Kelompok 2 Skenario 2
Kelompok 2 Skenario 2
Kata Sulit
DVS : Tekanan intravascular di dalam vena cava thoracal
2. Kalimat Kunci
Seorang perempuan berusia 60 tahun
Keluhan sesak napas berat sejak 2 jam yang lalu
Pasien sudah sering sesak apabila naik tangga ataupun aktivitas
berat
Sering terbangun malam karena sesak
Pernah kontrol di Puskesmas dan diberikan terapi furosemide 40
mg o.d; atenolol 50 mg o.d; warfarin o.d;digoxin 0,2 mg o.d tetapi
pasien tidak control teratur
Pemeriksaan fisik didapatkan :
Tekanan darah 190/100 mmHg
5) Sesak nafas saat tidur sering kita sebut sebagai dyspnea paroksimal
nocturnal (PND).
Dyspnea paroksismal nocturnal (PND) adalah sensasi sesak apas
yang membangkitkan pasien, sering setelah 1 atau 2 jam tidur dan
legah dalam posisi tegak. Dyspnea paroksismal nokturnal, istilah ini
mengacu pada episode akut sesak napas yang hebat dan batuk yang
umumnya terjadi pada malam hari dan membangunkan pasien dari
tidur, biasanya 1-3 jam setelah pasien beristirahat. Gejala ini dapat
disertai batuk atau mengi, kemungkinan karena peningkatan tekanan
pada arteri bronchial menyebabkan kompresi saluran napas, bersama
dengan edema paruinterstisial yang menyebabkan peningkatan retensi
saluran napas. 8
Dyspnea paroksismal nocturnal diperkirakan disebabkan oleh
perpindahan cairan ke jaringan ke dalam kompartemen intravascular
sebagai akibat dari posisi terlentang. Pada siang hai saat pasien
melakukan aktivitas, tekanan hidrostatik meningkat, khususnya pada
bagian bawah tubuh karena adanya gravitasi, peningkatan volume
cairan, dan peningkatan tonus simpatetik. Dengan peningkatan tekanan
hidrostatik ini sejumlah cairan keluar masuk ke area jaringan secara
normal. Namun, dengan posisi terlentang tekanan pada kapiler-kapiler
dependen menurun dan cairan diserap kembali ke dalam sirkulasi.
Peningkatan volume cairan dalam sirkulasi akan memberikan jumlah
tambahan darah yang dialirkan ke jantung untuk dipompa tiap menit
(peningkatan beban awal) dan memberikan beban tambahan pada dasar
vascular pulmonal yang telah mengalami kongesti. 8,9
B. Penghambat β-Blocker
C. Diuretik
7) Diferensial Diagnosis
GAGAL JANTUNG AKUT
Definisi
Gagal Jantung Akut didefinisikan sebagai cepat/rapid onset atau
adanya perubahan mendadak gejala atau tanda gagal jantung. Gagal
Jantung Akut dapat pula disebabkan abnormalitas dari beberapa aspek
fungsi jantung. Pada pasien yang pernah menderita gagal jantung,
seringkali pemicunya terlihat dengan jelas (seperti aritmia, pengobatan
diuretik yang tidak tuntas pada pasien dengan gagal jantung tipe rEF
dan volume overload atau hipertensi berat pada pasien gagal jantung
tipe pEF).12
Gejala
Klasifikasi Klinis
Diagnosis GJA
Penatalaksanaan GJA
Sesudah penilaian awal, semua pasien harus diberikan
terapi oksigen, dan NIV. Target terapi pada fase prehospital atau
ruang emergensi adalah segera memperbaiki oksigenasi jaringan
dan mengoptimalkan hemodinamik dan saat bersamaan segera
memperbaiki simtom-simtom dan memungkinkan untuk intervensi.
Strategi terapi spesifik harus berdasarkan ciri khas kondisi klinis
yang terutama seperti berikut ini.12
Prognosis
Diagnosis
Diagnosis EPA didasarkan pada simtom dan gejala klinis yaitu
distress pernapasan yang hebat, ronki di seluruh lapangan paru dan
orthopnoe. Beberapa pemeriksaan penunjang yang mendukung adalah
foto toraks, EKG, Ekokardiografi dan laboratorium. Foto toraks harus
segera dilakukan dan sangat membantu dalam menegakkan suatu
EPA.12
Gejala Klinis
1. Riwayat penyakit jantung akut Orthopnoe
2. Sesak napas
3. Edema tungkai
4. Akral dingin
5. S3 gallop
6. Distensi vena jugularis
7. Ronki basah
Penatalaksanaan
Prognosis
MITRAL STENOSIS
DEFINISI
MANIFESTASI KLINIS
PENATALAKSANAAN
5. Kesimpulan
Daftar Pustaka
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016