Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN


GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS

RAHMI IDRUS
PO.71.3.261.18.1.030

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah Indonesia berhak menikmati layanan medis yang aman,

berkualitas tinggi, dan terjangkau. Hak-hak warga negara dijamin oleh

pemerintah dalam UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009. Hal tersebut harus

dicapai untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sehingga negara

dapat memperoleh investasi untuk mengembangkan sumber daya manusia

(SDM) produktif secara sosial dan ekonomi. Upaya mempertahankan dan

meningkatkan derajat masyarakat dilakukan melalui beberapa departemen,

salah satunya adalah pelayanan kesehatan gigi dan mulut. (Cahya Septia

Sardiawan 2015)

Pelayanan Puskesmas merupakan tujuan akhir dari penyelenggaraan

pelayanan kesehatan di suatu wilayah Indonesia, dan merupakan kesatuan

organisasi yang lengkap yang paling dekat dengan masyarakat, Pelayanan

Puskesmas meliputi upaya peningkatan, pencegahan dan penyembuhan peran

dan fungsinya. Puskesmas juga memiliki arti strategis yang sangat penting

dalam pembangunan Indonesia yang sehat. Puskesmas berperan

menyelenggarakan pekerjaan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan setiap warga untuk hidup sehat guna mendapatkan

pelayanan kesehatan yang terbaik.

Salah satu pemanfaatan fasilitas kesehatan oleh masyarakat

dipengaruhi oleh kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang


berkualitas akan cenderung meningkatkan penggunaan fasilitas kesehatan.

Semakin banyak orang menggunakan fasilitas sanitasi, semakin besar pula

upaya sanitasi masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat akan mempengaruhi

keberhasilan rencana kesehatan pemerintah dan kesehatan bangsa. Kualitas

layanan juga akan berdampak timbal balik pada fasilitas perawatan kesehatan.

Jika kualitas pelayanannya baik maka itu adalah fasilitas pelayanan

kesehatan. Jika kualitas pelayanan baik maka pelayanan kesehatan juga akan

mendapat respon yang baik, begitu pula sebaliknya.

Kualitas pelayanan kesehatan dapat diartikan sejauh mana kebutuhan

kesehatan masyarakat atau individu terpenuhi melalui pemanfaatan sumber

daya kesehatan pemerintah dan masyarakat secara wajar, efektif dan sesuai

dengan standar profesi yang baik. Beroperasi dengan aman dan memenuhi

persyaratan pelanggan sesuai dengan peraturan dan etika yang baik. Standar

dan etika yang baik dapat mencapai kualitas layanan. Kualitas layanan dapat

dicapai dengan memperhatikan standar kualitas layanan yang ada.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

studi pustakatentang “Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Gigi

Dan Mulut”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka penulis

dapat merumuskan permasalahan penelitian ini yaitu bagaimana “UPAYA

PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN

MULUT DI PUSKESMAS”
C. Tujuan Studi Literatur

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (Upaya Peningkatan

Mutu Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Puskesmas).

D. Manfaat penelitian

Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara

lain:

1. Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam kualitas upaya

pelayanan kesehatan gigi dan mulut

2. Penulis

Memperoleh pengalaman dan menambah pengetahuan dalam

melaksanakan pekerjaan manajemen untuk meningkatkan kualitas upaya

kesehatan gigi dan mulut.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Lingkungan Organisasi Puskesmas

Puskesmas merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang

bertanggung jawab dalam pembinaan, pencegahan, pengobatan dan

rehabilitasi kesehatan di wilayah kerja. Sebagai penyelenggara pembangunan

kesehatan merupakan bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional.

Pembangunan sehat bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan setiap orang untuk hidup sehat guna mencapai derajat kesehatan

masyarakat yang terbaik secara sosial dan ekonomi. .(Nurul Hidayatul

Ulumiyah 2018)

Puskesmas adalah suatu departemen dari organisasi kesehatan

fungsional, pusat peningkatan kesehatan masyarakat, yang sekaligus

membimbing peran serta masyarakat.Selain memberikan pelayanan kesehatan

yang lengkap dan komprehensif kepada masyarakat di wilayah kerja berupa

kegiatan utama, cakupan layanan sepsis juga cukup luas, seperti cakupan

imunisasi, pemeriksaan ibu hamil, dan penimbangan balita.

