: 
Berikan posisi semi fowler
·         Anjurkan klien untuk minum yang hangat
·         Ajarkan batuk efektif
·         Masase punggung dan dada klien
·         Kalaborasi pemberian O2
·         Kalaborasi pemberian obat

4)      Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia


Tujuan :
setelah dilakukan tidak keperawatan diharapkan masalah gangguan nutrisi teratasi dengan
kreteria hasil: nafsumakkan klien meningkat, klien tidak mual dan muntah, peningkatan BB,
wajah terlihat segar.
Rencana tindakan:
·         Observasi adanya gangguan nutrisi
·         Observasi pola makan
·         Njurkan klien untuk makan sedikit tapi sering yaitu 2 jam sekali
·         Anjurkan diit yang sehat
·         Kalaborasi dengan tim gizi
·         Kalaborasi pemberian obat

5)      Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan agen virus/bakteri


Tujuan :
setelah dilakukan tindak keperawatan diharapkan masalah resiko tinggi infeksi dapat teratasi
dengan kreteria hasil: tidak ada tanda-tanda infeksi, pemeriksaan leukosit dalam batas normal.
Intervensi
·         Observasi adanya tanda-tanda infeksi seperti: tumor, dolor, rubor, color, dan
disfusilaesa.
·         Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
·         Menggunakan APD untuk proteksi diri dank lien
·         Kolaborasi dalam pemberian obat

6)      Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit


Tujuan :
setelah dilakukan tindak keperawatan diharapkan masalah hipertermi klien dapat teratasi
dengan kreteria hasil, suhu dalam rentang normal 36,5°C-37,5°C, akral tidak panas, bibir tidak
kering, turgor kulit elastic.
Intervensi:
·         Observasi adanya peningkatan dan penurunan suhu
·         Observasi vital sign
·         Berikan kopres pada lipatan tubuh
·         Anjurkan klien untuk menggunakan baju yang tipis dan menyerap keringat
·         Lakukan kalaborasi pemberian obat
DAFTAR PUSTAKA

1. Meadow,Sir Roy dan Simen.2002.Lectus Notes:Pediatrika.Jakarta:PT.Gelora Aksara Pratama


2. DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta. 1992.
3. Suriadi,Yuliani R,2001,Asuhan Keperawatan pada Anak,CV sagung Seto,Jakarta
4. Gordon,et.al,2001, Nursing Diagnoses : definition & Classification 2001-2002,Philadelpia,USA
5. Departemen Kesehatan RI, 2002. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan
Akut Untuk Penanggulangan Pneumonia Pada Balita: Jakarta.
6. Catzel, Pincus & Ian robets. (1990). Kapita Seleta Pediatri Edisi II. alih bahasa  oleh Dr.
yohanes gunawan. Jakarta: EGC
7. Gordon,et.al,2001, Nursing Diagnoses : definition & Classification20012002,Philadelpia,USA
8. Intensif Neonatus. Jakarta: Balai penerbit FKUI.
9. Materi pelatihan kader dan penyegara kader (2004), PSIK UMJ, Jakarta
10. Naning R,2002,Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Handout kuliah Ilmu Kesehatan Anak)PSIK
FK UGM tidak dipublikasikan
11. Pertemuan Ilmiah Tahunan V (PIT-5) Ilmu Penyakit Dalam PAP di Sumsel. Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang
12. Soegijanto, S (2002). Ilmu penyakit anak; diagnosa dan penatalaksanaan.
      Jakarta: Salemba medika.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA
Tn.Akml KHUSUSNYA An.Is DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI
SISTEM PERNAPASAN “ ISPA “ DI DESA.JATISABA
RT.02 RW.01 KABUPATEN PURBALINGGA

A. Pengumpulan data ( pada tanggal 09 Januari 2021 ) Dalam


Pengumpulan data merupakan langkah awal pengkajian dalam
melaksanakan asuhan keparwatan keluarga. Dari hasil
pengumpulan data pada keluarga diperoleh data-data sebagai
berikut :

B. Identitas Keluarga

a. Kepala Keluarga
1) Nama KK : Tn.Akml
2) Usia : 37 Tahun
3) Pendidikan : SMA
4) Pekerjaan : Wiraswasta
5) Agama : Islam
6) Suku /Bangsa : Jawa/Indonesia
7) Alamat : Ds.Jatisaba Rt 02/01.Purbalingga
8) Komposisi anggota keluarga: 4 Orang
C. Status kesehatan saat ini
Ny.Sri.s mengatakan bahwa sangat khawatir di rumah sendirian tanpa
suami,dikareakan suami sedng bekeja di laur kota dan Ny,Sri.S mempunyai sambilan
yaitu berdagang di rumah ,sedangkan anak masih keci-kecil,terutama untuk anak yang
nomor satu sering sakit sakitan,Ny.Sri,s mengatakan sudah memeriksakan anaknya ke
puskesmas terdekat dan di periksa oleh dokter dan dokter mengatakan untuk diagnosa
anaknya adalah infeksi saluran pernafasan,
D. Riwayat penyakit dahulu
Keluarga Tn.Akml mengatakan bahwa pernah sesekali periksa ke dokter umum
karena dahulu pernah jatuh dari sepeda motor dan itupun kejadian sdh lama sekitar 5
tahun yang lalu.
E. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga Tn.Akml sangat harmonis dan alkhamndulilah sehat dan setiap harinya
keluarga Tn.Akml selalu makan-makanan yang yag bergizi seperti makan buah dan
sayuran
Susunan Anggota Keluarga
NAMA ANGGTOTA IMUNISASI

JENIS KELAMIN
B DPT CAMPAK HEPATITIS

KET
DGN KKHUB
KELUARGA

PEDIDIKAN
NO C POLIO

UMUR
G
I II III I II III IV I II III

SM
1 Tn. Akml L S 37 A √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

SMA
2 Ny.Sri.S P I 37 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
SD
3 R An.Is P A 11 √ √ √ √ √ √ √

4 An.Ak L A 16 - √ √ √ √ √ √
b
l
n
F. Genogram :

Keterangan :

: Laki-laki : Keluarga yang dibina

: Perempuan : Garis : perkawinan

: Point entry : Garis keturunan

: Meninggal

: Klien
Tn.S adalah anak 1 dari 3 bersaudara yang terdiri dari 3 laki-laki. Ny.O adalah anak
2 dari 5 bersaudara yang terdiri dari 1 laki-laki, 4 perempuan. Kakak 1 dan 3 dari
Ny.Sri.S telah meninggal akibat penyakit jantung. Tn.Akml mempunyai istri
bernama Ny.Sri.S dan dikaruniai 2 orang anak yang terdiri dari 1 perempuan. Anak
pertama dan 1anak laki-laki

a. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


i. Tahap perkembangan keluarga Tn.Akml adalah (the nuclear family).karena
anak pertama berumur 11 tahun yaitu An.Is dan anak keduanya An.Akmr
umur 16 bulan.

ii. Riwayat keluarga inti

Ny.Sri.S berkata "setiap pagi saya selalu belanja ke pasar untuk


membeli bahan-bahan yang akan dijual di warung untuk memenuhi kebutuhan
setiap hari nya dan di jual sebagian,untuk suami Ny.sri S bekerja sebagai
wiraswasta dan beliaunya bekerja di luar kota,beliau pulang apabila ada hari
raya besar seperti lebaran.akan tetapi kebutuhan setiap hari selalu di penuhi
setiap hari dengan cara mentransfer setiap bulannya. Untuk anaknya yang
duduk di kelas 6 SD selalu rajin membantu orang tuanya dan setiap pulang
sekolah An.Rs tidak lupa untuk bergegas menjaga warung ibunya dan juga
menjaga adiknya yang masih berumur 16 bulan,sementara warungnya di jaga
oleh anaknya, Ny.Sri.S memasak untuk anak2 nya.begitu kegiatan setiap
harinya

Ny.Sri.S termasuk orang yang sangat sabar dan juga orang yang sangat
ulet dalam bekerja dan membesarkan anak-anaknya di rumah,sehingga sang
suami yang bekerja di luar kota sangat tenang dan selalu fokus dalam bekerja
untuk menghidupi keluarga kecilnya dikampung halaman.Ny.Sri.S masih
mempunyai Orang tua yang hidup yaitu ayah dari Ny.Sri.s di rumah
sebelahnya,mereka tidak tinggal dalam satu rumah akan tetapi tinggal ber
sebelahan,sehingga orangtuanya masih bisa terpantau setiap harinya dan untuk
kebutuhan memasak selalu dikirim oleh Ny.Sri.s
b. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn.Akml adalah keluarga the nuclear family yang terdiri dari
suami, istri, 2 anak
c. Tahap perkembangan kelurga yang belum terpenuhi
1) Membantu orang tua memasuki masa tua
Istri dari Tn.Akml yang bernama Ny.Sri.S termasuk orang yang sangat
ulet dalam bekerja dan membesarkan anak-anaknya.

b. Struktur Keluarga

i. Pola komunikasi keluarga

Pola komunikasi keluarga yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka


yaitu dengn musyawarah dan dilakukan pada waktu yang tidak menentu
ketika ada urusan yang mendesak saja. Pola interaksi dalam keluarga
Tn.Akml dilakukan saat makan bersama. Anggota keluarga yang paling
dominan adalah istrinya Ny.Sri.S karena dia yang tinggal di rumah
ii. Struktur Kekuatan keluarga

Hubungan antara anggota keluarga Tn.Akml terlihat harmonis, saling


terbuka satu sama lain dan menghargai satu sama lain, mendukung dan
membantu dalam keadaan dan kegiatan apapun.
iii. Struktur nilai

