1. 1. MAKALAH HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGAN PENGANTAR
PENDIDIKAN Disusun Oleh : 1. Dea Pratiwi (1702101092) 2. Muhammad Aiza M. (1702101081) Dosen Pengampu : Fauzatul Ma’rufah R., M.Pd. S1-PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI MADIUN 2017 2. 2. 2 3. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas petunjuk rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah Hakikat Manusia dan Pengembangannya dari mata kuliah Pengantar Pendidikan tanpa halangan suatu apapun dan dapat menyelesaikannya tepat pada waktu yang telah ditentukan. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Madiun, 21 September 2017 Tim Penulis 4. 3. 3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..............................................................................................................1 KATA PENGANTAR ..........................................................................................................2 DAFTAR ISI..........................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.........................................................................................................4 B. Rumusan Masalah....................................................................................................4 BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Hakikat Manusia.......................................................................................5 B. Sifat-Sifat Hakikat Manusia........................................................................................5 C. Wujud Sifat Hakikat Manusia ...................................................................................6 D. Empat Dimensi Hakikat Manusia .............................................................................8 E. Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia ...............................................................10 F. Sosok Manusia Indonesia Seutuhnya ........................................................................11 BAB III KESIMPULAN & SARAN A. Kesimpulan ...............................................................................................................12 B. Saran ..........................................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................13 5. 4. 4 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi potensi kemanusiannya. Tugas mendidik hanya mungkin dilakukan dengan benar dan tepat tujuan, jika pendidik memiliki gambaran yang jelas tentang siapa manusia itu sebenarnya. Manusia memiliki ciri khas yang secara prinsipiil berbeda dengan hewan. Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu (integrated) dari apa yang disebut sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Pemahaman pendidik terhadap sifat hakikat manusia akan membentuk peta tentang karakteristik manusia. Peta ini akan menjadi landasan serta memberikan acuan baginya dalam bersikap, menyusun strategi, metode, dan teknik, serta memilih pendekatan dan orientasi dalam merancang dan melaksanakan komunikasi transaksional didalam interaksi edukatif. Dengan kata lain, dengan menggunakan peta tersebut sebagai acuan seorang pendidik tidak mudah terkecoh kedalam bentuk bentuk transaksional yang patologis dan berakibat merugikan subjek didik. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan sifat sifat hakikat manusia ? 2. Apa sajakah dimensi hakikat manusia ? 3. Bagaimana pengembangan dimensi hakikat manusia ? 6. 5. 5 BAB II KAJIAN TEORI A. PENGERTIAN HAKIKAT MANUSIA Hakikat manusia adalah sebagai berikut : a. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. b. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial. c. yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya. d. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya. e. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati. f. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas. g. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat. h. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial. B. SIFAT SIFAT HAKIKAT MANUSIA Sifat hakikat manusia menjadi bidang kajian filsafat, khususnya filsafat antropolgi. Hal ini menjadi keharusan oleh karena pendidikan bukanlah sekedar soal praktek melainkan praktek yang berlandasan dan bertujuan. Sedangkan landasan dan tujuan pendidikan itu sendiri bersifat filosofis normatif. Bersifat filosofis karena untuk mendapatkan landasan yang kukuh diperlukan adanya kajian yang bersifat mendasar, sitematis, dan universal tentang ciri hakiki manusia. Bersifat normative karena pendidikan mempunyai tugas untuk 7. 6. 6 menumbuhkembangkan sifat hakikat manusia tersebut sebagai suatu yang bernilai luhur, dan hal itu menjadi keharusan. 1. Pengertian sifat hakikat manusia. Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri ciri karakteristik, yang secara prinsipiil (jadi bukan hanya gradual) membedakan manusia dari hewan. Meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama jika dilihat dari segi biologisnya. 2. Pendidikan Bersifat Filosofis Filosofis berarti berdasarkan pengetahuan dan penyelidian dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukum termasuk teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan (berintikan logika, estetika, metafisika, epistemology dan falsafah) untuk mendapatkan landasan pendidikan yang kukuh diperlukan adanya kajian yang bersifat mendasar, sistematis dan Universal tentang ciri hakiki manusia. 3. Pendidikan Bersifat Normatif Normatif berarti bersifat norma atau mempunyai tujuan/aturan Pendidikan mempunyai tugas untuk menumbuh kembangkan sifat hakikat manusia sebagai sesuatu yang bernilai luhur, dan hal itu menjadi keharusan. C. WUJUD SIFAT HAKIKAT MANUSIA Pada bagian ini akan dipaparkan wujud sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki oleh hewan) yang dikemukakan oleh paham existensialisme, dengan maksud menjadi masukan dalam membenahi konsep pendidikan yaitu : a. Kemampuan Menyadari Diri Berkat adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia, maka manusia menyadari bahwa dirinya (akunya) memiliki ciri khas atau karakteristik diri. Hal ini menyebabkan manusia dapat membedakan dirinya dengan aku-aku yang lain (mereka) dan dengan non-aku (lingkungan fisik) disekitarnya. Bahkan bukan hanya membedakan, lebih dari itu manusia mampu membuat jarak (distansi) dengan lingkungannya, baik berupa pribadi maupun non pribadi/benda. Orang lain 8. 7. 7 merupakan pribadi pribadi disekitar, adapun pohon, batu, cuaca, dan sebagian merupakan lingkungan pribadi. b. Kemampuan Bereksistensi Kemampuan bereksistensi perlu dibina melalui pendidikan. Peserta didik diajar agar belajar dari pengalamannya, belajar mengantisipasi sesuatu keadaan dan peristiwa, belajar melihat prospek masa depan dari sesuatu serta mengembangkan daya imajinasi kreatif sejak dari masa kanak kanak. c. Pemilikan Kata Hati Kata hati atau conscience of man juga sering disebut dengan hati nurani, lubuk hati, suara hati, pelita hati, dan sebagainya. Dengan sebutan “pelita hati” atau “hati nurani” menunjukan bahwa kata hati itu adalah kemampuan pada diri manusia yang memberi penerangan tentang baik buruknya perbuatan sebagai manusia. d. Moral Moral yang singkron dengan kata hati yang tajam ialah yang benar benar baik bagi manusia sebagai manusia merupakan moral yang baik atau moral yang tinggi (luhur) e. Kemampuan Bertanggung Jawab Tanggung jawab merupakan kesedian menerima konsekuensi dari perbuatan. Tanggung jawab dapat diartikan sebagai keberanian untuk menentukan bahwa sesuatu perbuatan sesuai dengan tuntutan kodrat manusia, dan bahwa hanya karena itu perbuatan tersebut dilakukan sehingga sanksi apapun yang dituntukan (oleh kata hati, oleh masyarakat, oleh norma-norma agama) diterima dengan penuh kesadaran dan kerelaan. f. Rasa Kebebasan (Kemerdekaan) Terikat Merdeka adalah rasa bebas (tidak merasa terikat oleh sesuatu), tetapi sesuai dengan tuntutan kodrat manusia. Kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya memang berlangsung dalam keterikatan atau bebas berbuat sepanjang tidak bertentangan dengan tuntutan kodrat manusia. Dan kemerdekaan berkaitan erat dengan kata hati dan moral. Seseorang mengalami rasa merdeka apabila moralnya sesuai dengan apa yang dikatakan oleh kata hatinya (sesuai tuntutan kodrat manusia) dan siap dipertanggung jawabkan dan tidak menimbulkan rasa kekhawatiran (rasa ketidak merdekaan). 