Tugas pokok puskesmas meliputi 3 aspek:

a. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat, memberikan pelayanan kesehatan

yang berkualitas, terjangkau pelayanan dan cakupan yang luas.

b. Membimbing masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai pekerjaan

kesehatan
c. Mengintensifkan inovasi untuk memastikan jaminan, pemberian layanan,

dan potensi komunitas..

Faktor lingkungan jaringan puskesmas merupakan faktor-faktor

yang terdapat pada puskesmas, yaitu tentang pengelolaan sumber

daya manusia, peluang pengembangan diri, dan kebijakan

puskesmas dari lembaga afiliasi sekolah profesi. (Lina Yulianti at

al. 2012)

1. Mutu pelayanan puskesmas

Dalam organisasi pelayanan kesehatan terdapat beberapa hal

terkait pelayanan, terutama penyesuaian sesuai prosedur kerja,

tidak ada diskriminasi dalam pelayanan, tidak mengutamakan

kepentingan umum, dan pelayanan yang terbaik diberikan. (Tri

Wahyu Herlambang at al. 2018)

Kualitas atau mutu pelayanan puskesmas sebagai unit

pelayanan memegang peranan yang sangat penting dalam

terjadinya abses, karena berkaitan dengan kepuasan pelanggan, dan

kepuasan pelanggan menjadi fokus dari semua tingkatan dan

semua aktivitas. (Lina Yulianti, Onny Setiani, and Yusniar Hanani

D 2012)

a) Dapat mengelola, merencanakan, mengontrol, dan meningkatkan

kualitas tinggi.

b) Pemeliharaan dan peningkatan kualitas sebagai pusat sasaran.


c) Kualitas adalah tanggung jawab keseluruhan, terutama diri sendiri.

d) Kualitas yang baik membutuhkan kerja sama tim

e) Kualitas dan manfaat tidak dapat dipisahkan.

Nilai yang terdapat pada jaringan abses sangat penting untuk

munculnya abses.Oleh karena itu, Anda harus jujur dengan semua

batasan (seperti ketidaktahuan, cacat dan kemungkinan

kesalahan).Oleh karena itu, lebih ditekankan pada peningkatan

pengetahuan personel dan keterampilan layanan.Peningkatan

kapasitas dapat mendorong kualitas layanan yang lebih baik.

Seiring dengan terus tumbuh nilai positif pejabat yang

memberikan pelayanan kesehatan kepada konsumen, maka akan

membangun kepercayaan yang lebih baik di masyarakat.

(M.Abdurrahman Shidiq at al. 2018)

B. Kualitas jasa kesehatan

Definisi kualitas atau kualitas sangat bervariasi.Ada beberapa definisi

yang hakikatnya adalah karakteristik dari suatu produk atau layanan,

yang menunjukkan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan yang tersurat maupun tersirat. (Randy Gopdianto at al.

2015)

a) Kualitas memenuhi standar yang telah ditentukan

b) Kualitas adalah perwujudan dari hasil yang diharapkan untuk

memberikan layanan yang memuaskan kepada pelanggan


c) Kualitasnya memenuhi standar yang telah ditentukan

Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa kualitas adalah

implementasi dan keseluruhan karakteristik dari suatu produk atau jasa, yang

menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan

(kebutuhan eksplisit dan tersirat).Orientasi kualitas meliputi kualitas,

kesesuaian penggunaan, memenuhi persyaratan, memenuhi kebutuhan

pelanggan, kepuasan pengguna, dan kepuasan pemangku kepentingan.