Nilai yang dianut oleh keluarga Tn.Akml tidak ditemukan nilai-nilai


budaya yang bertentangan dengan penyakit ispa dan begitu pula dengan
kegiatan didalam keluarga Tn.Akml tidak ada yang bertentangan. Menurut
keluarga Tn.Akml kesehatan merupakan hal yang penting dalam
kehidupan.
c. Struktur peran

i. Tn.Akml adalah kepala rumah tangga yang berperan sebagai pencari nafkah
untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, memberikan keamanan dalam
keluarga
ii. Ny. Sri.S adalah ibu rumah tangga berperan mengurus anak – anaknya
sekolah, menggurus pekerjaan rutin di dalam rumah tangga.
iii. An. Is adalah anak Pertama yang berperan sebagai seorang pelajar yang
menempuh bangku SD
iv. An. Amr adalah anak Kedua yang berperan sebagai anak pra sekolah
d. Fungsi Keluarga
i. Fungsi afektif
Semua anggota keluarga Tn.Akml saling menyayangi seperti memberikan
perhatian dan saling mendukung satu sama lain dan bila ada anggota
keluarga yang berhasil anggota keluarga yang lain merasa senang dan
bahagia. Apabila ada anggota keluarga yang menderita penyakit, semua
anggota keluarga saling membantu untuk merawat.
ii. Fungsi sosialisasi
Hubungan keluarga Tn.Akml dan Ny.Sri.S dengan tetangga terjalin
dengan tidak baik, dikarenakan Ny.sri.S tidak pernah mengikuti pengajian,
ibu PKK dan arisan yang diadakan setiap minggu ataupun setiap bulannya
yang dikarenakan Ny.Sri.S sibuk mengurus anak-anaknya sekolah dan
mengantarkan cucunya berangkat les. Sedangkan Tn.Akml selalu
mengikuti kegiatan gotong royong yang diselenggarakan sebulan 2-3 kali
dilingkungan sekitarnya apabila Tn.Akml sedang berada di
kampung/Liburan.
iii. Fungsi reproduksi
Ny.Sri,S sejak masih usia dalam produktif ( 37 Tahun) telah menjadi
ikatan aseptor alat KB sejak 3 tahun yang lalu dengan menggunakan alat
kontrasepsi alat Implan sejak 1 tahun yang lalu dilanjutkan dengan alat
IUD selama 2 tahun.
iv. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn.Akml memberikan kebutuhan keluarga dengan memberikan
financial untuk keperluan keluarga, dengan jumlah sebesar kurang lebih
Rp.1.500.000,00 meliputi uang jajan sekolah/les, bayar uang les,
membayar uang kontrakan, listrik dan lain-lain. Untuk memenuhi
kebutuhannya Tn.Akml bekerja sebagai pedagang, penghasilan setiap
bulan kurang lebih Rp.1.500.000 sampai dengan Rp.2.000.000,00.
Terkadang penghasilan Tn.Akml tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari
v. Fungsi pemeliharaan kesehatan
1. Kebiasaan keluarga Tn.Akml jika ada anggota keluarga
yang sakit beli obat sendiri. Tetapi jika menurutnya
belum ada perubahan baru dibawa ke dokter atau ke
klinik maupun puskesmas terdekat.

2. Kelurga Tn.Akml dalam pengadaan makanan sehari –


hari dengan cara memasak sendiri. Komposisi jenis
makanan sehari – hari selalu ada makanan pokok, lauk-
pauk (protein hewani dan nabati), sayuran sedangkan
untuk buah dan susu ketersediannya kadang – kadang.

3. Cara menyajikan makanan dalam kelurga Tn.Akml


kadang-kadang tertutup. Keluarga Tn.Akml tidak
memiliki pantangan makanan apapun. Kebiasaan
keluarga dalam mengelola air minum menggunakan air
minum isi ulang atau terkadang juga dimasak,
sedangkan mengelola makanan biasanya dipotong dulu
baru dicuci. Kebiasaan makan keluarga Tn.Akml adalah
sendiri – sendiri sesuai dengan keinginan.

4. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur


Anggota keluarga Tn.Akml mempunyai kebiasaan tidur
pada siang hari. Keluarga Tn.Akml hanya mempunyai
satu ruangan tamu dan dijadikan sebagai kamar tidurnya
sebagai tempat beristirahat.

5. Pemenuhan rekreasi dan latihan


Keluarga Tn.Akml tidak pernah melakukan liburan
keluar rumah seperti pergi ke mall secara bersama setiap
ada kerja maupun hari sabtu dan minggu. Menurut
keluarga liburan ke luar rumah tidak terlalu penting.
Keluarga Tn.Akml hanya melakukan liburan dengan
menonton tv dan mengobrol dengan anggota
keluarganya dalam mengisi waktu sengang.

6. Pemeliharaan kebutuhan kebersihan diri


Kebiasaan anggota keluarga Tn.Akml dalam pemenuhan
kebersihan diri yaitu mandi 3x/hr, sikat gigi 2x/hr, serta
cuci rambut 2x/hr. Semua anggota keluarga Tn.Akml
menggunakan bahan – bahan dalam pemenuhan
kebutuhan kebersihan diri dengan sabun, shampoo, pasta
gigi, dan lain- lain.
G. Denah rumah

1 1 111
2

Skala 1: 200
Keterangan :
: pintu
: jendela
: kolam ikan
: sumur bor
1 : ruangan tamu
2 :kamar tidur 1 (Ny.Sri.S dan Tn.Akml dan An.Amr)
3 :Kamar tidur 2 (An.Is)
4 :kamar tidur 3 ( An.Sh)
5 :kamar tidur 4 (Gudang)
6 : ruangan TV
7 : kamar mandi
8 Dapur
1. Karateristik tetangga dan komunitas RW

Keluarga Tn.Akml dengan tetangganya biasa saling


menghormati,menghargai, membantu,saling menjenguk apabila ada tetangganya
yang sakit, dan tidak ada kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Karakteristik tetangga beraneka ragam pekerjaan dan mayoritas masyarakat di
kampung tersebut bekerja sebagai petani. Tidak ada kebiasaan dilingkungan
masyarakat sekitar yang dapat mempengaruhi kesehatan.

2. Mobilitas geografis Keluarga

Keluarga Tn.Akml sudah lama tinggal di kampung tersebut dan belum


pernah berpindah-pindah tempat tinggal dari sejak menikah. Ketika ada salah
satu anggota keluarga yang sakit ataupun akan bepergian keluarga Tn.Akml
dengan menggunakan sepeda motor.

3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga Tn.Akml biasa berkumpul dengan seluruh anggota keluarganya


apabila hari libur, dan kalau berkumpul dengan anaknya yang serumah biasanya
berkumpul sesudah shalat maghrib atau sore-sore di teras rumah atau pada saat
menonton tv. Untuk interaksi dengan tetangga atau masyarakat lainnya suka
berkumpul di rumah-rumah warga dan apabila mempunyai masalah masyarakat
lainnya selalu menyelesaikannya dengan bermusyawarah.

4. Sistem pendukung keluarga

Yang merawat Tn.Akml adalah anaknya, keluarga dan kerabatnya.


Apabila Tn.Lg sakit anaknya selalu membawa anggota keluarganya kepuskesmas
ataupun dokter terdekat, jarak untuk ke puskesmas dari rumah yaitu ± 2 km.
H. Struktur Keluarga

1. Pola komunikasi keluarga

Pola komunikasinya menggunakan komunikasi 2 arah, setiap ada


permasalahan selalu dibicarakan dan dipecahkan bersama-sama. Keluarga
Tn.Lg sehari-hari menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi, dan
yang dominan dalam berbicara adalah Tn.Akml dan yang mengambil
keputusan adalah Tn.Akml

2. Struktur kekuatan keluarga

Struktur kekuatan keluarga berada di Tn.Akml segala aturan yang


berlaku dirumah tangga ditentukan oleh Tn.Akml dengan kesepakatan
bersama,selalu diselesaikan dengan cara bermusyawarah.

3. Struktur peran (formal dan informal)

Masing-msaing anggota keluarga berperan sebagaimana


mestinya,namun dalam hal mencari nafkah yang berperan adalah Tn.Lg
dan Ny.A dan dalam hal sebagai kepala keluarga yang selalu mengambil
keputusan adalah Tn.Akml, Ny.Sri.S berperan dalam hal merawat
anak,suami dan Tn.Akml.

4. Nilai dan norma keluarga

Keluarga masih memegang adat istiadat Jawa, keluarga menetapkan


norma-norma dalam kehidupan sehari-hari misalnya bila mau masuk ke
dalam rumah mengucapkan salam. Penilaian keluarga tentang kesehatan
bahwa kesehatan sangatlah penting.
I. Fungsi Keluarga

Fungsi afektif

Tn.Akml Mengatakan bahwa dirinya merasa aman dan nyaman


berada di lingkungan keluarganya. Akan tetapi Menurut Ny.Sri.s keluarga
merasa cemas ringan dengan keadaan penyakit Tn.Akml karena apabila
sudah mengalami pusing dan sakit kepala yang berat Ny.Sri.S tidak
tahu harus melakukan tindakan seperti apa untuk mengatasinya.

J. Fungsi social

Tn.Akml mengatakan keluarganya selalu berinteraksi dan


berkomunikasi dengan tetangga sekitarnya. Tn.Akml selalu berpartisipasi
dalam kegiatan masyarakat, selalu mengajarkan kepada keluarganya
ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah maupun di
masyarakat.

K. Fungsi perawatan kesehatan

Menurut Ny.Sri.S keluarganya sangat peduli terhadap


kesehatannya Tn.Akml dan anak-anaknya dimana keluarganya selalu
mendukung dalam hal pengoatan Tn.Akml, dan selalu mengingatkan hal-
hal yang dapat memperberat keadaan penyakitnya misalnya : Jangan
mengkosumsi garam dan lemak yang berlebih. Akan tetapi Ny.Sri.S
Tidak mengetahui secara rinci jenis makanan dan diet makanan pada
penderita ISPA.

