Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nurul Aulia Saputri

NIM : 5112419038

Polusi Udara yang disebabkan oleh pembakaran lahan di Delhi dan pembukaan lahan
baru di Palangkaraya

Kondisi polusi udara di Delhi sangat buruk hingga mengurangi jarak pandang sehingga
berbahaya terutama bagi pengendara. Pada tingkat tertentu polusi udara di kota Delhi dapat
menyebabkan kematian.

Pertumbuhan kota Delhi yang meningkat secara cepat dalam 10 tahun populasi penduduk
Delhi meningkat lebih dari 7 juta jiwa. Penggunaan kendaraan pribadi yang semakin banyak
seiring dengan benyaknya peningkatan populasi penduduk, menjadi salah satu penyebab
makin buruknya pencemaran udara di Delhi. Semakin tinggi pertumbuhan kota semakin
banyak konstruksi yang turut menyumbang partikel debu di udara dan industry yang
mengkontaminasi lingkungan.

Pada bulan Oktober da November dimana tingkat polusi udara Delhi sangat tinggi,
disebabkan oleh asap yang berasal dari kota yang terletak berdampingan dengan Delhi.
Punjab dan Haryana kota tersebut merupakan pusat pertanian India. Ketika masa panen
petani membersihkan lahannya dengan cara instant yaitu mebakar lahanya. Asap dari hasil
pembakaran lahan tersebut ditransfer angin menuju kota Delhi.

Asap kiriman dari Punjab dan Haryana semakin memburuk di Delhi dikarenakan kondisi
georafi dimana pegunungan Himalaya menjadi pengghalang menyebarnya asap ke tempat
lain sehingga membuat asap mengarah langsung ke Delhi. Kemudian udara dingin
pegunungan Himalaya menyelimuti kota Delhi, kemudian udara hangat dari dataran rendah
juga melapisi kota sehingga polusi udara yang berasal dari asap pembakaran terperangkap di
Delhi.
Akar masalah penyebab memburuknya kualitas udara di Delhi adalah perilaku masyarakat
pertanian di Punjab dan Haryana yang memilih jalan praktis untuk membersihkan lahan
pertanian. Mereka memilih melakukan pembakaran lahan utuk membersihkan sisa sisa panen.
Oleh karena itu asap yang dihasilkan dari pembakaran tersebut terbawa angina menuju Delhi
dann mencemari kualitas udara di Delhi.

Sama halnya dengan Delhi, Palangkaraya juga mengalami tingkat polusi udara di atas batas
normal. Setiap tahun polusi udara yang berupa kabut asap menyelimuti kota Palangkaraya
Kalimantan Tengah. Data BMKG mencatat indeks partikulat pada udara kota Palangkaraya
melebihi 1.000 Padahal indeks di atas 350 sudah dikategorikan sebagai bahaya.

Pembukaan lahan pertanian secara ilegal dengan cara membakar hutan menjadi salah satu
penyebab makin buruknya kualitas udara di Palangkaraya. Didukung dengan adanya
peristiwa alam El nino menyebabkan kebakaran hutan yang semakin parah dan sulitnya
pemadaman api sehingga semakin banyak asap yang mengkontaminasi udara.

Tidak hanya itu asap yang terjadi akibat tindakan pembakaran hutan sebagai pembukaan
lahan baru juga menyebar ke daerah lain yaitu Sumatra, Singapura dan Malaysia. Pada 2016,
kajian para ahli di Universitas Harvard dan Columbia di Amerika Serikat menyebutkan
bahwa kabut asap yang berasal dari pembakaran lahan dan hutan di Indonesia pada tahun
sebelumnya mungkin saja telah menyebabkan 100.000 kematian prematur. Ditambahkan,
lebih dari 90% dari kematian tersebut berada di Indonesia, sisanya terdapat di Malaysia dan
Singapura.
Dampak buruk dari perilaku pemabakaran hutan maupun lahan yang terus dilakukan akan
menyebabkan kerusakan lingkungan dan membahayakan ratusan jiwa penduduk hutan dan
manusia.

Anda mungkin juga menyukai