1. Paradigma mutu kesehatan

konsep pelayanan kesehatan telah berubah, paradigma lama

menggunakan konsep penyembuhan, sedangkan paradigma baru

menggunakan konsep perawatan. Serupa dengan cara petugas kesehatan

memperlakukan pasien, pada paradigma lama pasien akan diperlakukan

sebagai pasien, sedangkan pada paradigma baru pasien akan

diperlakukan sebagai pelanggan, tentunya pasien akan lebih nyaman

karena kemudahan dan loyalitas menerima pasien. pelayanan kesehatan.

Pada dasarnya mutu pelayanan kesehatan bukan hanya mutu

pelayanan medis teknis, tetapi juga mutu masyarakat yang secara tidak

langsung ikut serta dalam pelayanan, oleh karena itu mutu dibedakan

menjadi teknologi, hubungan interpersonal dan fasilitas

kenyamanan.Keperawatan teknis mencakup kedokteran dan kesehatan

masyarakat, sedangkan keperawatan interpersonal adalah komunikasi

antara penyedia layanan dan penerima layanan untuk membantu

mengembangkan keperawatan teknis. Selain kedua aspek tersebut


terdapat aspek lain yaitu kenyamanan ruangan, makanan, kebersihan

ruangan atau kemudahan pemeriksaan dan fasilitas lain yang

berhubungan dengan suasana dan lingkungan. (Nuzlil Laily Nur

Azizah and M. Very Setiawan 2017)

kualitas pelayanan kesehatan terdapat enam dimensi utama yang

menentukan kualitas pelayanan, yaitu: (Cahya Septia Sardiawan and

Putu Dedy K.H. 2015)

a) Ketersediaan yaitu jenis dan status pelayanan yang diberikan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat

b) Accessibility, artinya masyarakat dapat dengan mudah

memanfaatkan layanan yang ada

c) Sesuai berarti layanan yang wajar dalam hal standar layanan dan

harga

d) Acceptance artinya harapan masyarakat sesuai dengan pelayanan

yang diberikan

e) Kompetensi, yaitu pelayanan yang diberikan menurut jenis dan

jenjang pendidikan yang diterima aparatur

f) Keamanan pribadi, yang berarti tindakan pemeliharaan yang tidak

akan menyebabkan situasi rumit dan lingkungan yang aman.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa mutu pelayanan

kesehatan merupakan derajat atau tingkat kesempurnaan dalam

tampilan pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan dan harapan

pelanggan. Peningkatan mutu adalah proses pengukuran kelengkapan


pelayanan kesehatan berdasarkan standar dan sumber daya yang ada,

dibandingkan dengan standar dan pengukuran yang sistematis dan

berkesinambungan, untuk mencapai pelayanan yang terbaik atau

bermutu tinggi. (Amrullah Aziz 2015)

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa kualitas pelayanan

kesehatan tidak hanya dilihat dari satu aspek, tetapi juga dari berbagai

aspek kualitas lainnya.dapat ditentukan sebagai berikut:

1) Penampilan profesional atau aspek klinis

Aspek ini erat kaitannya dengan proses dan keluaran, oleh

karena itu erat kaitannya dengan semua aktivitas dalam interaksi

profesional tenaga medis, tenaga medis dan tenaga profesional

lainnya dengan pasien.

2) Efesiensi dan efektifitas

Aspek ini melibatkan keberhasilan penggunaan sumber daya

yang ada secara bertahap.

3) Keselamatan pasien

Aspek ini melibatkan keselamatan pasien. Hal ini terkait

dengan kecilnya risiko pasien, termasuk proses kegiatan perawatan

dan kondisi peralatan yang ada

4) Kepuasan pasien

Aspek ini menyangkut kepuasan fisik, psikologis, sosial dan

lingkungan.

5) Sosial budaya
Aspek ini sudah disesuaikan dengan budaya bangsa.