L. Fungsi reproduksi

Tn.Lg sudah dalam usia Dewasa Tua dan sudah mempunyai 2


orang anak laki dan perempuani,beliaunya juga mengatakan sudah cukup
mempunyai 2 orang anak saja dikarenakan usia beliau yang sudah tidak
muda lagi.dan focus membesarkan kedua anak laki-lakinya.

M. Fungsi ekonomi

Kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari,


sandang dan pangan masih cukup baik,terbukti Tn.Akml dan Ny.Sri.S
bekerja untuk menutupi kebutuhan ekonominya.
A. Sterssor dan Koping Keluarga
1) Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Yang dikeluhkan Ny.Sri.S yaitu stress karena anak Pertamanya belum
sembuh dari batuk dan pileknya. Keluarga Tn.Akml ingin mempunyai
toko yang lebuh besar apabila mempunyai uang yang tercukupi

2) Kemampuan kelurga berespon terhadap masalah


Keluarga Tn.Akml menghadapi masalah dengan biasa saja dan jarang
bersikap panik

3) Strategi koping yang digunakan


Apabila ada masalah apapun keluarga Tn.Akml selalu melakukan
musyawarah dengan cara berdiskusi untuk menyelesaikan masalahnya
secara bersama-sama dan tidak saling menyembunyikan masalah satu
sama lain.

4) Starategi adaptasi disfungsional


Apabila ada masalah apapun keluarga Tn.Akml selalu melakukan
musyawarah dengan cara berdiskusi untuk menyelesaikan secara
bersama-sama dan tidak saling menyembunyikan masalah satu sama
lain. Respon keluarga Tn.Akml menghadapi masalah – masalah
tersebut dengan bersikap biasa saja, tidak marah – marah, tidak pernah
membanting barang.

B. Kesehatan Lingkungan
Rumah yang ditempati adalah rumah kontrakan. Jenis bangunan rumah
permanen, luas bangunan panjang kurang lebih 5 M, lebar kurang lebih 1,5
sampai dengan 2 meter, tembok yang ada dirumahnya adalah triplek dan
hanya sebagian disemen. Rumah yang ditempati terdiri dari ruang tamu
sebagai tempat tidur, ruang dapur yang kotor dan penataan kurang, tempat
kamar mandi berada diluar bareng dengan tetangga sekitarnya. Airnya
berasal dari pompa, tidak berbau, putih, kamar mandi tampak licin,
pencahyaan dikamar mandi cukup terang, pencahyaan di rumah cukup
terang juga, tempat pembuangan sampah kurang memadai
Denah rumah
C. Pemeriksaan Fifik

No Komponen Tn.SH Ny.Sri.S Tn.Akml An.Is An.Amr


1 Kepala Kulit kepala Kulit kepala Kulit kepala Kulit kepala Kulit kepala
bersih, tidakbersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak
ada benjolan, ada benjolan, ada benjolan, ada benjolan, ada benjolan,
dan rambut dan rambut dan rambut dan rambut dan rambut
tidak rontok. tidak rontok. tidak rontok. tidak rontok. tidak rontok.
2 Mata Konjungtiva : Konjungtiva : Konjungtiva : Konjungtiva : Konjungtiva :
an anemis an anemis an anemis an anemis an anemis
Sklera : an Sklera : an Sklera : an Sklera : an Sklera : an
ikterik ikterik ikterik ikterik ikterik
3 Telinga Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak
ada cairan yang ada cairan ada cairan ada cairan ada cairan
keluar yang keluar yang keluar yang keluar yang keluar
4 Hidung Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Adanya cairan
ada benjolan ada benjolan ada benjolan ada benjolan dihidung
5 Mulut Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak
ada stomatitis ada stomatitis ada stomatitis ada stomatitis ada stomatitis
6 Gigi Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak
ada caries ada caries ada caries ada caries ada caries
7 Leher Tidak adaTidak ada Tidak ada Tidak ada Adanya
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembengkakan
kelenjar getah kelenjar kelenjar getah kelenjar ditenggorokan,
bening, tidak getah bening, bening, tidak getah bening, ada
ada tidak ada ada tidak ada pembesaran
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran vena jugularis
vena jugularis vena vena jugularis vena
jugularis jugularis
8 Dada dan Simetris, tidak Simetris, Simetris, Simetris,
Simetris, tidak
paru – paru ada otot bantu tidak ada otot tidak ada otot tidak ada otot
ada otot bantu
napas, suara bantu napas, bantu napas, bantu napas,
napas,
vesikuler suara suara suaraterdengar
vesikuler vesikuler vesikuler
suara ronchi di
intercosta 2
9 Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
distensi distensi distensi distensi distensi
abdomen abdomen abdomen abdomen abdomen
10 Ekstrimitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan keluhan
5555 5555
5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555
5555 5555 5555 5555 5555 5555
5555 5555 5555 5555

11 TB 160 cm 158 cm 165 cm 140 cm 68 cm


12 BB 76 kg 66,1 kg 69,8kg 36,8 kg 10,8 kg
13 TTV TD : 130/90 TD : 120/80 TD : 110/80 N : 80 x/mnt N : 82 x/mnt
mmHg mmHg mmHg RR : 20 x/mnt RR : 22 x/mnt
N : 80 x/mnt N : 82 x/mnt N : 80 x/mnt S : 36,6 0C S : 37,2 0C
RR : 20 x/mnt RR : 22 x/mnt RR : 20 x/mnt
S : 36,7 0C S : 36,5 0C S : 37,5 0C
14 Kesadaran Composmetis Composmetis Composmetis Composmetis Composmetis

f. Penjajakan Tahap II
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah

Ny.Sri.S nengatakan bahwa ISPA adalah penyakit ISPA adalah


penyakit batuk-batuk, pilek dan demam. Ny.Sri.S mengatakan
penyebab dari penyakitnya adalah bakteri, cuaca, tanda dan gejala
yang dirasakan oleh An.Is meliputi batuk-batuk selama 14 hari, pilek,
demam naik turun, mual muntah, tidak nafsu makan.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan

Keluarga mengatakan Ny.Sri.S pernah periksa sebelumnya dan


diberikan obat pereda dahak. Saat ditanya, Ny.Sri.S mengatakan obat
yang pernah diminum An.Is yaitu Ambroxol 3x1. Bila An.Is
3) Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga

Keluarga Tn. Akml mengatakan bila An.Is merasa batuk-batuk, pilek,


demam, An.Is beristirahat dan terkadang minum obat dari warung
untuk menghilangkan batuk-batuk, pilek, demam dan jika rasa
sakitnya belum sembuh juga keluarga Tn.Akml langsung pergi ke
puskesmas untuk memeriksa kesehatannya diantar dengan
keluarganya.
4) Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan

Ny.Sri.S mengatakan Kondisi rumah berantakan, udara lembab, kotor,


jendela hanya dibuka pada pagi hari saja.
5) Kemampuan keluarga dalam manfaatkan fasilitas kesehatan

Keluarga mengatakan jika ada anggota keluarga yang sedang sakit,


keluarga segera membawa ke klinik / puskesmas terdekat
a. Analisa Data

Setelah data fokus terkumpul maka data – data yang ada dirumuskan dalam
analisa data untuk mengetahui masalah kesehatan yang terjadi, adapun analisa
data yang disusun dalam tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1 Analisa Data Keluarga Tn.Akml khususnya An.Si
No Data Fokus Masalah Diagnosa Keperawatan
Kesehatan
1 DS : ISPA Ketidak efektifan bersihan
1. Ny.Sri.S nengatakan bahwa ISPA adalah jalan nafas pada keluarga
penyakit batuk-batuk, pilek, demam dan Tn.Akml khusunya An.Is
sesak napas berhubungan dengan
2. Ny. Sri.S mengetahui apa penyebab dari Ketidakmapuan keluarga
dalam merawat anggota
penyakitnya yaitu bakteri dan cuaca
keluarga yang sedang sakit
3. Ny. Sri.S mengatakan tanda dan gejala ISPA
yang dirasakan oleh An.Is meliputi batuk-
batuk selama 14 hari, pilek, demam, sesak
napas.
4. Ny. Sri.S mengatakan An.Is pernah
memeriksakan kesehatannya kepuskesmas
tetapi tidak ada perubahan kesehatan pada
AnIs. Namun kesehatan An.Is belum
kunjung sembuh, akhirnya Ny. Sri.S
membawa lagi ke puskesmas terdekat.
5. Keluarga Tn.Akml mengatakan bila An.Is
merasa batuk-batuk, pilek, demam, An.Is
beristirahat dan terkadang minum obat dari
warung untuk menghilangkan batuk-batuk,
pilek, demam dan jika rasa sakitnya belum
sembuh juga keluarga Tn.Akml langsung
pergi
ke puskesmas untuk memeriksa
kesehatannya diantar dengan keluarganya.

6. Ny.Sri.S mengatakan Kondisi rumah


berantakan, udara lembab, kotor, jendela
rumah hanya dibuka setiap pagi hari saja.

7. Keluarga mengatakan jika ada anggota


keluarga yang sedang sakit, keluarga
segera membawa ke klinik / puskesmas
terdekat
DO :
1. Kesadaran: Composmetis
2. TTV : N : 80 x/mnt
3. RR : 20 x/mnt
4. S : 36,6 0C
5. Terdengar suara ronchi diintercota 2
6. Klien tampak adanya cairan putih dihidung
7. Dada klien tampak tidak simetris.
3 DS : ISPA Resiko infeksi menular
1. Ny.Sri.S mengatakan An.Is masih batuk- pada keluarga Tn.Akml
batuk sudah kurang lebih 2 minggu, pilek, khususnya An.Is
demam. berhubungan dengan
2. Ny.Sei.S mengatakan An.Is kalau malam Ketidak mampuan keluarga
hari suka terbangun karena batuknya dalam merawat anggota
3. Ny.Sri.S mengatakan An.Is bila batuk keluarga
tenggorokannya suka sakit karena sering
batuk.
DO :
1. Kesadaran : Composmetis
2. TTV : N : 80 x/mnt
3. RR : 20 x/mnt
4. S : 36,6 0C
5. Terdengar suara ronchi diintercota 2
6. Klien terlihat batuk-batuk.
7. Klien tampak adanya cairan dihidung.