9. 8. 8 g. Kewajiban dan Hak Kewajiban dan hak adalah dua manesfestasi dari manusia sebagai makhluk sosial. Tak ada hak tanpa ada kewajiban. Jika seseorang memiliki hak maka ada orang lain yang berkewajiban memenuhi hak tersebut. Namun pada kenyataannya hak dianggap menjadi sesuatu yang menyenangkan, sedangkan kewajiaban dianggap menjadi suatu beban. Namun sebenarnya bukan suatu beban melainkan suatu keniscayaan. Artinya selama manusia mau dianggap manusia sesungguhnya jika ia sudah menjalankan kewajibannya. h. Kemampuan Menghayati Kebahagiaan Kebahagiaan sebenarnya adalah istilah yang lahir dari kehidupan manusia. kebahagiaan itu rupanya tidak terletak pada keadaannya sendiri secara faktual atuapun pada rangkaian prosesnya tetapi terletak pada kesanggupannya menghayati semua itu dengan keheningan jiwa, dan menundukan suatu hal di dalam rangkaian atau ikatan tiga hal yaitu usaha, norma-norma dan takdir. Kebahagiaan dapat diusahakan peningkatannya. Ada dua hal yang dapat dikembangkan yaitu adalah kemampuan berusaha dan kemampuan menghayati hasilusaha dalam kaitanya dengan takdir. Dengan demikian pendidikan mempunyai peranan penting sebagai wahana untuk mencapai kebahagiaan, utamanya pendidikan keagamaan. D. EMPAT DIMENSI HAKIKAT MANUSIA a. Dimensi Keindividualan Manusia merupakan mahluk monodualis ciptaan Tuhan yang dikaruniai status sebagai kholifah Allah diatas bumi. Manusia dianugerahi keadaan jasmani yang lemah namun memiliki potensi-potensi jasmaniah (konstruksi tubuh lengkap), rokhaniah (cipta, rasa, karsa, intuisi, bakat-bakat umum dan khusus) serta kondisi lingkungan tertentu (bangsa, suku, ras, adat istiadat, kebudayaan). Dengan berinteraksi secara aktif dengan lingkunganya, secara bertahap tumbuhlah kesadaran diri pada anak manusia, sehingga memungkinkan dapat membedakan diri dengan orang lain dan alam sekitar. Karena tanpa hubungan dengan orang lain tidak mungkin tubuh menjadi individu yang baik - baik. Menurut M.J Langeveld menyatakan bahwa setiap anak memiliki dorongan untuk mandiri yang sangat kuat 10. 9. 9 meskipun disisi lain pada anak terdapat rasa tidak berdaya sehingga memerlukan pihak lain untuk member perlindungan dan bimbingan. Sifat kemandirian untuk memikul tanggung jawab merupakan ciri yang sangat esensial dari adanya individualitas pada diri manusia. b. Dimensi Kesosialan Setiap bayi yang dilahirkan memiliki potensi sosialitas. Menurut M.J Langeveld bahwa setiap anak dikaruniai benih kemungkinan untuk bergaul.. Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampak jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan adanya pergaulan, setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Menurut Immanuel Kant bahwa manusia hanya menjadi manusia jika berada diantara manusia. Seseorang dapat mengembangkan individualitasnya di dalam pergaulan sosial, karena di situ manusia berkesempatan untuk belajar dari orang lain, mengidentifikasi sifat-sifat yang dikagumi dari orang lain untuk dimilikinya, serta menolak dari sifat yang tidak disukainya. Dimensi kesosialan manusia tumbuh berkat adanya rasa saling membutuhkan. Untuk saling membantu, saling melengkapi antar mereka, baik anak- anak maupun orang tua dan manusia lainya. c. Dimensi Kesusilaan Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi. Akan tetapi di dalam kehidupan bermasyarakat orang tidak hanya berbuat yang pantas tetapi juga kesopanan.. Pada hakikatnya manusia memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan susila, serta melaksanakanya. Sehingga dikatakan manusia itu adalah mahluk susila. Pendidikan kesusilaan meliputi rentangan yang luas penggarapanya, mulai dari ranah kognitif yaitu mengetahui sampai kepada menginternalisasi nilai sampai kepada ranah efektif dan meyakini, meniati sampai kepada siap sedia untuk melakukan. Implikasi pedegogisnya ialah bahwa pendidikan kesusilaan berarti menanamkan kesadaran melakukan kewajiban dari pada hak pada peserta didik. d. Dimensi Keberagamaan Pada hakikatnya manusia adalah mahluk religius. Sebelum manusia mengenal agama, mereka mempercayai adanya kekuatan supranatural yang menguasai alam semesta 11. 