2. Kebutuhan Dan Harapan Pelanggan Terhadap Mutu

Pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan dan harapan atas

jasa yang diterimanya.yang menunjukkan bahwa kepuasan kerja

adalah seberapa bahagia seseorang menjalankan tugas Pada saat

yang sama, seseorang bekerja karena mereka ingin memenuhi

kebutuhan dan harapannya sendiri Selain itu, ada sudut pandang

lain yang menarik, seperti yang menjelaskan bahwa kepuasan kerja

adalah perasaan yang menyenangkan dan tidak puas dengan

pandangan karyawan terhadap pekerjaan, sehingga kepuasan

karyawan adalah salah satunya.

Dari uraian di atas dapat ditarik suatu perwujudan yang paling

penting, yaitu apabila pelanggan menunjukkan keadaan yang baik dari

produk dan layanan kesehatan yang diterima, dan pelanggan memberikan

respon yang positif, maka dapat disimpulkan bahwa pelanggan benar-

benar puas pada produk tersebut. Selain itu ekspektasi pelanggan

terhadap kualitas layanan juga dipengaruhi oleh lisan, televisi, surat

kabar, majalah dan media informasi lainnya.

Analisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat

permintaan konsumen, ekspektasi kualitas pelayanan medik dan

kepuasan dapat diuraikan sebagai berikut:


Gambar 2.2 kepuasan klien terhadap mutu pelayanan kesehatan

Kebudayaan
P Sosial
BudayaPribadi
Kelompok sikologis
Usia Klien
referensi
Pekerjaan Motivasi
Ekonomi Keluarga Presepsi
Sosial budaya
Gaya hidup Kepercayaan
status sikap
Kelas social

Dari gambar di atas dapat di jelaskan bahwa factor-faktor yang

dapat memepengaruhi tingkat kebutuhan, harapan dan kepuasan

klien terhadap mutu pelayanan kesehatan. (Abdurahman 2016)

a) Faktor kebudayaan

Faktor budaya meliputi kondisi sosial budaya, adat istiadat dan

masyarakat, serta komunikasi masyarakat dan taraf hidup dalam

smasyarakat.

b) Faktor sosial

Faktor sosial adalah identitas orang dalam kelompok acuan,

keluarga, dan negara.

c) Faktor pribadi

Faktor pribadi meliputi usia, pekerjaan, ekonomi, gaya hidup

dan penampilan masyarakat, dan kepribadian.

d) Faktor psikologis
Faktor psikologis meliputi motivasi, pandangan atau persepsi

tentang kehidupan, kepercayaan, sikap, atau perilaku orang.

C. Peningkatan mutu pelayanan puskesmas

Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan abses maka yang

harus dilakukan adalah melaksanakan kegiatan secara tuntas,

menyelesaikan permasalahan yang ada dan mencari solusi, sehingga

dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar bagi penderita

abses.Dasar peningkatan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas

adalah dengan memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien. Hal ini

dapat dilakukan oleh tenaga medis (seperti bagian administrasi,

fasilitas gedung, ruang tunggu, dan orang lain yang menangani abses)

yang berhubungan langsung dengan pasien dan bagian lain dari pasien

yang tidak ada hubungan medisnya.Pelayanan kesehatan yang

diberikan oleh abses adalah pelayanan kesehatan yang meliputi

promosi (perbaikan kesehatan), pencegahan (pencegahan), pengobatan

(pengobatan) dan rehabilitasi (pemulihan kesehatan). (ulumiyah 2018)

Sedangkan fungsi puskesmas adalah sebagai berikut: (nurul.hidayatul

2018)

1) Merencanakan, dan mengevaluasi pembangunan kesehatan di wilayahnya

sesuai kondisi, kultur budaya dan potensi setempat.

2) Mencari, menggali dan mengelola sumber pembiayaan yang berasal dari

pemerintah, masyarakat, swasta dan sumber lain.


3) Mengangkat tenanga honorer, memindahkan tenaga dan mengusahakan

tenaga kesehatan di wilayah kerjanya.