N. Diagnosa Keperawatan
a. Berdasarkan hasil analisa data sebagaimana tertera pada tabel 3.1 maka
diagnosa keperawatan yang dimunculkan pada kasus keluarga dengan Ispa
adalah :
1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.Sakml
khusunya An.Is berhubungan dengan Ketidak mapuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sedang sakit ISPA
2. Resiko infeksi menular pada keluarga Tn.Akml khusunya
An.Is berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga
b. Skoring Masalah Keperawatan
Dalam menentukan prioritas diagnosa keperawatan keluarga menggunakan
teknik skoring keperawatan berdasarkan masalah yang telah disusun dalam
analisa data. Skoring keperawatan, sebagaimana dijelaskan pada tabel-tabel
dibawah ini :
1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.Akml
khusunya An.Is berhubungan dengan Ketidak mapuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sedang sakit ISPA

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran


1 Sifat masalah 1 3/3 x 1 = 1 Masalah ini bersifat aktual karena
Ny.Sri.S mengatakan An.Is masih
Skala batuk-batuk, pilek, demam, mual dan
Potensial : 1 muntah, tidak nafsu makan. Jika tidak
ditangani segera dapat mengakibatkan
Resiko :2 penyakit komplikasi
Aktual :3
2 Kemungkinan 2 2/2 x 2 = 2 Kemungkinan masalah dapat diubah
masalah untuk dengan mudah, keluarga sudah
diubah mengetahui beberapa mengenai
penyakit An.Is, sehingga saat batuk dan
Skala
pilek keluarga langsung membawa ke
Mudah :2 puskesmas terdekat
Sebagian : 1
Tidak dapat : 0
3 Potensi masalah 1 2/3 x 1 = 2/3 Potensial masalah untuk dicegah cukup
untuk dicegah karena Ny.Sri mengatakan An.Is
sehabis aktivitas yang berlebih dan
Skala
batuk-batuk, pilek, demam terjadi, An.Is
Tinggi : 3 langsung beristirahat dan meminum
obat dari puskemas
Cukup : 2
Rendah : 1
4 Menonjolnya 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga mengatakan apabila ada
masalah anggota keluarga sudah merasakan
tanda dan gejala penyakit tersebut.
Skala
Keluarga segera membawa ke klinik /
Segera ditangani puskesmas terdekat
:2
Masalah ada tapi
tidak perlu : 1
Masalah tidak
dirasakan : 0
Total 4 2/3

2. Resiko infeksi menular pada keluarga Tn.Akml khusunya


An.Is berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran


1 Sifat masalah 1 2/3 x 1 = 2/3 Masalah ini belum terjadi sehingga
perlu ditangani namun
Skala
Potensial : 1
Resiko :2
Aktual :3
2 Kemungkinan 2 2/2 x 2 = 2 Motivasi Ny.sri.s untuk mengatasi
masalah untuk masalah ISPA untuk sembuh
diubah karena Ny.Sri.S mengatakan
apabila An.Is sedang mengalami
Skala
masalah tersebut langsung dibawa
Mudah :2 ke klinik atau puskesmas terdekat.
Sebagian : 1
Tidak dapat : 0
3 Potensi masalah 1 1/3 x 1 = 1/3 Resiko penularan penyakit sulit
untuk dicegah dicegah karena kondisi rumah
Tn.Akml yang kotor, berdebu dan
Skala
interaksi antara anggota keluarga
Tinggi : 3 yang lain kurang dari 1 meter.
Anggota keluarga Tn.Akml
Cukup : 2 menggunakan masker apabila ada
Rendah : 1 yang sedang sakit seperti ISPA

4 Menonjolnya 1 2/2 x 1 = 1 Resiko penularan harus segera


masalah ditangani untuk tidak terjadi pada
anggota keluarga yang lainnya
Skala
Segera ditangani : 2
Masalah ada tapi
tidak perlu : 1
Masalah tidak
dirasakan : 0
Total 4

c. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan hasil perhitungan scoring keperawatan keluarga didapatkan
diagnosa keperawatan prioritas sesuai dengan jumlah yang tertinggi, adapun
urutan diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut :
No Diagnosa Keperawatan Skore
1 Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.Akml 4 2/3
khusunya An.Is berhubungan dengan Ketidak mapuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sedang sakit ISPA
Resiko infeksi menular pada keluarga Tn.Akml khususnya An.Is 3
berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga

RENCANA TINDAKAN KELUARGA


Diagnosa Tujuan Kriteria Intervensi
keperawatan Evaluasi
Umum Khusus Kriteria Standar
Ketidak efektifan Selama 5 kali Selama 1x30 Respon Verbal ISPA adalah infeksi Diskusikan bersama
bersihan jalan kunjungan
menit kunjungan, saluran pernapasan akut keluarga pengertian
nafas pada rumah,
keluarga bersihan keluarga mampu yang terjadi secara tiba ispa dengan
jalan nafas
Tn.akml mengenal – tiba yang menyerang menggunakan
pada An. Is
khusunya An.Is dapat teratasi masalah ISPA hidung, tenggorokan lembar balik.
berhubungan
dengan Ketidak pada keluarga. saluran bagian dalam Tanyakan kembali
mapuan keluarga Dengan cara : sampai ke paru – paru. kepada keluarga,
dalam merawat
anggota keluarga a. Menyebutkan Biasanya menyerang tentang pengertian
yang sedang sakit pengertian anak usia dua bulan ISPA
ISPA
ISPA sampai lima tahun. Beri pujian atas
usaha yang
dilakukan keluarga.
b. Menyebutkan Respon Verbal Menyebutkan 2 dari 3 Diskusikan bersama
penyebab penyebab ispa: keluarga tentang
terjadinya penyebab ISPA.
a. tertular penderita
ISPA Motivasi keluarga
batuk pilek
untuk menyebutkan
b. imunisasi belum
kembali penyebab
lengkap
ISPA
c. lingkungan tidak
Beri reinforcement
sehat
positif atas usaha
yang dilakukan
keluarga.
c. Menyebutkan Respon Verbal Menyebutkan 3 dari 5 1. Diskusikan
tanda dan tanda dan gejala ISPA: dengan
gejala dari keluarga
1) Batuk
ISPA tentang tanda
2) Pilek
gejala ISPA
3) Demam
2. Motivasi
4) Anoreksia
keluarga untuk
5) Sakit kepala
menyebutkan
kembali tanda
gejala ISPA
3. Beri
reinforcement
positif atas
usaha yang
dilakukan
keluarga.

Selama 1x30 Respon Verbal Menyebutkan akibat Menjelaskan kepada


menit kunjungan, bila penyakit ISPA tidak keluarga mengenai
keluarga mampu diatasi dapat terjadi : akibat lanjut dari
mengambil penyakit ISPA
keputusan untuk a. Infeksi Telinga Motivasi keluarga
mengatasi Bagian Tengah untuk
penyakit ISPA b. Infeksi Selaput mengungkapkan
Menjelaskan Otak kembali akibat
akibat yang
c. Infeksi Otak lanjuut ISPA jika
terjadi bila
penyakit ISPA tidak di tangani
tidak di atasi.
Mendiskusikan
kembali dengan
keluarga tentang
keinginan keluarga
untuk merawat
anggota keluarga.

. Setelah dilakukan Respon Keluarga dapat


Psikomotor
tindakan mendemonstrasikan
keperawatan cara perawatan ISPA
selama 1x60 dengan inhalasi buatan,
menit kunjungan membuatkan jeruk nipis
rumah diharapkan ditambah dengan kecap
keluarga mampu
merawat anggota a. Teknik inhalasi 1. Demostrasikan
keluarga yang buatan pada keluarga
sakit ISPA 1) Persiapan alat: tentang cara
Dapat melakukan a) Kertas koran menggunakan
perawatan ISPA inhalasi buatan
b) Minyak kayu
Inhalasi buatan putih 2. Berikan
kesempatan pada
c) Wadah
keluarga untuk
baskom atau
mencoba
Ember
menggunakan
d) Air panas inhalasi buatan
secukupnya 3. Beri reward
2) Prosedur positi supaya
tindakan: yang dilakukan
a. Isi wadah keluarga
dengan air
panas
b. Teteskan 4-6
tetes minyak
kayu putih

c. Hirup uap
melalui corong
dari koran

Membuat jeruk
b. Pembuatan jeruk
nipis dan kecap 1. Demostrasikan
nipis dan kecap
pada keluarga
1) Persiapan Alat:
tentang cara
a) Gelas atau
membuat jeruk
mangkok
nipis dan kecap
b) Jeruk 3
2. Berikan
c) Kecap
kesempatan pada
d) Sendok
keluarga untuk
makan
mencoba
2) Prosedur membuat jeruk
Tindakan : nipis dan kecap
a) Siapkan buah 3. Beri reward
jeruk nipis positif supaya
yang masih yang dilakukan
segar dan keluarga
sudah masak
b) Siapkan juga
kecap manis
c) Ambil 3 buah
jeruk nipis
dan potong
menjadi dua
d) Peras jeruk
nipis ke
dalam wadah
gelas atau
mangkok
e) Air perasan
jeruk nipis
saring
menggunakan
penyaring
yang sangat
halus agar
tidak ada biji
atau ampas
buah jeruk
nipis yang
tecampur
f) Tambahkan
kecap
secukupnya,
biasanya
cukup
berikan 3
sendok
makan
Setelah dilakukan Respon Verbal Menyebutkan 2 dari 3 1. Klarifikasi
tindakan cara memodifikasi pengetahuan
keperawatan lingkungan untuk keluarga tentang
selama 1 x 30 mencegah terjadinya manfaat fasilitas
menit kunjungan ISPA : kesehatan
rumah diharapkan 2. Memotivasi
a. Lantai rumah
keluarga mampu : keluarga untuk
bersih
memodifikasi menyebutkan
b. Atap rumah bersih
lingkungan kembali manfaat
tanpa sawang
yankes
c. Terdapat ventilasi
3. Memberikan
dan penerangan
reward positif
yang kuat
pada keluarga
d. Dapur dan kamar
atas usaha yang
mandi bersih
dilakukan
e. SPAL mengalir
keluarga.
tidak berbau
Setelah dilakukan Respon Verbal Manfaat fasilitas
tindakan kesehatan adalah untuk
keperawatan mengontrol kesehatan,
selama 1x30 mendapatkan
menit kunjungan pendidikan kesehatan
rumah diharapkan yang tepat dan segera
Keluarga mampu untuk mengatasi ISPA.
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
untuk
mengatasi ISPA
O. Implementasi Keperawatan
Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.