10. 10 ini. Akan tetapi, setelah ada agama maka manusia mulai menganutnya. Beragama merupakan kebutuhan manusia, karena manusia adalah mahluk yang lemah. Sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan agama demi keselamatan hidupnya. Manusia dapat mengahayati agama melalui proses pendidikan agama. Itulah dimensi– dimensi pada manusia yang menyebabkan manusia berbeda dengan hewan. E. PENGEMBANGAN DIMENSI HAKIKAT MANUSIA Ada dua macam pengembangan hakikat manusia yaitu pengembangan yang utuh dan pengembangan yang tidak utuh. 1. Pengembangan yang utuh Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua factor, yaitu kualitas dimensi hakikat manusia itu sendirisecara potensial dan kulitas pendidikan yang disediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangannya. Selanjutnya perkembangan yang utuh dapat dilihat dari berbagai segi yaitu : a. Dari wujud dimensinya Keutuhan terjadi antara aspek jasmani dan rohani, antara dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan, dan keberagaman, antara aspek kognitif, afektif, dan fisikomotor. Pengembangan aspek jasmaniah dan rohaniah dikatakan utuh jika keduanya mendapat pelayanan secara seimbang. b. Dari arah pengembangan Keutuhan pengembangan dimensi hakikat manusia dapat diarahkan kepada pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keberagaman secara terpadu. Keempat dimensi tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain. 2. Pengembangan yang tidak utuh Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi di dalam proses pengembangan jika ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk ditangani, misalnya dimensi kesosialan didominasi oleh pengembangan domain kognitif. Pengembangan yang tidak utuh berakibat terbentuknya kepribadian yang pucang dan tidak mantap. Pengembangan semacam ini merupakan pengembangan yang patologis. 12. 11. 11 F. SOSOK MANUSIA INDONESIA SEUTUHNYA Sosok manusia Indonesia seutuhnya dirumuskan didalam GBHN mengenai arah pembangunan jangka panjang. Dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan itu tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah, seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan, ataupun , kepuasan batiniah seperti pendidikan, rasa aman, bebas mengeluarkan pendapat yang bertanggung jawab, atau rasa keadilan, melainkan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan anatara keduanya sekaligus batiniah. Selanjutnya juga diartikan sebagai keselarasan atau sebagian dari masyarakat, hubungan manusia dengan Tuhannya, antara sesama manusia, antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya, keserasian hubungan antara bangsa- bangsa, dan juga keselarasan antara cita-cita hidup didunia dengan kebahagian di akhirat. 13. 12. 12 BAB III KESIMPULAN & SARAN 3.1 KESIMPULAN Manusia memiliki ciri khas yang secara prinsipiil berbeda dengan makhluk yang lain. Ciri khas tersebut terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang disebut sifat hakikat manusia. Hakikat manusia memiliki beberapa dimensi, yaitu dimensi keindividualan, dimensi kesosialan, dimensi kesusilaan, dimensi keberagamaan Melalui pendidikan dimensi-dimensi tersebut akan mengalami perkembangan sesuai dengan pendidikan yang dilakukan. Perkembangan tersebut memiliki dua arah, yaitu pengembangan yang utuh dan pengembangan yang tidak utuh. Keutuhan terjadi antara aspek jasmani dan rohani, antara dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan,dan keberagamaan. Pengembangan hal-hal tersebut dikatakan utuh jika keseluruhannya mendapatkan pelayanan yang berimbang. 3.2 SARAN Setelah mempelajari materi tentang hakikat manusia dan pengembangannya. Sebagai calon guru, mahasiswa PGSD harus menjiwai secara keseluruhan aspek yang mempengaruhi pengembangan hakikat manusia guna menciptakan generasi yang kreatif dan berpotensi. 14. 13. 13 DAFTAR PUSTAKA Tirtarahardja, Umar dan Sulo, La, S.L.. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Pujiati. 2012. Hakikat Manusia dan Pengembangannya. Makalah Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas Sriwijaya. Palembang: tidak diterbitkan