Upaya peningkatan mutu puskesmas meliputi pemanfaatan sumber

daya secara tepat dan efektif untuk kegiatan pelayanan.Hal ini bisa

tercapai jika didukung oleh setiap orang yang menangani abses, baik

itu tenaga medis maupun non tenaga medis. Jika semua tanggung

jawab karyawan difokuskan pada kesejahteraan, upaya untuk

meningkatkan kualitas layanan Pushima akan efektif. Untuk

meningkatkan kesejahteraan karyawan, perlu dilakukan beberapa

langkah sebagai berikut : ( Rinawan 2017)

a) Meemberi gaji atau imbalan yang layak

b) Mengadakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan

pengetahuan

c) Menyelanggarakan program keselamatan dan kesehatan kerja.

Dengan beberapa langkah di atas di harapkan para karyawan akan

puas dan senang dalam bekerja sehingga mereka akan loyal dan bertanggung

jawab dengan pekerjaanya. Hal ini secara langsung akan meningkatkan mutu

dari pelayanan kesehatan puskesmas tersebut.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian sastra. Penelitian literatur adalah

proses pengumpulan data dari berbagai literatur (seperti buku dan jurnal)

untuk membandingkan hasil penelitian yang satu dengan yang lainnya.

Tujuan penelitian studi pustaka ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan

pasien terhadap kualitas pelayanan perawatan gigi dan mulut Puskesmas.

B. Sumber Data

Sumber data sekunder merupkan data pendukung yang diperlukan

untuk melengkapi data primer yang dikumpulkan.Hal ini dilakukan sebagai

upaya penyesuaian dengan kebutuhan data lapangan terkait fokus kajian

penelitian.

C. Metode Penelitian

Metode pengumpulan data dilakukan melalui penelitian

kepustakaan.Metode pencarian hasil publikasi ilmiah antara tahun 2011-2021

dengan menggunakan kata kunci Google Scholar “Upaya Peningkatan

Kualitas Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut”, dan penulis hanya membayar

perhatian ke 4 Dua jurnal memenuhi kriteria inklusi.Studi ini menentukan

kepuasan pasien terhadap kualitas layanan kesehatan gigi dan

mulut.Kemudian hasil penelitian dianalisis dan diringkas.


D. Kriteria Pengumpulan Data

Subjek studi literatur berfokus pada Upaya Peningkatan Mutu

pelayanan kesehatan gigi dan mulut.dengan kriteria:

1. Kriteria inklusi

a. Jurnal yang dipublikasikan pada 5-10 tahun terakhir (2011-2021)

b. Jurnal yang berkaitan dengan Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan

Kesehatan Gigi dan Mulut

c. Jurnal dengan studi penelitian menggunakan metode deskriptif

2. Kriteria ekslusi

a. Jurnal yang tidak sesuai dengan topik penelitian

b. Artikel literatur review

E. Analisa Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk

sederhana yang mudah dibaca dan diimplementasikan untuk memperjelas

informasi data. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

deskriptif dan kualitatif, yaitu sekumpulan data dirangkum dan informasi

disajikan dalam bentuk tabel.Penelitian deskriptif bertujuan untuk

mendeskripsikan satu atau lebih variabel penelitian secara mendalam untuk

mengetahui nilai variabel atau perbedaan atau hubungan antar data (Sosila

dan Suyanto, 2014). Tahapan analisis data adalah:

1. Data Colettion (Pengumpulan Data)

Dengan menggunakan data yang diperoleh dari hasil pencarian

dengan menggunakan kata kunci “Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan


Kebersihan Gigi dan Mulut” di Internet pada situs pencarian Google

Scholar, diperoleh empat jurnal. Kemudian kumpulkan 4 jenis buku harian

ini ke dalam sebuah folder dan kategorikan agar lebih mudah dianalisis.

2. Data Reduction (Reduksi Data) Reduksi data adalah proses

konsentrasi, penyederhanaan dan abstraksi. Cara untuk mereduksi

datanya adalah dengan membuat ringkasan atau deskripsi singkat, dengan

membuat tabel penelitian yang menekankan pada klasifikasinya sebagai

suatu pola, membuang isi yang tidak penting, dan memudahkan untuk

menarik kesimpulan.