HARI/TGL/JAM DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN PARAF


KEPERAWATAN
Sabtu tanggal 09- Ketidak efektifan 1. Mendiskusikan dengan keluarga Sugiono
01-021
bersihan jalan nafas pengertian ISPA, mengajarkan keluarga
pada keluarga untuk mengungkapkan kembali
Tn.Akml khusunya pengertian ISPA
An.Is Ds : keluarga mengatakan ISPA adalah
berhubungan batuk, pilek saja
dengan Ketidak Do : Ny.sri.s tampak mengerti tentang
mapuan keluarga ispa
dalam merawat 2. Mendiskusikan dengan keluarga
anggota keluarga penyebab ispa
yang sedang sakit Ds : keluarga mengatakan penyebab ispa
ISPA berasal dari bakteri dan cuaca
Do : Ny.sri.s tampak memperhatikan
dan memahami yang didiskusikan
3. Mendiskusikan dengan keluarga tanda
dan gejala
Ds : keluarga mengatakan tanda dan
gejala yang dirasakan batuk, pilek,
demam
Do : klien tampak menyimak dan
menjawab pertanyaan
Minggu tanggal Ketidak efektifan 1. Mengidentifikasi akibat lanjut dari ispa Sugiono
10-01-2021
bersihan jalan nafas Ds : keluarga mengatakan akibat lanjut
pada keluarga dari ispa ada infeksi telinga bagian otak
Tn.Akml Do : Ny.sri.s tampak paham akibat
khusunyaAn.Is lanjut dari ispa
berhubungan 2. Memotivasi keluarga untuk
dengan Ketidak mengungkapkan kembali akibat lanjut
mapuan keluarga dari ispa
dalam merawat Ds : keluarga mengatakan memutuskan
anggota keluarga untuk merawat anggota keluarga yang
yang sedang sakit sakit, jika tidak sembuh akan membawa
ISPA ke klinik atau puskesmas terdekat
Do : Ny.sri.s tampak menjawab
pertanyaan
Senin, 11-01- Ketidak efektifan 1. Mendemontrasikan cara melakukan Sugiono
2021
bersihan jalan nafas inhalasi buatan
pada keluarga Ds : keluarga mengatakan mengerti dan
Tn.Akml khusunya ingin melakukan cara tersebut
An.Is berhubungan Do : Ny.sri.s tampak paham dan
dengan Ketidak menyimak
mapuan keluarga 2. Memotivasi keluarga untuk
dalam merawat redemontrasikan
anggota keluarga Ds : keluarga mengatakan senang karena
yang sedang sakit bisa melakukan inhalasi buatan.
ISPA Do : keluarga tampak kooperatif dan
aktif
Selasa tanggal 12- Ketidak efektifan 1. Mendiskusikan cara memodifikasi Sugiono
01-2021
bersihan jalan nafas lingkungan keluarga
pada keluarga Ds : keluarga mengatakan cara menata
Tn.Akml khusunya lingkungan yaitu lantai rumah bersih,
An.Is berhubungan atap rumah bersih tanpa sawang,
dengan Ketidak terdapat ventilasi dan penerangan yang
mapuan keluarga kuat
dalam merawat Do : Ny.sri.s tampak menyimak
anggota keluarga 2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan
yang sedang sakit kembali cara memodifikasi lingkungan
ISPA Ds : keluarga mengatakan cara menata
lingkungan yaitu lantai rumah bersih,
atap rumah bersih tanpa sawang,
terdapat ventilasi dan penerangan yang
kuat
Do : Ny.sri.s tampak menjawab
pertanyaan yang diberikan
Rabu Tanggal 13- Ketidak efektifan 1. Mengklarifikasi pengetahuan keluarga sugiono
01-2021
bersihan jalan nafas tentang manfaat fasilitas kesehatan
pada keluarga Ds : keluarga mengatakan manfaat dari
Tn.Akml khusus fasilitas kesehatan bisa mengetahui
nya An.Is kondisi atau keadaan tubuh,
berhubungan mendapatkan pengobatan yang tepat
dengan Ketidak serta pendidikan kesehatan
mapuan keluarga Do : Ny.sri.s tampak menjawab
dalam merawat pertanyaan yang diberikan
anggota keluarga
yang sedang sakit
ISPA
P. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan
kriteria hasil dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan.
Evaluasi disusun dengan pedoman SOAP.
No Hari/Tanggal/Waktu Catatan Perkembangan (SOAP) Paraf
1 Rabu tanggal 13- Data Subjektif : Sugiono
01-2021 1. keluarga mengatakan ispa adalah batuk, pilek
2. keluarga mengatakan penyebab ispa berasal dari
virus dan bakteri.
3. keluarga mengatakan tanda dan gejala ispa adalah
batuk, pilek, demam, mual muntah, tidak nafsu
makan.
4. keluarga mengatakan akibat lanjut dari ispa adalah
infeksi telinga bagian otak.
5. keluarga mengatakan memutuskan untuk merawat
anggota keluarga yang sakit, jika tidak sembuh akan
membawa ke klinik atau puskesmas terdekat.
6. keluarga mengatakan, gara-gara ispa dapat berakibat
mengganggu aktivitas
7. keluarga mengatakan mengerti apa yang telah
diajarkan.
8. keluarga mengatakan senang karena bisa melakukan
cara inhalasi buatan.
9. keluarga mengatakan cara memodifikasi
lingkungannya yaitu lantai rumah yang bersih, atap
rumah bersih tanpa sawang, terdapat ventilasi dan
penerangan yang kuat
10. keluarga mengatakan manfaat dari fasilitas
kesehatan bisa mengetahui kondisi atau keadaan
tubuh, mendapatkan pengobatan yang tepat serta
pendidikan kesehatan”

Data Objektif :
1. keluarga mampu menyebutkan pengertian ISPA
dengan benar
2. keluarga dapat menyebutkan penyebab ISPA
3. keluarga mampu menyebutkan tanda gejala ISPA
4. keluarga tampak kooperatif, dan dapat menjawab
pertanyaan dengan benar
5. keluarga dapat menyebutkan akibat lanjut dari ISPA
6. keluarga tampak memperhatikan apa yang dijelaskan
oleh perawat dan keluarga terlihat sangat
menyayangi An.Is
7. keluarga nampak mengambil keputusan dengan benar
8. keluarga mampu menyebutkan cara pencegahan
ISPA dengan benar
9. keluarga mampu melakukan yang didemontrasikan
oleh perawat.
10. Klien mampu menyebutkan lingkungan yang
aman bagi penderita ISPA
11. Keluarga sudah melakukannya
12. Keluarga dapat meyebutkan manfaat pelayanan
kesehatan

Analisa : TUK 1 sampai TUK 5 teratasi sesuai rencana

Planning : Memotivasi keluarga untuk melanjutkan dan


menerapkan apa yang perawat sudah berikan
DAFTAR PUSTAKA

1. Alsagaff & Mukty. (2010). Dasar – dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya :
Airlangga University Press.

2. Friedman, Marilyn M. (1998). keperawatan keluarga. Edisi 3. EGC. Jakarta.


DepKes RI. (2002). Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
3. Kozier, B dkk. (2010). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Volume 1. Edisi 7.
Jakarta: EGC

4. Laporan Nasional Riskesdas. (2007). Prevalensi ISPA.

5. http://www.k4health.org/sites/default/laporanNasional20Riskesdas
%202007.pd f . Diperoleh 02 Febuari 2017 jam 10.00 WIB

6. Laporan Nasional Riskesdas. (2013). Prevelensi ISPA.

7. http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%20
2013.pdf Diperoleh 02 febuari 2017 jam 09.40 WIB

8. Ns. Tantut Susanto, M.Kep.Sp.Kep.Kom. (2012). Buku Ajar Keperawatan


Keluarga: Aplikasi pada praktik asuhan keperawatan keluarga. Jakarta: TIM

9. Pedoman Interim WHO. (2007). Pencegahan dan pengendalian infeksi


saluran pernapasan akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemic dan
pandemic di fasilitas pelayanan kesehatan. Jenewa : WHO.

10. Setiadi. (2008). Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Jakarta : Graha Ilmu.

11. Susanto. (2012). Aplikasi Teori Praktik Asuhan Keperawatan Keluarga.


Jakarta : Trans Info Media.

12. Widoyono. (2011). Penyakit Tropis. Jakarta : Erlangga


SATUAN ACARA PENYULUHAN
“ ISPA “
DI DESA JATISABA RT 02, RW 01, KABUPATEN PURBALINGGA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata ajar Praktik Klinik keperawatan Keluarga
Dosen Pembimbing : Ns. Margiyati, M.Kep

Disusun Oleh : Sugiono


20101440118074

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IV/DIPONEGORO


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
SEMARANG
2021
SATUAN ACARA PENYLUHAN

Pokok bahasan : Ispa


Sub pokok bahasan : Cara Mengenal ISPA
Sasaran : Keluarga Tn.Akml
Hari/tanggal : Senin tanggal 11-01-2021
Waktu : 10.00 s/d selesai
Tempat : Dirumah Tn.Akml
Peserta : An.Is

A. Tujuan
1. Tujuan umum :
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien
mampu mengenal penyakit ispa dengan tepat.
2. Tujuan khusus :
a. Mampu menjelaskan pengertian ISPA
b. Mampu menjelaskan penyebab ISPA
c. Mampu menjelaskan tanda gejala ISPA
d. Mampu menjelaskan cara penanganan ISPA
e. Mampu menjelaskan penularan ISPA
f. Mampu menjelaskan pencegahan ISPA
B. Materi
1. Pengertian ISPA
2. Penyebab ISPA
3. Tanda gejala ISPA
4. Cara penangganan ISPA
5. Penularan ISPA
6. Pencegahan ISPA
C. Media
1. Lembar balik
2. Leaflet
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi tanya jawab

E. Pengorganisasian

1. Moderator : Sugiono
Peran Moderator :
a. Memulai dan Menutup Acara
b. Memperkenalkan Diri
c. Menetaptakan tata tertib acara penyuluhan
d. Menjaga kelancaran acara
e. Memimpin diskusi

2. Penyaji : Sugiono
Peran Penyaji :
a. Menyajikan materi penyuluhan
b. Bersama fasilitator manjalin kerja sama dalam acara penyuluhan
c. Menjawab pertanyaan audiens

3. Observasi : Sugiono
Peran Observer :
a. Mengamati jalannya kegiatan
b. Mengevaluasi kegiatan
c. Mencatat perilaku verbal dan non verbal serta kegiatan
4. Fasilitator : Sugiono
Peran Fasilitator :
a. Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya
b. Bekerja sama dengan penyaji dalam menampilkan bahan
penyuluhan
c. Membagikan leafleat
F. Setting Tempat

Keterangan :
: Peserta
: Pasien An. Is , ISPA

: Penyaji

: Penguji

A. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Peserta


1. 5 Menit a. Mengucam Salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan nama b. Memperhatikan dan
kepada audiens Mendengarkan
c. Kontrak waktu c. Memperhatikan dan
d. Menjelaskan tujuan Mendengar
penyuluhan d. Memperhatikan dan
Mendengar
2. 20 a. Mampu menjelaskan a. Memperhatikan dan
Menit ISPA Mendengarkan
b. Mampu menjelaskan b. Memperhatikan dan
penyebab ISPA Mendengarkan
c. Mampu Menjelaskan c. Memperhatikan dan
tanda gejala ISPA Mendengarkan
d. Mampu menjelaskan d. Memperhatikan dan
cara penangan ISPA Mendengarkan
e. Mampu menjelaskan e. Memperhatikan dan
cara penanganan ISPA Mendengarkan
f. Mampu menjelaskan f. Memperhatikan dan
komplikasi ISPA Mendengarkan
g. Mampu menjelaskan g. Mmeperhatikan dan
pencegahan yang tepat Mendengarkan
pada ISPA pada anak
3. 15 a. Mengajukan 3 a. Bertanya
Menit pertanyaan tentang b. Memperhatikan dan
penyuluhan ISPA Mendengarkan
b. Memberikan c. Menjawab Salam
kesimpulan tentang
penyuluhan ISPA
c. Salam penutufp

B. Evaluasi
a. Evaluasi dilaksanakan selama proses dan pada akhir kegiatan
penyuluhan dengan memberikan pertanyaan secara lisan sebagai
berikut :
1. Mampu menjelaskan pengertian ISPA
2. Mampu menjelaskan penyebab ISPA
3. Mampu menjelaskan tanda gejala ISPA
4. Mampu menjelaskan cara penangan ISPA
5. Mampu menjelaskan penularan ISPA
6. Mampu menjelaskan pencegahan ISPA
b. Evaluasi Struktur
1. Menyiapkan SAP
2. Menyiapkan materi dan media
3. Kontrak waktu dan sasaran
4. Menyiapkan tempat
5. Menyiapkan pertanyaan

c. Evalusi Proses
1. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penyuluhan
berlangsung
2. Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
3. Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi
4. Sasaran tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan
berlangsung
5. Tanya jawab berjalan dengan baik
d. Evaluasi Hasil
1. Penyuluhan dikatakan berhasil apabila sasaran mampu
menjawab pertanyaan 80 % lebih dengan benar
2. Penyuluhan dikatakan cukup berhasil / cukup baik apabila
sasaran mampu menjawab pertanyaan antara 50 – 80 % dengan
benar
3. Penyuluhan dikatakan kurang berhasil / tidak baik apabila
sasaran hanya mampu menjawab kurang dari 50% dengan
benar

C. Penjelasan Materi
1. Pengertian ISPA
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas dan saluran
pernapasan bawah yang berlangsung sampai 14 hari.

2. Penyebab ISPA
a. Tertular oleh penderita batuk
b. Daya tahan tubuh lemah
c. Gizi kurang
d. Lingkungan perumahan yang tidak sehat
e. Anak / bayi yang tidak mendapat ASI yang memadai.
3. Tanda dan Gejala ISPA
a. Batuk
b. Pilek
c. Nafas Cepat
d. Demam
e. Mual Muntah
f. Tidak Nafsu Makan
4. Cara Penangan ISPA
a. Mengatasi panas demam dengan cara kompres air hangat
b. Mengatasi batuk dengan cara : jeruk nipis ½ sendok tea
dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok tea (3x/hari)
c. Pemberian makan dengan cara memberikan makanan bergizi
tapi sering
d. Pemberian minum dengan cara minum air putih, air hangat, air
sari buah
5. Cara Penularan ISPA
a. Melalui udara
b. Kontak langsung dengan penderita
c. Bibit penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernapasan
d. Imunisasi yang kurang lengkap
e. Status gizi yang kurang
f. Polusi udara lingkungan
6. Cara Pencegahan ISPA
a. Makanan yang bergizi
b. Imunisasi yang lengkap
c. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
D. Media

Spygmomanometer termometer inframerah


E. Leaflet ISPA
F. Dokumentasi
SATUAN ACARA PENYULUHAN PEMBUATAN INHALASI
BUATAN
DI DESA JATISABA RT 02, RW 01, KABUPATEN PURBALINGGA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata ajar Praktik Klinik keperawatan Keluarga
Dosen Pembimbing : Ns. Margiyati, M.Kep

Disusun Oleh : Sugiono


20101440118074

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IV/DIPONEGORO


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
SEMARANG
2021
SATUAN ACARA PENYLUHAN
Pokok bahasan : Ispa
Sub pokok bahasan : Latihan Inhalasi Buatan pada penderita ISPA
Sasaran : Keluarga Tn.Akml
Hari/tanggal : Senin tanggal 11-01-2021
Waktu : 13.00 – 14.00
Tempat : Dirumah Tn.Tn.akml
Peserta : Pasien dan keluarga Tn.Akml
A. Tujuan
1. Tujuan umum :
Setelah mengikuti penyuluhan selama 40 menit diharapkan kesehatan
keluarga Tn.Akml khususnya An.Is dapat berlatih secara aktif
sedangkan keluarganya dapat memberikan dan membimbing secara
pasif.
2. Tujuan khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x40 menit An.Is dan keluarga
diharapkan dapat menjelaskan tentang :
a. Mampu menjelaskan pengertian latihan inhalasi buatan pada
penderita ISPA
b. Mampu menjelaskan tujuan latihan inhalasi buatan pada penderita
ISPA
c. Mampu menjelaskan indikasi pada penderita ISPA
d. Mampu menjelaskan alat dan bahan yang digunakan untuk inhalasi
buatan pada penderita ISPA
e. Mampu menjelaskan keuntungan terapi inhalasi buatan pada
penderita ISPA
f. Mampu menjelaskan kerugian terapi inhalasi buatan pada penderita
ISPA
g. Mampu menjelaskan tahapan kerja terapi inhalasi buatan pada
penderita ISPA
B. Materi
1. Pengertian terapi Inhalasi Buatan
2. Tujuan pada terapi Inhalasi Buatan
3. Indikasi pada terapi Inhalasi Buataan
4. Alat dan bahan yang digunakan terapi Inhalasi Buatan
5. Cara kerja terapi Inhalasi Buatan
6. Keuntungan terapi Inhalasi Buatan
7. Kerugian terapi Inhalasi Buatan

C. Media
Format Prosedur

D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Peragaan dan Praktek

E. Pengorganisasian

1. Moderator : Sugiono
Peran Moderator :
a. Memulai dan Menutup Acara
b. Memperkenalkan Diri
c. Menetaptakan tata tertib acara penyuluhan
d. Menjaga kelancaran acara
e. Memimpin diskusi
2. Penyaji : Sugiono
Peran Penyaji :
a. Menyajikan materi penyuluhan
b. Bersama fasilitator manjalin kerja sama dalam acara penyuluhan
terapi Inhalasi Buatan
c. Menjawab pertanyaan audiens
3. Observasi : Sugiono
Peran Observer :
a. Mengamati jalannya kegiatan
b. Mengevaluasi kegiatan
c. Mencatat perilaku verbal dan non verbal serta kegiatan
4. Fasilitator : Sugiono
Peran Fasilitator :
a. Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya
b. Bekerja sama dengan penyaji dalam menampilkan bahan
penyuluhan
c. Membagikan format prosedur Inhalasi Buatan