3. Data Display (Penyajian Data)

Representasi data adalah sekumpulan informasi yang dihimpun

agar memberikan kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan mengambil

tindakan agar representasi data tidak menyimpang dari subjek.Isi

penelitian ini tercermin dalam tabel yang berisi peneliti (tahun) dan judul,

tujuan penelitian, desain penelitian, narasumber, pengumpulan data dan

hasil penelitian.

4. Conclusions/Verifying (Penarikan Kesimpulan)

Untuk mencapai kesimpulan adalah mencoba menemukan atau

memahami arti dan keteraturan pola penjelas.Kesimpulan dari analisis

adalah bahwa isi jurnal bersifat ekspresif dan kasat mata, bukan

diwujudkan dalam pengertian jawaban peneliti atas pertanyaan dan tujuan

penelitian.
DAFTAR ISI

Nurul Hidayattul Ulumiyah. 2018. “Meningkatkan Pelayanan


Kesehatan Frngan Penerapan Upaya Keselamatan Pasien Di
Puskesmas.” Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia 6(2): 49-
155.

Randi Gopdianto, A. J. M Rattu, And Ni Wayan Marianti. 2015.


“Status Kebersihan Dan Perilaku Menyikat Gigi Anka Sd
Negeri 1 Malalayang.” Jurnal E-Gigi (Eg) 3(1): 1-9.

Nurzil Laily Nur Azizah And M. Very Setiawan. 2017. “Pengelolaan


Informasi Kesehatan Secara Terintegrasi Untuk
Memaksimalkan Layanan Kesehatan Kepada Pasien Di Rumah
Sakit. “ Indonesia Journal Of Pharmaceutical Science And
Technologi 4(3).

Cahya Septia Sardiawan And Putri Dedi K.H.2015. “Hubungan


Persepsi Dimensi Mutu Pelayanan Dengan Pemanfaatan
Pelayanan Rawat Jalan Pada Pasien Jaminan Kesehatan
Nasnional Di Rumah Sakit Siloam Bali.” Jurnal Ilmiah
Kesehatan Dan Dinas 1(2)

Amrullah Aziz. 2015 . “Peningkatan Mutu Pendidikan.” Stai


Pancawahana Bangijil. Untung Surapati 366 Bang 10(2):22021.
Abdurahman. 2016. “Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan
Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Peserta
Jamkesmas Di Blu Rsup Prof.Dr. R.D. Kandou Manado.” Pgsd
Kelas Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang
3(2).
Ulumiyah. 2018. “Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan
Penerapan Upaya Keselamatan Pasien Di Puskesmas.” 6(2):
03–92.
Nurul.Hidayatul. 2018. “Pelaksanaan Fungsi Puskesmas (Pusat
Kesehatan Masyarakat) Dalam Meningkatkan Kualitas
Pelayanan Kesehatan Di Kecamatan Long Kali Kabupaten
Paser.” Universitas Airlangga 6(2): 149–55.
Tri Wahyu Herlambang, Ismiarta Aknuranda, And Mochamad
Chandra Saputra. 2018. “Pengembangan Sistem Informasi
Kesehatan Berbasis Web Berdasarkan Model Organisasi.
Lina Yulianti, Onny Setiani, And Yusniar Hanani D.
2012. “Faktor-Faktor Lingkungan Fisik Rumah Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran Kabupaten Ciamis.”
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia 11(2): 1–7.
M.Abdurrahman Shidiq, , Ayun Sriatmi, And Septo Pawelas Arso.
2018. “Analisis Budaya Organisasi Puskesmas Sebagai Badan
Layanan Umum Daerah (Blud) Di Kota Semarang.” Jurnal
Kesehatan Masyarakat (E-Journal) 6(2): 2356–3346.
O;urysd
Abdurahman. 2016. “Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan
Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Peserta
Jamkesmas Di Blu Rsup Prof.Dr. R.D. Kandou Manado.” Pgsd Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang 3(2).

Anda mungkin juga menyukai