F. Setting Tempat

Keterangan :
: Peserta
: Pasien An.Is, ISPA

: Penyaji

: Penguji

D. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Materi Peserta


1. 5 Menit Pembukaan a. Mengucam a. Menjawab salam
Salam b. Memperhatikan
b. Memperkenalkan dan Mendengarkan
nama kepada c. Memperhatikan
audiens dan Mendengar
c. Kontrak waktu d. Memperhatikan
d. Menjelaskan dan Mendengar
tujuan
penyuluhan
2. 20 Penyampaian a. Mampu a. Memperhatikan
Menit materi menjelaskan dan Mendengarkan
pengertian b. Memperhatikan
latihan inhalasi dan Mendengarkan
buatan pada c. Memperhatikan
penderita ISPA dan Mendengarkan
b. Mampu d. Memperhatikan
menjelaskan dan Mendengarkan
tujuan latihan e. Memperhatikan
inhalasi buatan dan Mendengarkan
pada penderita f. Memperhatikan
ISPA dan Mendengarkan
c. Mampu g. Memperhatikan
menjelaskan dan Mendengarkan
indikasi pada
penderita ISPA
d. Mampu
menjelaskan alat
dan bahan yang
digunakan untuk
inhalasi buatan
pada penderita
ISPA
e. Mampu
menjelaskan
keuntungan
terapi inhalasi
buatan pada
penderita ISPA
f. Mampu
menjelaskan
kerugian terapi
inhalasi buatan
pada penderita
ISPA
g. Mampu
menjelaskan
tahapan kerja
terapi inhalasi
buatan pada
penderita ISPA

3. 10 Evaluasi a. Demontrasikan a. Mempratekkan


Menit latihan terapi terapi Inhalasi
Inhalasi Buatan Buatan pada
pada pebderita penderita ISPA
ISPA b. Bertanya
b. Diskusi / tanya
jawab
4. 5 Menit Penutup d. Memberikan a. Memperhatikan
kesimpulan dan
tentang terapi Mendengarkan
Inhalasi Buatan b. Menjawab
pada ISPA Salam
e. Salam penutup

E.Evaluasi
1. Evaluasi dilaksanakan selama proses dan pada akhir kegiatan
penyuluhan dengan memberikan pertanyaan secara lisan sebagai
berikut :
a. Mampu menjelaskan pengertian latihan inhalasi buatan pada
penderita ISPA
b. Mampu menjelaskan tujuan latihan inhalasi buatan pada
penderita ISPA
c. Mampu menjelaskan indikasi pada penderita ISPA
d. Mampu menjelaskan alat dan bahan yang digunakan untuk
inhalasi buatan pada penderita ISPA
e. Mampu menjelaskan keuntungan terapi inhalasi buatan pada
penderita ISPA
f. Mampu menjelaskan kerugian terapi inhalasi buatan pada
penderita ISPA
g. Mampu menjelaskan tahapan kerja terapi inhalasi buatan pada
penderita ISPA

2. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan SAP
b. Menyiapkan materi dan media
c. Kontrak waktu dan sasaran
d. Menyiapkan tempat
e. Menyiapkan pertanyaan

3. Evalusi Proses
a. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penyuluhan
berlangsung
b. Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
c. Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi
d. Sasaran tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan
berlangsung
e. Tanya jawab berjalan dengan baik

4. Evaluasi Hasil
a. Penyuluhan dikatakan berhasil apabila sasaran mampu
menjawab pertanyaan 80 % lebih dengan benar
b. Penyuluhan dikatakan cukup berhasil / cukup baik apabila
sasaran mampu menjawab pertanyaan antara 50 – 80 % dengan
benar
c. Penyuluhan dikatakan kurang berhasil / tidak baik apabila
sasaran hanya mampu menjawab kurang dari 50% dengan
benar

F. Penjelasan Materi
1. Pengertian Inhalasi Buatan
Tindakan yang dilakukan pada pasien ISPA dengan cara
sederhana adalah pemberian obat dalam bentuk UAP langsung
menuju alat pernapasan ( hidung ke paru-paru) menggunakan alat
Nebulizer.
Inhalasi sederhana yaitu memberikan obat dengan cara
dihirup dalam bentuk uap ke dalam saluran pernafasan yang
dilakukan dengan bahan dan cara yang sederhana serta dapat
dilakukan dalam lingkungan keluarga.

2. Tujuan Inhalasi Buatan


a. Mengobati peradangan saluran pernafasan bagian atas.
b. Menghilangkan sesak selaput lendir saluran nafas bagian atas
sehingga lendir menjadi encer dan mudah keluar.
c. Menjaga selaput lendir dalam keadaan lembab.
d. Melegakan pernafasan.
e. Mengurangi pembekakan selaput lendir.
f. Mencegah pengeringan selaput lendir.
g. Mengendurkan otot dan penyembuhan batuk.
h. Menghilangkan gatal pada kerongkongan.
3. Indikasi Inhalasi Buatan
a. Pasien sesak nafas dan batuk.
b. Broncho pnemonia.
c. Asma bronchial.
d. Sinusitis.
e. Pilek dengan hidung sesak dan berlendir.
f. Infeksi saluran pernafasan akut

4. Alat dan Bahan Inhalasi Buatan


a. Ruangan tertutup.
b. Gelas ukuran sedang.
c. Obat-obatan aromatherapi seperti minyak kayu putih.
d. Air hangat.
e. Tissue.
f. Karton yang dibuat berbentuk corong.

5. Cara Kerja Inhalasi Buatan


a. Persiapkan alat dan bahan.
b. Campurkan minyak kayu putih dengan air panas dalam baskom
dengan perbandingan 2-3 tetes minyak kayu putih untuk 250 ml
(1 gelas) air hangat.
c. Tempatkan pasien dan campuran tersebut di ruangan tertutup
supaya uap tidak tercampur denga udara bebas.Hirup uap dari
campuran tersebut selama kurang lebih 5-10 menit sampai
pasien sudah merasa lega dengan pernafasannya.

6. Keuntungan Terapi Inhalasi Buatan


Keuntungan dari Inhalasi buatan anatar lain:
a. Lebih mudah untuk dilakukan.
b. Biaya lebih terjangkau.

7. Kerugian Terapi Inhalasi Buatan


Selain keuntungan, therapi sederhana juga memiliki kekurangan
antara lain yaitu:
a. Kurang efektif di berikan pada balita karena uap air panas dan
bau minyak penghangatnya terlalu kuat. Belum lagi risiko
kecelakaan terkena tumpahan air panas.
TERAPI INHALASI UAP PANAS DENGAN MINYAK KAYU PUTIH TERHADAP
BERSIHAN JALAN NAFAS PADA ANAK DENGAN ISPA

ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai jumlah penduduk didunia yaitu tahun
2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk
1.49% per tahun. Tahun 2009 menunjukan bahwa angka kematian jiwa di Indonesia
mencapai 46% dan menurut data statistic Indonesia menyatakan bahwa terdapat 51.1% jiwa
meninggal setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi
inhalasi uap panas dengan minyak kayu putih terhadap bersihan jalan nafas di wilayah
Puskesmas Kota Bambu Selatan . Metode penelitian pre-eksperimen dengan pre- post disign
with one group.besar sampel yaitu sebanyak 62 responden dengan teknik nonprobablity
sampling jenis quota sampling. Hasil uji hipotesis Wilcoxon Signed Rank Test pada
kemaknaan (ɑ = 0,05) menunjukan bahwa nilai ρ-value = 0,000 < ɑ, yaitu 0,000<0,05 maka
Ho ditolak Ha diterima artinya bahwa ada pengaruh terapi inhalasi uap panas dengan minyak
kayu putih dengan bersihan jalan nafas. Simpulan diperoleh data perbedaan antara yang
bermakna antara bersihan jalan nafas sebelum dan sesudah diberikan terapi inhalasi uap
panas dengan minyak kayu putih. Saran untuk peneliti selanjutnya menerapkan Standart
Operasional Prosedur (SOP) terapi inhalasi uap panas dengan minyak kayu putih
keperawatan di masa yang akan datang terkait bersihan jalan nafas pada pasien ISPA.

Kata kunci : Inhalasi uap panas , Bersihan jalan nafas


Daftar pustaka : 25 : (2006 – 2017)

A. PENDAHULUAN
tahun (BKKBN,2013). Hasil survei
ISPA salah satu penyebab utama kesehatan nasional (Sukernas) pada
kematian. World Health tahun 2008 menunjukan kematian
Organization memperkirakan insiden akibat ISPA sebesar 28%, artinya 28
Infeksi Saluran Pernapasan Akut dari 100 jiwa dapat meninggal akibat
(ISPA) di negara berkembang penyakit ISPA. Tahun 2009
dengan angka kejadian ISPA di atas menunjukan bahwa angka kematian
40 per 1000 adalah 15%-20% jiwa di Indonesia mencapai 46% dan
pertahun pada 13 juta anak di dunia. menurut data statistic Indonesia
Pada tahun 2000, 1,9 juta (95%) menyatakan bahwa terdapat 51.1%
anak di seluruh dunia meninggal jiwa meninggal setiap tahunnya
karena ISPA, 70 % dari Afrika dan (Statistik Indonesia,2010).
Asia Tenggara (WHO, 2009). Infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA) merupakan infeksi saluran
Indonesia merupakan salah satu pernapasan yang meliputi saluran
Negara yang mempunyai jumlah pernapasan bagian atas dan saluran
penduduk didunia yaitu tahun 2013 pernapasan bagian bawah. Penyakit
jumlah penduduk Indonesia infeksi akut yang menyerang salah
mencapai 250 juta jiwa dengan satu atau lebih bagian dari saluran
pertumbuhan penduduk 1.49% per napas mulai dari hidung (saluran
bagian atas) hingga jaringan didalam

paru-paru (saluran bagian bawah). Bakteri meliputi diplococcus pneumonia,


Penyebab dari ISPA terdiri dari pneuomococcus,
bakteri, virus, jamur, dan aspirasi. streptococcus, stapilococcus aureus,
usia 11 – 13 tahun yang mengalami
penyakit ispa tertinggi dengan 15 Sumber : analisa data primer 2018
responden (24%)
hemophilus inlfluenza.Virus:
influenza, adenovirus, Jenis Kelamin F %
silomegavirus. Jamur: aspergilus sp, kandida Laki – Laki 30 48%
Perempuan 32 52%
albicans, histoplasma. Dan aspirasi:
Total 62 100%
makanan, asap kendaraan
bermotor, bbm (bahan bakar Berdasarkan tabel di atas di dapatkan anak
minyak), minyak tanah, cairan perempuan yang mengalami penyakit ispa
amnion pada saat lahir, benda asing tertinggi dengan 32 responden (52%)
biji-bijian (Irianto, 2014).
Sumber : analisa data primer 2018
B. METODELOGI PENELITIAN
Berdasarkan tujuan dan masalah yang Pendidikan
diteliti, peneliti ini termasuk penelitian Belum 18 29%
kuantitatif yang menggunakan desain sekolah
penelitian pra- eksperimen dengan TK 3 5%
pendekatan one group pra-post test design. SD 26 42%
SMP 15 24%
Rancangan one group pra-post test
Total tabel di atas
Berdasarkan 62 di dapatkan
100%
anak
design adalah mengungkapkan hubungan
sebab akibat dengan cara melibatkan satu pendidikan yang mengalami penyakit ispa
kelompok subjek. Kelompok subjek tertinggi pada anak SD dengan 26
diobservasi sebelum dilakukan interversi responden (42%)
(pre- test), kemudian diobservasi lagi setelah
interversi berupa penerapan terapi inhalasi
Variable Frekuensi %
uap panas (Post-test). Di puskesmas kota
bambu selatan sebanyak 62 sampel Padat 53 84,5%
Tidak 9 14,5%
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
padat
1. Karakteristik responden
TOTAL 62 100%
Distribusi frekuensi karakteristik
responden berdasarkan (n = 62) Sumber : analisa data primer 2018

Berdasarkan tabel di atas di dapatkan


Berdasarkan tabel di atas di dapatkan anak
warga kota bambu selatan memiliki rumah
yang padat yang mengalami penyakit ispa
Variabel Frekuens %
i tertinggi dengan 53 responden (84,5%)
Usia
2-4 tahun 14 23% Lubang Asap
5-7tahun 14 23% Tidak baik 51 82%
8-10 tahun 12 19%
11-13tahun 15 24% Baik 11 18%
14-15tahun 7 11%
Total 64 100 TOTAL 62 100%
%
terapi inhalasi uap panas dengan
Sumber : analisa data primer 2018 menggunakan minyak kayu putih.
Nilai value sebesar 0,000 ( < 0,05) maka
Berdasarkan tabel di atas di dapatkan Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada
warga kota bambu selatan memiliki lubang perbedaan Bersihan Jalan Nafas sebelum
asap yang mengalami penyakit rumah ispa dan sesudah melakukan terapi inhalasi uap
tidak baik 51 responden (82%) panas dengan menggunakan minyak kayu
putih, sehingga dapat disimpulkan bahwa
intervensi berupa terapi inhalasi uap panas
Bahan bakar dengan menggunakan minyak kayu putih
masak berpengaruh terhadap Bersihan Jalan
Baik 47 76% Nafas pada pasien ISPA, yaitu terjadinya
Tidak baik 15 24% Bersihan Jalan Nafas yang signifikan
sesudah melakukan terapi inhalasi uap
TOTAL 62 100% panas dengan menggunakan minyak kayu
Sumber : analisa data primer 2018 putih.

Berdasarkan tabel di atas di dapatkan D. SIMPULAN


warga yang memiliki bahan bakar masar Simpulan yang didapat bahwa
yang baik 47 responden (76%) Karakteristik dari 62 responden penelitian
pasien Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) di Puskesmas Kota Bambu
Analisis Bivariat Terapi inhalasi Uap Selatan,Usia responden 2-4 tahun
Panas dengan Minyak Kayu Putih sebanyak 14 , usia responden 5-7 tahun
terhadap Bersihan Jalan Nafas sebanyak 14 responden , usia 8-10 tahun
Table 5.4 sebanyak 12 responden , usia 11-13 tahun
Analisis bersihan jalan nafas Sebelum Dan sebanyak 15 responden dan usia 14-15
Sesudah terapi inhalasi uap panas dengan tahun sebanyak 7 , sebagian besar
minyak kayu putih tahun 2017 (N = 62) responden berjenis kelamin perempuan,
sebagian besar responden berpendidikan
N Mean Z Sig. (2- SD , sebagian besar responden memiliki
tailed) ventilasi tidak baik , sebagian besar
ρ-value responden memiliki lingkungan cukup
Post 62 26,50 -6,464 0,000 padat penduduk , sebagian besar responden
bersihan tidak memiliki lubang asap , dan
jalan responden memiliki bahan masak cukup
nafas baik
1. Teridentifikasi bersihan jalan nafas
sebelum dilakukan terapi inhalasi
Berdasarkan tabel menunjukan dari uap panas dengan menggunakan
perhitungan Wilcoxon Signed Rank Test, minyak kayu putih pada pasien ispa
maka nilai Z yang didapat pada post terhadap frekuensi nafas yaitu rata-
bersihan jalan nafas sebesar -6,464 rata 30x/mnt, suara nafas Rochi,
dengan ρ-value (Asymp. Sig. (2-tailed). adanya penumpukan secret dan
Berdasarkan nilai rata-ratanya Bersihan terlihatnya pengunaan otot bantu
jalan nafas sesudah melakukan terapi nafas.
inhalasi uap panas dengan menggunakan 2. Teridentifikasi bersihan jalan nafas
minyak kayu putih ada pengaruh sesudah di lakukan terapi inhalasi
peningkatan bersihan jalan nafas uap panas dengan menggunakan
dibandingkan dengan sebelum melakukan minyak kayu putih pada pasien ispa

terhadap frekuensi nafas yaitu rata penumpukan secret dan tidak terlihat
rata penunrunan 19x/mnt, penurunan pengunaan otot bantu nafas.
suara nafas vestikular, tidak adanya 3. Semakin sering dilakukan
terapi inhalasi uap panas dengan Nataprawira. Terapi Inhalasi Pada
menggunakan minyak kayu putih Asma Anak Sari Pediatri, Vol.4,
maka akan menurun kan bersihan No.2.
jalan nafas pada pasien infeksi
saluran pernafasan akut. Di tandai Brunner and Suddarth. (2007). Buku
dengan batuk menghilang , tidak Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
menggunakan otot bantu dan edisi 8 volume 2. Jakarta : EGC.
suara nafas menjadi normal
Condemi JJ, Chervinsky P,
E. SARAN
Goldstein MF, dkk. 2012.
Hasil penelitian ini dapat berguna
Fluticasone propionate poweder
dan bisa di aplikasikan dalam proses
administration through diskhaler
belajar mengajar, terlebih pada
versus triamsolone acetonide
praktik lapangan, karena institusi
aerosol administered through
pendidikan merupakan tempat yang
metered-dose inhaler in patients
paling efektik dalam
with persistent asthma. J Allergy
mensosialisasikan Evidenced Based
Clin Immunol ; 100-468-74.
Practictice, khususnya bagi calon
perawat professional.
Dinar Ariasti l, Sri Aminingsih2,
Endrawati3. 2014. Pengaruh
F. DAFTAR PUSTAKA
Pemberian Fisoterapi Dada
Arzu Ari, Ph.D., R.R.T., FAARC,I
Terhadap Kebersihan Jalan Nafas
James B.Fink, Ph.D., R.R.T.,
Pada Pasien Ispa Di Desa Pucung
FAARC,Rajiv Dhand, M.D., FACP,
Eromoko Wonogiri. “KOSALA”
FCCP, FAARC.
JIK. Vol.2 No.2
2012.inhalation Therapy
in Patients Receiving
Hendra, Emil Huriani, 2011.
Mechanical Ventilation: An Update.
Pengaruh Mobilisasi Dan Fisioterapi
Volume 25, Number 0.
Dada Terhadap Kejadian Ventilator
Associated Pneumonia Di Unit
Badan Litbangkes. (2008). Laporan
Perawatan Intensif
Hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Nasional 2007.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008.
Depkes RI. Jakarta.
Metode Penelitian Keperawatan dan
Barry PW. 2008. In vitro
Teknik Analisi Dada Jakarta :
comparison of the amount
Salemba Medika.
ofsalbutamol available for
inhalationfrom different
Justin. (2006). Hubungan Sanitasi
formulations used with different
Rumah tinggal Dengan Kejadian
spacer devices.Eur Respir J;
Penyakit Pneumonia, Unhalu,
10:1345-8
Kendari
G. Kristinawati Andayani , dan
Bambang Supriyanto, Heda Melinda
Supriyadi. 2014. Pengaruh
D Nataprawira 2002. Bambang
Pemberian Teknik Clapping dan
Supriyanto*, Heda Melinda D
Batuk Efektif Terhadap Bersihan
Jalan Nafas Pada Pasien Penyakit
Paru Obstruksi Kronik (PPOK) di
Bp4 Kota Yogyakarta. Surya
Medika.
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan
Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Sistem Pernafasan.
Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai